Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Aqsa Aditya Gunadarma
"Perubahan sistem pelayanan kesehatan yang terjadi di Jakarta menyebabkan peningkatan pengguna pelayanan kesehatan yang berdampak pada ketidakpuasan pasien.
Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui korelasi kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di Poli Gigi Puskesmas Jakarta Pusat.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang dengan menggunakan 92 sampel yang diberikan kuisoner. Uji non-parametik Spearman digunakan untuk mengetahui seberapa kuat korelasi yang ada.
Hasil: Terdapat 15 item pada variabel mutu pelayanan yang memiliki nilai p< 0,05.
Kesimpulan: Terdapat 13 item yang memiliki korelasi positif sangat kuat, dan 2 item memiliki korelasi positif yang kuat.

System changing in health service that’s happening in Jakarta increase dental and oral health service user number which may cause unsatisfied patient.
Objective:The purpose of this study is to know how strong the correlation between patient satisfaction and the service quality in Poli Gigi Puskesmas Jakarta Pusat is.
Method:A quantitative study with a cross-sectional design was used in this study and there were 92respondents which have been given questionnaire. Spearman’s non-parametric test was used to know how strong the correlation is.
Result:15 items from service quality variables had p-value<0,05.
Conclusion: There’re 13 items that show very-strong positive correlation, and 2items show strong correlation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiah Yahya
"Saat ini tuntutan terhadap mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut semakin tinggi, dimana mutu pelayanan dipengaruhi oleh kepuasan kerja tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara faktor psikologis, organisasi, individu dengan kepuasan kerja tenaga kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Jakarta Pusat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang.
Hasil penelitian menunjukkan, dua variabel tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan kepuasan kerja, yaitu usia dan lama kerja. Sikap kerja berkorelasi lemah dengan arah positif. Waktu kerja dan pendidikan berkorelasi sedang dengan arah positif. Fasilitas, penghasilan, ruang kerja, dan keterampilan berkorelasi kuat dengan arah positif.

Demands of quality of oral health services has increased, and the quality is affected by job satisfaction. This study aims to determine the strength of the relationship of psychological, organizational, and individual factors with job satisfaction of oral health workers at public health centers in Central Jakarta. This research is a quantitative study using cross sectional design.
The result shows, age and length of employment don?t have a significant correlation. Working attitude has a positive and weak correlation. Working time and education have a positive and moderate correlation. Facilities, income, work space, and skills have a positive and strong correlation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Kurniawan
"Terdapatnya suatu jaminan kesehatan baru yang menggantikan jaminan kesehatan sebelumnya dapat membawa kebaikan ataupun keburukan bagi pengguna. Oleh sebeb itu, perlu adanya survei kepuasan kepada peserta pengguna tentang pelayanan yang diberikan oleh masing-masing jaminan kesehatan JPKM Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ataupun JKN Jaminan Kesehatan Nasional di kota Sawahlunto.
Tujuan : Mengetahui hubungan dan membandingkan antara sistem jaminan kesehatan JPKM dan JKN terhadap kepuasan peserta dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di kota Sawahlunto.
Metode : menggunakan cross-sectional, dengan sampel pada penelitian ini diberikan kuesioner ServQual yang terdiri atas harapan dan kinerja. Subjek : Masyarakat yang pernah atau sedang menggunakan JPKM dan JKN, jumlahnya adalah 182 orang.
Analisa : Kepuasan pengguna dilihat dengan menganalisa gap antara kinerja dan harapan pada status sosiodemografi dan uji komparasi Mann Whitney test untuk melihat perbedaan kepuasan JPKM dan JKN.
Kesimpulan hasil : terdapat perbedaan kepuasan pada dimensi assurance JKN kelompok usia, semakin muda tingkat kepuasannya semakin tinggi. Pada kelompok profesi PNS/pensiunan memiliki persepsi kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok profesi lainnya. Kemudian, dimensi assurance dan reliability memberikan pengaruh signifikan pada kepuasan total pengguna JPKM dan JKN. Selanjutnya, pengguna JPKM memiliki nilai hampir mendekati kepuasan dibandingkan JKN.

The new health insurance which change the old insurance it doesn rsquo t absolutely have a goodness. Therefore, we need observe user satisfaction in dental health service which have been given to users by JPKM Sub regional Community Health Insurance and JKN National Health Insurance in Sawahlunto city.
Purpose to see the relationship and compare between JPKM system and JKN system to user satisfaction in dental health service.
Method it was cross sectional study, the subject for this study were given expectation ServQual questionnaire and perception ServQual questionnaire. Subject all users had experiences using JPKM and JKN or were current users in Sawahlunto city, a total are 182 people.
Analysis user satisfaction was identified by analizing gap between perception and expectation on sosiodemographic status and comparison test Mann Whitney test to see significantly differences.
Conclusion of findings on JKN assurance dimention there are differences of satisfaction based on age variable. On profession variables, PNS pensiunan group has higher satisfaction than other professions. Then, reliability and assurance dimentions give signifficant effect to total satisfaction, and JPKM user have higher satisfaction than JKN user.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudewi Komala Indriastuti
"ABSTRACT
Latar belakang: Terbatasnya jumlah dokter gigi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan diduga berdampak terhadap bertambahnya peran perawat gigi dalam menanggulangi permasalahan kesehatan gigi mulut masyarakat, namun belum teridentifikasi tingkat kesesuaian pelayanan tersebut terhadap Standar Pelayanan Asuhan.Tujuan: Mengidentifikasi jenis serta distribusi pelayanan oleh perawat gigi dan mengetahui tingkat kesesuaian pelayanan tersebut terhadap standar pelayanan asuhan. Metode: Penelitian analisis deskriptif dilakukan melalui kuesioner kepada masyarakat dan perawat gigi Hasil: Dari jawaban 102 masyarakat, terlihat jenis pelayanan yang terbanyak diterima yang sesuai dengan standar adalah Penyuluhan kesehatan gigi mulut, khususnya penjelasan cara menyikat gigi yang benar 83,33 ; sedangkan yang tidak sesuai standar yaitu penggunaan antibiotik dan antinyeri sebanyak 79,41 . Dari jawaban 17 perawat gigi, pelayanan yang tidak sesuai standar yang diberikan yaitu pemberian obat antibiotik dan antinyeri 94,12 dan pencabutan gigi tetap belakang 35,29 . Kesimpulan: Pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat untuk pengobatan gigi sebagian besar dipenuhi oleh perawat gigi yang beberapa dari pelayanannya tidak sesuai dengan standar.

ABSTRACT
Background The limited number of dentists in Hulu Sungai Selatan is thought to have an impact in the increase of dental nurses role in and type of services in solving oral health problems of the community, but the suitability of the services to the standard has not been identified yet. Aim To identify types and distribution of services by dental nurses and investigate the level of its suitability to the oral health care service standard. Methods This study uses descriptive analysis. Results From the total of 102 answers of community, 83.33 stated that dental health education is the most suitable to the service standard. On the other hand, 79.41 stated that the use of antibiotics and painkillers is not suitable to the service standard. Furthermore, from a total of 17 answers from dental nurses, 94.12 stated that the prescription of antibiotics and painkillers and 35.29 stated that extraction of posterior permanent teeth are not suitable to the service standard. Conclusion The fulfilment of needs of the community for oral treatment are mostly catered by dental nurses which several of their services are not suitable to the standard. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Sumantri
"Latar belakang. Berdasarkan hasil survey Departemen Kesehatan R.I pada Pelita IV, menunjukkan penyakit karies gigi dan penyakit periondontal makin meningkat dibandingkan pelita III. Gambaran penyakit dari masyarakat yangg berobat ke Puskesmas dari tahun 1989-1992, menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut berada pada urutan kedua dan ketiga dari 10 penyakit terbanyak yang diderita masyarakat. Ironinya adalah dari banyaknya penyakit gigi dan mulut yang ada tidak menjadikan cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lebih baik, karena dari pemantauan Departemen Kesehatan R.I, menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas hanya 4 propinsi yang telah mencapai target nasional (9 orang perhari). Hal ini mejadi menarik karena sampai saat ini belum didapatkan adanya gambaran atau informasi inengenai faktor-faktor yang mungkin berperan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan tersebut.
Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya infolmasi dan gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yang ditinjau dari aspek pengguna jasa pelayanan. Sedangkan yang menjadi objek studi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta Selatan (sebagai daerah penelititian).
Metode. Jenis penelitian adalah cross sectional untuk melihat hubungan antara variabel independen yang ditinjau dari aspek pengguna jasa pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas, yang terdiri dari variabel pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, penghasilan, sikap, besar anggota keluarga dan jarak ke tempat pelayanan dengan variabel dependen adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas selang enam bulan sebelumnya sampai dengan penelitian dilakukan. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur yakni berpedoman kepada kuesioner. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis regesi logistik niultivariat untuk melihat faktor mana yang paling erat hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Hasil. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh bahwa sebagian besar pengguna jasa pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Pasar Minggu adalah berpendidikan sedang (SLTP dan SLTA), sebagian besar mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada tingkat pengetahuan sedang, sebagian besar tidak bekerja, rata-rata berpenghasilan rendah, sebagian besar mempunyai sikap mendukung terhadap pelayanan kesehatan gigi, dan rata-rata berkeluarga kecil dan sebagian besar bertempat tinggal dekat dengan Puskesmas.
Hasil Uji statistik baik secara bivariat maupun multivariat diperoleh 2 variabel bebas yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Pasar Minggu yaitu variabel pekerjaan dan sikap terhadap pelayanan kesehatan gigi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang menentukan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas adalah sikap yang mendukung terhadap pelayanan disamping adanya faktor pekerjaan.

Back Ground. Base on the result of survey data by Ministry of Health in Pelita IV, indicated that dental caries and periodontal diseases were more increase than in Pelita III. Illustration of the disease scheme taken from the community whose came to Puskesmas in 1989-1992, demonstrated that dental and oral diseases were second rank and third rank from the ten most occurring diseases. Nevertheless the high ranking of oral and dental diseases would not be better coverage of dental health services. The investigation, which conducted by Ministry of Health, had proved that the utilization of dental health services at Puskesmas in Indonesia, only 4 provinces had achieved the national target. The problem would be more interesting because of rare information which concerning about the factors influenced the utilization by the patients.
Objective. the researcher would have the information and illustration about the factors which have been connected with the utilization of dental health services from the viewpoint or patients.
Method. The research was a cross section to find the connection between independent variables from viewpoints of patients as the consumer, such as education, knowledge, occupation, income, attitude, number household of member, distance, and dependent variable which was the utilization of dental health care services at Puskesmas Pasar Minggu during six month before the research was taken. Data was taken from structured interview and will be analyzed by univariate, bivariate and multivariate logistic regression, to see which factors would have the closest connection with the utilization dental health care services at Puskesmas Pasar Minggu.
Results. The results found that mostly the patient at Puskesmas Pasar Minggu were the middle eduction (SLIP, SLTA), jobless, low income. Most of them supported the dental health services, belong to small families, and live near the Puskesmas.
The bivariate and multivariate statistics showed that only two independent variabels connected with utilization of dental health services at Puskesmas Pasar Minggu. Such as variable of occupation and variable of attitude. Concerning about the results above, the researcher conclude that two variables (occupation and attitude) would be the most factors which determined the utilization of dental health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harindra
"Tenaga kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu sumber daya yang mendukung dan menentukan keberhasilan layanan kesehatan. Pendidikan tenaga kesehatan gigi dan mulut dilakukan agar kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut secara terus menerus meningkat, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Sekolah Pengatur Rawat Gigi, merupakan lembaga yang besar peranannya dalam meningkatkan kualitas layanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut, dan hubungan antara karakteristik siswa yang terdiri dari pengetahuan, sikap terhadap profesi dan keterampilan pre-klinik siswa dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut Selain itu penelitian ini untuk melihat bagaimana faktor Pendidikan orang tua/wali siswa dan pengalaman praktek klinik siswa mempengaruhi hubungan karakteristik siswa dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini menggunakan data sekunder, kuesioner dan pengamatan.
Jumlah siswa yang melakukan praktek di klinik Sekolah Pengatur Rawat Gigi Tanjungkarang yang menjadi subjek penelitian ini ada 67 orang. Penelitian ini bersifat kuantitatif, menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hipotesis yang diajukan adalah : Ada hubungan positip antara pengetahuan, sikap terhadap profesi perawat gigi dan keterampilan praktikum pre-klinik siswa dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut. Hubungan positip ini semakin lemah dengan semakin tingginya pendidikan orang tua siswa dan semakin lamanya pengalaman praktek klinik siswa.
Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan positip antara pengetahuan, sikap terhadap profesi perawat gigi dan keterampilan praktikum pre-klinik siswa dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut. Dari hasil uji chi-square dengan tingkat kemaknaan a. = 0.05, didapatkan nilai p = 0.02568 untuk variabel pengetahuan,.p = 0.02273 untuk variabel sikap terhadap profesi, dan p = 0.00000. untuk variabel keterampilan pre-klinik. Analisis stratifikasi dengan variabel pendidikan orang tua siswa dan pengalaman praktek klinik siswa sebagai kontrol, menunjukkan keeratan hubungan positip antara pengetahuan, keterampilan praktikum pre-klinik dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut semakin lemah dengan semakin tingginya pendidikan orang tua dan semakin lamanya pengalaman praktek klinik siswa Sedangkan keeratan hubungan positip sikap terhadap profesi perawat gigi dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut semakin kuat dengan semakin tingginya pendidikan orang tua siswa, dan semakin lemah dengan semakin lamanya pengalaman praktek klinik siswa.

The teeth and mouth health personnel is one the human resource which support and important for success of the health service. Education of the mouth and teeth health personnel is intended to increase the continuity of the teeth and mouth health service according to the development of science and technology. The school of teeth maintenance is an institution which has an important role in increasing the quality of service.
This research is intended to obtain description of the teeth and mouth health service quality and its relationship with the student?s characteristics which consist of knowledge, attitudes toward the profession and the student?s pre-clinic skill with the teeth and mouth health service quality. Besides, this research is to study how the students' parents education and the students clinic experience influence the relationship of the teeth and mouth health service quality. This research use primary, secondary data, questioner and observation.
The number of students practice in the clinic of Tanjungkarang School of Teeth Maintenance which is the subject of this research is 67. This research is a quantitative one using a descriptive analytic methods with a cross sectional approach. The hypothesis is that there is a positive relationship between knowledge, attitudes toward the teeth and mouth health profession and the students pre-clinic practice skill with the teeth and mouth health service quality. The weaker the positive relationship, the higher the students' parent education and the longer the student clinic practice experience.
This research proved a positive relationship between knowledge, attitudes toward the teeth and mouth health profession and the students pre-clinic practice skill with the quality of teeth and mouth service. According to the chi-square test with a significance level a.= 0.05, p = 0.02568 for knowledge variable, p 0.02273 for the variable of attitudes toward the profession, p = 0.00000 for the pre-clinic skill variable. The stratification analysis with the students' parents education variable and the students' clinic practice experience as a control indicates that the closeness of positive relationship between knowledge, pre-clinic practice skill with the quality of teeth and mouth service. The relationship is weaker with the higher the education of the parents and the longer the students' clinic practice experience. While the closeness of the positive relationship of the attitudes toward the teeth and mouth health profession with the service quality of the teeth and mouth is stronger with a higher the education of the students' parents, and the weaker with the longer the students clinic practice experience.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Agustanti
"Latar belakang: Tren kepenyakitan gigi dan mulut secara global menunjukkan kelompok usia remaja berpotensi mengalami peningkatan risiko penyakit gigi dan mulut. Perawatan gigi dan mulut juga menjadi kebutuhan kesehatan yang paling banyak tidak terpenuhi pada kelompok remaja. Penelitian ini bertujuan menganalisis self-reported oral health dan normative need, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada remaja usia 15 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah 572 remaja berusia 15 tahun. Data yang dianalisis dalam penelitian ini didapatkan dari pemeriksaan klinis dan pemberian kuesioner. Hasil pemeriksaan klinis dan penilaian subjektif dibandingkan untuk mengukur validitas diagnostik. Selain itu dilakukan uji komparasi dan analisis area di bawah kurva (AUC) dari kurva ROC. Analisis bivariat dan multivariat dengan regresi logistik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil: Kondisi yang paling banyak ditemukan dari pemeriksaan klinis dan penilaian subjektif adalah karies gigi. Terdapat variasi hasil pengukuran validitas self-reported oral health pada remaja Indonesia berusia 15 tahun dengan perbedaan nilai sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV, LR+, LR-, akurasi, dan AUC. Jenis kelamin, domisili, tingkat pendidikan orang tua, dan self-reported oral health berhubungan dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut (p < 0.05). Kesimpulan: Self-reported oral health bisa digunakan untuk skrining dan perencanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, serta alokasi prioritas pada populasi. Disparitas pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut antar karakteristik sosiodemografi masih persisten.

Background: The global trend of oral diseases shows that the adolescent age group has the potential to experience an increased risk of oral diseases. Dental care is the most common unmet health needs in adolescents. This study aims to analyze self-reported oral health and normative need, and to identify associated factors of the utilization of dental services in Indonesian adolescents aged 15 years. Methods: This analysis used secondary data collected from the Indonesian Basic Health Survey 2018. Samples for this study were 572 adolescents aged 15 years. Data analyzed in this study were obtained from the clinical examination and questionnaires administration. The clinical examinations and subjective assessments were compared to measure its diagnostic validity. In addition, comparative test and analysis of the area under the curve (AUC) of the ROC curve were also carried out. Bivariate and multivariate analysis with logistic regression were conducted to determine the relationship between the utilization of dental services and its associated factors. Results: The most common condition reported in clinical examination and subjective assessment was dental caries. There were variations in the results of diagnostic validity measurement of self-reported oral health in Indonesian adolescents aged 15 years with different values ​​of sensitivity, specificity, PPV, NPV, LR+, LR-, accuracy, and AUC. Gender, residential area, parental education level, and self-reported oral health were related to the utilization of oral health services (p < 0.05). Conclusion: Self-reported can be used for screening, planning dental services. Disparity of dental service utilization between sociodemographic characteristics is still persistent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Adilah
"Tujuan: Mendeskripsikan tren angka unmet need untuk utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia tahun 1993-2014.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan desain cohort menggunakan data sekunder dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) gelombang 1-5 yaitu tahun 1993-2004 (n=122.575). Analisis deskriptif dilakukan pada perceived need dan juga utilisasi untuk mendapatkan proporsi dari keduanya dan mendapatkan variabel unmet need serta regresi logistik untuk melihat hubungan antara perceived need, unmet need, dan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan berbagai karakteristik sosiodemografi penduduk Indonesia pada tahun 1993-2014.
Hasil: Hanya sebanyak 12.86% penduduk Indonesia yang memiliki perceived need  untuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan hanya 15.13% yang melakukan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada tahun 1993-2014 yang kemudian dari keduanya didapatkan hasil bahwa 76.87% penduduk yang memiliki kebutuhan akan perawatan gigi dan mulut tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan (unmet need). Hasil dari regresi logistik menunjukkan kemungkinan terjadinya unmet need yang signifikan pada responden berusia 45-59 tahun, berpendidikan kurang dari pendidikan dasar (<9 tahun), bekerja, dan tidak memiliki jaminan kesehatan pada tahun 1993-2014.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi unmet need di Indonesia pada tahun 1993-2014 masih cukup tinggi.

Objectives: Describe the trend of unmet need for utilization of dental and oral health services in Indonesia in 1993-2014.
Method: This research is a descriptive analytic study with a cohort design using secondary data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) waves 1-5, 1993-2004 (n=122.575). Descriptive analysis was carried out on perceived need and also utilization to get the proportion of both and obtain the unmet need variable and logistic regression to see the relationship between perceived need, unmet need, and utilization of dental and oral health services with various sociodemographic characteristics of the Indonesian population in 1993-2014.
Result: Only 12.86% of Indonesia's population who has perceived need  for dental and oral health services and only 15.13% were doing utilization of dental and oral health services in the year 1993 to 2014 which then of the two showed that 76.87% of the population who have a need for dental and oral care do not get the care they need (unmet need). The results of the logistic regression showed the significant possibility of unmet need on respondents aged 45-59 years, educated less than basic education (<9 years), worked, and did not have health insurance in 1993-2014.
Conclusion: This study shows that the proportion of unmet needs in Indonesia in 1993-2014 is still high.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Rukasa
"Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu kegiatan dari Puskesmas dalam rangka melaksanakan salah satu program pokok Puskesmas. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan kepada keluarga serta masyarakat di wilayah kerjanya, secara menyeluruh baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Oleh karena itu peneliti mencoba mencari variabel-variabel penentu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor.
Tujuan Penelitian : mengidentifikasi faktor-faktor penentu dalam pencapaian pemanfataan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor.
Subjek Penelitian : masyarakat yang pemah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor dengan usia 18-70 tahun serta dapat berkomunikasi dengan baik.
Metode Penelitian : penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan cross sectional serta besar sampel 936 responden. Variabel-variabel bebas sesuai konsep penelitian, yang terdiri dari faktor predisposisi atau pemudah (motivasi perawatan, perilaku kesehatan), faktor-faktor enabling atau pemungkin (jarak/akses, sarana/prasarana, kemampuan membayar dan kemauan membayar), faktor reinforcing atau penguat (sikap keluarga atau teman, persepsi terhadap pelayanan petugas) dan need/kebutuhan akan perawatan gigi), sedang variabel terikat adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Hasil Penelitian : hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada Puskesmas-Puskesmas di Kota Bogor adalah faktor motivasi (p = 0,000), faktor perilaku (p=0,000) dan faktor kebutuhan akan perawatan kesehatan gigi dan mulut (p=4,005). Dari ketiga faktor terebut setelah dilakukan uji "t" menunjukkan bahwa hanya faktor motivasi dan faktor kebutuhan akan perawatan kesehatan gigi dan mulut saja yang menunjukkan perbedaan bermakna antara Puskesmas yang mencapai cakupan kunjungan dengan Puskesmas yang tidak mencapai cakupan kunjungan (p<0,05).
Kesimpulan : motivasi masyarakat yang tinggi serta kebutuhan/need akan perawatan kesehatan gigi dan mulut sangat berperan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor.

Dental health care effort is the one of activity of Center Health Care to achieve the primary program of. Center Health Care. Dental health care is especially for family and community in activity area of Center Health Care, and its done for entire area including promotion, preventive, curative and rehabilitative, instead of that writer/examiner try to looking for the variables as a decided factor to using a dental treatment in community health center in Bogor City.
Subject of the experiment : Community which ever and before using the facilities of dental and mouth health care at Center of Health Care in Bogor City which age 18-70 years old also could communicate with good.
Method of experiment : this experiment is a non experimental experiment with Cross Sectional design and the sample size 936 respondent. Independent variable fit with concept of experiment including simplify factors (motivation health care, and health care behavior), enabling factors (distance/access, facilities, ability payment or desire of payment), reinforcing factors (family behavior or friend, perception of provider health care) and needed factor of dental health and mouth care, and dependent variable are dental and mouth health care at Center of Health Care.
Result of experiment : The result or regression logistic analysis indicate that determinant factors in using a dental treatment in community health center in Bogor City is motivation factor (p=0,000): behavioral factor (p-O,OOO) and needed factor of dental health and mouth care ( p=0,005). From third the factor that after "t" test, indicating that only factor motivate and needed factor of dental health and mouth care will be which show difference have a meaning between Center or Health Care have visit coverage with Center of Health Care which is not reach visit coverage (p<0,05).
Summary : Motivation of community also need of dental and mouth health care very useful to profitable dental and mouth health care at Center or Health Care in Bogor City.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
T16253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Managerial skill is one of the most important skills for a dentist who is working in a dental health center. A dentist will face difficulties if she/he does not have the managerial skill because beside the medical techniques, there are lots of duties which relate to planning, performance and program evaluation. The skill to plan a dental health program will require understanding of epidemiology and many other influencing factors. Time limitation in rendering the dental medication effort has become an impediment for other activities, particularly in the managing the public dental health effort, in order to create a health paradigm in the year of 2010. The ideas regarding a family dentist to provide the dental services as close as possible to the society, and also to overcome the unfavourable distribution of dentistry graduates, need to be will planned and implemented."
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>