Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Istiara Bakti
"Resin komposit merupakan bahan restorasi sewarna gigi yang dikenal mempunyai keunggulan estetis. Salah satu sifat estetisnya adalah efek bunglon, yakni kemampuan penyesuian warna dengan keadaan sekitarnya, yang ditandai dengan adanya pergeseran warna. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pergeseran warna pada resin komposit nanofiller. Jenis penelitian ini adalah studi eksperimental laboratoris. Terdapat satu kelompok kontrol resin komposit yang ditumpat di mold dan empat kelompok perlakuan yang ditumpat pada empat shade warna gigi tiruan akrilik yang telah dipreparasi. Uji warna dilakukan dengan prinsip spectrophotometer menggunakan alat vita easy shade pada 0 hari setelah penumpatan, serta 1 dan 7 hari setelah perendaman di dalam aquades. Analisis bivariat menunjukkan terdapat pergeseran warna pada resin komposit nanofiller di setiap shade.

Composite resin is a tooth-colored restorative material that is known to have an aesthetic advantage. One of its aesthetic properties is the chameleon effect which is defined as the color adjustment ability to the surrounding circumstance, which is marked by a color shifting of the composite resin. The aim of this study is to prove the existence of nanofiller composite resin color shifting. This research is a laboratory experimental study. There is one control group of composite resin which is filled in the mold and four treated group which is filled in four shades of prepared acrylic artificial teeth. The color test is carried out by a spectrophotometer principle using vita easy shade at 0 days after filling, and 1 and 7 days after immersion in distilled water. The bivariate analysis showed that there is a color shifting in nanofiller composite resin in each shade.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhila Ramanitya
"Tujuan penelitian ini adalah melihat kekerasan permukaan dasar komposit resin aktivasi sinar yang berbeda warna. Tiga kelompok spesimen komposit resin warna terang (B1), sedang (A3), gelap (C3) dari Z250XT, 3M ESPE (USA) berbentuk silinder dipolimerisasi menggunakan LED light curing unit. Uji kekerasan dilakukan menggunakan Knoop Microhardness Tester. Hasil menunjukkan bahwa komposit resin warna terang (B1), sedang (A3) dan gelap (C3), berurutan, 82,4+1.1 KHN, 75,9+1.2 KHN dan 65.9+1.91 KHN. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,001) antara masing-masing kelompok spesimen komposit. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kekerasan permukaan dasar komposit resin antara warna yang berbeda.

The objective of the present study was to observe the undersurface microhardness of nanofilled light-cured resin composites of different shades. Three groups of specimens are used, light-shade(B1), medium-shade(A3), and dark-shade(C3) from Z250XT,3M ESPE-USA in the silinder form which later polymerized using LED light curing unit. The microhardness was tested using Knoop Microhardness Tester. The microhardness test result of light (B1), medium (A3), and dark shade (C3), 82,4+1.1 KHN, 75,9+1.2 KHN and 65.9+1.91 KHN respectively. The result showed a significant difference (p<0,001) between each group. The study proved difference undersurface microhardness between different shades of resin composite.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Surya Heri Itanto
"Latar Belakang: Perawatan restorasi resin komposit nanofilled dan nanohybrid memerlukan prosedur pemolesan untuk mengurangi tingkat kekasaran permukaan sehingga permukaan halus dan mengkilap.
Tujuan: Membandingkan kekasaran permukaan resin komposit nanofilled dan nanohybrid setelah pemolesan menggunakan teknik multiple-step.
Metode: 40 spesimen resin komposit yang dibagi ke dalam 2 kelompok 20 spesimen nanofilled Filtek Z350XT A dan 20 spesimen nanohybrid Filtek Z250XT B dipersiapkan kemudian dipoles. Setelah direndam dalam saliva buatan selama 24 jam, tingkat kekasaran permukaan diukur dengan surface roughness tester.
Hasil: Hasil rerata tingkat kekasaran permukaan beserta standar deviasi kelompok A adalah 0,0967 m 0,0174 sedangkan kelompok B adalah 0,1217 m 0,0244. Secara statistik p=0,05 terdapat perbedaan signifikan antara kedua kelompok.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa tingkat kekasaran permukaan resin komposit nanofilled setelah pemolesan dengan teknik multiple-step lebih baik dibandingkan dengan nanohybrid.

Background: Restorative treatment using nanofilled and nanohybrid composite should be finished and polished to reduce surface roughness and create smoother surface of the composite.
Objective: To compare the surface roughness nanofilled and nanohybrid composite resin after polishing using multi step technique.
Method: 40 composite resin specimens were divided into 2 groups 20 nanofilled specimens Filtek Z350XT A and 20 nanohybrid specimens Filtek Z250XT B was prepared and then polished. After immersion in artificial saliva for 24 hours, the surface roughness is measured with a surface roughness tester.
ResultL The mean surface roughness results along with standard deviation of group A is 0,0967 m 0,0174 while group B is 0,1217 m 0,0244. Statistically with p 0.05 , there are significant differences between each group.
Conclusion: Surface roughness of nanofilled composite resin after polishing with multiple step technique is better than nanohybrid.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Fauzi
"Kemajuan teknologi pendeketeksi hasil sinar X-ray fluoresence semakin berkembang, adanya teknologi elektronik semikonduktor membuat sistem pendeteksian semakin ramping dan simpel. Penggantian bagian detektor alat XRF Arl - quant'X bertujuan untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan kemampuan alat tersebut di instalasi radiometalurgi- PTBBN. Peningkatan performa X-ray fluorescence dengan men-upgrade dari PCD (Peltier Cooled Detector) ke SDD (Silicon Drift Detector) berhasil dibuktikan degan data kalibrasi gain DAC yang sesuai pengaturan (setting), uji kestabilan operasi di perulangan 50 kali proses yang memenuhi kategori stabil (On Spec), nilai resolusi terbaik yang ditunjukan oleh nilai Full Width at Half Maximum (FWHM) sebesar 158 KeV, dan hasil pengujian kualitatif dengan ketepatan identifikasi spektrum di setiap unsurnya (Zr, Sn, Cr & Ni) serta hasil pengujian kualitatif komposisi unsur standard zicronium (Zr=98%, Sn=1,4&, Cr=0,1%, Ni=0,05%) te;ah sesuai dengan sertifikat CRM JAEA yang menjadi acuannya. "
Tangerang: Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
621 PIN : 18 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indriani
"Penumpatan gigi yang berlubang dengan menggunakan bahan tumpat gigi sering dilakukan. Alasan dilakukannya penumpatan lubang gigi adalah mencegah perluasan lubang menjadi lebih besar dan juga menjaga kesehatan struktur gigi yang tersisa. Jenis bahan tumpat gigi yang paling sering digunakan di rumah sakit, puskesmas, dan klinik pribadi ialah bahan tumpat amalgam, GIC, dan resin komposit.
Tujuan : Tujuan dari survei ini adalah untuk memaparkan penggunaan bahan tumpat amalgam, GIC, dan resin komposit di RSGMP FKG UI pada tahun 2005, 2006, dan 2007.
Metode : Survei ini merupakan survei deskriptif dengan melakukan pengambilan data sekunder dari kartu status pasien konservasi RSGMP FKG UI pada tahun 2005, 2006, dan 2007. Jumlah subyek survei yang diambil adalah 364 kartu status, yang kemudian dikategorikan menurut waktu penumpatan, usia pasien, jenis kelamin, dan regio gigi yang ditumpat.
Hasil : Didapatkan informasi bahwa pasien dewasa paling sering mendapatkan perawatan restorasi, pasien wanita lebih banyak mendapatkan perawatan restorasi, regio posterior lebih banyak direstorasi, dan tahun 2007 merupakan waktu penumpatan paling banyak dilakukan.

Teeth restorations using restorative materials are often implemented. The reasons of restoring caries are to prevent it become larger and to conserve tooth structure remains. Restorative materials which are most often used in hospitals, public health center, and private clinic are amalgam, GIC, and composite resin.
Objective : Objective of this survey is to describe the usage of amalgam, GIC, and composite resin at RSGMP FKG UI in 2005, 2006, and 2007.
Method : This survey is a descriptive survey by collecting secondary data from restored patients?s dental status at RSGMP FKG UI in 2005, 2006, and 2007. Total of survey subjects taken are 364 dental status, which are then categorized based on time of restoration, patients?s age, sex, and restored tooth region.
Result : It is known that there are differences between the usage of amalgam, GIC, and composite resin based on time of restoration, patients?s age, sex, and restored tooth region ; adults are more often to get teeth restorations than children, teenagers, and elderly persons ; women are more often to get teeth restorations than men ; posterior teeth are more often to be restored than anterior teeth ; and year 2007 is a year when the most restorations are implemented.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Affiyanti Sandyarani
"Human Facrors Engineering (Ergonomis) merupakan salah satu teknik dalam pendekatan Task-Based Improvemen! Techniques. Langkah awal penerapan teknik faktnr manusia ini membutuhkan suatu evaluasi kondisi lcezja. Selama ini insmnsi yang dapat malakukan evaiuasi kondisi kezja, memililci laboratorium yang berbentuk diam sehingga proses evaluasi dan analisisnya membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih rumit. Untuk memudahkn iIldlBtI'i melakukan evaluasi dibutuhkan sebuah Laboratorium yang mampu untuk didatangkau ke suatu indusui (Lahoratorium Bergerak). Basis yang paling sesuai dengan Laboratorimn ini adalah mobil yang dapar mencakupi kebutuhan operasinya.
Perencanaan dan sualu Laboratorium Bergerak inilah yang menjadi fokus penuHsanmgasakhirinLdimanaperencauaantasdJutmenmlmppmencanaan inslrurnentasi dan tata Ietak. Perencanaan lnstrumentasi adalah penenman alat yang dxbutuhkan dalam pengoperasian Laboratorium Bergcrak Penenman ini dilakukan dengan cara menyeleksi kriteria evaluasi dasar yang umum dilaksanakan. Kdteria evaluasi dasar umum didapatkan melalui masukan dari laboratorimn evaluasi, badan audit, instansi pemerintah dau akademisi. Berangkat dari kritcria tersebut ditentukan alat uji dengan batasan yang telah ditentukan. Kcmudian dit?1l?l1k8.Il berapa opemtor yang diperlukan untuk melalcul-can kcgiatan evaluasi.
Perencanaan tata letak merupakan kelanjutan dari perencanaan insI1°urnentasi. Setelah didapatkan kegiatan dasamya maka perencanaan tata lefak mengrkuli alur dari proses peranczmgan taxa letak dengan penyesuaian terhadazp kebutuhan laboratorium ini. Setelah didapatkan tata letaknya dikembangkan altematif perancangan untuk melihat mana yang lebih baik untuk dipilih sebagai rencana tata Ietak Laboratorium Bergerak. Dihasilkan tiga buah altematif tata letak, dengan basis truk Isuzu tipe NKR, truk Isuzu tipe NHR, dan Mazda E2000. Terhadap ketiga alternatif tersebut lalu diadakan evaluasi berdasarkan tara letak dan faktor manusia Evaluasi dilakukan sebagai bahan pertimbangan bagi pemilih sesuai dengan kebuluhannya secara subjektii tergantung pada tujuan yang diinginkan dari orang yang berkepentingan untuk mcmilih. Pertimbangan yang didasarkan pada kebutuhan ruang kezja yang ergonomis, menyebabkan dipilihnya perencanaan tara letak dengan basis truk NKR sebagai altematif terbaik di antara ketiga alternative."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Nerito
"Pemutihan gigi kini menjadi pilihan untuk mengembalikan warna gigi yang mengalami diskolorasi. Salah satu teknik pemutihan gigi yang menjadi pilihan adalah teknik pemutihan gigi in-office yang dilakukan oleh dokter gigi. Namun pada praktiknya, aplikasi bahan pemutih gigi tidak hanya mengenai jaringan gigi yang sehat tapi juga jaringan gigi yang mengalami tumpatan, contohnya tumpatan sewarna gigi resin komposit. Untuk memaksimalkan kegunaan dari resin komposit, bahan ini haruslah halus, karena permukaan yang kasar dapat menjadi tempat retensi plak, mengiritasi gingiva dan juga mengurangi kenyamanan pasien.
Tujuan : Mengetahui adanya pengaruh aplikasi bahan pemutih gigi hidrogen peroksida 38% terhadap kekasaran resin komposit hibrid. Material dan Metode :20 spesimen resin komposit berdiameter 6mm dan tebal 3mm dibuat secara inkremental dan dipolimerasi menggunakan sinar halogen selama 30 detik. Spesimen dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok aplikasi sebanyak 10 spesimen yang diberi aplikasi bahan pemutih gigi hidrogen peroksida 38% selama 30 menit dan dilanjutkan sampai 60 menit. Sedangkan kelompok kontrol hanya direndam dalam aquabides selama 30 menit dan dilanjutkan sampai 60 menit.
Hasil : Terjadi peningkatan nilai kekasaran permukaan resin komposit hidrid setelah aplikasi bahan pemutih gigi hidrogen peroksida 38% baik selama 30 menit maupun 60 menit.
Kesimpulan : Bahan pemutih gigi hidrogen peroksida 38% dapat meningkatkan nilai kekasaran permukaan resin komposit hibrid. Peningkatan kekasaran ini dapat menyebabkan berkurangnya nilai estetika resin komposit hibrid.

Bleaching is one of the technique that used to get back the colour of the discolour tooth. One of the bleaching technique than can be use is in-office bleaching that should be applied by the dentist. But, in the fact, bleaching agent not only applied on the healthy tooth but also in a tooth that has been restorated,by resin composite. To optimize the benefit of resin composite, it has to be smooth, because the rough surface of resin composite can increase the plaque retention, irritate the gingiva, and also make the patient uncomfortable.
Objective : To evaluate the effect of 38% hydrogen peroxide ? containing at in-office bleaching agent apllication to the surface roughness of hybrid composite resin. Material and Method: Twenty specimen of hybrid composite resin (6mm diameter & 3mm in thick) were incrementally polimerized by halogen light for 20 seconds. All spesimens were devided into two groups as follow: 10 spesimens were applied with 38% hydrogen peroxide for 30 minutes and continue to 60 minutes. The other group was soak into the aquabidest for 30 minutes and continue to 60 minutes.
Result: The surface roughness (Ra) of hybrid composite resin is increased significantly before and after application of 38% hidrogen peroxide for 30 minutes or 60 minutes.
Conclusions : The in ? office bleaching agent 38% hydrogen peroxide could increase the surface roughness of hybrid composite resin and may be reduce the estetic of hybrid composite resin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The aim of this study was to examine defect depths and volumes at the resin composite-dentin (R/D) interface after air polishing with different particles and spray angles. Samples were 54 dentin specimens that were formed in saucer-shaped cavities filled with resin composite. Each specimen was air polished with either sodium bicarbonate (NaHCO3) or one of two glycine (Gly) powders. The air polisher was set at angles of 90° to the interface and at 45° to the interface from both the dentin and resin composite sides. Air polishing with Gly powder produced defects with less depth and volume than NaHCO3 powder (p < 0.05). Air polishing with a spray angle of 45° to the interface from the resin composite side produced fewer defects (p < 0.05) than polishing from the dentin side. Air polishing to the R/D interface from the resin composite side produced fewer defects to the interface because the hardness of the resin composite was higher than that of dentin. "
ODO 102:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Latifa Ayu Leonita
"Latar belakang: Penelitian sebelumnya telah membuat LCU-LED prototip iradiansi 1000mW/cm2 dengan penyinaran 20 dan 10 detik.
Tujuan: Menganalisis pengaruh waktu penyinaran terhadap viabilitas sel dari komposit resin nanofil yang dipapar ke sel HaCaT.
Metode Penelitian: Sampel berupa komposit resin nanofil yang disinar menggunakan LCU-LED prototip selama 20 atau 10 detik. Viabilitas sel diperoleh dengan pemaparan sel HaCaT pada larutan ekstrak komposit resin, dan diukur menggunakan MTT assay.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara viabilitas sel dari sampel yang disinar menggunakan LCU-LED prototip selama 20 dan 10 detik (p>0,05).
Kesimpulan: LCU-LED prototip yang digunakan untuk menyinar komposit resin selama 20 atau 10 detik menghasilkan viabilitas sel yang sama.

Introduction: Previous study has made LED-LCU prototype with irradiance of 1000mW/cm2 with curing time of 20 and 10 seconds.
Objective: To analyze the influence of curing time on cell viability of nanofilled composite resins which is exposed to HaCaT cell-line.
Methods: Samples of nanofilled resin composite were cured by LED-LCU prototype for 20 or 10 seconds. Cell viability was obtained by exposing HaCaT cell-line to extract solution of the samples and evaluated using MTT assay.
Results: There was no signifficant difference between cell viability of samples which cured using LED-LCU prototype for 20 and 10 seconds (p>0,05).
Conclusion: LED-LCU prototype that was used to cure resin composite for 20 or 10 seconds showed similar cell viability.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghardini Ow
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah guna mengetahui kebocoran antara tumpatan resin komposit lama dan baru dengan merek dan jenis yang sama maupun berbeda. Penelitian dilakukan secara invitro pada 68 lempeng komposit yang dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri atas'10 Hybrid dan 20 Mikrofil. Satu kelompok direndam dalam air selama satu hari, yang lainnya direndam selama tujuh hari. Kemudian dibuat 3 kelompok terdiri atas kombinasi resin komposit Hybrid-Hybrid, Hybrid-Mikrofil, Mikrofil-Mikrofil. Dan semua lempengan ini direndam dalam metylen biru 2% selama satu hari. Untuk mengukur penetrasi zat warna digunakan mikroskop stereo merek Nikon.
Data kebocoran dianalisa dengan ANOVA 2 arah dan t test.
Diperoleh hasil bahwa pada perendaman satu hari dan tujuh hari, kebocoran antara komposit lama dan baru yang merek dan jenisnya sama lebih kecil daripada resin komposit yang merek dan jenisnya berlainan.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>