Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93909 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manggala, Dimas Satya
"ABSTRAK
Dengan menggunakan Jensen’s alpha dan bootstrap penelitian meneliti apakah
kemampuan stock selection dari manajer investasi pada 77 reksa dana saham di
Indonesia periode Januari 2007 hingga Oktober 2013 disebabkan oleh
keberuntungan manajer investasi atau benar-benar menunjukkan kemampuan dari
manajer investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat reksa dana
saham di Indonesia yang memiliki kemampuan stock selection dan hasil bootstrap
menunjukkan bahwa terdapat reksa dana saham di Indonesia yang memiliki
kemampuan stock selection yang tidak disebabkan oleh keberuntungan manajer
reksa dana saham.

ABSTRACT
Using Jensen’s alpha and bootstrap, this study try to distinguish wether Indonesia
stock mutual funds, from January 2007 to October 2013, have a genuine stock
selection or wether manager’s talent were not the sole factor of the mutual fund
performance. The result found that some of Indonesia stock mutual fund
manager’s do have stock selection ability with no manager’s luck attributed to the
mutual fund performance."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madeline
"Penelitian ini menganalisis market timing dan stock selection dari 25 top gainers dan 25 top losers reksa dana saham di Indonesia sebelum terjadinya covid-19 dan selama pandemi. Dengan menggunakan teori Treynor-Mazuy, Henriksson-Merton dan Jensen’s Alpha, hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kinerja market timing dan stock selection pada reksa dana saham selama pandemi covid-19 di Indonesia. Mayoritas reksa dana yang tidak memiliki market timing dan stock selection berasal dari golongan top losers. Adanya pandemi mengakibatkan investor retail menarik biaya dari saham dan reksa dana sehingga sulit untuk manajer investasi untuk melakukan portofolio rebalancing karena tidak adanya pembetulan saham.

This research analyzes the market timing and stock selection ability of 25 top gainers and 25 top losers of equity mutual funds in Indonesia before covid-19 and during the pandemic. Using Treynor-Mazuy, Henriksson-Merton and Jensen- Alphas’ theory, result shows the performance of market timing and stock selection ability of mutual funds declined during the covid-19 pandemic in Indonesia. Majority of mutual funds which lack of market timing and stock selection ability came from the top losers’ bracket. Retail investors withdrew their funds during the pandemic, making it difficult for investment managers for portfolio rebalancing due to the absence of stock corrections."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Gerry Roy Manaek
"Penelitian ini beitujuan untuk rnelihat apakah perubahan indikator nioneter yang telah ditentukan yaitu BI Rate, inf1asi dan IHSG berpengaruh pada return saharn sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan rnenggunakan model regresi berganda dengan periode observasi bulanan dari 2007 - 2011 dari 12 sahani perusahaan sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selania tahun 2007 - 2011. Hasil penelitian ini mernberikan bukti ernpiris bahwa secara simultan BI Rate, inflasi dan IHSG berpengaruh terhadap return 9 saharn sektor perbankan. Sedangkan dari hasil pengujian hipotesis secara parsial IHSG rnerupakan indikator rnoneter paling signifikan dalarn rnernpengaruhi return sahani sektor perbankan dibandingkan dengan variabel BI rate dan inf1asi.

This research aims to prove if there is any effect from the change of BI Rate, inflation, and IHSG to the return of banking sector listed in Indonesian Stock Exchange. Hypothesis is tested using multiple regression linear With monthly observation period during year 2007 - 2011 towards 12 banking stock return which are listed in Indonesia Stock Exchange. This research provides empirical evidence that simultaneously BI Rate, inflation and IHSG have effect on 9 stock return of banking sector, Whereas partially tested IHSG has the most significant effect on stock retum on banking companies compared With BI rate and inflation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32215
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Wardhani
"Reksa Dana merupakan salah satu industri yang sedang berkembang. Sejak dicanangkannya tahun 1996 sebagai tahun Reksa Dana industri Reksa Dana mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Hal ini ditandai oleh semakin banyaknya Reksa Dana yang beroperasi. Dengan semakin banyaknya Reksa Dana maka investor memiliki semakin banyak pilihan. Selain mempertimbangkan kemanfaatan yang diberikan oleh Reksa Dana, investor juga harus mempertimbangkan kinerja dari Reksa Dana tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja Reksa Dana saham yang ada di Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja Reksa Dana. Untuk mengukur kinerja Reksa Dana penelitian ini menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Jensen (1968) dan Carhart (1997). Pada model Jensen kinerja diukur rnelalui intersep dari basil regresi antara kelebihan pengembalian portfolio sebagai variabel dependen dan kelebihan pengembalian pasarsebagai variabel independen. Model carhart merupakan pengembangan dari model Jensen dirnana variabel independennya ditambah dengan ukuran (size) dari portfolio Reksa Dana yang diproxi oleh kap-itolisasi pasar, PBV (price to book value) dari portfolio Reksa Dana dan pengembalian portfolio bulan sebelumnya. Pada penelitian ini variabel independennya ditambah dengan nilai PER (price earning ration) portfolio Reksa Dana.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Reksa Dana yang dibeliti pada penelitian ini adalah kemampuan manajer portfolio dalam hal memilih saham yang tepat dan pada scat yang tepat (stock selection & market lining ablita, kemampuan manajer portfolio dalam mempertahankan kinerjanya (hatbands effect) clan karakteristik Reksa Dana. Untuk mengetahui ada atau tidak stock .selection & market dining ability maka digunakan model yang telah dikembangkan oleh Henriksson dan Merton (1981) ditambah dengan faktor-faktor yang terdapat pada pengukuran kinerja Reksa Dana dengan menggunakan model carhat. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan manajer portfolio dalam mempertahankan kinerjanya diregresikan antara kelebihan pengembalian portfolio periode t sebagai variabel dependen dan kelebihan pengembalian portfolio periode t-1 sebagai variabel independennya. Faktor karakteristik Reksa Dana yang mempengaruhi kinerja Reksa Dana yang diteliti adalah rasio antara biaya operasional Reksa Dana terhadap Total Aktiva Bersih, Total Aktiva Bersih Reksa Dana, umur Reksa Dana, perputaran portfolio Reksa Dana, jumlah maksimum persentase biaya transaksi, atliasi Reksa Dana dengan perusahaan sekuritas.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Reksa Dana yang diobservasi tidak memberikan kinerja yang Iebih baik dari pada kinerja pasar sebagai benchmarknya. Kinerja Reksa Dana selama periode penelitian underperform terhadap pasar sebesar 1.03 basis poin perbulan (berdasarkan model Jensen) atau 12.2 basis pain perbulan (berdasarkan model Carhart). Secara individu hanya 7 dari 18 Reksa Dana dalam sampel yang rnenunjukkan kinerja yang lebih balk atau outperform dari kinerja pasar, yaitu Arjuna, Danareksa Syariah, GTF Sejahtera, GTF Sentosa, indosurya Khatulistiwa, Panin dana Maksima, dan MPF Invests Pesona.. Disamping itu penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengembalian pasar sangat menentukan tingkat pengembalian portfolio Reksa Dana. Kontribusi tingkat pengembalian pasar terhadap tingkat pengembalian )l6stra1 portfolio adaLah sebesar 58 basis poin perbulan (baik berdasarkan model Jensen maupun model Carhart) untuk setiap kenaikan kelebihan pengembalian pasar sebesar 100 basis pain. Sedangkan berdasarkan analisis per individu tingkat pengernbalian pasar memberikan kontribusi signifikan positif terhadap tingkat pengembalian portofolio dengan kisaran 46.8 sampai dengan 110.7 basis poin perbulan untuk setiap kenaikan kelebihan pengembalian pasar sebesar 100 basis pain. Selain itu dari penelitian ini dapat diindikasikan bahwa Ada kecenderungan bahwa Reksa Dana lebih memilih saham-saham yang berkapiitaiisasi besar dalam portfolionya dibandingkan sahamsaham yang berkapitalisasi kecil dan Reksa Dana yang diobservasi menggunakan strategi momentum sederhana dalam pengelolaan portfolionya. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh yang signifikan positif dari variabel rata-rata size dari saham-saham yang ada dalam portfolio Reksa Dana dan tingkat pengernbalian Reksa Dana bulan sebelumnya terhadap kelebihan pengembakan portfolio Reksa Dana.
Jeleknya kinerja Reksa Dana ini lebih disebabkan oleh ketidakmampuan manajer portfolio dalam memilih saham yang tepat untuk dimasukkan ke dalam portfolionya. Ketidak mampuan dalam hal stock selection ability ini memberikan kontribusi negatif terhadap pengembalian portfolio sebesar 14.8 basis pain per bulan. Sedangkan kemampuan dalam membeli/ menjual saham pada saat yang tepat atau market timing ability hanya memberi kontribusi terhadap peningkatan pengembalian portfolio sebasar 2.03 basis pain per bulan untuk setiap kenaikan kelebihan pengembalian pasar sebesar 100 basis poin. Dan kemampuan untukmempertahankan kinerjanya atau hot hands ectmembedkan kontribusi terhadap peningkatan tingkat pengembalian Reksa Dana adalah sebesar 5.25 basis pain perbulan untuk setiap kenaikan kelebihan pengembalian portofolio bulan sebelumnya sebesar 100 basis poin. Jadi kontribusi negatif dari stock selection ability dari manajer portfolio mendominasi kontribusi positif dari kemampuan manajer portfolio dalam hal market timing ability dan hat hands effectsehingga secara keseluruhan kemampuan manajer portfolio dalam mengelola portfolionya justru menurunkan tingkat pengembalian portfolionya, yaitu sebesar 7.52 basis pain per bulan.
Sedangkan berdasarkan analisis per individu hanya 7 Reksa Dana yang menunjukkan stock selection ability yang positif dengan nilai kontribusi terhadap pengembalian portofolio berkisar antara 9.05 sampai dengan 42.3 basis pain per bulan. Sedangkan untuk market timing ability Reksa Dana memiliki nilai posiitif dengan nilai kontribusi terhadap pengembalian portofolio berkisar antara 1.12 sampai dengan 76.1 basis pain per bulan. Untuk hatbands effect7 Reksa Dana merniliki kemampuan tersebut dengan nilai kontribusi terhadap pengembalian portofolio berkisar antara 1.38 sampai dengan 20.4 basis pain per bulan.
Selain ketidakmampuan manajer portfolio dalam memilih saham yang tepat, perbedaan karakteristik satu Reksa Dana dengan Reksa Dana lainnya menjadi penyebab lain dari jeleknya kinerja Reksa Dana yang diobservasi. Kinerja Reksa Dana dipengaruhi secara signifikan negatif oleh Total Aktiva Bersih, umur Reksa Dana, persentase biaya transaksi. Persentase biaya transaksi memberikan kontribusi terbesar terhadap jeleknya kinerja Reksa Dana. Sedangkan karakteristik Reksa Dana yang berkaitan dengan afiliasi Reksa Dana dengan perusahaan sekuriitas berpengaruh secara signifikan posittf."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hafidz
"ABSTRAK
Ketika harganya menjadi terlalu tinggi, saham menjadi kurang menarik untuk dibeli sehingga likuiditasnya menurun. Untuk itu biasanya perusahaan mengambil langkah stock split untuk memecah harga saham. Studi ini meneliti ada tidaknya potensi untuk mendapatkan profit dari suatu aksi stock split yang terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2010-2012) dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 29 perusahaan. Studi ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku pasar modal dalam mengambil keputusan. Penelitian menggunakan market model untuk menentukan expected return dan abnormal return melalui event study. Abnormal return ditinjau dari tiga tanggal event: tanggal berita, tanggal pengumuman resmi, dan tanggal efektif perubahan harga saham. Abnormal return dan cumulative abnormal return kemudian diuji signifikansinya melalui pengujian hipotesis regresi berganda. Dari penelitian ini ditemukan bahwa return sebelum dan sesudah event tidak memiliki perbedaan yang signifikan selama event period.

ABSTRACT
Sometimes a share price increased rapidly yet become very expensive and less attractive to buy resulting decrease in share liquidity. To anticipate this problem, some companies adjust their share price by performing a stock split action to break a share into smaller pieces and lower price. This study analyze the existence of profit potential from a stock split action within last three years (2010-2012) using 29 samples. This study expected to give consideration to capital market practitioners before making decisions. This study uses the market model to determine the expected return and abnormal return through event study. Abnormal return reviewed based on three event dates: news, custodian annocement, and effective date. The abnormal and cumulative abnormal return then tested using multiple linear regression and concluded that there were no significant difference in return before and after the event.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marantika, Alfin
"ABSTRAK
Analisis Variansi adalah suatu teknik dalam statistika untuk menguji perbedaan mean lebih dari dua kelompok dengan adanya faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan mean tersebut. Analisis variansi terdapat tiga jenis, yaitu analisis variansi satu arah, analisis variansi dua arah, dan analisis variansi multi-arah. Pada tugas akhir ini, akan dibahas mengenai analisis variansi dua arah. Pengujian statistik pada analisis variansi didasarkan oleh uji F. Dalam melakukan analisis variansi dua arah, terdapat asumsi yang harus dipenuhi, yaitu pengamatan dalam sel atau kelompok harus berdistribusi normal, pengamatan antar sel atau kelompok saling independen, dan variansi antar sel atau kelompok bersifat homogen. Masalah yang sering terjadi pada analisis variansi dua arah adalah asumsi yang tidak terpenuhi, salah satunya variansi antar sel atau kelompok bersifat heterogen. Dengan menggunakan uji F saat variansi antar sel heterogen, membuat hasil p-value tidak valid. Tugas akhir ini berisi pembahasan metode untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan, adalah bootstrap parametrik yang diperkenalkan oleh Khrisnamoorthy 2007. Dengan melakukan simulasi, metode ini menghasilkan p-value yang lebih stabil saat melakukan analisis variansi dua arah dengan variansi antar sel heterogen.

ABSTRACT
The analysis of variance is a technique in statistics to test the mean differences of more than two groups in the presence of factor that can effect the mean difference. There are three types of variance analysis, namely one way analysis of variance, two way analysis of variance, and multi way analysis of variance. In this final project, will be discussed about two way variance analysis. Statistical test on analysis of variance based on F test. In peforming analysis of variance, there are assumptions that must be fulfilled such as the observation in each cell or group must be normally distributed, observation between cells or group are mutually independent, and variance between cells or group are homogeneous. The most common problem that happened with two ways analysis of variance is unfulfilled assumptions, one of them is variance between cells or group are heterogeneous. By using the F test when the variance between cells or group are heterogenous makes the results p values is invalid. In this final project contains a method discussion to overcome the problem. The method used namely parametric bootstrap introduced by Khrisnamoorty 2007 . By performing the simulation, this method produces a more stable p value when conducting two ways analysis of variance with variance between cells or gorup are heterogeneous."
2017
S69873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Jimmi Charlo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak perubahan konstituent MSCI Indonesia Indeks terhadap saham konstituent indeks. Secara lebih terperinci maka penelitian ini diarahkan untuk menganalisa dampak penghapusan dan penambahan suatu saham kedalam indeks yang dalam penelitian ini menggunakan MSCI Indonesia indeks sebagai objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan event study maka ditemukan bahwa saham yang masuk kedalam perhitungan indeks mengalami positif excess return sedangkan saham yang dihapuskan dari perhitungan indeks mengalami negatif excess return yang tidak dignifikan dengan excess volume yang tinggi secara signifikan sedangkan dari sisi volatilitas tidak ditemukan kondisi excess yang signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini mendukung Price Pressure Hypotesys(PPH).

This research examines the effect of changes in MSCI Indonesia Inedx, In More detail, this research will examines the impact of adding and deleted stocks from MSCI Indoensia Index as research object, with used event study approach on this research we find some evidence that show the stock adding to MSCI Indoensia Index will have positive excess return and the stock that deleted from MSCI Index will have negatif excess retrun but not in significant value, This different condition also support by the fact that show the volume of stock that adding and deleted from MSCI Indonesia Index tend to have excess volume. The other result show there is no evidence of excess volatility in term of significant value in this reserach, As the final result we conclude that this research support Price Pressure Hypothesys."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kurnia Chandra
"Di dalam era global seperti sekarang ini, setiap perusahaan berusaha untuk mengambil setiap kesempatan yang ada dan memperluas bisnisnya di mana pun dan kapanpun. Perkembangan bisnis yang akan dilakukan tentunya akan membutuhkan modal yang cukup sehingga tujuan ekspansi dapat berjalan dengan rencana yang sudah dipersiapkan secara matang, terencana, dan terkendali.
Beiersdorf AG merupakan salah satu dari banyaknya perusahaan yang melakukan ekspansi ke luar negeri dengan misi global dari puluhan tahun lalu, masuk ke Indonesia dan kini memiliki posisi pasar yang sangat kompetitif dengan perusahaan sejenisnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan jawaban atas pertanyaan sebagai berikut: pertama, apakah terdapat korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dan return pasar DAX? Dan yang kedua adalah apakah terdapat korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dengan net present value dan internal rate of return dan investasinya di Indonesia?
Hubungan antara return saham Beiersdorf AG pada bursa Deutscher Aktien Index (DAX) dapat diamati melalui koefisien korelasi.
Hubungan antara return saham Beiersdorf AG dan risikonya dapat diamati melalui analisis koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan pendekatan Security Market Line (SML).
Dengan ditemukan koefisien beta, maka expected return akan didapatkan untuk menghasilkan net present value dan internal rate of return. Kedua variabel tersebut kemudian juga dilihat hubungannya dengan return saham Beiersdorf AG pada bursa DAX dan return pasar saham DAX.
Penelitian ini memakai data sekunder yang diambil dari Beiersdorf AG, PT Beiersdorf Indonesia, Bursa DAX, dan Bank Indonesia. Data yang diamati merupakan data historis yang dikumpulkan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Data pengamatan adalah data bulanan, yailu data periode awal dan akhir bulan serta data pada bulan yang bersangkutan.
Hasil penelitian memberikan gambaran sebagai berikut: pertama, adanya korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dan return pasar bursa DAX. Kedua, imbal hasil saham Beiersdorf AG terhadap net present value memiliki korelasi yang positif sedangkan imbal hasil saham Beiersdorf AG terhadap internal rate of return memiliki korelasi negatif. Korelasi antara imbal hasil saham Beiersdorf AG dengan kedua variabel tersebut tidak terlalu signifikan.
xviii + 1 09 halaman + 16 tabel + 3 gambar + 1 Iampiran
Daftar Pustaka : 40 buku, 5 jurnal, 1 1 lain-lain (Tabun 1970 - Tahun 2005)

In global era nowadays, every corporation is trying to take any chances and widening their business wherever and whenever. Business expansion which will be executed, certainly needs adequate financial capital with the result that expansion objective can be run by mature and controllable planning.
Beiersdorf AG is one of many corporations which do the abroad expansion with global vision for many years, penetrated to Indonesia and now have a competitive market position against same-industry companies.
The aims of this research are giving the answer upon questions as follow: first, is there positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and DAX stock exchange?s return? Second, is there positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and net present value & internal rate of return from its investment in Indonesia?
Correlation between Beiersdorf AG's stock return on Deutscher Aktien Index (DAX) can be monitored by correlation coefficient. For calculating the correlation coefficient.
Correlation between Beiersdorf AG's stock and its risk can be seen through security beta coefficient analysis with using Capital Assc` Pricing Model (CAPM) model: Security Market Line (SML) approach.
When beta coefficient have been found, the expected return will be calculated to earn net present value and internal rate of return. Both variables then can be monitored the correlation between Beiersdorf AG's stock return in DAX stock exchange and DAX stock exchange's return.
This research uses secondary data which are taken from Beiersdorf AG, Beiersdorf Indonesia, DAX stock exchange, and Bank of Indonesia. The data arc historical data collected from year 1999 until year 2003. Observed data arc monthly data i.e. the beginning and ending period data also data on those months themselves.
Research results give description as follow : first, there is a positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and DAX stock exchange's return. Second, Beiersdorf AG's stock return toward net present value have a positive correlation while Beiersdorf AG's stock return toward internal rate of return have a negative correlation. Correlation between Beiersdorf AG's stock return to both variables is not too significant.
xviii + 109 pages + 16 tables -r 3 pictures + 1 appendix
Bibliography : 40 books, 5 journals, I 1 others (Year 1970 - Year 2005)
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Brian Ronggur Adobe
"Industri reksa dana di Indonesia mengalarni fenomena yang menarik pada periode 2003 sampai dengan 2006. Pertumbuhan NAB yang pesat dari Rp 8 triliun tahun 2001 mencapai puncaknya Rp 113 triliun pada bulan Februari 2005, Kemudian terjadi gelombang redemption yang menjatuhkan NAB menjadi Rp 29 triliun pada bulan Desember 2005. Tetapi dalam periode pengatnatan penelitian ini, reksa dana saham adalah satu-satunya jenis reksa dana yang mengalami pertumbuhan NAB positif. Hal ini mengindikasikan meningkatnya minat masyarakat kepada reksa dana saham. Untuk itu penelitian ini dilakukan sebagai referensi investor dalam melakukan penilaian dan pemilahan reksa dana saham.
Penelitian ini menganalisis 15 reksa dana saham yang memenuhi batasan yang telah ditetapkan. Untuk mengukur kinerja reksa dana saham, digunakan metode pengukuran kinerja Sharpe's Measure, Treynor's Measure, Jensen's Measure, dan Appraisal Ratio. Data perhitungan yang digunakan adaiah NAB mingguan reksa dana saham, IHSC mingguan, dan tingkat suku bunga SBI mingguan. Selain itu dibahas juga reksa dana terbaik dalam tiga skenario investasi investor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reksa dana saham dengan Sharpe's Measure terbesar adalah reksa dana saham Rencana Cerdas. Reksa dana saham dengan Treynor's Measure terbesar adalah reksa dana saham Arjuna. Reksa dana saham dengan Jensen's Measure dan Appraisal Ratio terbesar adalah reksa dana saham Rencana Cerdas.
Dengan menggunakan cut-off tiga besar dalam tiap-tiap metode yang digunakan, penelitian ini memilih lima reksa dana saham terbaik dalam periode pengamaian. Yaiat reksa Jana saham Si Dana Saharn, Rencana Cerdas, Schroder Dana Prestasi Plus, Panin Dana Maksima, dan Arjuna. Untuk menentukan reksa dana saham yang terbaik bagi tiap investor, penelitian ini menyimpulkan bahwa reksa dana saham Rencana Cerdas adalah reksa dana saham terbaik jika skenario investasi investor adalah total investasi investor dan skenario campuran portofolio aktif dengan portofolio indeks pasar pasif, Sedangkan reksa dana saham Arjuna adalah reksa dana saham terbaik untuk skenario investasi sub-pcirtofolio dalam sebuah investment fund yang besar.
Mengingat risiko investasi di reksa dana saham memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana lainnya, maka scbaiknya investor mcmiliki horizon investasi jangka panjang dalam reksa dana saham. Seiain itu, dalam memilih reksa dana saham, investor hares memilih reksa dana saham dengan profil imbal Vasil dan risiko yang sesuai dengan dirinya dart mempertin hangkan skenario investasinya.

The period of 2003 to 2006 illustrates an interesting phenomenon in the mutual fund industry in Indonesia, After a rapid net assets value (NA V) growth from 8 trillion rupiahs in 2001 to its peak of 113 trillion rupiahs in February 2005, the inrhtstg suffer- a huge loss due to a lot of redemptions throughout 2005. By December 2005, the NA V was 29 trillion rupiahs. In this period, equity mutual f utd was the only mutual_f utd with positive NAV growth. This indicates that the interest and confidence to equity mutual f nrd is increasing. This research is conducted to add reference for investors to evaluate and choose equity mutual frurd.
This research analyzed 15 equity mutual funds that meet the terms set. It employed Sharpe 's Measure, Treynor's Measure. Jensen 's Measure, and Appraisal Ratio to measure the equity mutual fund performance. The data that used are weekly equity mutual fund NA V, weekly Jakarta Composite Index (JCI), and weekly SBI interest rate. Furthermore, it determined the best equitl, mutual find based on three investment scenarios.
The result of the research shows that the equity mutual find with the highest Sharpe's. Measure is Rencana Cerdos. Equity mutual fired with the highest Tremor's Measure is Arjuna. Equity mutual fund with the highest Jensen?s :Measure and Appraisal Ratio is Rencana Cerdas.
Five equity mutual funds fill the best of three in each performance measurentent. These ere Si Dana Saham, Rencana Cerdas. Schroder Dana Prestusi Plus, Panin Dana Maksima, and Arjuna. Moreover, in three different investment scenarios, the best equity mutual fiord is Rencana Cerdas if it represents overall investor investment or if it will be mixed with market portfolio. While Arjuna equity fiord is the best mutual fund if it a sub-portfolio in a large investment fund.
Considering that the risk of equity mutual fiend is higher than the other type of mutual fund, investor should have a long investment horizon in equity mutual fund. Additionally, in selecting equity mutual fund, investors should considering his or her risk-return profile and investment scenario.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Martha Elisa
"Penelitian ini berusaha mengetahui apakah logam mulia dapat digunakan sebagai alat lindung nilai dan safe haven di pasar saham. Jenis logam mulia yang diteliti di sini adalah emas, perak dan platinum, diukur dengan menggunakan data harian untuk harga emas, perak dan platinum dan juga data harian indeks harga saham gabungan (IHSG) selama 7 tahun terakhir, diolah dengan model regresi. Ditemukan hubungan yang negatif antara keduanya, artinya ketika harga saham jatuh, harga emas naik. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melindungi nilai aset mereka pada kondisi terjadi shock/guncangan.

This study tried to determine whether the precious metal can be used as a hedge and a safe haven in the stock market. Types of precious metals studied here are gold, silver and platinum, measured using daily data for the price of gold, silver and platinum as well as the daily data of stock price index (CSPI) for 7 years, treated with the regression model. Found a negative relationship between the two, meaning that when the stock price falls, gold prices rose. This condition can be used by investors to hedge their assets on the condition occurs shock."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>