Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartini
"Periode toddler adalah saat usia anak 12 sampai 36 bulan (Whally & Wongs, 1999). Pada periode ini ditandai oleh matumya organ-organ biologis dan peningkatan si gaifikan pada perkembangan motorik, kognitif sosial dan bahasa. Menurut Borkowitz,( 1996) lima area perkembangan adalah motorik kasar, motorik halus, sosial, bahasa dan kognitif. Perkembangan motorik haius pada usia toddler melibatkan penggunaan otot kecil pada tangan, kemampuan memanipulasi objek dan kemampuan kosentrasi dan koordinasi mama dan langan. Menurut Erikson anak usia toddler harus mampu melewati tumbuh kembangnya agar tidak menghambat pencapaian tugas pada tahap selanjutnya (Kozier at all.l 995). Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat perkembangan motorik halus pada anak toddler di Rw O03 kelurahan johar baru Jakarta pusar. Dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan motorik halus pada anak toddler di Rw 003 keIurahan johar baru Jakarta pusat. Pada penelitian ini peneliti menggunakan responden sebanyak 20 orang. Desain penelitian adalah deskripsi eksploratif dengan menggunakan total sampling dan instrument penelitian berupa Iembar pemeriksaan dengan berpedoman pada fomuat Dertver developmental Test IDDSTJ. Analisa data menggunakan metode statistik disstribusi frekuensi. Hasilnya didapat 65% perkembangan motorik halus pada toddler di Rw. 03 Kel. Johar Baru Jakarta Pusat adalah normal dan sisanya 35% tidak normal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5400
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1997
WS141 Sug N97T
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Stimulasi perkembangan motorik halus merupakan salah satu upaya merangsang pertumbuhan dan perkembangan sel-sel saraf di otak. Peran orangtua penting dalam menstimulasi perkembangan motorik halus. Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa erat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan motorik halus dengan kernampuan motorik halus balitanya dengan menggunakan desain korelasi. Penelitian ini mengukur tingkat pengetahuan ibu dengan menggunakan kuisoner dan kemampuan motorik halus balita dengan tes DDST (Denver Developmental Screening Test) dengan sampel sebanyak 88 orang, yang terdiri dari 44 ibu dan 44 balitanya. Data diolah secara komputerisasi. Hasil menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel lemah r = 0,252 dengan uji hipotesis somers'd. Penelitian ini akan lebih bermakna jika meneliti sikap ibu terkait stimulasi perkernbangan terhadap perkembangan anaknya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5588
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Motorik halus merupakan gerakan yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu yang kurang memerlukan tenaga, namun lebih memerlukan koordinasi dan kerjasama pada gerakan jari kaki dan tangan serta anggota tubuh yang lain. Penguasaan kemampuan motorik halus 80% tercapai pada usia toddler (0 — 3 tahun) dan mencapai perkembangan yang optimal pada usia balita (0 — 5 tahun). Penguasaan kemampuan motorik halus ini akan lebih cepat dicapai, bila anak balita mendapat stimulasi. Stimulasi dini yang tepat dan diberikan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak, mampu mengoptimalkan kemampuan motorik halus yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat perkembangan anak usia balita terhadap kemampuan motorik halus . Penelitian ini dilakukan di tempat penitipan anak (TPA) Wahana Bina Balita RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat. Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 33 orang. Usia responden berkisar antara 0 — 5 tahun. Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 57,6% sedangkan untuk laki-lakinya berjumlah 42,4%. Kuesioner dikembangkan mengacu pada Denver Development Screening Test (DDST), Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita yang diterbitkan oIeh Depkessos RI. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa dari 33 responden yang memiliki kategori balita awal (0 — 3 tanun) dan balita akhir (4 — 5 tahun), terdapat sejumiah 22,2% kategori balita awal tidak mampu untuk menguasai ketrampilan motorik halus, sedangkan pada balita akhir 100% mampu menguasainya. Kemudian dari responden yang sama, peneliti mengkatagorikan kedalam jenis kelaminnya, laki-laki dan perempuan, ditemukan 14,3% balita laki-laki tidak mampu menguasai motorik halus, sedangkan balita perempuan 10,5% yang tidak mampu menguasainya. Namun demikian, berdasarkan uji statistik, perbedaan hasil yang diperoleh terkait dengan usia balita dan jenis kelamin tersebut, kurang memiliki nilai yang bermakna bagi penelitian ini. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5334
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Fungsi keluarga merupakan tanggung jawab dalam menjaga dan menumbuh kembangkan anggota-anggotanya, termasuk dalam perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada anak usia toddler. Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa erat hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang fungsi keluarga dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada soak usia toddler, dengan menggunakan desain korelasi. Penelitian ini mengukur tingkat pengetahuan orang tua dengan menggunakan kuisioner dan motorik halus balita dengan kuisioner yang dibuat berdasarkan DDST (Denver Developmental Screening Test) dengan sample sebanyak 80 orang, yang terdiri dari 40 ibu dan 40 anak usia toddler. Data diperoleh secara komputerisasi dengan menggunakan uji hipotesis che-square. Hasil menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan orang tua tentang fungsi keluarga dengan perkembangan motorik kasar dengan p = 0,005 dan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang fungsi keluarga dengan perkembangan motorik halus dengan p = 0,212."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5715
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan tidur seseorang tergantung pada usia, semakin tua usia seseorang makin sedikit
waktu yang diperlukan untuk tidur. Anak usia toddler ( 1- 3 tahun) membutuhkan total waktu
tidur sebanyak 12 sampai dengan 13 jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur anak usia
toddler di RW 07 Kelurahan Johar Baru Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil penelitian, dari 30
anak usia toddler yang diteliti hanya 36,7% yang masuk kriteria terpenuhi kebutuhan
tidurnya padahal tidur sangat penting bagi perkembangan intelektual dan pertumbuhan yang
optimal. Berdasarkan hasil penelitian pada BAB III maka terlihat bahwa ada banyak faktor
yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur anak usia toddler yaitu terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang paling sering membangunkan anak pada
malam hari yaitu keadaan sakit (100%) dan karena lapar atau haus (96.7%) sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur ada 2 yaitu lingkungan
dan bedtime rituals. Untuk faktor eksternal lingkungan sebagai penyebab yang paling sering
membangunkan anak adalah karena bajunya basah(mengompol) sebanyak 76.7%, urutan
selanjutnya adalah lingkungan yang berisik dan keadaan kamar panas dimana masing-
masing sebanyak 73.3% Pada faktor eksternal bedtime rituals didapatkan hasil bahwa
umumnya anak melakukan kegiatan (ritual) yang berbeda-beda sebelum tidur. Kegiatan
yang paling, banyak dilakukan adalah mencuci tangan dan kaki (60%). Dari kedua faktor
tersebut di atas (internal dan eksternal ) faktor yang paling dominan berpengaruh pada
pemenuhan kebutuhan tidur toddler adalah karena merasa haus dan lapar ( 50%), sakit
(26,7%), kamar panas ( 20%), dan sisanya karena takut (3.3%) ."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5018
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tabana
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk menunjukkan corak keteraturan kehidupan sosial dalam masyarakat miskin yang tinggal di permukiman kumuh RT 05 RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Baru Jakarta Pusat.
Sebagai satu satuan sosial, masyarakat miskin yang tinggal di permukiman kumuh, terdapat pula keteraturan sosial dimana dalam hubungan antar sesama warga masyarakatnya, perilaku anggota masyarakat tadi sesuai dengan norma dan pedoman yang adaptif dengan lingkungan mereka tinggal. Demikian pula halnya masyarakat yang tinggal di RT 05 RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Bans Jakarta Pusat, terdapat norma dan pedoman dalam hubungan sosial antar sesama warganya sesuai peran dan statusnya. Hubungan sosial tadi tercakup dalam jaringan sosial yang terwujud dalam keteraturan sosial. Dan dalam keteraturan sosial tersebut, tercermin aturan dan norma yang berupa pola hubungan sosial antar peran-peran anggota masyarakatnya yang menentukan corak keteraturan sosial di lingkungan masyarakat tersebut.
Penulisan tesis tentang kehidupan masyarakat miskin yang tinggal di permukiman kumuh RT 05 RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Baru Jakarta Pusat, metodologi yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode etnografi, yaitu mendiskripsikan suatu kebudayaan masyarakat dari sudut pandang masyarakat itu sendiri. Dengan cara mengkaji prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat tersebut.
Sebagai masyarakat miskin di lingkungan RT 05 tadi, kebanyakan warga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bekerja di sektor informal, dengan sejumlah pekerjaan sampingan. Hal ini dikarenakan apabila hanya menyandarkan kepada I (satu) jenis mata pencaharian saja, kebutuhan rumah tangga tidak dapat tertanggulangi. Dalam usaha mendapatkan penghasilan keluarga tadi, penduduk setempat ada yang melibatkan anggota keluarganya dalam membantu kehidupan ekonomi rumah tangganya dan disamping ada yang meminjam uang ke rentenir.
Kehidupan sosial masyarakat, dapat terlihat dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat setempat, misalnya hubungan antara aparat pengurus RT dengan masyarakat atau hubungan antar tetangga. Bagi masyarakat RT 05 hubungan antara tetangga dapat dijadikan sebagai sandaran dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti adanya pinjam-meminjam uang dan pinjam meminjam barang. Disamping itu dalam hubungan antar tetangga terlihat ada kegiatan arisan, ngobrol bersama dan melakukan kegiatan hiburan.
Dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat tadi, sering pula timbul konflik. Penyelesaian konflik ini dilakukan dengan berbagai cara seperti mendiamkan, mempermalukan, melibatkan pihak lain seperti tokoh masyarakat, dan juga melibatkan aparat keamanan. Peran yang menonjol dalam kehidupan masyarakat tersebut dalam menciptakan keteraturan sosial adalah peran Pak Rohim selaku tokoh masyarakat yang diperlakukan sebagai patron.
Dari peran tokoh tadi, terlihat bahwa corak keteraturan sosial di RT 05 RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Baru Jakarta Pusat, dipengaruhi oleh tokoh informal yang diperlakukan sebagai patron. Dan dalam kaitannya dengan implikasi kamtibmas di wilayah tadi, maka seyogyanya aparat kepolisian memanfaatkan peran tokoh informal tersebut."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Fatimah Kendarti
"Usia sekolah merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit. Hal ini berkaitan dengan pola hidup tidak sehat. Maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubahnya, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penelitian deskriptif kolerasi ini bertujuan untuk mempelajari hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah. Sampel pada penelitian ini adalah 77 siswa SDN 01 Pagi Johar Baru. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56% siswa berpengetahuan tinggi dan 51% siswa berperilaku sehat. Ada hubungan antara kedua variabel tersebut, dengan nilai p 0,032 (α= 0.05).

School age is susceptible period to suffer from diseases. This problem is related to the unhealthy life-style. It requires various efforts to change the lift-style, such as the Clean and Healthy Lifestyle (CHL). This research aimed to study the relationship between knowledge of with clean and healthy living in school age children using descriptive correlative design. Sample on this research was 77 students SDN 01 Pagi Johar Baru. The research used random sampling technique. Result of this research showed that 56% students had high knowledge level and 51% students performed healthy behavior. There were relationships between two variables, with p value 0.032 (α= 0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5768
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty. Jumlah kasus demam
berdarah cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya baik dalam jumlah maupun
luas wilayah yang teljangldt. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat
merupakan komponen yang penting dalarn mengatasi permasalahan ini. Pengetahuan
yang dimiliki keluarga nantinya akan berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat dalam
perilaku pencegahan penyakit demam berdarah. Tujuan penelitian ini untuk
Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga mengenai penyakit demam berdarah.
Penelitian ini dilakukan di Rw O2 Kelurahan Cipete Utara, Kecamatan Kebaran Baru,
Jakarta Selatan. Responden pada penelitian ini adalah keluarga di Rw O2 Cipete Utara
dengan jumlah 64 keluarga. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
sederhana dengan alat pengumpulan data berupa kuisioner. Analisa data yang digunakan
yaitu analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi
(90,6%), tingkat pengetahuan sedang (9,4%). Sedangkan responden yang memiliki
tingkat pengetahuan rendah tidak ada (0%)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5303
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>