Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julia Kalmirah
"ABSTRAK
Tesis ini membahas Model Pengelolaan Dana Bantuan Lingkungan yang
dilakukan KEHATI dengan menggunakan metode kualitatif dan strategi penelitian
studi kasus. KEHATI merupakan organisasi non profit yang mendukung
pelestarian lingkungan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat yang
didukungnya. Penelitian ini fokus pada lembaga KEHATI dengan kurun waktu
2007 hingga 2011 dimana KEHATI menerima dana hampir mencapai 200 milyar
rupiah dari berbagai sumber seperti lembaga donor, pemerintah, dan swasta dan
telah menyalurkan dana bantuan kepada 265 mitra di seluruh Indonesia. Konsep
reflexive modernity digunakan untuk menjelaskan bagaimana world risk society
menerima pencerahan untuk memiliki wawasan global (tidak berbatas), memaksa
setiap individu untuk saling berkomunikasi untuk mencegah risiko dan
berpartisipasi mengurangi kerugian/resiko global dengan memobilisasi dana-dana
bantuan untuk lingkungan. KEHATI sebagai lembaga grantmaking
mengembangkan Model Pengelolaan Bantuan Lingkungan yang berasal dari
beragam lembaga donor secara transparan dan akuntabel. Penelitian ini
merekomendasikan bahwa dengan pengalaman KEHATI sebagai lembaga
pengelola dan penyalur dana bantuan untuk lingkungan, maka Model Pengelolaan
Dana Bantuan Lingkungan KEHATI bisa menjadi rujukan bagi organisasi non
pemerintah untuk mereplikasi model tersebut dalam pengelolaan dana bantuan
yang tidak terbatas bagi dana-dana bantuan untuk lingkungan.

ABSTRACT
This thesis applied the qualitative method and case study as the strategy of
research to discuss the Model Pengelolaan Dana Bantuan Lingkungan
(Environmental Grants Management Model) developed by KEHATI. KEHATI
Foundation is a non-profit organization supporting sustainable environment and
community empowerment. This research focuses on the grants management done
by KEHATI during 2007-2011 where KEHATI received alomost 200 billion
Rupiah from various sources including donor, government, and private sectors.
These grants have been disbursed to 265 partners throught Indonesia.The
reflexive modernity concept is used to outline the awareness of the word risk
society to have have the global and unlimited vision that urges each individual to
communicate each other to avoid risks and to participate in reducing the global
risks/losses by mobilizing environment grants. As a grant making institution,
KEHATI develops the Model Pengelolaan Dana Bantuan Lingkungan
(Environmental Grants Management Model) to manage the fund from various
donor institutions by upholding the the transparent and accountable principles.
Considering KEHATI’s experiences as an institution that manages and disburses
environment grants, this study recommends that this model can be the reference
for non-governmental organizations to replicate the way they manage the
unlimited grants for environment."
2013
T39269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delta Annabarobby Glegar Antariksa
"Penelitian bertujuan untuk membandingkan secara komprehensif praktek Stakeholder Mapping yang menjadi alat untuk menentukan Who and What Really Counts di dalam organisasi nirlaba. Data studi kasus diambil dari dua organisasi nirlaba berbentuk yayasan di Indonesia. Organisasi nirlaba memiliki banyak stakeholder yang mempengaruhi operasional organisasi. Hal tersebut membuat perusahaan membutuhkan Stakeholder Mapping. Wahana Lingkungan Hidup dan Yayasan Keanekaragaman Hayati adalah contoh dua organisasi nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan menjadi objek penelitian ini. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode wawancara di masing-masing organisasi. Penulis akhirnya dapat menyimpulkan stakeholder mana yang paling penting bagi dua organisasi nirlaba tersebut, dan mengambil persamaan kondisi stakeholder antara kedua organisasi nirlaba tersebut.

The study aims to comprehensively compare the practice of Stakeholder Mapping as a means to determine Who and What Really Counts in the non-profit organization. Nonprofit organizations have many stakeholders which affect the organization?s operational. This makes the foundation requires Stakeholder Mapping. Wahana Lingkungan Hidup and Kehati Foundation is two example of non-profit organizations engaged in the environment field, has become the research object for this study. The author conducted research using interviews in each organization. Authors can finally conclude where the most important stakeholders for the two non-profit organizations, and find the similarities between these two non-profit organization stakeholders.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Jade Oktavian
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan tata kelola organisasi nirlaba yang dilakukan oleh Yayasan XYZ berdasarkan Pedoman Umum Governansi Organisasi Nirlaba Indonesia (PUG-ONI) yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya penyalahgunaan dana yang dilakukan oleh organisasi nirlaba khususnya yayasan, yang diduga disebabkan oleh tata kelola organisasi nirlaba yang tidak diimplementasikan dengan baik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh dari wawancara kepada organ yayasan serta analisis atas dokumentasi yang dimiliki yayasan. Hasil penelitian menunjukkan Yayasan XYZ belum sepenuhnya menerapkan pedoman tata kelola organisasi nirlaba yang ada dalam PUG-ONI. Regulasi yang belum sejalan dengan PUG-ONI, keterbatasan sumber daya yang dimiliki Yayasan XYZ, serta kompleksitas PUG-ONI menjadi beberapa kendala penerapan PUG-ONI oleh Yayasan XYZ.

This study aims to evaluate the implementation of non-profit organization governance carried out by XYZ Foundation based on General Guidelines for Non-Profit Organization Governance issued by National Committee for Governance Policy. This research was motivated by the many misuses of funds committed by non-profit organizations, especially foundations, which were allegedly caused by the governance of non-profit organizations that were not implemented properly. This research is descriptive research with a case study approach. Data were obtained from interviews with foundation organs and analysis of documentation owned by the foundation. The results showed that XYZ Foundation has not fully implemented the governance guidelines of non-profit organizations in PUG-ONI. Regulations that are not in line with PUG-ONI, limited resources owned by the XYZ Foundation, and the complexity of PUG-ONI are some of the obstacles to the implementation of PUG-ONI by the XYZ Foundation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanu Sudjojo
"Saat ini industri pertambangan di Indonesia telah berkembang dengan pesat, balk dari segi jumlah investasi dan produksinya. Perkembangan ini disatu sisi merefleksikan semakin besarnya manfaat ekonomi industri pertambangan bagi pemerintah pusat maupun daerah. Disisi lain, keadaan ini meningkatkan resiko kerusakan lingkungan hidup karena dampak lingkungan hidup melekat dalam setiap kegiatan industri pertambangan.
Dampak industri pertambangan terhadap lingkungan hidup mencakup dampak terhadap lingkungan flsik/alamiah maupun lingkungan sosial. Dampak pada lingkungan sosial acapkali bersifat negatif bagi masyarakat lokal. Sekarang ink untuk mengatasi dampak-dampak sosial tersebut, perusahaan pertambangan menaruh perhatian Iebih besar pada upaya pengelolaan lingkungan sosial melalui pendekatan community development.
Namun beberapa penelitian menunjukkan community development yang dilakukan perusahaan pertambangan masih kurang memadai, karena cenderung reaktif, bersifat jangka pendek dan ditekankan pada program-program fisik. Sedangkan program yang bersifat non fisik, kuhususnya pengembangan kapasitas masyarakat kurang mendapat perhatian. Padahal pengembangan kapasitas masyarakat adalah faktor yang sangat panting untuk mempersiapkan masyarakat menuju ke arah yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Disisi lain, karakter utama dari industri pertambangan adalah sifatnya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable industry, sehingga industri tersebut hanya bersifat sementara. Jika ketergantungan masyarakat lokal pada perusahaan masih sangat besar, pada saat aktivitas industri pertambangan berakhir, maka pembangunan masyarakat lingkar tambang akan mengalami proses deindustrialisasi yang ditandai dengan berhentinya seluruh aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Mengacu dari penjelasan-penjelasan diatas, tesis ini akan mencoba membahas upaya pengelolaan lingkungan sosial dalam meningkatkan kapasitas masyarakat lingkar tambang melalui community development yang dilakukan oleh perusahaan tambang.
Tujuan Penelitian ini adalah: pertama, mendeskripsikan pengelolaan lingkungan sosial yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan. Deskripsi mengenai hal tersebut ditekankan corporate social responsibility perusahaan dan community development yang dijalankan oleh perusahaan pertambangan. Kedua, mendeskripsikan dampak atau implikasi pengelolaan lingkungan sosial yang pada kapasitas masyarakat Iokal. Ketiga, Memberikan penilaian mengenai peningkatan kapasitas masyarakat lokal dikaitkan dengan kesiapan mereka untuk membangun secara mandiri dan berkelanjutan. Sedangkan hipotesis kerja penelitian ini adalah: pertama, Pengelolaan lingkungan sosial yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dalam derajat tertentu ditentukan oleh corporate social responsibility perusahaan dan community development yang dilakukan perusahaan pertambangan. Kedua, pengelolaan lingkungan sosial yang selama ini dilakukan oleh perusahaan pertambangan, dalam derajat tertentu dapat meningkatan kapasitas masyarakat lokal.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian studi kasus dan dengan menggunakan metode pengumpulan data pengamatan, wawancara mendalam dan penggunaan dokumen. Studi kasus dilakukan d PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT), sebuah perusahaan pertambangan multinasional yang sedang mengusahakan penambangan bijih tembanga di Batu Hijau, kabupaten Subawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Dari hasil penelitian ini diperoleh temuan bahwa perhatian PTNNT pada upaya pengelolaan Iingkungan sosial masyarakat lingkar tambang cukup besar. Hal ini terlihat dari komitmen dan kebijakan Social Lisence To Operate (SLTO) dan Corporate Social Responsibility PTNNT yang memandang penting kedudukan masyarakat lingkar tambang dalam kegiatan perusahaan. Selain itu, dari penelitian ini diperoleh temuan bahwa mekanisme pengelolaan lingkungan sosial PTNNT telah berjalan secara sistematis, berdasarkan konsep dan strategi community development yang cukup jelas, melalui perencanaan jangka panjang dan secara relatif telah melibatan partisipasi masyarakat serta dukungan sumberdaya yang cukup besar dari perusahaan, balk dukungan dalam bentuk organisasi maupun dana atau anggaran. Dalam community developmen nya, PTNNT tidak saja melakukan pembangunan fisik namun juga pembangunan non fisisk, atau pembangunan kapasitas. Cakupan program pengelolaan lingkungan sosial PTNNT juga sangat luas, meliputi program pengembangan infrastruktur fisik, kesehatan masyarakat, pengembangan pendidikan, pengembangan pertanian dan pengembangan usaha (bisnis) lokal.
Walaupun demikian, konsep pengembangan kapasitas dalam community development cenderung dipersepsikan secara terbatas, pelibatan partisipasi masyarakat lingkar tambang pada program tahunan community development cenderung masih rendah dan pengelolaan lingkungan sosial cenderung dilakukan secara sektoral oleh masing-masing divisi dan program yang terdapat dalam Seksi Community Development PTNNT.
Bertolak dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa pengelolaan sosial yang dilakukan PTNNT telah mampu meningkatkan kapasitas di tingkat individu. berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, sedangkan peningkatan kapasitas di tingkat organisasi dan komunitas rnasih kurang terlihat.
Berdasarkan hasil tersebut maka, hingga saat penelitian ini dilakukan, peningkatan kapasitas yang terjadi pada masyarakat lingkar tambang dinilai masih belum cukup untuk mempersiapkan masyarakat lingkar tambang untuk membangun secara mandiri dan berkelanjutan. Akan tetapi, upaya pengelolaan lingkungan sosial yang dilakukan oleh Seksi Community Development PTNNT dalam jangka panjang cukup menjanjikan bag peningkatkan kapasitas masyarakat lingkar tambang, bila: a) PTNNT memperluas konsep pengembangan kapasitasnya, b) PTNNT mempertimbangkan program-program yang berkaitan dengan pembentukan, penguatan visi dan kemampuan untuk memerintah serta program-program yang berkaitan dengan peningkatan dan perluasan keterlibatan anggota dalam komunitas, dan c) PT. NNT meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar divisi dan program yang terdapat di dalam Seksi Community Development PT. NNT ataupun antar Community Organizer ketika merealisasikan program-program community development.

Indonesian mining industry today is growing at a fast pace, both in terms of investments and production. Such progress on the one hand reflects increasing economic benefits generated by the industry for central and local governments; on the other hand, it poses greater risks to the environment because the environmental impact is inherent in every mining activity.
The mining industry affects both the physical/natural and social environments. It is local people that suffer the mostly negative impacts of mining activities on the social environment. In order to deal with these social impacts, mining companies give greater attention to social environment management efforts through a community development approach.
A number of researches, however, show that community development programs run by mining companies are considered not satisfactory as they tend to be reactive, short-term and physical programs. Non-physical programs, e.g. one that develops the community's capacities, are not given proper attention despite the fact that community capacity development is an important factor in preparing people to lead a more independent and sustained life.
Mining is a non renewable industry, and it is only temporary. If local people are highly dependent on mining companies, no more mining activities will result in de-industrialization, marked by stoppages of all social and economic activities of the local communities.
Referring to the above statements, this thesis discusses social environment management applied by mining companies to build the capacities of local communities through their community development programs.
This research used a case study method as well as data collection, observations, in-depth interviews and documents. The company studied in the research was PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT), a multi-national company mining copper ores in Batu Hijau in the regency of West Sumbawa, West Nusa Tenggara.
Research results show that PTNNT is highly concerned about social environment management as seen from its commitment to and policy on social environment management that respects the community living around the mining areas. Social Lisence To Operate and Corporate Social Responsibility are the basis on which the company makes its commitment and policy. PT NNT has been managing the social environment systematically, with sufficiently clear community development concept and strategy, long-term planning, community engagement and adequate organizational support and funds. The concept of community development applied by the company does not only address physical development but the capacity building of the community as well. The company's social environment management has an extremely wide coverage: infrastructure development, community health care as well as educational, agricultural and local business developments.
It can be concluded that the social environment management programs run by PTNNT are capable of building the capacities of the communities living around mines. However, in the case of, the company focused its social environment management on building the capacity of the community at individual level by promoting the knowledge and skills of community members, leaving their capacities at organizational and community levels not sufficiently attended to. By the time this research was on-going, the company had not been able to make appropriate capacity building efforts to prepare people living around mining areas to carry on with independent and sustainable development.
However, social environment management efforts taken by the Community Development Division of PT NNT are highly promising in the long run for building the capacities of people living around mining areas provided that the company a) develops a better capacity-building concept; b) considers to implement programs related to the establishing and strengthening of a proper vision and instructing capabilities as well as programs concerned with improving the involvement of community members; and c) enhances coordination and communication between sections within the Community Development Section or between Community Organizer to get its community development programs on track.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T 17565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Farhan Irawan
"Penelitian ini membahas mengenai manajemen informasi di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) khususnya berhubungan dengan alur informasi di IDI, dengan menggunakan dan menerapkan metode 7 tahap audit informasi yang dibuat oleh Susan Henzcel. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi informasi apa saja yang dibutuhkan oleh IDI dan bagaimana manajemen informasi di IDI, yang mana manajemen informasi ini dapat menunjang kinerja organisasi sesuai visi dan misi dari sebuah organisasi. Menurut pandangan penulis, IDI yang merupakan sebuah organisasi profesi kedokteran di Indonesia seharusnya menerapkan audit informasi dalam kegiatan manajemen informasi, dengan memeriksa apa saja kebutuhan informasi organisasi IDI yang diperlukan untuk pemecahan masalah sehingga informasi yang diperoleh organisasi dapat sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses manajemen informasi di IDI dibagi menjadi 3 bagian, yaitu penelusuran, pengolahan, dan penyaluran informasi. Selain itu, faktor yang mempengaruhi kegiatan manajemen informasi di IDI adalah penggunaan alat-alat teknologi informasi dan koneksi internet untuk saling berhubungan dengan beberapa anggota lainnya. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perlu adanya sistem tersendiri dalam kegiatan manajemen informasi untuk menunjang kegiatan organisasi di IDI.

This research is about information management in Indonesian Medical Association (IDI), that is related on information flow in IDI, using and implementing the seven stages of information audit made by Susan Henzcel. The purpose of this research is to identify the required by IDI and how it is managed in IDI. In IDI, information management can be support organizational performance in line with the vision and mission of an organization. Based on this research, there is a need in IDI, an organization of medical professional in Indonesia, to implement the information audit on the information management, which examining what information needs of IDI, so that the organization is able to deal the problems, by coordinating that information obtained by organization can to what is needed.
The result shows that the processes of information management in IDI are divided into 3 parts, namely: searching, processing, and distribution. In addition, the other things that influence information management in IDI are the using of tools of information technology and internet connection to communicate with other members. The research also shows that there should have been a dedicated internal system in the information management in order to support the organization work in IDI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohammad Soerjani
Jakarta: Yayasan Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan, 2007
333.7 MOH l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tri Widodo
"Penelitian ini melakukan analisis pemetaan pemangku kepentingan pada sebuah organisasi nirlaba yang berbentuk yayasan, yaitu Yayasan Titian Masa Depan. Yayasan ini bergerak di bidang sosial-pendidikan yang memiliki kantor pusat di Jakarta. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menentukan pemangku kepentingan utama, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan yayasan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan metode kualitatif, cara pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, wawancara dan kuesioner kepada narasumber. Hasil analisis yang dilakukan selama penelitian menunjukkan bahwa Titian memiliki empat pemangku kepentingan utama, yaitu: manajemen, dewan pembina (board), donor dan penerima manfaat. Pengelolaan yang tepat kepada pemangku kepentingan utama dapat menambah efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki yayasan serta menjamin keberlanjutan usaha yayasan. Keterbatasan penelitian ini adalah belum adanya instrumen untuk melakukan pemetaan pemangku kepentingan yang khusus untuk organisasi nirlaba, sehingga penelitian ini masih mengacu pada instrumen untuk organisasi yang berorientasi laba. Selain itu, penelitian ini juga belum menggunakan focus group discussion untuk melengkapi data yang dikumpulkan. Penelitian ini juga dilakukan berdasarkan persepsi dari narasumber yang hasilnya sangat bergantung pada pandangan narasumber.

This research analyses the implementation of stakeholder mapping within a non-profit organization operating in the social-education sector, named the Titian Foundation. The main objective of this research is to determine the key stakeholders of Titian Foundation, who must be considered during decision-making processes. This research is a case study using qualitative methods; data for this research was obtained through literature study, interviews and questionnaires. This research identifies four key stakeholders of Titian Foundation: management, board member, donors and beneficiaries. Proper stakeholder management approaches help organizations use their resources effectively and efficiently, and also ensure their going concerns. The limitations of this research are related to the analysis instruments used and the data collection method that could be completed with focus group discussions. This research relies on the managements perceptions that are limited to managements perspective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>