Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamid, Ismail
Kuala Lumpur: Dewan Bahas dan Pustaka. Kementerian Pendidikan Malaysia, 1988
305.89595 ISM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mahmood, Abdul Hamid
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1992
499.35 MAH a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunandar
"Masyarakat Sambas telah dibentuk dalam rentang sejarah yang panjang. Terdapat beberapa kisah yang menjadi pijakan dalam mengartikan dan merujuk dinamika masyarakatnya masa lalu, yaitu dalam kisah-kisah rakyat. Dalam tulisan ini dimuat dua kisah populer tersebut, yaitu Sambas yang berasal dari persahabatan abadi antara Syamsudin dan Saribas serta Sambas yang dimaknai dengan tiga suku bangsa. Dua kisah itu menjadi pijakan melihat Sambas yang berbineka. Untuk mengungkap kebinekaan Melayu Sambas, maka penelitiannya dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang dilakukan dengan empat tahap, yaitu: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Studi ini menunjukkan bahwa keragaman yang terjadi di Sambas terekam dalam memori kolektif masyarakatnya yang bertujuan untuk menyatukan individu-individu yang ada."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2021
900 HAN 4:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djohan Hanafiah
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995
959.8 DJO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
959.8 DJO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eddie M. Nalapraya
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2009
796.8 EDD b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asyura
"Kemponan merupakan perwujudan kebudayaan lokal masyarakat Melayu Pontianak yang mengajarkan nilai sosial dalam bentuk sugesti. Kemponan merupakan budaya menghargai dan mengapresiasi sebuah tawaran ataupun pemberian orang lain berupa makanan dan minuman. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya kemponan berdasarkan sebab dan media terjadinya, pola pencegahannya, dan nilai sosial budaya yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebab terjadinya budaya kemponan ialah adanya sugesti negatif dalam diri seseorang mana kala tidak memakan atau meminum yang disuguhkan atau yang diinginkan sehingga akan menimbulkan bala atau celaka bagi orang tersebut. Media terjadinya kemponan ialah makanan dan minuman, bahkan terdapat beberapa makanan dan minuman yang disakralkan oleh masyarakat Melayu Pontianak. Sebagai sebuah ‘sugesti negatif’ kemponan dapat dicegah dengan cara ‘dipatahkan’ melalui perilaku khas yang disebut jamah, cempalet, dan palet; yang mengandung nilai-nilai sosial yang berfungsi sebagai penangkal bala atau celaka mana kala seseorang menolak ajakan untuk menyantap makanan ataupun minuman tertentu yang dianggap sakral. Di dalam perilaku menjamah, cempalet dan palet, budaya kemponan mengandung nilai kearifan lokal yaitu 1) nilai budaya saling menghargai sesama manusia, 2) nilai budaya menghargai alam, dan 3) nilai budaya religi.

Kemponan is an embodiment of Pontianak Malay local culture which teaches social values in the form of suggestion. Kemponan is regarded as the culture which acknowledges and appreciates someone’s offer or gift especially food and beverage. This research was qualitative research with in-depth interview technique. The purpose of this research was to describe kemponan according to the reason, its media, prevention pattern and social culture value within it. This research has shown that kemponan happened because of negative suggestion in someone who believes that harm or accident may happen if he/she does not eat or drink what has been offered by the host. Media of kemponan is food and beverage, even sacred refreshment of Pontianak Malay. As a negative suggestion, some certain actions can break kemponan, either by touching the refreshment or saying the words ‘cempalet’ and ‘palet’ which contain social values to prevent unexpected harm if someone refuses the offer of sacred refreshment. The local wisdom of kemponan in touching the offer or saying ‘cempalet’ ‘palet’ are 1) the cultural value which appreciates fellow human beings; 2) the cultural value which appreciates the nature; and 3) the religious and cultural value."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2019
900 HAN 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Osman, Mohd. Taib
Kuala Lumpur: Dewan Bahas dan Pustaka. Kementerian Pendidikan Malaysia, 1989
305.89595 MOH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2000
303.4 MAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>