Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Periode toddler adalah saat usia anak 12 sampai 36 bulan (Whally & Wongs, 1999).
Pada periode ini ditandai oleh matumya organ-organ biologis dan peningkatan si gaifikan pada perkembangan motorik, kognitif sosial dan bahasa. Menurut Borkowitz,( 1996) lima area perkembangan adalah motorik kasar, motorik halus, sosial, bahasa dan kognitif.
Perkembangan motorik haius pada usia toddler melibatkan penggunaan otot kecil pada tangan, kemampuan memanipulasi objek dan kemampuan kosentrasi dan koordinasi mama dan langan. Menurut Erikson anak usia toddler harus mampu melewati tumbuh kembangnya agar tidak menghambat pencapaian tugas pada tahap selanjutnya (Kozier at all.l 995). Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat perkembangan motorik halus pada anak toddler di Rw O03 kelurahan johar baru Jakarta pusar. Dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan motorik halus pada anak toddler di Rw 003 keIurahan johar baru Jakarta pusat. Pada penelitian ini peneliti menggunakan responden sebanyak 20 orang. Desain penelitian adalah deskripsi eksploratif dengan menggunakan total sampling dan instrument penelitian berupa Iembar pemeriksaan dengan berpedoman pada fomuat Dertver developmental Test IDDSTJ. Analisa data menggunakan metode statistik disstribusi frekuensi. Hasilnya didapat 65% perkembangan motorik halus pada toddler di Rw. 03 Kel. Johar Baru Jakarta Pusat adalah normal dan sisanya 35% tidak
normal "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5400
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mayke Sugianto Tedjasaputra
"Bahasa memegang peranan penting dalam proses perkembangan seorang anak, fungsi mendasar dari bahasa adalah untuk berkomunikasi dan merupakan "alat" interaksi sosial timbal balik. Selain itu, bahasa membantu anak mengarahkan pikiran, menajamkan ingatan, melakukan kategorisasi, mempelajari hal-hal baru sehingga kemampuan berpikir anak akan meningkat. Pada usia 18 bulan terjadi lonjakan bahasa, ditandai dengan kesenangan anak untuk memberi nama pada objek atau peristiwa yang dijumpainya. Lingkungan mempunyai peranan dalam perolehan bahasa, dan usia menjelang 2 tahun merupakan masa yang tepat untuk berlangsungnya pembelajaran bahasa. Bila pembelajaran bahasa tidak dimulai sejak dini, akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak di kemudian hari, antara lain terhambatnya komunikasi dengan sesama manusia, terhambatnya proses belajar dan berpikir.
Semantik atau makna kata serta kalimat, merupakan salah satu komponen bahasa yang sangat panting untuk diteliti, sebab semua aspek bahasa sangat bergantung pada semantik. Walaupun anak mampu berbicara tetapi tidak memahami makna kata atau kalimatnya, akan berdampak pada terhambatnya komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Di sisi lain, bermain simbolik atau kemampuan merepresentasikan pengalaman actual maupun khayalan melalui penggunaan beberapa objek, gerakan, atau bahasa; menjadi prasyarat untuk dikuasainya kemampuan linguistik tertentu. Ada hubungan yang berrnakna antara tingkatan bermain simbolik dengan perkembangan semantis anak. Bentuk interaksi ibu-anak jugs mempengaruhi kegiatan bermain pada anak, termasuk bermain simbolik.
Penelitian mengenai perolehan bahasa telah banyak dilakukan di negara Barat, dengan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai perolehan bahasa pada anak-anak di Indonesia yang berusia di bawah tiga tahun masih langka. Perbedaan budaya akan mempengaruhi perolehan bahasa pada anak, setiap bahasa memiliki kekhususan dalam sistim bahasa yang berlaku dan kesediaan serta cara ibu mengajak anak berkomunikasi berperan terhadap perolehan bahasa.
Adanya perbedaan bahasa serta budaya tersebut, menimbulkan keinginan pada penulis untuk meneliti perkembangan semantis dan tingkatan bermain simbolik atas dasar budaya dan Bahasa Indonesia. Selain itu akan diteliti bentuk interaksi ibu dan jenis bermain pada anak yang terjadi saat mereka bermain bersama.
Tingkatan bermain simbolik dan jenis bermain anak akan didata melalui kegiatan bermain ibu-anak dengan menggunakan The Symbolic Play Test yang telah dimodifikasi oleh penulis. Pada kesempatan ini sekaligus didata kosa kata anak dan bentuk interaksi yang dilakukan ibu. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari lima anak yang berusia 18, 20 dan 22 bulan, dan setiap subjek didampingi oleh ibunya masing masing. Metode untuk mengumpulkan data dilakukan melalui observasi, dilengkapi dengan wawancara terhadap ibu atau orang lain yang terlibat dalam pengasuhan anak.
Mengingat subjek yang terbatas, hasil penelitian ini tidak dapat berlaku umum, namun dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa perkembangan semantis berhubungan dengan tingkatan bermain simbolik. Bentuk interaksi ibu yang paling utama adalah mengarahkan perhatian anak dengan memberikan instruksi atau mengajukan pertanyaan, dan kegiatan bermain yang paling sering terjadi adalah bermain eksploratif.
Saran yang diajukan bagi penelitian yang sama di masa mendatang, adalah memperbesar cakupan usia subjek dan mendata kosa kata anak dalam kehidupan sehari-hari. Untuk hal yang ke dua, perlu disusun alat inventori bahasa anak usia Batita yang nantinya dapat digunakan secara luas dan menjadi bahan untuk membuat norma perkembangan bahasa anak usia Batita di Indonesia. Melakukan penelitian longitudinal mengenai manfaat bermain simbolik dengan pemahaman bacaan pada anak, menjelang masuk Sekolah Dasar. Membuat rancangan program pelatihan bagi para ibu (orang tua) atau pemerhati anak mengenai cara berinteraksi yang benar untuk merangsang perkembangan bahasa dan bermain pada anak."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T18522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan anak usia batita mempakan masa perkembangan yang membutuhkan perhatian khusus dari orang tua, karena pada masa ini anak mengalami masa yang disebut “terrible twos”
dimana terjadi peningkatan eksplorasi anak pada lingkungan dan anak juga memiliki sifat tempertantrurn. Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang batita dapat mendorong orang tua untuk melakukan kekerasan fisik pada anaknya. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dalam lima sub variabel yaitu definisi, faktor pendorong, jenis, orang yang berisiko dan karakteristik pelaku kelcerasan tisik pada batita.
Penelitian menggunakan metode deskriptif sederhana. Sampel adalah ibu rumah tangga yang berdomisili di RW 01-05 kelurahan Kemiri Muka, berjumlah 68 orang yang diambil dengan metode purpossive sampling. Data diperoleh melalui kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari lima sub variabel tingkat pengetahuan, tingkat pengetahuan ibu rumah tangga adalah sedang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5426
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Adanya pengetahuan yang cukup diharapkan berpengaruh terhadap besarnya motivasi orang tua untuk melakukan upaya pencegahan terhadap anemia defisiensi besi pada anak sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan yang dimiliki orang tua tentang anemia defisiensi besi pada anak sekolah., mengetahui motivasi orang tua untuk melakukan pencegahan dan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan motivasi orang tua untuk melakukan pencegahan di RW 04 Kelurahan Paneoran Mas Kecamatan Pancoran Mas Depok. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelatif sebanyak 68 responden. Hasil analisis univariat menunjukkan tingkat pengetahuan orang tua cukup tinggi dengan persentase 54% sedangkan yang berpengetahuan rendah 46%. Motivasi orang tua untuk melakukan pencegahan terhadap anemia detisiensi besi cukup besar dengan persentase 56% dan orang tua yang memiliki motivasi rendah yaitu 44%. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi orang tua untuk melakukan pencegahan terhadap anemia defisiensi besi pada anak sekolah. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya keperawatan Komunitas."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Anak usia toddler adalah gerbang awal unluk dilalcsanakaimya toilet training karena pada usia tersebut teljadi pematangan otot-Otot kandung kemih pada anak. Secara umum orangtua di Indonesia masih jarang menerapkan toilet training pada anak usia toddler.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Clisiplin orangtua dalam melakukan toilet training pada anak usia toddler. Desain penelitian adalah deskriptif sederhana yang dilakukan pada 47 orangtua yang memiliki anak usia toddler di Rw 004 kelurahan Bam Ampar kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur dan diperoleh melalui instrumen kuesioner dengan skala lilrert. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling, dimana peneliti akan memberikan kesempatan yang sama kepada unit sampel untuk terpilih Sebagai sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi menceng kanan. I-Iasil penelitian menunjukkan 46.8% orangtua memiliki tingkat disiplin yang rendah dalam melakukan toilet training pada anak usia toddler dan 53.2 % orangtua memiliki tingkat disiplin yang tinggi dalam melakukan toilet training pada anak usia toddler. Simpulan dari studi ini yaitu tingkat disiplin orangtua dalam melakukan toilet training masih rendah pada anak usia toddler.
Jumlah responden yang sedikit merupakan suatu keterbatasan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang sama dengan jumlah responden yang sama, sehingga hasil penelitian inj dapat digeneralisasikan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti Iebih spesifik pihak orangtua yang diteliti sesuai jenis kelaminnya pada judul yang sama."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5573
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tingkat pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang anak sangat penting agar
anak dapat berkembang dengan normal. Domain perkembangan anak terdiri dari motorik,
sensorik, bahasa dan kognitif, serta sosial emosional. Dalam perkembangan sosial
ernosional, anak batita dituntut untuk mandiri. Kemandirian anak dapat ditentukau oleh
banyak faktor terutama faktor lingkungan. Lingkungan yang mernjliki pengaruh yang
besar adalah lingkungan terdekat dengan anak yaitu keluarga, terutama orangtua. Ibu
sebagai orang ma yang paliug sering berinteraksi dengan anak memiliki pengaruh besar
dalam keberhasilan perkembangan sosial emosional anak. Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan sosial
ernosional batita (bawah tiga tahun) di RW 07 Kelurahan Pekayon. Pengambilan data
dilakukan pada tanggal 3-12 Desember 2004. Adapun metode penelitian yang di gunakan
adalah deskriptif sederhana dengan jumlah sampel yaitu 59 responden. Pengambilan
sampel penelitian dilakukan dengan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan undian atau acak.
Data-data yang telah terkumpul diolah dan dianalisa dengan menggunakan
distribusi frekuensi untuk data demograti dan untuk mengukur data pengetahuan ibu
menggunakau rentang nilai untuk setiap kategori adalah sebagai berikut ; tingkat
pengetahuan rendah bila nilainya dibawah 22, tingkat pengetahuan sedang bila nilainya
22-30, dan tingkat pengetahuan tinggi bila nilainya lebih dad 30. Setelah itu
dibandingkan dengan nilai mean yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan 62.7%
pengetahuan ibu tinggi, dan selebihnya yaitu 37 .3 % menunjukkan pengetahuan sedang.
Pengetahuan ibu yang tinggi masih terbatas pada pengetahuan tentang pengertian
stimulasi, tempat dan waktu dalam melakukan stimulasi, serta bagaimana hasil sosial
stimulasi emosional yang salah yang djtandai den gan sikap pemalu anak. Pada
pengetahuan tentang cara menstimulasi anak mandiri sebagiau besar Han berpengetahuan
sedang yaitu 38 responden (64.41 %) dan rnasih terdapat ibu yang berpengetahuan rendah
tentang cara menstimulasi anak mandiri yaitu sebesar 4 responden (6.78%) Kesimpulan
dari penelitian menunjukan bahwa masih dibutuhkan peran tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pemahaman tentang siimulasi perkernbangan sosial emosional batita
terutama bagaimana cara stimulasi dilakukan, sehingga dapat memberikan informasi
yang tepat bagi ibu yang memiliki batita agar dapat mencapai tugas perkembangan batita
yang mandiri dan optimal."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5335
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengetahuan tentang kesiapan anak untuk toilet training penting diketahui orang tua untuk mencapai tugas perkembangan toddler yang meliputi kesiapan fisik, mental, dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pencapaian toilet training pada todler dengan pengetahuan ibu tentang toilet training. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi pada 45 responden yang memilki anak usia 2-3 tahun di TK Harapan Bunda kelurahan Kukusan Depok. Tehnik pengambilan yang digunakan yaitu purposive random sampling. Data yang telah terkumpul di analisa dengan statistik univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square dan diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesiapan anak untuk toilet training dengan pencapaian toilet training pada anak usia toddler di TK Harapan Bunda kelurahan Kukusan Depok (p >0,05; OR 0,375). Rekomendasi penelitian ini yaitu agar dilakukan penelitian tentang kesiapan orang tua dalam melatih anak untuk toilet training."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5818
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasniah
"Puskesmas Bandaraya telah menerapkan pendidikan kesehatan kepada keluarga dengan anggota keluarga toddler, namun masih ditemukan adanya cara yang belum optimal dalam stimulasi perkembangan toddler oleh orang tua dan keluarga. Keluarga memiliki peranan penting dalam menciptakan lingkungan guna merangsang potensi yang dimiliki anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik keluarga, pendidikan kesehatan dengan kemampuan keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan toddler di Kecamatan Bandaraya Kota Banda Aceh. Desain penelitian ini adalah cross sectional, sampel pada penelitian ini adalah keluarga dengan anak toddler sebanyak 106 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pemahaman pendidikan kesehatan dengan kemampuan kognitif keluarga secara bemakna dan perkembangan toddler. Karakteristik keluarga menunjukkan hubungan yang kuat dengan kemampuan kognitif keluarga (OR =2,188). Kemampuan keluarga perlu ditingkatkan agar stimulasi perkembangan toddler dapat optimal.

Bandaraya clinic have done health education to families with family toddler, but still found a way that is not optimal in the stimulation of the development of toddler by parents and families. Families have an important role in creating an environment to stimulate their child's potential. The purpose of this study was to determine the relationship between family characteristics, health education to the family's ability to provide developmental stimulation in the district Bandaraya Kota Banda Aceh. The study design was cross-sectional, the sample in this study is a family with toddler son as many as 106 people. Data were analyzed using chisquare test and multiple logistic regression. The results showed association with cognitive health education family p value <0.05, there is a connection with the development of health education toddler, p value <0.05. Family characteristics showed a strong relationship with the cognitive ability of the family (OR = 2.188). Family ability must be upgrade for to lead optimalize toddler development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Mulyani
"Selama dalam situasi pandemi COVID-19 semua kegiatan dilakukan di rumah, hal ini dapat mempengaruhi orang tua dalam menstimulasi tumbuh kembang anak selama di rumah saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi perilaku orang tua dalam menstimulasi tumbuh kembang anak usia balita di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur kepada 13 orang tua (ayah atau ibu) yang memiliki anak usia balita. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember 2021 di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, dengan mengeksplorasi apa saja yang orang tua lakukan dalam menstimulasi tumbuh kembang anak selama masa pandemi COVID-19.
Pada penelitian didapatkan tujuh tema yaitu (1) memfasilitasi keseharian anak dengan buku-buku; (2) memberikan izin penggunaan waktu layar; (3) menambah permainan di rumah; (4) jalan-jalan berkeliling; (5) memandirikan anak dengan membiasakan protokol kesehatan; (6) anak ikut dan meniru kegiatan orang tua; dan (7) memberikan makanan seimbang dan tidur yang cukup. Meskipun dalam kondisi terbatas, dalam penelitian ini tergambar orang tua melalui pembelajaran, pengalaman dan modifikasi selalu berusaha menstimulasi tumbuh kembang anaknya di rumah, dengan prinsip memelihara dan melindungi untuk mencapai ketahanan keluarga. Penting bagi berbagai institusi pelayanan keperawatan untuk lebih menfasilitasi dan mensosialisasikan bahwa keperawatan anak tidak hanya untuk anak-anak yang sakit.

During the COVID-19 pandemic all activities are carried out at home, this situation can affect parents in stimulating their child's growth and development while at home. The purpose of this study was to explore the behavior of parents in stimulating the growth and development of children under five during the COVID-19 pandemic. This study used descriptive qualitative method. Data was collected by semi-structured interviews with 13 parents (fathers or mothers) who have children under five. This research was conducted from February to December 2021 in the DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi areas. Data analysis used descriptive qualitative analysis, by exploring what parents did to stimulate children's growth and development during the COVID-19 pandemic.
The research found seven themes, namely (1) facilitating children's daily life with books; (2) grant screen time usage permission; (3) add games at home; (4) walking around; (5) make children independent by getting used to health protocols; (6) children participate and imitate parents' activities; and (7) provide a balanced diet and adequate sleep. Although in limited conditions, this study illustrates that parents through learning, experience and modification always try to stimulate their child's growth and development at home, with the principle of nurturing and protecting to achieve family resilience. It is important for various nursing service institutions to further facilitate and socialize that pediatric nursing is not only for sick children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Nadiyah
"Perkembangan balita dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya faktor nutrisi dan teknik pemberiannya. Di Indonesia teknik makan yang umum digunakan adalah teknik makan disuapi. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat adanya hubungan teknik makan dan tingkat perkembangan balita. Desain penelitian ini menggunakan cross-sectional dengan jumlah sampel 71 anak dan ibu. Teknik pengambilan menggunakan stratified random sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner data demografi, dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
Hasil uji Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara usia anak dan suku ibu dengan tingkat perkembangan balita (p > 0,05). Teknik makan anak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan tingkat perkembangan balita (p= 0,000; α= 0,05). Rekomendasi penelitian ini adalah promosi kesehatan kepada ibu untuk memperkenalkan teknik makan yang efektif untuk perkembangan balita.

Children development influenced by many factors, one of which is nutritional factor and ways to deliver food is matters. In Indonesia, passive feeding techniques is commonly used which requires mother to feed the child. The purpose of this study is to find relations between feeding techniques and children developmental level. This study used cross-sectional design with 71 participants from both mothers and children in early childhood (toddler and pre school). This study used stratiffied random sampling with demographic data questionnaire and Pre-Screening Development Questionnaire (KPSP).
Chi-square test results show children age and mother‟s ethnic had significant relation with children developmental level (p > 0,05). Result shows feeding techiniques had significant relation with children developmental level (p= 0,000; α= 0, 05). This research suggests mother needs more education about effective feeding for their children development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S62798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>