Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200383 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrine Permata Leoni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar gula darah puasa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Satlantas dan Sumda di Polresta Depok. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan pada 143 responden. Penelitian dilakukan pada April sampai Mei 2012. Data yang dikumpulkan adalah kadar gula darah puasa, pendidikan terakhir, suku, riwayat diabetes melitus, umur, IMT, RLPP, asupan karbohidrat, asupan serat, asupan protein, asupan lemak, pengetahuan, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok dengan cara pengukuran kadar gula darah puasa, pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, dan wawancara (food recall).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur, suku, RLPP, dan asupan protein dengan kadar gula darah puasa (nilai p < 0,05). Disarankan untuk melakukan intervensi melalui program pencegahan penyakit degeneratif berupa penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan konsultasi gizi terutama tentang kadar gula darah.

This study aims to know the description of fasting blood glucose levels and the factors that influence in Employees of Satlantas and Sumda Polresta Depok. The design study is a cross sectional study conducted on 143 respondents.The study was conducted from April to May 2012. Data collected were fasting blood glucose levels, the latest education, ethnicity, history of diabetes mellitus, age, BMI, WHR, carbohydrate intake, fiber intake, protein intake, fat intake, knowledge, physical activity, and smoking habits by measuring fasting blood glucose levels, anthropometric measurements, filling questionnaires, and interview (food recall).
The results of this study showed significant correlations between age, ethnicity, WHR, and protein intake with fasting blood glucose levels (p value < 0.05). It is recommended to intervene through programs of prevention of degenerative diseases of education, health, and nutrition consultation, especially on blood glucose levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Roza Werdani
"ABSTRACT
Pemeriksaan kadar gula darah puasa merupakan salah satu cara yang
dilakukan dalam mendiagnosa diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk
mencari faktor dominan kadar gula darah puasa pegawai BPMK dan Sekretariat
Daerah Kota Depok tahun 2014. Penelitian ini juga membahas gambaran dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah puasa pegawai BPMK
dan Sekretariat Daerah Kota Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa asupan karbohidrat merupakan faktor dominan peningkatan
kadar gula darah puasa pegawai BPMK dan Sekretariat Daerah Kota Depok (B=
0,328). Rata-rata kadar gula darah puasa pegawai adalah 94,07 ± 11,55 mg/dl
pada perempuan dan 96,47 ± 9,92 mg/dl pada laki-laki. Pada penelitian ini
ditemukan 2,9% pegawai mengalami diabetes melitus dan 22,9% pegawai
mengalami impaired fasting glucose. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kadar gula darah puasa memiliki hubungan yang signifikan dengan usia, asupan
karbohidrat, dan aktivitas fisik.

ABSTRACT
Fasting blood glucose level test is one way to diagnose diabetes mellitus.
This study was aimed to find the dominant factor of fasting blood glucose level of
employees of BPMK and Regional Secretariat of Depok in 2014. This study also
discussed the discribtion and factors related to fasting blood glucose level of
employees of BPMK and Regional Secretariat of Depok. Quantitative method and
cross-sectional design were used to conduct this study. The result of the research
showed that carbohydrate intake was the dominant factor of elevated fasting blood
glucose level of the employees of BPMK and Regional Secretariat of Depok
(B=0.328). The average of employees’ fasting blood glucose level is 94.07 ±
11.55 mg/dl for woman and 96.47 ± 9.92 mg/dl for man. This study found 2,9%
employees with diabetes mellitus and 22.9% employees with impaired fasting
glucose. This result also found that fasting blood glucose level was significantly
correlated with age, carbohydrate intake, and physical activity."
2014
S56594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murtiwi
"Ruang Lingkup dan Cara penelitian : Selama kehamilan, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin yang optimal diperlukan adaptasi ibu. Salah satu di antaranya terjadi perubahan kadar hormon pertumbuhan plasenta (hPGH), diduga akan menyebabkan kadar glukosa dan asam amino ibu meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kadar glukosa dan asam amino ibu dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan berat lahir normal (BBLN). Penelitian ini berupa studi eksploratif pada dua kelompok ibu hamil aterm (38 - 40 minggu). Kelompok I, 15 ibu hamil yang mempunyai taksiran berat janin antara 2000 - 2500 g. Kelompok II, ibu hamil yang mempunyai taksiran berat janin antara 2501 - 3500 g. Pengambilan percontoh darah dari vena kubiti ibu dan darah talipusat untuk pemeriksaan kadar glukosa dan asam amino total. Selain itu juga diukur berat plasenta. Dilakukan perbandingan nilai rata-rata antara dua kelompok dengan batas kemaknaan α = 5%.
Hasil dan Kesimpulan : Kadar glukosa serum ibu kelompok BBLR = 112,4 mg/dl. Kelompok BBLN = 110,93 mg/dl. Kadar asam amino serum ibu kelompok BBLR = 5,62 mg/dl. Kelompok BBLN = 4,45 mg/dl. Kadar glukosa serum talipusat (bayi) kelompok BBLR = 97,13 mg/dl, kelompok BBLN = 107,33 mg/dl. Kadar asam amino serum talipusat kelompok BBLR = 6,33 mg/dl, kelompok BBLN = 4,79 mg/dl. Berat plasenta BBLR = 416,66 g. Berat plasenta BBLN = 483,33 g. Kadar glukosa dan asam amino ibu dan bayi dengan berat lahir rendah tidak berbeda dengan berat normal.

Serum Levels Of Glucose And Amino Acids Of Mothers And Babies Of Low Birth Weight And NormalScope and Method of Study : During pregnancy, the mother supplies all essential nutrients for fetal growth and development. Maternal adaptations occur to meet the need of optimal fetal growth. Metabolic function changes represent one of the remarkable maternal adaptations. Maternal serum levels of glucose and amino acids increase as a result of the increasing serum levels of human placenta growth hormone (hPGH). The purpose of this study was to compare the glucose and amino acids levels in the serum of mothers with low birth weight (LBW) and normal birth weight (NBW) babies and the cord blood serum of the LBW and NBW babies. The method used in this study was exploration on two pregnant women groups of 38 - 40 weeks of pregnancy. The first group consisted of 15 pregnant women with LBW babies (2000 - 2500 g), and the second group was a group of 15 pregnant women who have NBW babies (2501 - 3500 g). Placenta weight were also taken.
Result and Conclusion : The result of the study showed that, the mean serum glucose level of mothers with LBW babies was 112.4 mg/dl, while that of mothers with NBW babies was 110,93 mg/dl. The mean serum amino acids level of mothers with LBW babies was 5.62 mg/dl, and that of mothers with NBW was 4.45 mg/dl. The mean glucose value in placental cord of LBW babies was 97.13 mg/dl, while that of NBW babies was 107.33 mg/dl. While the mean serum amino acids levels of LBW babies were 6.33 mg/dl, and that of NEW babies was 4.79 mg/dl, The mean placenta weights of LBW babies was 416.66 g and that of NBW babies was 483.33 mg/dl. There was no significant difference in serum levels of glucose and amino acids in both low birth weight and normal.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Junia Mulyadi
"Glukosa merupakan monosakarida yang paling melimpah keberadaannya di alam. Melalui reaksi katalitik, glukosa dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan senyawa asam 2,5-furandikarboksilat (FDCA). FDCA yang bernilai guna tinggi karena potensinya sebagai material substitusi pembuatan plastik berbahan dasar fosil. Pada penelitian ini, konversi glukosa menjadi FDCA dilakukan menggunakan katalis NiO dengan support zeolit ZSM-5. ZSM-5 sebagai support disintesis terlebih dahulu menggunakan metode double template dan diimpregnasi dengan NiO dengan metode spray. Katalis NiO/ZSM-5 hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan berbagai metode karakterisasi seperti FTIR, XRD, SEM, dan SAA-BET. NiO/ZSM-5 yang diperoleh kemudian diuji aktivitas katalitiknya dalam reaksi konversi glukosa menjadi FDCA. Pelarut yang digunakan dalam reaksi ini adalah gamma-valerolakton (GVL) dan air. GVL merupakan pelarut ramah lingkungan dengan titik didih tinggi, yaitu 207 °C sehingga dipilih pada penelitian ini. Variasi kondisi reaksi yang dilakukan berupa suhu dan rasio pelarut GVL : air. Hasil uji katalitik menunjukkan kondisi optimum reaksi pada suhu 150 °C dan rasio pelarut GVL : air 1 : 1, dimana hasil yang diperoleh berupa persentase yield FDCA sebesar 2,27%.

Glucose is the most abundant monosaccharide in nature. Through catalytic reaction, glucose can be utilized as a raw material to produce a high-use-value compounds, Furandicarboxyluc acid (FDCA) as a subtitute of fossil-based plastics. In this study, the conversion of glucose to FDCA was carried out using double template method and was impregnated with NiO using spray method.  The as-synthesized NiO/ZSM-5 catalyst were then characterized using a various variation of characterization methods such as FTIR, XRD, SEM, and BET. The NiO/ZSM-5 were then tested for catalytic activity in the conversion reaction of glucose to FDCA. The solvents used in this reaction were gamma-valerolactone (GVL) and water. GVL is an environmentally friendly solvent with a high boiling point, which is 207 °C so it was chosen in this study.The factors tests in this study were temperature and the ratio of GVL : water. The catalytic reaction showed the optimum condition at 150 °C and ratio of GVL : water was 3 : 1, in which the yield of FDCA were 2,27%. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Ardito
"ABSTRACT
Latar Belakang: Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah penyakit keganasan yang terjadi pada sel-sel prekursor limfoid yang sering terjadi pada anak-anak. Pengobatan LLA terdiri dari tiga fase, fase induksi, konsolidasi, dan maintenance. Terapi fase induksi merupakan tahap pembersihan sel-sel kanker dan fase ini mempunyai tujuan untuk mencapai masa remisi. Fase ini menggunakan obat kortikosteroid akibat sifat sitotoksik yang dimilikinya. Obat kortikosteroid memiliki salah satu efek samping
berupa peningkatan kenaikan glukosa plasma yang dapat meningkatkan gula darah sewaktu. Deksametason dan prednison merupakan kortikosteroid yang digunakan dalam pengobatan fase induksi. Hingga saat ini, belum terdapat penelitian mengenai tingkatan efek samping dari kedua obat yang diukur berdasarkan nilai glukosa plasma. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat peningkatan nilai gula darah sewaktu dari kedua obat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain
penelitian potong lintang. Sampel yang digunakan sebanyak 57 sampel dari rekam medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Hasil: Persebaran data dari nilai glukosa plasma yang diperoleh tidak normal. Perbandingan nilai gula darah sewaktu dari deksametason dan prednison disajikan dalam bentuk median yaitu 107 mg/dL untuk prednison dan 98 mg/dL untuk deksametason. Analisis dilakukan menggunakan Uji Mann-Whitney dan menunjukkan hasil yang tidak bermakna Kesimpulan: Nilai median pada nilai gula darah sewaktu dari penggunaan deksametason dan prednison tidak menunjukkan hasil yang bermakna.

ABSTRACT
Background: Acute lymphoblastic leukemia (LLA) is a malignant disease occurs in lymphoid precursor cells which often occur in children. Treatment LLA consists of three phases, the induction, consolidation and maintenance phases. Phase therapy induction is the stage of cleansing cancer cells and this phase has a purpose to reach a period of remission. This phase uses corticosteroid drugs due to its properties cytotoxic it has. Corticosteroid drugs have one side effect in the form of an increase in plasma glucose which can increase blood sugar
when. Dexamethasone and prednisone are the corticosteroids used in the treatment of the induction phase. Until now, there has been no research on the degree of side effects of both drugs measured by glucose values plasma. Objective: The purpose of this study is to determine the level of improvement Current blood sugar values ​​of both drugs. Method: This research uses design
cross-sectional research. The sample used was 57 samples from the record Cipto Mangunkusumo Hospital. The sampling technique used is consecutive sampling. Results: Data distribution of glucose values plasma obtained is not normal. Comparison of blood sugar values ​​when from dexamethasone and prednisone are presented in the median form of 107 mg / dL for
prednisone and 98 mg / dL for dexamethasone. Analyzes were performed using Test Mann-Whitney and show results that are not meaningful Conclusion: Value median in blood sugar values ​​when using dexamethasone and prednisone did not show meaningful results."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaity
"Penelitian efek hipoglikemik ekstrak daun tapak dara, biji petai cina dalam bentuk tunggal telah dilakukan pada hewan percobaan. Akan tetapi uji efek hipoglikemik dalam ramuan daun tapak dara dengan biji petal cina belum dilaporkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun ramuan tapak dara (Catharanthus roseus (L) G. Don) dengan biji petai cina (Leucaena leucocephala (Link) de Wit) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus dan mengetahui karakteristik bahan yang digunakan.
Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan faktorial 5 x 5 x 6, dengan rancangan acak kelompok. Ada 3 faktor yang menjadi variabel bebas yaitu : faktor daun tapak data, biji petai cina masing-masing dengan 5 variasi konsentrasi, dan faktor interval waktu pengambilan darah dengan 6 x pengambilan. Sebagai variabel tidak bebas adalah kadar glukosa darah tikus. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak ramuan daun tapak dara dengan biji petai cina terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus, digunakan kelompok kontrol ( diberi air suling ), 24 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi ekstrak etanol ramuan yang bervariasi, dan kelompok pembanding yang diberi suspensi tolbutamid 250 mg / kg berat badan. Perlakuan pada tikus percobaan digunakan metode uji toleransi glukosa secara oral. kadar glukosa darah dihitung pada interval waktu tertentu yaitu sebelum pemberian bahan uji sampai dengan 4 jam setelah pemberian bahan uji, analisis kadar glukosa darah ditentukan dengan metode orto-toluidin dan diukur dengan spektrofotometer pada k 630 nm. Untuk mengetahui karakteristik pola kromatogram ekstrak etanol daun tapak dara dengan biji petal cina digunakan kromatografi gas/spektrometer massa.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa tidak semua variasi kombinasi larutan uji dapat menurunkan kadar glukosa darah yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol. Perlakuan yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol adalah perlakuan t2p1 dan t2p4 (p<0,05 ). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol ramuan pada perlakuan tzpi ( 0,10 g serbuk daun tapak dara + 1,04 g serbuk biji petal cina) dan perlakuan t2p4 ( 0,10 g serbuk daun tapak data + 4,16 g serbuk biji petai cina ) 1 kg berat badan dapat menurunkan kadar glukosa darah yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Hasil analisis ekstrak dengan kromatografi gas terlihat bahwa tidak semua puncak-puncak yang ada pada kromatogram tunggal muncul pada kromatogram ramuan, dan puncak-puncak yang ada pada kromatogram ramuan tidak sama dengan gabungan puncak yang- ada pada kromatogram tunggalnya. Hal ini terlihat adanya puncak-puncak yang hilang dan munculnya puncak-puncak baru pada kromatogram ramuan.

The hypoglycemic effect of single form extract of Catharanthus roseus (L) G. Don leaves and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds have been studied on nondiabetic and diabetic rats. So far there is not any report on the treatment of extract combination of the plants on rats yet.
The aim of this study was to determine the hypoglycemic effect of the ethanolic extract from a combined Catharanthus roseus (L) G. Don and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds in non diabetic rats.
To find out the effect of combined extract ethanolic in hypoglycemic activity the normal rats, are devided into 26 group : one group of untreated control ; 24 are treated groups, each of which were administrated orally with different doses of these combined extract; and one group was fed 250 mg/kg of tolbutamid as a reference compound. Blood glucose was determined by using ortotoluidin method and the characteristic of ethanolic extract was analized by using gas chromatography 1 mass Spectrometry.
By statistical analysis it was shown a significant decrease of blood glucose of the t2p1 and t2p4 groups compared to the control group, and the other treated groups. Gas chromatography analysis shown that some of peaks were missing and some new peaks appeared in the chromatogram of the extract."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardika Raydhi Pradipta
"Ester asam lemak glukosa dapat disintesis secara enzimatis menggunakan katalis lipase Candida rugosa E.C. 3.1.1.3 yang terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4- kitosan. Nanopartikel Fe3O4-kitosan disintesis menggunakan metode kopresipitasi, kemudian dikarakterisasi menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red), TEM (Transmission Electron Microscopy), dan VSM (Vibrating Sample Magnetometer), dan FESEM (Field Emission Scanning Electron Microscopy). Sintesis ester dilakukan dalam pelarut organik berbeda, yaitu metil isobutil keton dan t-butanol. Proses imobilisasi lipase dilakukan dengan menggunakan bantuan agen pengikat silang glutaraldehida. Persen loading imobilisasi lipase diperoleh sebesar 68,15%. Aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi didapat sebesar 4,87 U/mg, dengan aktivitas spesifik lipase sebesar 1,39 U/mg dan efisiensi imobilisasi sebesar 3,52%. Pada penelitian dilakukan variasi rasio substrat dan waktu reaksi untuk mengetahui kondisi reaksi yang menghasilkan persen konversi tertinggi. Diperoleh kondisi reaksi terbaik pada rasio substrat 1:30 dan waktu reaksi selama 16 jam untuk kedua pelarut. Reaksi esterifikasi menggunakan pelarut metal isobutyl keton (MIBK) relatif menghasilkan persen konversi lebih besar dari tbutanol. Pada kondisi optimum, diperoleh hasil sebesar 12,83% untuk MIBK dan 12,03% untuk t-butanol menggunakan enzim terimobilisasi. Pada pengunaan lipase bebas diperoleh persen konversi sebesar 17,62% untuk pelarut t-butanol, dan 18,07% untuk MIBK.
Glucose fatty acid esters can be synthesized enzimatically using immobilized Candida Rugosa lipase E.C. 3.1.1.3 on nanoparticle Fe3O4-chitosan. Nanoparticle Fe3O4-chitosan were synthesized using co-presipitation method, and then characterized using FTIR (Fourier Transform Infra Red), TEM (Transmission Electron Microscopy), dan VSM (Vibrating Sample Magnetometer), dan FESEM (Field Emission Scanning Electron Microscopy). Different organic solvents was used for esterification, which was t-butanol and Methyl isobutyl ketone. Glutaraldehyde was used as cross linking agent to aid the process of lipase immobilization. Lipase was successfully immobilized with loading capacity of 68.15%. The obtained lipase hydrolysis activity was 4,87 U/mg, with immobilization efficiency value of 3.52%. In this research, substrate ratio and incubation time parameters were variated. The best condition of reaction was obtained with substrate ratio of 1:30 and 16 hours of incubation time with both solvents. Esterification using methyl isobutyl ketone (MIBK) as solvents was found relatively has higher conversion rather than using t-butanol. The obtained result for MIBK was 12.83% and 12,03% for t-butanol in esterificarion using immobilized enzyme at the optimum conditions. The conversion percentage value obtained for esterification using free lipase was 17,62% in t-butanol and 18,07% in MIBK."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Fildza Fakhira
"Limbah biomassa merupakan sumber daya biologi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Limbah sekam padi mengandung selulosa dalam jumlah tinggi (34,4%). Glukosa dapat diperoleh melalui reaksi hidrolisis selulosa limbah biomassa yang telah terdelignifikasi. Glukosa dapat diubah menjadi berbagai bahan kimia bernilai tambah dimana salah satunya adalah FDCA. Pada penelitian ini, katalis NiO/ZSM-5 dan Mn3O4/ZSM-5 berpori hirarki disintesis untuk konversi glukosa menjadi FDCA melalui intermediet HMF dengan metode one pot. Substrat glukosa yang digunakan adalah komersil dan dari sekam padi. Katalis NiO/ZSM-5 dan Mn3O4/ZSM-5 berpori hirarki disintesis menggunakan metode templat ganda pada ZSM-5 yang diikuti dengan metode impregnasi basah secara spray dan dikarakterisasi dengan XRD, FTIR, XRF, SEM-EDX Mapping, dan BET. Analisis XRD, XRF, dan SEM-EDX menunjukkan keberhasilan impregnasi NiO dan Mn3O4 pada ZSM-5 berpori hirarki. Rentang hasil persen konversi glukosa komersil adalah 40 – 44% setelah reaksi berlangsung selama 8 jam. Yield HMF dan FDCA tertinggi diperoleh menggunakan katalis Mn3O4/ZSM-5 masing-masing sebesar 3,11% dan 0,511 untuk reaksi setelah 4 dan 8 jam berturut-turut. Pada reaksi konversi glukosa dari sekam padi, yield HMF dan FDCA tertinggi juga diperoleh menggunakan katalis Mn3O4/ZSM-5 dengan masing-masing sebesar 0,0008% setelah 4 jam reaksi dan 0,147% setelah 8 jam reaksi.

Biomass waste is a biological resource that can be used as an energy source. Rice husk waste contains high amounts of cellulose (34.4%). Glucose can be obtained through the hydrolysis reaction of delignified cellulose waste biomass. Glucose can be converted into various value-added chemicals, including FDCA. This study synthesized hierarchical porous NiO/ZSM-5 and Mn3O4/ZSM-5 catalysts to convert glucose to FDCA through HMF intermediates using the one-pot method. The glucose substrate used is commercial and made from rice husks. Hierarchical porous NiO/ZSM-5 and Mn3O4/ZSM-5 catalysts were synthesized using the double template method on ZSM-5 followed by the wet spray impregnation method and characterized by XRD, FTIR, XRF, SEM-EDX Mapping, and BET. XRD, XRF, and SEM-EDX analysis showed the successful impregnation of NiO and Mn3O4 on hierarchical porous ZSM-5. The commercial glucose conversion percentage yield range is 40 – 44% after the reaction takes place for 8 hours. The highest yields of HMF and FDCA were obtained by Mn3O4/ZSM-5, respectively, 3.11% after 4 hours of reaction and 0.511% after 8 hours of reaction. In the conversion reaction of glucose from rice husk, the highest yields of HMF and FDCA were obtained by Mn3O4/ZSM-5 with 0.0008% after 4 hours of reaction and 0.147% after 8 hours of reaction, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Widjaja
"Telah dilakukan penelitian pengaruh sari buah L9omordica
charantia Linn yang segar dan yang dila yukan terhadap kadar glukosa
darah kelinci. Sari buah segar maupun sari buah layu memperlihatkan
efek penurunan kadar glukosa darah yang bermakna ( signifikan
) pada takaran pemakaian 260 g / kg BB, tetapi efek mi lebih
kecil dibandingkan dengan efek penurunan kadar glukosa darah
yang disebabkan oleh tolbutamid ( signifikan ). Walaupun tidak
bermakna, efek penurunan kadar glukosa darah sari buah segar
lebih kecil dibandingkan efek penurunan kadar glukosa darah yang
disebabkan oleh sari buah la yu pada takaran pemakaian yang sama.
ABSTRACT
The experiment has been done to know the effect of the fresh
and faded juice of Momordica charantia Linn to the blood glucose
level of the rabbit. The fresh and the faded juice indicated
the effect of the declining of the blood glucose level which
was significant at the dose of 260 g / kg BB but this effect
was smaller compared with the effect of tolbutamid (significant).
The effect of the declining of the blood glucose level of the
fresh juice was smaller compared with the effect of the faded
juice at the same dose, but non significant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishak Firdauzi Ruslan
"Sensor elektrokimia non-enzimatis glukosa berbasis logam nikel dibuat secara elektrodeposisi menggunakan larutan NiCl2 5 mM dalam buffer asetat pH 5 0,1 M pada elektroda Glassy Carbon (GCE). Elektrodeposisi dilakukan dengan potensial -1,376 V vs Ag/AgCl dengan variasi waktu deposisi selama 60, 180, dan 300 s. Lama waktu deposisi mempengaruhi jumlah deposit pada permukaan GCE yang diketahui dengan metode SEM dan jumlah logam Ni diketahui dengan metode EDS. Elektroda GCE terdeposisi nikel selama 300 s (Ni-GCE 300 s) mampu mendeteksi glukosa dengan teknik voltametri siklik kisaran konsentrasi 0,099-0,909 mM dengan kelinearitasan sebesar R2= 0,9982 dan kemiringan sebesar 138,2. Ni-GCE 300 s mampu juga mendeteksi glukosa kisaran 0,999-9,9 mM dengan kelinearitasan sebesar R2= 0,9814 dan kemiringan sebesar 257,89. Ni-GCE 300 s memiliki Repeatabilitas yang baik dimana pada pengukuran 0,909 mM glukosa menghasilkan nilai RSD (n=10) sebesar 0,58 %. Kestabilan Ni-GCE 300 s cukup baik untuk pengukuran glukosa 0,909 mM dengan rentang waktu 12 hari dengan respon arus kisaran 750-800 μA. Dari segi sensitifitas, Ni-GCE 300 s mengalami penurunan arus ketika mendeteksi glukosa 0,099 mM dengan penambahan asam askorbat dan fruktosa pada konsentrasi yang sama dan 1:10 dari glukosa.

Electrochemical non-enzimatic glucose sensor based on nickle metal was made by electrodeposition using NiCl2 5 mM in acetic buffer pH 5 0,1 M solution on Glassy Carbon electrode (GCE). Electrodeposition potential was set on -1,376 V vs Ag/AgCl with varying deposition time of 60, 180, and 300 s. Deposition time affects the amount of deposit at the electrode surface that was analyzed using SEM method and nickle composition was analyzed using EDS method. GCE electrode deposited with nickle for 300 s (Ni-GCE 300 s) can detect glucose using cyclic voltammetry technique with a range of 0,099-0909 mM concentration with a linearity of R2= 0,9982 and a slope of 138,2. Ni-GCE 300 s can also detect glucose with a range of 0,999-9,9 mM concentration with a linearity of R2=0,9814 and a slope of 257,89. Ni-GCE 300 s have a good reproducibillity for detecting 0,909 mM of glucose and gives a RSD (n=10) value of 0,58%. Ni-GCE stabillity was good for detecting 0,909 mM of glucose with a time range of 12 days that gives a current response range of 750-800 μA. In sensitivity, Ni-GCE 300 s experienced on decreasing current response while detecting 0,099 mM of glucose from addition of ascorbic acid and fructose with a same and 1:10 of glucose concentration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>