Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yolla Permata
"Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan perubahan kadar trigliserida (TG) serum postprandial setelah 2 jam dan 4 jam pemberian konsumsi satu butir telur omega-3 dibandingkan dengan telur ayam biasa. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain cross over, alokasi acak, tersamar tunggal yang dilakukan terhadap individu sehat berusia 19-24 tahun di FKUI Jakarta, bulan September 2013. Berdasarkan kriteria penelitian, didapat 24 orang subyek yang dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 12 orang. Data yang diperoleh meliputi sebaran dan karakteristik subyek, asupan lemak, karbohidrat, kolesterol dan polyunsaturated fatty acid (PUFA), serta kadar TG serum awal, 2 jam dan 4 jam postprandial. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan Wilcoxon. Median usia subyek penelitian adalah 21 tahun dan sebagian besar subyek penelitian ini adalah laki-laki yaitu 15 orang dari total 24 orang. Rerata IMT subyek termasuk ke dalam kategori normal untuk Asia Pasifik. Asupan karbohidrat antar kedua kelompok pada periode run in tidak berbeda bermakna (p = 0,30) begitupun pada periode wash out (p = 0,44). Asupan lemak subyek kedua kelompok pada periode run in tidak berbeda bermakna (p = 0,74) dan pada periode wash out juga tidak berbeda bermakna (p = 0,85). Asupan kolesterol pada subyek melebihi jumlah anjuran dan jumlah asupan PUFA di bawah nilai anjuran. Perubahan kadar TG serum 2 jam postprandial pada kelompok perlakuan telur omega-3 yaitu -2,79±13,86 mg/dL sedangkan pada kelompok kontrol telur ayam biasa 4,38±10,07 mg/dL. Terdapat perbedaan yang bermakna antar kedua kelompok (p = 0,03). Perubahan kadar TG serum 4 jam postprandial antar kedua kelompok juga terdapat perbedaan bermakna (p = 0,04) yaitu pada kelompok perlakuan 0,00(-38-57) mg/dL dan pada kelompok kontrol 6,00±13,25 mg/dL. Dari penelitian ini disimpulkan pengaruh konsumsi satu butir telur omega-3 lebih baik dibandingkan satu butir telur ayam biasa terhadap kadar TG serum postprandial.

The objective of this study was to evaluate the change of 2 and 4 hours postprandial triglycerides serum after given an omega-3 egg compared with an ordinary egg in healthy young adult. This is an experimental, randomized, single blind, cross over study on healthy young adult 19-24 years of age in FKUI Jakarta, September. By study criteria, 24 subjects were randomly allocated to one of two groups, 12 subjects for each group. Data collected in this study consist of subject distribution and characteristic, intake of carbohydrate, fat, cholesterol, polyunsaturated fatty acids (PUFA) and triglycerides serum, that were assessed before treatment, 2 hours and 4 hours after. The statistical analyses used dependent t-test and Wilcoxon. Median of age in subject is 21 years and 15 subjects of the study are male . BMI of study subjecst is in normal category for Asia Pacific. The carbohydrate intakes between both groups in 'run in period' are not significantly different (p = 0.30) and also in 'wash out period' (p = 0,44). Intakes of fat between both groups are also not significantly different in 'run in period' (p = 0,74) and 'wash out period' (p = 0,85). Cholesterol intake in both groups was higher than recommendation, and PUFA lower than recommendation. Changes of 2 hours postprandial triglycerides serum in omega-3 group (treatment) is -2,79±13,86 mg/dL and in ordinary egg group (control) is 4,38±10,07 mg/dL. There is significantly different in both groups (p = 0,03). Changes of 4 hours postprandial triglycerides serum in both groups is also significantly different (p = 0,04) which is in treatment group is 0,00(-38-57) mg/dL and in control group is 6,00±13,25 mg/dL. The conclusion from this study is the effect of an omega-3 egg consumption is better than an ordinary egg consumption on postprandial TG serum."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hamamah Gustiani
"Lengkeng (Dimocarpus longana) merupakan tanaman yang sedang dibudidayakan di Indonesia. Tanaman lengkeng banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat dan kosmetik, serta industri lainnya. Biji lengkeng merupakan salah satu sumber minyak nabati yang belum diketahui sifat fisiko-kimianya, sehingga pemanfaatan biji lengkeng belum maksimal dan hanya merupakan limbah pertanian. Pada penelitian ini, minyak biji lengkeng diperoleh dari ekstraksi menggunakan metode sokhletasi dengan pelarut nonpolar n-heksana. Hasil ekstraksi berupa minyak berwarna jingga kecoklatan diproses kembali untuk menghasilkan minyak lebih murni dengan penetralan dan dekolorisasi, sehingga diperoleh minyak lengkeng berwarna kuning. Minyak hasil ekstraksi tanpa dan dengan pemurnian tersebut dianalisis sifat fisiko-kimianya. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari minyak biji lengkeng hasil pemurnian diketahui dengan peralatan kromatografi gas. Komposisi asam lemak dari minyak biji lengkeng adalah asam linoleat 26,73 %; asam oleat 22,08 %; asam linolenat 8,59 %; asam palmitat 19,78 %; asam stearat 3,41 %; asam kaprilat 0,48 %; asam laurat 0,18 %; asam miristat 0,09 %; dan asam kaprat 0,06 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30421
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Ayu Aziiza
"Trigliserida memainkan peran utama sebagai sumber energi bagi tubuh manusia. Mereka sangat kaya akan energi. Trigliserida terdiri dari asam lemak dan gliserol. Gliserol mudah dikonversi menjadi glukosa untuk menyediakan energi. Spermatozoa mengandung mitokondria yang berbeda dari organel lain dari sel somatik. Mereka memiliki morfologi yang berbeda dan membutuhkan lebih banyak ATP daripada sel-sel lain. Spermatozoa dapat menggunakan substrat yang berbeda untuk mengaktifkan jalur metabolisme tergantung pada substrat yang tersedia. fleksibilitas ini sangat penting untuk proses pembuahan. Untuk mencapai pembuahan sukses, spermatozoa akan menghabiskan waktu yang lama selama transit di epididimal. Perubahan yang paling penting yang spermatozoa perlu capai adalah pengembangan motilitas progresif ke depan. Hal ini tergantung yang utama pada energi dan itu menjadi sangat penting, dan hanya ketika spermatozoa saat ejakulasi atau ketika mereka berada dalam media yang memberikan mereka lingkungan dan kesempatan untuk bergerak dan menjadi motil. Gerakan spermatozoa diciptakan oleh gerakan pemukulan dari flagella menggunakan energi dalam bentuk intraceluller ATP. Energi ini yang memberikan gerakan flagellar mengarah ke motilitas dan jika ada perubahan dalam gerakan karakteristik atau kehabisan bahan bakar, maka spermatozoa akan kehilangan energi untuk bergerak maju dan tidak bisa membuahi Telur.

Triglyceride play an important role as a source of energy in our body. They are made out of fatty acid and glycerol. Glycerol can be easily converted into glucose to provide energy. Sprematozoa contain mitochondria that is different from other organelle from somatic cell. They have a different morphology that needs a lot more ATP compared to other cells. Spermatozoa can also use other substrate to activate another methabolic pathway depends on which substrate are available. This flexibility is very important for fertilization process. To achieve a successful fertilization, spermatozoa will spend a long time in epididimal for transit. The most important development for the spermatozoa to achieve is progressive motility to the front and it depends a lot on energy. When spermatozoa is ejaculated or in a media or environment that allows them to move and become motile. The movement created by the spermatozoa is created by the beating from the flagella that uses energy I a form of intracellular ATP. This energy allows the spermatozoa to create movement from the flagella and become motile, but if there are different movement characteristic or run out of energy, the spermatozoa will loose its energy to move forward and are unable to fertilize the egg.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iche Andriyani Liberty
"ABSTRAK
Triglyceride Glucose Index Merupakan Prediktor MarkerDiagnostik Konversi Prediabetes Yang Akurat Pada Wanita Urban Usia ReproduktifAbstrakPertimbangan epidemiologis memberi bukti bahwa banyak wanita usia reproduktif menderitaprediabetes atau diabetes, yang mengakibatkan lebih banyak kehamilan dengan ibu dan janinyang berisiko tinggi mengalami komplikasi. Penilaian resistensi insulin merupakan fundamentalgoal yang mempunyai nilai prevensi besar. Triglyceride Glucose Index TyG Index merupakanmarker surrogate resistensi insulin yang dapat diaplikasikan pada komunitas sebagai metodeskrining praktis dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insiden, nilai prediksi,ukuran dampak potensial, serta pengaruh perubahan TyG Index yang dinamis terhadap konversistatus glukosa darah yang terjadi pada wanita urban usia reproduktif. Desain penelitian ini adalahPrevalence Longitudinal Study. Data dianalisis dengan deskriptif, Receiver OperatingCharacteristic, Cox Regression dan Multi-State Survival Model. Hasil penelitian menunjukkanbahwa setelah 5 tahun follow up pada 371 subjek prediabetes, insiden konversi progresivitasdiabetes sebesar 21 , 36,9 tidak konversi, dan 42 regresivitas menjadi normoglikemik.Sedangkan pada 1300 subjek normoglikemik, insiden progresivitas diabetes 2,4 , 21,6 progresivitas prediabetes, dan 76 tidak konversi. Cut off point TyG Index dalam memprediksikonversi pada subjek prediabetes dalam 5 tahun adalah 4,54 subjek progresivitasmenjadi diabetes. Sedangkan, pada subjek normoglikemik, cut off point TyG Index le;4,43 subjektetap normoglikemik; 4,44 - 4,47 subjek progresivitas menjadi prediabetes; dan >4,47 subjekprogresivitas menjadi diabetes. Hazard ratio TyG Index terhadap regresivitas normoglikemikadalah 0,242 95 CI = 0,135 ndash; 0,433 setelah diadjusted lingkar perut. Sedangkan hazard ratioTyG Index terhadap konversi progresivitas diabetes pada subjek normoglikemik adalah 2,169 95 CI = 1,006 ndash; 4,678 setelah diadjusted lingkar perut, HDL, dan sistolik. Ukuran dampakpotensial AR TyG Index pada subjek prediabetes adalah 80,67 , sedangkan pada subjeknormoglikemik 70,17 . Analisis Multi-State Survival Model menunjukan peningkatan TyGindex, kolesterol total, LDL, lingkar perut, dan diastolik yang dinamis berpengaruh positifterhadap konversi progresivitas menjadi diabetes.Kata kunci: Konversi, Prediabetes, TyG Index

ABSTRACT
Triglyceride Glucose Index is an Accurate Diagnostics Predictor Markerof Prediabetes Conversion in Urban Reproductive WomenAbstractEpidemiological considerations provide evidence that many women of reproductive age sufferfrom prediabetes or diabetes, which leads to more pregnancies with mothers and fetuses at highrisk of complications. Assessment of insulin resistance is a fundamental goal that has a greatvalue for prevention. Triglyceride Glucose Index TyG Index is a surrogate insulin resistancethat can be applied to the community as a screening method to predict the conversion of bloodglucose status practically and efficiently. This study aims to determine the incidence, predictionvalue, the attributable risk, and the effect of dynamic TyG Index changes on the statusconversion that occurs in urban reproductive women. The design of this study was PrevalenceLongitudinal Study, in which all cases that occurred at the beginning of the study were included.Data were analyzed by descriptive, Receiver Operating Characteristic, Cox Regression andMulti-State Survival Model. The results showed, after 5 years of follow-up on the prediabetes371 subject, the incidence of diabetes progression was 21 , 36.9 was not conversion, and 42 regressive to normoglycemic. Whereas in 1,300 normoglycemic subjects, the incidence ofdiabetes progression 2.4 , prediabetes progression 21.6 , and 76 was not conversion. The cutoff point of TyG Index in predicting the conversion in the prediabetes subject within 5 years was4.54 subjects were diabetes progression. Whereas, in the normoglycemic subject, the cut offpoint of TyG Index le;4.43 remains normoglycemic; 4.44 - 4.47 the subject rsquo;s progression toprediabetes; and> 4.47 the subjects of progression to diabetes. The hazard ratio of TyG Index tonormoglycemic regression is 0.242 95 CI = 0.135 - 0.433 adjusted by abdominalcircumference. While the hazard ratio of TyG Index to diabetes progression in normoglycemicsubjects was 2,169 95 CI = 1.006 - 4,678 adjusted by abdominal circumference, HDL, andsystolic. The attributable risk of the TyG Index on the prediabetes subject was 80.67 , whilein the normoglycemic subjects 70.17 . Analysis of Multi-State Survival Model showed increaseof TyG index, total cholesterol, LDL, abdominal circumference, and diastolic which is positivetoward progress to diabetes.Keywords: Conversion, Prediabetes, TyG Index"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D2439
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Herdiana Christanty
"Tesis ini membahas mengenai hipertensi pada supir bus AKAP di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian hipertensi, faktor-faktor yang berhubungan, serta dan faktor dominan darikejadian hipertensi dikalangan supir bus AKAP. Faktorfaktor tersebut mencakup faktor yang tidak dapat dimodifikasi maupun yang dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur dan riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga. Sementara, faktor yang dapat dimodifikasi yaitu kegemukan, olahraga, merokok, profil lipid, konsumsi alkohol, dan pola makan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Penelitan dilakukan secara kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional) . Penelitian ini selama bulan April-Juli 2014. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 310 orang.
Hasil penelitian menunjukkan 31,9% supir bus AKAP mengalami hipertensi. Maka terdapat hubungan antara umur, kadar kolesterol total, kadar trigliserida, IMT, persen lemak perut, persen lemak tubuh, konsumsi alkohol, dan konsumsi buah. Hasil analisis multivariat, umur, kolesterol total, trigliserida, konsumsi alkohol masuk dalam model akhir multivariat, dimana konsumsi alkohol sebagai faktor dominan protektif terhadap hipertensi. Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dapat meningkatkan HDL yang mengurangi resiko hipertensi.

This thesis discusses the hypertension in AKAP bus drivers in West Java, Jakarta and Banten in 2013. Purpose of this study is to describe the incidence of hypertension, associated factors, and the dominant factors of hypertension among AKAP bus drivers. These factors include factors that are not modifiable and modifiable. Factors that can not be modified are age and family history of hypertension. Meanwhile, factors that can be modified, namely obesity, exercise, smoking, lipid profile, alcohol consumption, and diet. Hypertension or high blood pressure is a blood vessel disorder that results in the supply of oxygen and nutrients carried by the blood to the inhibited tissues that need it. Research conducted by the quantitative cross-sectional design (cross-sectional). This research during the month of April to July 2014. Samples in this study amounted to 310 people.
The results showed 31.9% had hypertension AKAP bus driver. So there is a relationship between age, total cholesterol, triglycerides, BMI, percent abdominal fat, percent body fat, alcohol consumption, and the consumption of fruit. Results of multivariate analysis, age, total cholesterol, triglycerides, alcohol consumption included in the final multivariate models, where the consumption of alcohol as a dominant protective factor against hypertension. Moderate alcohol consumption may increase HDL reduces the risk of hypertension."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sakti Dwi Permanasari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tinggi lemak yang dikonsumsi bersamaan dengan teh putih atau teh hijau terhadap kadar trigliserida serum pasca prandial. Penelitian ini menggunakan desain uji klinis, alokasi acak, cross over, dan tersamar ganda. Sebanyak 23 subjek hipertrigliseridemia borderline mengikuti penelitian dan mendapatkan dua kali perlakuan, yaitu mengonsumsi makanan tinggi lemak bersamaan dengan 7,5 gram teh putih atau teh hijau. Perlakuan dilakukan dalam dua hari dengan periode wash out 3 hari. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik subjek, asupan energi dan lemak, serta kadar trigliserida serum puasa dan pasca prandial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia subjek adalah 32,96 8,04 tahun dengan rerata IMT sebesar 26,23 3,62 kg/m2 yang termasuk dalam kategori overweight dan obesitas 1. Kadar trigliserida puasa tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara kedua kelompok perlakuan p=0,079 . Hasil dari pengukuran kadar trigliserida serum pasca prandial pada kelompok teh putih lebih rendah secara bermakna 231,43 76,49 mg/dL, p=0.024 . Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar trigliserida serum pasca prandial setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak bersama dengan meminum 7,5 gram teh putih lebih kecil dibandingkan meminum teh hijau. Kata kunci : hipertrigliseridemia borderline; teh putih; teh hijau; makanan tinggi lemak; trigliserida serum pasca prandial

ABSTRACT
AbstractThe increase in postprandial triglycerides can be one risk factor for cardiovascular disease.The aim of this research is to evaluate the effect of consumption high fat diet with white tea or green tea on postprandial serum triglyceride level. This study was a clinical trial, random allocation, cross over, and double blind. Twenty three hypertriglyceridemia borderline subjects completed this study. Each subject got twice treatment, which are consumption high fat diet with white tea or green tea. This treatment held in two days with three days wash out period. Data obtained include subject characteristics, dietary assessment of energy and fat intake, fasting and postprandial serum triglyceride levels. The mean age of subject is 32,96 8,04 years with a mean BMI of subject is 26,23 3,62 kg m2, categorized in overweight and obese. Fasting serum triglyceride level didn rsquo t show significantly different p 0,079 . The result from post prandial serum triglyceride levels from white tea group were significantly lower 231,43 76,49 mg dL, p 0,024 . This study suggest that the increase of post prandial serum triglyceride levels after consumed high fat diet and white tea were lower than green tea. Keywords green tea high fat diet hypertriglyseridemia borderline postprandial serum triglyceride level white tea"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Surya Tarina
"Introduction: Dyslipidemia is condition where there is an imbalance of lipid levels in the body. This may result in increased levels of serum Total Cholesterol and Total Triglycerides, which may increase risks of metabolic diseases. Hibiscus sabdariffa Linn. is a plant known to comprise of several therapeutic properties. These properties include antihyperlipidemic, antioxidant, antihypertensive, etc. For years, this plant has been utilized as alternative treatment for several metabolic diseases, such as Obesity. Studies show how administration of this extract could decrease serum LDL and Triglyceride while increasing HDL, although the mechanisms are still unknown. This study aims to examine whether extracts of Hibiscus sabdariffa Linn. may decrease levels of serum Total cholesterol and Total Triglycerides in Male Sprague Dawley Rodents.
Method: This study is a secondary data research that is based on data collected in an experimental research using rodents as subjects. The rodents are 6-10 weeks of age and are then separated into groups of 6. The groups are Control, Obese, HSE200, and HSE400. The independent variable was the dosage of the extract administered of Hibiscus Sabdariffa (HSE) which are 200mg/kgBW/day and 400 mg/KgBW/day. The dependent variable was the concentration of Total Triglyceride and Total Cholesterol post HSE administration of the rats. Blood samples will be taken before and after administration of the extract, which will then be processed through a reagent sampling using CHOD-PAP for Cholesterol and GPO-PAP for Triglyceride. The concentration will then be calculated, and the results is statistically analyzed using SPSS20 software. The results of each group of pre-post HSE administration for both Total Cholesterol and Total Triglyceride will be tested using ttest, while the results of post HSE administration will be tested using One-Way Anova.
Results: There is no significant difference in Total Cholesterol pre and post HSE administration using t-test or One Way Anova (P=0.892). There is a significant difference in the t-test results of Obese group (P=0.040) and HSE200 groups (P=0.010) of Total Triglyceride, but there was no significant difference in the One-Way Anova analysis of post HSE administration (P=0.159).
Conclusion: The HSE potentially lowers serum LDL-c while at the same time increasing serum HDL-c. Meanwhile, HSE promotes beta oxidation and inhibit lipogenesis, thus the Total Triglyceride levels In the serum will decrease.

Latar Belakang: Dislipidemia adalah kondisi di mana ada ketidakseimbangan kadar lipid dalam tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan kadar Kolesterol Total dan Trigliserida Total serum, yang dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik. Hibiscus sabdariffa Linn. adalah tanaman yang diketahui terdiri dari beberapa sifat terapeutik. Sifat-sifat ini termasuk antihyperlipidemic, antioksidan, antihipertensi, dll. Selama bertahun-tahun, tanaman ini telah digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk beberapa penyakit metabolisme, seperti Obesitas. Studi menunjukkan bagaimana pemberian ekstrak ini dapat menurunkan LDL dan serum trigliserida sambil meningkatkan HDL, meskipun mekanismenya masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekstrak Hibiscus sabdariffa Linn. dapat menurunkan kadar serum Total kolesterol dan Total trigliserida pada Tikus Pria Sprague Dawley.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian data sekunder yang didasarkan pada data yang dikumpulkan dalam penelitian eksperimental menggunakan tikus sebagai subyek. Hewan pengerat berusia 6-10 minggu dan kemudian dipisahkan menjadi kelompok 6. Kelompok tersebut adalah Kontrol, Obes, HSE200, dan HSE400. Variabel independen adalah dosis ekstrak yang diberikan Hibiscus Sabdariffa (HSE) yaitu 200mg/kgBB/hari dan 400mg/KgBW/hari. Variabel dependen adalah konsentrasi Total Trigliserida dan Kolesterol Total setelah pemberian HSE pada tikus. Sampel darah akan diambil sebelum dan setelah pemberian ekstrak, yang kemudian akan diproses melalui reagen sampling menggunakan CHOD-PAP untuk Kolesterol dan GPO-PAP untuk Trigliserida. Konsentrasi kemudian akan dihitung, dan hasilnya dianalisis secara statistik menggunakan perangkat lunak SPSS20. Hasil dari masing-masing kelompok pemberian HSE pra-post untuk Kolesterol Total dan Total Trigliserida akan diuji menggunakan ujit, sedangkan hasil administrasi post HSE akan diuji menggunakan One-Way Anova.
Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan dalam Total Kolesterol sebelum dan sesudah pemberian HSE menggunakan uji-t atau One Way Anova (P = 0,892). Ada perbedaan yang signifikan dalam hasil uji-t dari kelompok Obesitas (P = 0,040) dan kelompok HSE200 (P = 0,010) dari Total Trigliserida, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam analisis One-Way Anova dari administrasi pasca HSE (P = 0,159).
Kesimpulan: HSE berpotensi menurunkan serum LDL-c sementara pada saat yang sama meningkatkan serum HDL-c. Sementara itu, HSE mempromosikan oksidasi beta dan menghambat lipogenesis, sehingga kadar Trigliserida Total dalam serum akan menurun.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devanda Novaddo Muhammad Abeyakmal
"Latar belakang: Dislipidemia merupakan keadaan kadar profil lipid tidak dalam rentang optimal yang saat ini banyak ditemukan pada masyarakat di Indonesia. Dislipidemia dipengaruhi oleh faktor genetik, pola hidup, atau penyakit lain yang sudah ada. Status sosioekonomi juga dapat mempengaruhi kesadaran dalam mengontrol dislipidemia. Hal ini dapat ditemukan pada masyarakat kampung kota yang cenderung rendah pengetahuan dan kesadarannya akan dislipidemia. Dislipidemia yang tidak ditangani berpotensi mengakibatkan kerusakan ginjal, sebagaimana yang disebutkan beberapa studi terdahulu bahwa adanya hubungan dislipidemia dengan penurunan fungsi ginjal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan meneliti hubungan dislipidemia dengan penanda fungsi ginjal subjek dewasa yang tinggal di kawasan kampung kota Jakarta dan Tangerang.
Metode: Studi dilakukan dengan metode potong lintang pada subjek dewasa yang tinggal di kawasan kampung kota Jakarta dan Tangerang. Studi menggunakan data sekunder yang diambil pada September 2019-Maret 2020. Data subjek diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan.
Hasil: Dari 215 subjek yang dianalisis, didapatkan peningkatan kolesterol total sebanyak 43,7%; peningkatan trigliserida (TG) sebanyak 28,4%; penurunan high-density lipoproteins (HDL) sebanyak 15,3%; peningkatan low-density lipoproteins (LDL) sebanyak 64,7%; dan penurunan estimated glomerular filtration rate (eGFR) sebanyak 4,7% subjek. Hasil analisis menggunakan uji Fisher menemukan adanya hubungan antara peningkatan kolesterol total dengan penurunan eGFR (p=0,023).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara dislipidemia berdasarkan peningkatan kolesterol total dan penurunan fungsi ginjal pada masyarakat yang tinggal di kampung kota Jakarta dan Tangerang, sedangkan TG, HDL, dan LDL tidak berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.

Introduction: Dyslipidemia is the state of the lipid profile that is not in the optimal range which is currently found in many people in Indonesia. Dyslipidemia is affected by genetics, lifestyle, or certain comorbidities. Low socioeconomic status also could influence awareness in controlling dyslipidemia. It could be found in kampung kota people which have relatively low knowledge and awareness of dyslipidemia. Untreated dyslipidemia could potentially causes kidney damage, as mentioned by previous studies that dyslipidemia is correlated with decreased kidney function. Therefore, this research is conducted to examine the relationship between dyslipidemia and kidney function markers in adults who live in kampung kota in Jakarta and Tangerang.
Method: This study use cross-sectional design on adult subjects who live in kampung kota in Jakarta and Tangerang. This study used secondary data taken in September 2019-March 2020. Subjects’ data were selected based on defined inclusion and exclusion criteria.
Result: From the 215 subjects analyzed, there were found increased total cholesterol in 43.7%; increased triglycerides (TG) in 28.4%; decreased high-density lipoproteins (HDL) in 15.3%; increased low-density lipoproteins (LDL) in 64.7%; and decreased estimated glomerular filtration rate (eGFR) in 4.7% subjects. Analysis using Fisher’s test found an association between increased total cholesterol and decreased eGFR (p=0.023).
Conclusion: There is an association between dyslipidemia, based on increased total cholesterol, and decreased kidney function in people who live in kampung kota in Jakarta and Tangerang, meanwhile TG, HDL, and LDL are not associated with decreased kidney function.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Dwi Astriani
"Adanya lipid pada sampel darah pendonor diduga dapat mempengaruhi hasil uji saring IMLTD. Jenis dan kadar lipid yang diduga menganggu hasil uji saring perlu diketahui untuk menghindarkan adanya hasil negatif palsu ataupun positif palsu uji saring HBsAg yang berdampak pada keamanan darah. Tujuan penelitian ini untuk menentukan adanya pengaruh lipid terhadap hasil uji saring HBsAg metoda CLIA dalam menjaga keamanan darah, menentukan rentang kadar trigliserida dan kolesterol total yang mempengaruhi hasil uji saring HBsAg, memprediksi mekanisme yang paling mungkin menyebabkan gangguan hasil uji saring HBsAg pada sampel dengan kadar trigliserida dan kolesterol total tinggi dan cara efektif yang dapat menghilangkan lipid. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan kelompok sampel pertama 6 kantong plasma non lipemik reaktif HBsAg yang dibuat menjadi lipemik dengan penambahan lipofundin dan kelompok sampel kedua adalah 25 kantong  plasma donor lipemik non reaktif terhadap uji saring IMLTD yang diberikan perlakuan untuk menghilangkan lipid pada plasma tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna hasil uji saring HBsAg sebelum dan setelah penambahan lipofundin serta sebelum dan setelah diberikan perlakuan untuk menghilangkan lipid.  Cara menghilangkan lipid dapat dilakukan dengan sentrifugasi kecepatan tinggi, penambahan PEG 6000 8% dan penambahan dietylether. Kesimpulan penelitian ini, keadaan hiperlipidemia baik karena peningkatan kadar trigliserida ataupun kolesterol total tidak mempengaruhi kadar HBsAg dan cara yang efektif untuk menghilangkan lipid yang paling baik diperoleh dengan ekstraksi oleh dietylether.

The types of lipids and their amount in the blood donors sample can presumably affect transfusion transmitted infections (TTI) screening test result. The interference in the screening test needs to be identified to avoid false negative result or false positive result of Hepatitis B Antigen (HBsAg) screening test in which blood safety is impacted. This study aims to investigate the impacts of blood lipids towards HBsAg screening test result using Chemiluminescence Immuno Assay (CLIA) methods, to determine the triglycerides range and total cholesterol levels that affect  HBsAg screening test result using CLIA method, to predict which mechanism that significantly causes interference in lipemic sample for HBsAg screening test  as well as to find the effective ways to remove lipids. Experimental method was used in this study by using two sample groups; the first sample group was 6 non lipemic-reactive HbsAg  plasma bags which were modified to lipemic samples using lipofundin  and the second sample group  was 25 lipemic- non-reactive HBsAg which were given treatment to remove the lipids in the plasma. The results suggested that there were no significant differences in HBsAg level either in the first group before and after adding  lipofundin and also in the second group before and after treatment. In addition, it was found that high speed centrifugation, PEG 6000 8% and dietylether could be used to remove lipids from lipemic plasma. As the conclusion, the state of hyperlipidemia caused by  high triglyceride and total cholesterol in this study had shown no effect on the HBsAg level. Moreover, this study showed that one of the effective ways to eliminate lipids was obtained by dietylether extraction."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Hakim Yanewati
"Crude Palm Oil (CPO) dapat diproses melalui pirolisis menghasilkan bio-oil yang membutuhkan upgrading untuk mengubah bio-oil menjadi biofuel salah satunya melalui hidrodeoksigenasi (HDO). Penelitian lanjut mengenai pengaruh tekanan gas hidrogen (H2) terhadap reaksi HDO dengan komponen umpan olahan CPO serta pirolisat Polypropylene (PP) termal dilakukan untuk meningkatkan pemahaman komprehensif terhadap variabel reaksi HDO pada produksi biofuel dengan metode umpan gas H2 dan pelarut yang berbeda. HDO katalitik campuran 50% Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan 50% pirolisat PP termal- juga berperan sebagai pelarut- dengan katalis Ni-Cu/ZrO2 dilakukan pada variasi tekanan 8-14 bar gas H2 menggunakan reaktor hidrogenasi self-induced impeller. Katalis Ni-Cu/ZrO2 hasil preparasi penelitian berukuran mesopori dengan ukuran kristal 33,95 nm, luas permukaan spesifik 8,04 m2/g, dan konsentrasi situs basa sebesar 0,38 mmol/g memiliki stabilitas termal yang rendah serta interaksi Ni dengan metal-oxide lemah karena keberadaan pengotor dan Ni-Cu yang kurang terimpregnasi pada pengemban ZrO2. Tekanan gas H2 memengaruhi perubahan komposisi ke arah biodiesel dengan peningkatan komposisi alkana dan olefin serta penurunan komposisi sikloalkana, alkohol, asam karboksilat, dan keton sepanjang 10 - 14 bar gas H2 di samping keberadaan data outlier pada 8 bar gas H2. Yield fraksi cair maksimal 55-65% dengan peningkatan yield solid campuran wax dan sludge dari komponen umpan serta penurunan yield NCG seiring peningkatan tekanan gas H2 didapatkan. Rasio komponen PP dan RBDPO sebagai umpan pada reaksi HDO menghasilkan yield biofuel tertinggi pada 50% PP dan 50% RBDPO. Keuntungan kemampuan dispersi partikel gas H2 pada self-inducing impeller reaktor HDO tidak dapat menanggulangi rendahnya solubilitas gas H2 pada pelarut pirolisat PP termal.

Crude Palm Oil (CPO) can be processed through pyrolysis to produce bio-oil which requires upgrading to convert bio-oil into biofuel, one of which is through hydrodeoxygenation (HDO). Further research on the effect of hydrogen gas pressure (H2) on HDO reactions with processed CPO feed components and thermal Polypropylene (PP) pyrolyzate was carried out to improve a comprehensive understanding of HDO reaction variables in biofuel production with H2 gas feed methods and different solvents. The catalytic HDO mixture of 50% Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) and 50% thermal PP pyrolyzate- also acts as a solvent- with a Ni-Cu/ZrO2 catalyst carried out at a pressure variation of 8-14 bar H2 gas using a self-induced impeller hydrogenation reactor. The Ni-Cu/ZrO2 catalyst as a result of the research preparation is mesoporous with a crystal size of 33.95 nm, a specific surface area of ​​8.04 m<2/g, and a base site concentration of 0.38 mmol/g. It has low thermal stability and the interaction of Ni with metal. -oxide is weak due to the presence of impurities and poorly impregnated Ni-Cu on the support. The pressure of H2 gas affects the composition change towards biodiesel by increasing the composition of alkanes and olefins and decreasing the composition of cycloalkanes, alcohols, carboxylic acids, and ketones along 10 - 14 bar of H2 gas in addition to the presence of outlier data at 8 bar of H2 gas. Maximum liquid fraction yield is 55-65% with an increase in yield of solid mixture of wax and sludge from the feed component and a decrease in NCG yield as H2 gas pressure increases. The ratio of PP and RBDPO components as feed in the HDO reaction resulted in the highest biofuel yields at 50% PP and 50% RBDPO. The advantage of H2 gas particle dispersion ability in the self-inducing impeller of the HDO reactor cannot overcome the low solubility of H2 gas in the thermal PP pyrolyzate solvent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>