Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pekerjaan rumah mempakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, yang dikerjakan siswa di rumah, dan diharapkan siswa harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut. Pemberian tugas belajar kadang-kadang bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Disisi lain, siswa yang merniliki atribut sebagai seorang remaja, yang mempunyai tugas perkernbangan pada usianya ditambah banyaknya konflik atau stress yang timbul baik dari faktor intemal atau ekstemal, memiliki persepsi yang berbeda pula mengenai pekerjaan rumah. Dengan demikian untuk melihat adanya perbedaan persepsi antara guru dan siswa mengenai pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak dapat dilihat dari persepsi masing-masing kelompok yaitu guru dan siswa. Tuiuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan persepsi guru dan siswa SLTP (remaja awal) tentang pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak Sampei yang digunakan adalah guru dan siswa SLTP kelas 3 di wilayah kelurahan Kalibaru, Tanjung priok dan pemilihan sampel dilakukan 'secara acak (sampel random sampling).
Pengurnpulan data diiakukan dengan menggunakan kuesioner untuk data demograti dan data tentang persepsi guru dan siswa. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deksriptif perbandingan. Setelah data diuji dengan menggunakan uji dua arah dan menggunakan rumus statistik mmpaired student t test dengan derajat kebebasan 0.05 dan degree of freedom n1+ n2 -2, didapatkan hasil nilai t = 0.33 sehingga nilai ini berada pada area terima Ho, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedan yang bermakna antara persepsi guru dan siswa mengenai pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5110
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Trivini Valencia
"Merawat anak dengan kanker dapat menimbulkan stres bagi orang tua. Stres tergantung pada mekanisme koping yang dimilikinya. Penelitian bertujuan mengidentifikasi pengaruh psikoedukasi manajemen stres terhadap stres dan koping orang tua merawat anak kanker. Desain penelitian quasi eksperiment dengan sampel 32 orang tua yang merawat anak kanker terdiri dari 16 orang kelompok intervensi (psikoedukasi manajemen stres) dan 16 orang kelompok kontrol (leaflet). Hasil menunjukkan terdapat pengaruh psikoedukasi manajemen stres terhadap stres dan koping orang tua merawat anak kanker (p<0,05). Tidak terdapat pengaruh karakteristik responden terhadap stres dan koping, kecuali pengetahuan (p<0,05). Intervensi psikoedukasi manajemen stres dapat menurunkan stres dan meningkatkan koping orang tua merawat anak kanker.

Caring children with cancer cause stress for parents. Stress is depending on their coping mechanism. This study aims to determine the effect of stress management psychoeducation of parents caring for children with cancer. The study design was quasi eksperiment with 32 parents of children with cancer, consist of 16 parents for intervention group (stress management psychoeducation) and 16 parents for control group (leaflet). The result shown that stress management psychoeducation affected on parents?s stress as well as coping in caring for children with cancer (p<0,05). There had not affect respondent characteristics on parents?s stress and coping, except knowledge (p<0,05). Intervention stress management psychoeducation may decrease stress and increase coping of parents in caring for children cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berliana
"Banyaknya stresor yang dihadapi oleh anak jalanan di SMP Master Kota Depok mengakibatkan beragam tingkat stres dan strategi koping yang digunakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik, tingkaat stres, dan strategi koping anak jalanan di SMP Master Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif sederhana dengan menggunakan teknik total sampling dan analisis data univariat. Instrumen penelitian tingkat stres yang digunakan yaitu Perceived Stres Scale PSS . Instrument strategi koping menggunakan Ways of Coping Questionnaire, sedangkan instrumen pola asuh menggunakan Parenting Style Questionaire. Responden dalam penelitian ini sebanyak 60 anak dari kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 SMP Master Kota Depok. Hasil penelitian ini menggambarkan mayoritas anak jalanan di SMP Master Kota Depok 88 mengalami stres tingkat sedang. Adapun jenis strategi koping yang sering digunakan adalah Emotional Focused Coping 60 . Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi untuk perawat agar dapat agar dapat bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memfasilitasi kegiatan yang dapat meminimalisasi stresor dan menangani stres dengan strategi koping yang tepat.

The number of stressor faced by street children in Master Junior High School Depok led to different stress level and coping strategies. This study aims to identify characteristics, stress levels, and coping strategies of street children in Master Junior High School Depok. The research design used is simple descriptive using total sampling technique and univariat analysis of data. Stress Perceived Stress Scale research instrument PSS is obtained from mind garden website. For coping strategy tools use Ways of Coping Questionnaire, while parenting instruments use Parenting Style Questionaire Robinson. Respondents in this study are 60 children from 1st class, 2nd class, and 3rd class of Master Junior High School Depok. The results of this study illustrate the majority of street children in Junior High School Depok 88 experience moderate stres. The type of coping strategy that is most often used by street children in Junior High School Depok is emotional focused coping 60 . This study recommend nurses to be able to work together with the school to facilitate activities that could minimize stressor and handle stres with appropriate coping strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Palupi Puspitaningrum
"Siswa-siswa pada tingkat pendidikan dasar (Sekolah Dasar) mulai menghadapi tugas-tugas sekolah yang diberikan gurunya untuk menanibah pengelahuan dan untuk menguji ketrampilan atau pengetahuan yang dimilikinya. Salah satu bentuk tugas kelas tersebut adalah tugas Pekerjaan Rumah (PR) dimana tugas ini dilakukan selama jam-jam di luar jam sekolah dan digunakan untuk meningkatkan jumlah waktu siswa menghabiskan suatu materi. Slavin (1994) menyatakan bahwa tugas PR merupakan suatu hal yang penting untuk diberikan pada setiap mata pelajaran dan di tiap tingkat kelas. Hal ini dikarenakan pemberian tugas PR mempunyai dampak yang positif terhadap pembelajaran. Selain itu, bagi siswa SD, tugas PR dapat membantu dalam mengembangkan kebiasaan belajar serta sikap yang positif yang dibutuhkan agar unggul di sekolah. Paulu (1995) menyatakan bahwa lugas PR yang baik dan dikerjakan dengan sukses oleh siswa bisa membantunya dalam mengembangkan kebiasaan belajar dan sikap belajar serta bisa mendorong "love of learning" dalam jangka panjang. Kebiasaan belajar yang dibentuk sejak masa SD ini merupakan fundamental bagi anak dalam menghadapi masa belajar seterusnya. Kebiasaan belajar merupakan suatu perilaku otomatis atau suatu kebiasaan yang sangat positif pengaruhnya dan merupakan cara yang sangat baik untuk mempelajari serta memahami suatu materi pelajaran. Untuk dapat melakukan hal tersebut seorang siswa membutuhkan dukungan yang berasal dari luar dirinya, dimana dalam hal ini adalah keterlibatan orang tua pada tugas PR, karena merupakan hal yang esensial. Keterlibatan orang tua ini juga dapat berfungsi remedial dan apabila terencana maka merupakan kontributor yang signifikan pada efektivitas pemberian tugas PR, dimana salah satunya adalah mengembangkan kebiasaan belajar.
Tujuan dilakukannya penelitian ini dibagi menjadi 3 permasalahan yaitu untuk mengetahui (1) apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tugas PR dan keterlibatan orang tua pada tugas PR secara bersama-sama terhadap kebiasaan belajar siswa? (2) apakah tugas PR memberikan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa? (3) apakah keterlibatan orang tua pada tugas PR memberikan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa?.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif sedangkan untuk pengambilan sampelnya digunakan metode lion probnbiUhj sanipling dimana tidak semua subyek dalam populasi mendapatkan kesempaian yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah accidental sampling (incidental sanipling) dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan sampel. Alat pengumpul data yang digunakan adalah 3 buah kuesioner yaitu kuesioner tugas PR , kuesioner kebiasaan belajar -yang diberikan kepada siswa-siswi kelas 5 SD yang menjadi subyek penelitian serta kuesioner keterlibatan orang tua pada tugas PR -yang diberikan kepada orang tua siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini.
Jumlah subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 184 orang berasal dari siswa-siswa kelas 5 yang berasal dari 3 SD dan 176 orang berasal dari orang tua siswa. Namun untuk pengujian hipotesa dilakukan pada 176 subyek baik dari siswa maupun orang tua karena kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini harus dipasangkan dari kedua subyek. Pada penelitian ini digunakan try out terpakai dimana sampel yang digunakan untuk menguji reliabilitas dan validitas alat tes/alat pengukuran sama dengan sampel yang digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk menguji hipotesa-hipotesa penelitian maka" didapatkan hasil yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tugas PR dan keterlibatan orang tua pada tugas PR secara bersama-sama terhadap kebiasaan belajar siswa. Selain itu juga didapatkan hasil bahwa tugas PR memberikan peranan dan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa. Hasil lainnya adalah keterlibatan orang tua pada tugas PR tidak memberikan peranan dan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa.
Penelitian ini juga melakukan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan hasil penelitian , diskusi serta saran-saran untuk pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S2893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Karima
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah terdapat hubungan antara parenting stress ibu dengan regulasi emosi anak usia prasekolah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengujian Korelasi Pearson. Parenting stress ibu diukur menggunakan instrumen Parenting Stress Index - Short From (PSI-SF) dan regulasi emosi anak usia prasekolah menggunakan alat ukur Emotion Regulation Checklist (ERC). Jumlah partisipan pada penelitian ini sebanyak 128 ibu dengan anak usia prasekolah (3 - 6 tahun). Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara parenting stress dengan regulasi emosi anak usia prasekolah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi parenting stress yang dialami ibu, maka regulasi emosi anak usia prasekolah semakin rendah, dan sebaliknya ibu yang cenderung memiliki tingkat parenting stress rendah maka regulasi emosi anak akan semakin baik.

The study aims to examine whether there is a link between parental stress of mothers and emotional regulation of preschool children. It is a quantitative research with Pearson correlation testing technique. Parenting stress of mothers was measured using the Parenting Stress Index - Short From (PSI-SF) while the children's emotional regulation was measured using the Emotion Regulation Checklist (ERC). The total number of participants in the study was 128 mothers with children of preschool age (3 - 6 years). The main results of the study show that there is a significant negative relationship between parenting stress and preschool childhood emotional regulation. This suggests that the higher parental stress that mothers experience, the lower the emotional regulation of preschool children, and vice versa, mothers who tend to have low level of parenting stress, the better the regulations of their children's emotions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James H.D.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arica Majdalimahkhairunnisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah crowding dan perceived threat COVID-19 memengaruhi travel intention pada generasi milenial Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental between subject design. Partisipan merupakan generasi milenial Indonesia berusia 22 - 40 tahun (N= 160, 98 perempuan dan 62 laki-laki) yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapat stimulus high crowding dan kelompok yang mendapat stimulus low crowding. Pengujian menggunakan analisis statistik two-way ANOVA untuk melihat perbedaan pengaruh dari variabel crowding dan variabel perceived threat COVID-19 terhadap variabel travel intention. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan tingkat travel intention yang signifikan antara kedua variasi kelompok crowding. Lebih lengkapnya variasi low crowding memiliki pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan travel intention dibandingkan dengan high crowding pada generasi milenial Indonesia, namun tidak ditemukan adanya peningkatan travel intention dari pengaruh crowding dan perceived threat COVID-19 pada generasi milenial Indonesia.

This study aims to test whether crowding and the perceived threat COVID-19 affect travel intention in Indonesia's millennial generation. This research is experimental research between-subjects design. Participants are Indonesian millennials aged 22 - 40 years (N = 160, 98 women and 62 men) who were divided into two groups, namely the group that received high crowding stimulus and the group that received low crowding stimulus. The test used a two-way ANOVA statistical analysis to see the difference in the effect of the crowding and the perceived threat COVID-19 on the travel intention. The results of this study found that there are significant differences in the level of travel intention between the two variations of the crowding group. Furthermore, low crowding variations have a greater influence on increasing travel intention compared to high crowding in the Indonesian millennial generation, but no increase in travel intention was found from the influence of crowding and the perceived threat COVID-19 in the Indonesian millennial generation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yantie Andhariswari
"Tugas akhir ini bcrtujuan untuk mengetahui pengaruh program intervensi Self-Instruction Trabzing (SIT) untuk meningkalkan fickuensi penyelesaian PCk€lj88Il Rumah (PR) dan ketelitian kexja yang ditcrapkan pada anak underachiver (anak laki-laki, 8 tahun). Hasil intervensi menunjukkan subjek mampu mengikuri keenam tahap SIT, memahami verbalisasi yang digunakan, dan menerapkannya dalam menyelesaikan PR selama program intenlensi ini berlangsung. Kendala yang dialami selama pelaksanaan intervensi adalah kemerbatasan wakru yang tidak memungkinkan subjek menerapkan SIT menyelesaikan PR di situasi yang sebenamya. Seat intervensi dilakukan, subjek F sedang libur untuk menghadapi ulangan akhir sehingga F tidak memiliki PR Hal itu menyebabkan tujuan akhir dari intervensi ini belum tercapai scpcnuhnys. Berdasarkan hasil intcrvensi, pelaksana progmm menyarankan agar pelaksanaan program SIT menggunakan lebih dari satu jenis PR sehingga penerapan SIT lebih luas pada mata pelajaran lain dan menyempai situasi yang sebenamya dihadapi olch F. Selain itu, pemantauan tcrhadap penggunaan SIT hendaknya tetap dilakukan ketika subjek memasuki tahun ajaran baru dengan menggunakan monitoring book yang melibatkan orangtua untuk tunrt mcmantau subjek dalam menyelesailcan PR.

The aim of this study is to know the effect of Self-Instruction Training (SIT) intervention program to increase homework completion frequency and work precision for undcrachiever child (a boy, 8 years old). The results show that subject able to follow six steps of SIT, understand the verbalization that being used, and apply it in completing the homework during intervention sessions. The obstacles during the intervention was time limitation therefore the SIT can not be applied in the real situation when the subject has a homework from the school. When the intervention is running, subject was not have any homework tasks because there was a holiday that caused the ultimate goal of this intervention cannot be achieved. This intervention result suggests using more than one homework that has to be completed. Besides that, it is better to used monitoring book that involve parents to monitor the used of SIT when subject complete the homework."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34192
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Lesmana
"Stres adalah sekumpulan reaksi tubuh terhadap stimuli yang mengancam keseimbangan dan dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Beberapa cara untuk mengukur besarnya stres antara lain melalui pengisian kuesioner dan pengukuran kadar kortisol. Kuesioner Stress in Children didesain untuk mengukur besar stres anak usia 9-12 tahun. Kortisol adalah hormon penanda stres yang bisa didapat melalui saliva. Stres disebutkan sebagai etiologi utama bruxism. Bruxism adalah gerakan involunter berupa menggesekkan atau menggeretakkan gigi dan prevalensinya di anak-anak besar. Penelitian ini bertujuan membandingkan kadar kortisol saliva anak stres yang bruxism dengan non bruxism usia 9-11 tahun.
Desain penelitian analitik deskriptif potong lintang. Untuk mengukur kadar stres digunakan kuesioner Stress in Children yang diisi subyek. Untuk mendiagnosa bruxism digunakan kriteria diagnostik American Academy of Sleep Medicine AASM yang diisi oleh orang tua subyek dan pemeriksaan klinis keausan gigi. Saliva diambil pada setiap subyek sebanyak 5 mL untuk pengukuran kadar kortisol di laboratorium. Analisa statistik dengan uji T menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna p 0,05 . Disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara anak stres yang bruxism dengan non bruxism sehingga stres bukanlah etiologi utama bruxism dalam kelompok penelitian ini.

Stress defined as a set of body's reactions to stimuli that threaten its equilibrium and can occurs in adults or children. There are some methods to measure stress magnitude for example filling the stress questionnaire or measuring cortisol level. Stress in Children Questionnaire designed to measure stress magnitude in children aged 9 12 years. Cortisol is a stress hormone that can collected from saliva. Stress was suspected as the major cause of bruxism. Bruxism is involuntary excessive grinding or clenching during the nonfunctional movements of the masticatory system and the prevalence in children is high. The aim of the study is to compare salivary cortisol level between bruxism and non bruxism stress children aged 9 11 years.
The study design was analytic descriptive cross sectional. To measure stress level, subjects filled Stress in Children Questionnaire. To diagnose bruxism, questionnaire based on American Academy of Sleep Medicine AASM was filled by subject's parents followed by clinical assestment of tooth wearness. Amount of 5 mL saliva was collected from each subject. Statistical analysis with Independent T Test showed no significant difference between two groups p 0,05 . It was concluded that there is no significant difference between cortisol level of stress children with bruxism and non bruxism, so stress is not the major etiology of bruxism in this population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Natalia
"Caring perawat dapat menurunkan tingkat stres pada orang tua saat menghadapi
hospitalisasi anak. Kualitas caring perawat yang baik dapat memberikan dukungan
fisik, psikologis, dan psikososial kepada orang tua dalam proses kesembuhan anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara caring perawat dan
tingkat stres orang tua di ruang perawatan anak. Desain yang digunakan adalah
pendekatan cross sectional. Jumlah Sampel adalah 100 orang yang diambil dengan
teknik Non probability sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak atau
random. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis data univariat
dan bivariat. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna (p =
0,027; α = 0,05) antara caring perawat dan tingkat stres. Saran dari penelitian ini adalah
perlunya fasilitas kebutuhan caring kepada orang tua pasien dengan adanya waktu dan
tempat khusus untuk dapat berkonsultasi dalam upaya menurunkan tingkat stres orang
tua pasien.
A nurse caring can lower parents' stress levels during child hospitalization. Good caring
quality of a nurse can provide physical, psychological, and psychosocial support to
parents during a child recovery process. This study aims to identify the correlation
among nurse caring and parental stress level at pediatric care room. The design used
was a cross-sectional approach. The number of samples was 100 participants taken with
a non probability sampling technique namely sampling randomly. Data analysis
conducted in this study was univariate and bivariate data analysis. This study concluded
that there was a significant relationship (p = 0.027; α =0,05) between a caring nurse and
stress level. A suggestion from this study is the need for caring facilities for patients'
parents by providing a specific time and place to consult to lower the stress level of
patients' parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>