Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zurman Hatta
"Fungsi ginjal ialah menjaga homeostasis cairan elektrolit dan asam basa dengan cara filtrasi reabsorpsi eksresi ekresi sekresi dan nonsekresi. Gagal ginjal menggambarkan kegagalan fungsi tersebut dengan karakteristik parameter laboratorik untuk GGT yaitu 5-10 ml/menit nilai CCT. dan GFR 10%. Kondisi ini menyebabkan sindroma uremia dan memerlukan terapi pengganti atau dialisis.
Hemodialisis berdampak pada perubahan citra tubuh (Kaplan, 1978). Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan tersebut antara lain mesin dializer, tindakan dialisis yang kontinyu dan perubahan penampilan fisik/ fungsinya serta kerusakan berkemih. Perubahan citra tubuh ini bila tidak ditangani, dapat menjadi stressor yang mengancam integritas personal klien GGT yang menjalani hemodialisis.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dampak hemodialisis pada klien GGT terhadap perubahan citra tubuh. Desain yang digunakan yaitu deskriptif sederhana. Pengumpulan data dilaksanakan tanggal 17-18 Mei 2002 di ruang hemodialisis RSUPN-CM Jakarta dengan metode purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak 16 orang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata dampak hemodialisis pada klien GGT terhadap perubahan citra tubuh di dominasi kategori sedang (rata-rata skor=5) dengan perincian total skor 1-4 (ringan)= 37,50% 5-9 (Sedang) = 56,25%. 10-14 (berat) = 6,25% dan 15-18 (sangat berat) = 0%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5238
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Data insiden gagal ginjal kronik (GGK) secara keseluruhan di Indonesia belum diketahui
secara pasti. Pengobatan akhir dari GGK adalah dengan terapi pengganti ginjal atau
hemodialisis (HD). HD adalah merupakan suatu tindakan untuk menggantikan fungsi
ginjal yang rusak dengan tujuan mengeluarkan kelebihan cairan dan produk limbah
dalam tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi klien
dengan GGK yang menjalani HD terhadap perubahan citra dirinya. Penelitian ini
dilakukan di RSUPN. DR. Cipto Mangunkusumo dan RS. Pelabuhan Jakarta. Desain
penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Populasi pada penelitian ini
adalah klien dengan GGK yang menjalani HD di Ruang Hemodialisa. Jumlah sampel
pada penelitian ini sebanyak 43 orang terdiri dari 30 orang dari Ruang Hemodialisa
RSUPN. DR. Cipto Mangunkusumo dan 13 orang dari ruang Hemodialisa RS.
Pelabuhan Jakarta. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden dan
responden diminta untuk menjawab pada kolom yang tersedia dengan memberikan tanda
check list. Instnunen yang digunakan terdiri dari data demograti (kuesioner I) dan
pemyataan pengetahuan tentang penyakit, citra diri, konsep din positii harga diri
rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi (kuesioner II), setelah data terkumpul
dianalisa dengan analisis univariat. Hasil analisa data diketahui bahwa klien dengan
GGK yang menjalani HD mempunyai persepsi positif terhadap ciua dirinya. Pcnelitian
ini merekornendasikan perlunya pendekatan asuhan keperawatan pada klien yang
menjalani hemodialisis hams secara komprehensif, pengembangan instrumen penelitian
yang mernenuhi validitas dan reliabilitas, sampel yang diambil dalam jurnlah besar
sehingga hasihaya dapat digeneralisir, dan perlu juga dilakukan penelitian lebih Ianjut
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan citra diri pada klien dengan GGK yang
menjalani HD dengan menggunakan desain penelitian eksperimen."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5479
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahman
"Gagal Ginjal Kronik (GKK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di daerah perkotaan. Salah satu masalah yang dialami pasien GGK akibat tidak berfungsinya ginjal adalah masalah kelebihan cairan. Pengaturan pemasukan cairan akan mengurangi penambahan cairan di dalam tubuh di antara dua waktu hemodialisis (HD). Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis evidence based mengenai pembatasan cairan dalam mengatasi masalah kelebihan volume cairan di antara dua waktu dialisis. Metode penulisan ini adalah studi kasus dan studi literatur. Pembatasan cairan pada pasien ini terbukti optimal dalam mengurangi risiko kelebihan cairan di antara dua waktu dialisis. Rekomendasi penulisan ini ialah agar perawat perlu mengajarkan pembatasan cairan kepada pasien GGK di antara dua waktu dialisis untuk mengatasi masalah kelebihan volume cairan.

Chronic Kidney Disease (CKD) is one of prominent health problem in urban area. Fluid overload is one of problems in CKD. Arrangement of intake fluids will reduce fluids excess in the body inter-dialysis time. This aims to analyze evidence based practice of fluid restriction to treat fluid excess inter-dialysis time. Methode of this paper is case study and literature study The results showed that fluid restriction is optimal to reduce the risk of fluid excess inter-dialysis time. It's important for nurses to teach the patient about restriction to prevent overload/fluid excess in chronic kidney disease.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Halimah Sakdiah
"Pasien hemodialisis dapat mengalami perubahan yang bisa menjadi suatu stresor pada dirinya. Penelitan ini untuk melihat gambaran psikopatologi pada pasien hemodialisis, merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan rancangan penelitian potong lintang dilakukan terhadap pasien di unit hemodialisis RSCM pada bulan Juli-November 2014 menggunakan kuesioner Symptom Check List 90 (SCL-90). Sebagian besar subyek penelitian menunjukkan adanya gambaran psikopatologi (50.5%) dengan gejala terbanyak adalah depresi, gangguan obsesif kompulsif, fobia, ansietas dan gejala tambahan. Terdapat hubungan antara variabel usia (p 0.028), pendidikan (p 0.008) dan pendapatan (p 0.031) dengan munculnya gejala psikopatologi.

Hemodialysis patients can undergo changes that could be a stressor in itself. The study is conducted to see the psychopathology features in patients on hemodialysis. The design of the study was a cross-sectional analytic descriptive study which was conducted on patients in hemodialysis units in RSCM on July-November 2014 using Symptom Checklist 90 (SCL-90) questionnaire. Most of the study subjects showed psychopathology features (50.5%) with the prominent symptoms being depression, obsessive compulsive disorder, phobias, anxiety and additional symptoms. There is a correlation between age (p 0.028), education (p 0.008) and income (p 0.031) variables with psychopathology symptoms.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sevrima Anggraini
"Penyakit Gagal Ginjal Kronik GGK merupakan suatu keadaan dimana ginjal mengalami kelainan struktural atau gangguan fungsi yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyakit ginjal kronik bersifat progresif dan irreversible, pada tahap lanjut tidak dapat pulih kembali. Diperlukan terapi pengganti ginjal untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Terdapat beberapa risiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik seperti hipertensi, diabetes mellitus, pertambahan usia, pernikahan, pekerjaan dan IMT. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan terapi hemodialis dan peritonial dialisis terhadap ketahanan hidup pasien gagal ginjal kronik di RSCM tahun 2012-2017. Desain studi dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif. Jumlah total sampel penelitian ini adalah 110. Dari studi ini diketahui sebanyak 49 pasien yang menjalani hemodialisis meninggal dan 29 pasien yang menjalani CAPD meninggal. Pengaruh jenis terapi terhadap ketahanan hidup pasien GGK setelah dikontrol variabel kovariat didapatkan bahwa variabel umur berinteraksi dengan jenis terapi dimana pasien hemodialis yang berumur ge;60 tahun berisiko untuk lebih cepat meninggal sebesar 4 kali dibandingkan pasien yang menjalani CAPD 95 CI 1,3-13. Disarankan kepada pasien GGK yang berumur ge;60 untuk mempertimbangkan menggunakan CAPD sebagai alternatif dialisis.

Chronic Kidney Disease CKD is a condition in which the kidneys have structural abnormalities or functional disorders that have lasted more than 3 months. CKD is progressive and irreversible, in the later stages can not be recovered. Kidney replacement therapy is needed to remove metabolic waste products and regulate body fluid balance. There are several risks that can cause CKD such as hypertension, DM, age, , marriage, BMI ,work. The purpose of this study was to determine the relationship between hemodialis therapy and dialysis peritoneal on the survival of patients with CKD at RSCM 2012 2017. The study design in this study was a retrospective cohort. The total sample of this study was 110. From this study it was found that 49 of patients undergoing hemodialysis died and 29 of patients who underwent CAPD died. The effect of this type of therapy on survival of CKD patients after controlled by covariate variables found that the age variable interacted with the type of therapy where hemodialis patients aged ge 60 years are at risk for more rapid death 4 times than patients CAPD 95 CI 1.3 13 . It is recommended to patients aged ge 60 to consider using CAPD as an alternative to dialysis."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretta Limawan
"Terdapat 200 anak dengan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) di Indonesia. Hampir 99% menjalani hemodialisis. Pasien dengan catheter double lumen (CDL) sering mengalami infeksi pada akses hemodialisis yang digunakan. Penelitian ini bertujuan melihat karakteristik pasien yang menjalani hemodialisis menggunakan CDL baik tunnelled (TCDL) maupun non-tunnelled (NTCDL), insidensi infeksi, faktor risiko yang memengaruhi terjadinya infeksi, dan angka kesintasan CDL. Penelitian ini adalah kohort retrospektif menggunakan data rekam medik pasien anak yang dipasang akses vaskular hemodialis oleh Divisi Bedah Vaskular RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) mulai Januari 2016 hingga Juli 2022. Sebanyak 154 pasien PGTA anak menjalani hemodialisis di RSCM. Didominasi oleh laki-laki, dengan median usia 14,0 tahun (range: 2,0–18,0). Terdapat 277 prosedur pemasangan akses vaskular, terdiri dari 164 NTCDL dan 113 TCDL. Komplikasi infeksi keseluruhan mencapai 220 kasus (79,4%), infeksi exit site 179 kasus (64,6%), dan catheter-related blood infection 41 kasus (14,8%). Faktor yang berhubungan dengan infeksi adalah leukositosis/leukopenia, hipoalbuminemia, dan lama pemakaian (p<0,05). Median survival NTCDL: 45,0 hari (IK95%: 39,2 – 50,8) vs. TCDL: 213,0 hari (IK95%: 149,6 – 276,4); Log-rank p <0,001. Tidak terdapat perbedaan karakteristik demografi, antara kelompok NTCDL dengan TCDL. Terdapat perbedaan angka median kesintasan (median survival) CDL sejak insersi hingga terjadi infeksi antara NTCDL dengan TCDL.

There were 200 children with end-stage renal disease (ESRD) in Indonesia. Nearly 99% undergo hemodialysis. Pediatric ESRD with catheters double lumen (CDL) often experienced hemodialysis access infections. This study aimed to find the characteristics of patients between tunnelled CDL (TCDL) and non-tunnelled (NTCDL), the incidence, risk factors, and survival of infection. This study was a retrospective cohort using medical record who had hemodialysis vascular access placement by the Division of Vascular and Endovascular Surgery RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) from January 2016 to July 2022. A total of 154 pediatric ESRD underwent hemodialysis at CMH, dominated by males, with median age 14.0 years (range: 2.0–18.0).  There were 277 procedures for placing vascular access, 164 NTCDL and 113 TCDL. Overall infection occured in 220 cases (79.4%), exit site infection in 179 cases (64.6%), and catheter-related blood infection in 41 cases (14.8%). Factors associated with infection were leukocytosis/leukopenia, hypoalbuminemia, and duration of catheter use (p<0.05). NTCDL median survival: 45.0 days (95%CI: 39.2 – 50.8) vs. TCDL: 213.0 days (95%CI: 149.6 – 276.4); Log-rank p<0.001. There were no demographic characteristic differences between the NTCDL and TCDL groups. There was a median catheter survival difference between NTCDL and TCDL from insertion to infection episode."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arles
"Telah dilakukan penelitian secara before and after terhadap pasien HD kronik antara bulan Mei 1997 - Juli 1997 di Subbagian Ginjal Hipertensi, SMF llmu Penyakit Dalam FKUI / RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sistem koagulasi akibat hemodialisis. Setelah melalui proses eksklusi terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sistem koagulasi, diteliti 30 subyek yang terdiri dari 20 laki-laki (66,6%) dan 10 perempuan (33,3%). Umur termuda 13 tahun dan tertua 71 tahun dengan rerata 45,5; 13,5 tahun.

A before and after study has been conducted on chronic HD patients between May 1997 - July 1997 in the Hypertension Kidney Subdivision, SMF llmu Internal Medicine FKUI / Dr.Cipto Mangunkusumo Hospital. This study aims to determine the changes in the coagulation system as a result of hemodialysis. After going through the process of exclusion of factors that can affect the coagulation system, 30 subjects consisting of 20 male (66.6%) and 10 female (33.3%). The youngest age is 13 years old and the oldest is 71 years old with an average of 45.5; 13.5 years."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Nirmala Dastrika
"ABSTRAK
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan
manusia untuk dapat melakukan kegiatan dengan optimal. Menurut WHO,
kesehatan mencakup keadaan fisik, mental dan sosial yang sehat, bukan hanya
semata-mata tidak adanya penyakit.
Namun tidak selamanya manusia berada dalam keadaan sehat. Gangguan
kesehatan bisa diakibatkan pikiran, emosi dan tindakan (DiMatteo, 1991). Salah
satu masalah kesehatan yang paling serius menurut Sarafino adalah penyakit
kronis, yaitu penyakit degeneratif yang berkembang dalam jangka waktu yang
lama (Tapp & Warner dalam Sarafino, 1994). Salah satu penyakit kronis yang
sangat serius adalah gagal ginjal kronis. Penyakit ini merupakan penyakit
penurunan firngsi ginjal sehingga tidak dapat lagi mengekskresikan sisa-sisa metabolisme dan racun dalam tubuh, dalam bentuk urine dengan normal.
Akibatnya, teijadi penumpukan cairan dalam tubuh yang dapat mengancam hidup
penderitanya. Treatment yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk
mempertahankan hidup penderita gagal ginjal adalah hemodialisis atau cuci darah.
Berbagai penelitian yang dilakukan diluar negeri mengemukakan
banyaknya gangguan emosi yang dial ami pasien hemodialisis, natara lain depresi,
kecemasan, keinginan untuk bunuh diri, stres akibat ketergantungan terhadap
mesin dan sebagainya.
Dari hasil interaksi peneliti dengan para pasien hemodialisis di RSCM
selama setahun lebih, terlihat bahwa pasien tidak selalu menampilkan emosi
negatif selama menjalani proses hemodialisis. Penenliti menjadi tertarik untuk
meneliti bagaimana pengalaman emosi yang dirasakan para pasien ini, dari masa
awal proses hemodialisis dan pada saat ini. Bagaimana pembahan emosi teijadi,
dan bagaimana mereka mengatasi masalah yang ditimbulkan penyakit dan proses
hemodialisis.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan teori Lazarus
sebagai landasan teori yang pada intinya menekankan adanya penilaian untuk
dapat memicu emosi tertentu dan proses-proses coping yang mengikuti emosiemosi
ini. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan wawancara semi
berstruktur sebagai metode utama dan observasi sebagai metode penunjang.
Pengumpulan data dilaksanakan di RSCM dengan subyek tiga orang pasien yang
sudah menjalani hemodialisis selama lebih dari setahun. Hasil penelitian menunjukkan subyek merasa takut,frustrasi, putus asa,
tertekan, mudah marah dan tidak mampu bekeija optimal pada masa awal
hemodialisis. Hemodialisis dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan dan
mengancam kesejahteraan diri. Coping yang diterapkan adalah yang berpusat
emosi, antara lain penyangkalan dan penghindaran terhadap kenyataan dan
lingkungan. Saat ini, para subyek sudah mampu menerima kenyataan dan bersikap
pasrah. Hemodialisis tidak lagi dipandang sebagai sebuatu yang menakutkan dan
menghambat aktivitas. Emosi positif yang dirasakan meliputi senang dan gembira
bila tidak ada gangguan fisik dan dapat meluangkan waktu bersama keluarga, juga
bangga bila dapat menunjukkan pada orang lain bahwa dirinya masih mampu.
Emosi negatif seperti kesal timbul bila ada gangguan fisik atau terhambat dalam
melakukan akti vitas. Coping yang diterapkan kini antara lain memodifikasi pikiran
buruk dengan yang lebih positif juga melakukan aktivitas ringan untuk melatih
fisik.
Peneliti menyarankan dilakukannya penelitian terhadap aspek-aspek lain
pada penderita penyakit ini karena banyak hal yang menarik yang belum tergali
dari penelitian ini dan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap kepada
pihak terkait.

"
2001
S2997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Qurratul Aini
"Klopidogrel, agen antiplatelet pasca Intervensi Koroner Perkutan (IKP), merupakan obat yang profil farmakokinetik dan farmakodinamiknya dipengaruhi oleh Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IMT terhadap respon klopidogrel pada pasien Sidrom Koroner Akut (SKA) setelah IKP. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang terhadap 143 rekam medis pasien SKA dengan IKP di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2018. Subyek dikelompokkan berdasarkan IMT, yakni kategori berat badan berlebih dan kategori berat badan tidak berlebih. Respon klopidogrel dinilai menggunakan luaran Major Adverse Cardiac Event (MACE) dalam tiga puluh hari pertama. Hasil dari penelitian adalah (a). Secara signifikan subyek dengan berat badan berlebih memiliki risiko terjadi MACE lebih tinggi dibanding subyek dengan berat badan tidak berlebih (PR = 6,792, CI 1(1,498 – 30,805). (b). Tidak ada variabel perancu yang berhubungan dengan MACE kecuali jenis klopidogrel. Subyek dengan klopidogrel generik bersifat proteksi terhadap MACE dibanding subyek dengan klopidogrel paten (Plavix) (PR 0,098, CI 0,013 -0,753). Kesimpulan dari penelitian ini adalah IMT berpengaruh secara signifikan terhadap MACE.

Clopidogrel, antiplatelet agent after Percutaneous Coronary Interventions (CPI), is  drug with high individual pharmacokinetic and pharmacodynamic variability interfered by Body Mass Index (BMI). The aim of this study is to assess  impact of BMI on clopidogrel responses after PCI. This comparative cross-sectional study was conducted in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta using 143 Acute Coronary Syndrome (ACS) patient health record years of 2018. Patients were randomly assigned into two groups based on BMI, overweight and normal weight groups. Results of this study are: (a). Overweight patient have higher MACE risk than normalweight patient (PR = 6,792, CI 1(1,498 – 30,805). (b) . No confounding variables are associated with MACE, except type of clopidogrel. Generic clopidogrel have protective effect of MACE ((PR 0,098, CI 0,013 -0,753)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T53367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Safitrie
"Praktik residensi keperawatan medikal bedah adalah program pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perawat ners spesialis dengan kekhususan tertentu. Kegiatan praktik residensi terdiri dari pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan menggunakan pendekatan model adaptasi Roy. Asuhan keperawatan dilakukan kepada pasien dengan kasus gagal ginjal terminal, keganasan dan obstruksi. Penggunaan pendekatan teori Roy bertujuan untuk membantu meningkatkan adaptasi individu terhadap lingkungannya. Penerapan evidence based nursing yang berupa ice therapy bertujuan untuk mengurangi nyeri penusukan AV fistula pada pasien yang menjalani hemodialisis. Tindakan ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi manajemen nyeri non farmakologi karena efektif, sederhana dan tidak memiliki resiko. Pelaksanaan proyek inovasi berupa program ambulasi dini pada pasien transplantasi ginjal bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien untuk melakukan ambulasi dini sehingga mempercepat lama rawat inap di rumah sakit

The residency practice of medical surgical nursing is an educational program that aims to produce nurse specialist with particular specialty. It consist of giving nursing care to patients with urinary system disorder using Roy's model adaptation. Nursing care during residency practice was given to patient with renal failure, malignancy and urinary tract obstruction. The using Roy adaptation model is aimed to improve patient adaptation with the environment. Implementation of evidence based nursing (EBN) using ice therapy is aimed to reduce pain cannulation AV fistula in patients undergoing hemodialysis. Ice therapy is simple, more effective, and without side effect so that it can be applied as non-pharmacological pain management intervention. The implementation of innovation project through early ambulation for kidney transplantation patient to increase knowledge and ability of patients to carry out early ambulation as to accelerate the length of stay hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>