Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189804 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginisita Dofany
"Dalam jurnal ini, penulis membahas tentang kehidupan komunitas Belanda Depok pada masa pra kemerdekaan Republik Indonesia dimulai dari masa Cornelis Chastelein sebagai tuan tanah Depok dengan pendekatan-pedekatan ilmu Sosiologi. Pokok bahasan pada jurnal ini yaitu tentang kehidupan awal kaum Belanda Depok yang merupakan keturunan para budak yang dimerdekakan oleh tuan tanahnya yang bernama Cornelis Chastelein; kehidupan rohani komunitas Belanda Depok sebagai umat kristiani yang taat, dan acara-acara perayaan di Depok seperti Perayaan Sinterklaas (Sinterklaas Dag), Perayaan Wilhelmina (Wilhelmina Dag atau Koninginnedag), Perayaan Cornelis Chastelein, serta Natal dan Tahun Baru; interaksi sosial yang terjadi berikut faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial; dan sosialisasi sekunder yang terjadi pada komunitas Belanda Depok seperti desosialisasi dan resosialisasi.

On this article, writer is about to analyze the life's of Belanda Depok community before the independence day of Indonesia, started from the period of Cornelis Chastelein, the landlord of Depok, which used the sociology pattern. The main idea of this article is talking about the early life of this Belanda Depok's people, that use to be servants and Chastelein set them free, such as they were a really great Christian and followed all patterns on it, the celebration of Sinterklaas Day, Wilhelmina's Day, Chastelein's Day, and also Christmas and New Year; the social interaction and all its factors behind: and the second socialization that happened to this Belanda Depok community such de-socialization and re-socialization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Asri Putri Perdani
"ABSTRAK
Pembebasan para budak yang dilakukan oleh Cornelis Chastelein menjadi sejarah penting bagi kota Depok. Hubungan baiknya dengan para budak yang ia pekerjakan, membuat Chastelein memiliki rencana masa depan untuk para budaknya yang ia cantumkan dalam surat wasiatnya. Dua prinsip utama yang menjadi rencana Chastelein terhadap para budaknya. Pertama, memberikan perubahan status dari budak menjadi orang bebas yang menjadi pemeluk agama Kristen, dan kedua, memberikan bekal sebagai modal hidup mereka di kemudian hari dalam bentuk kepemilikian sebagian hartanya yang berupa tanah. Penelitian ini membahas asal-usul penamaan dua belas marga Belanda Depok. Hal-hal tersebut akan dikaji melalui metode penelitian sejarah serta studi pustaka dengan meninjau melalui artikel-artikel serta penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan sejarah kota Depok. Hasil penelitian menunjukan bahwa nama-nama marga Belanda Depok berasal dari Al-Kitab dan beberapa marga lainnya mempertahankan nama dari tempat mereka berasal.

ABSTRACT
The release of slaves by Cornelis Chastelein became an important history for the city of Depok. His good relationship with the slaves thats he employed, made Chastelein have some future plans for the slaves thats he listed in his testament. The two main principles that became Chastelein s plans for his slaves. First, giving a change in status from slaves to free people who become Christians, and second, providing provisions as their future capital in the form of ownership for some of their property in the form of land. This research will discuss the origin of naming twelve surnames Dutch Depok. These things will be reviewed through historical research methods and literature studies by reviewing through previous articles and research that have relevance to the history of Depok city. The research results show that the surnames Dutch Depok comes from the Bible and several other surnames maintain the name of the place they came from."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta : Gramedia, 1976
959.8 IND
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1976
309.192 IND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Indah Herdiani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas identitas kaum Indo dan makna dari kata levenskracht pada keluarga Hoyer dalam buku Asta rsquo;s Ogen: De Levenskracht van een Indische familie Stoel, 2010 . Buku ini dikaji dalam dua tahapan, yang pertama analisis struktural mencakup tokoh dan latar yang dilakukan dengan meminjam pemikiran Nurgiyantoro 1995 . Tahap kedua memaknai kata levenskracht pada buku ini menggunakan konsep identitas budaya Hall, 1990 . Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa identitas dari keluarga Hoyer tidak berubah meskipun muncul upaya untuk mengingkari identitas saat beradaptasi sebagai kaum pendatang di Belanda. Praksis dan perilaku mereka di Belanda merupakan tradisi baru yang diciptakan. Tradisi ini berakar dari hal-hal yang telah dilakukan secara turun temurun di Hindia Belanda, yang selanjutnya disesuaikan dengan budaya masyarakat Belanda. Beberapa dari tradisi tersebut mengalami percampuran dengan budaya Belanda. Makna dari levenskracht atau lsquo;kekuatan hidup rsquo; pada buku ini direpresentasikan melalui tokoh Asta Hoyer sebagai lsquo;titik tumpu rsquo; dari keluarga Hoyer. Kekuatan tokoh Asta Hoyer ditampilkan melalui peristiwa-peristiwa berat yang dialaminya semasa di Hindia Belanda maupun di Belanda.

ABSTRACT
This Undergraduate Thesis concern about Indo People rsquo s Identity and the meaning of Levenskracht on Hoyer rsquo s family in Asta rsquo s Ogen De Levenskracht van een Indische familie Stoel, 2010 . This novel was assessed in two phase First, Structural Analysis on figures and background based on Nurgiyantoro rsquo s Theory 1995 . Second, find the meaning of Levenskracht in the book using Cultural Identiy theory Hall, 1990 . Based on the analysis, it rsquo s concluded that the Hoyer rsquo s Family didn rsquo t change their identity eventhough there is some difficulties to adapt with the new environment and different culture in Netherland. Their practice and act in Netherland creating a new Culture in Netherland. These custom and cultural practice comes from their ancestor in Dutch Indies, which customized with Netherland rsquo s cultural practice. The meaning of Levenskracht or lsquo spirit of life rsquo in this book represented by Asta Hoyer, she become a lsquo Weight Point rsquo to her family. She shows the struggle of Indo People neither in Dutch Indies or Neteherland."
2017
S70109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadly Rahman
"perkedel, sup, bistik, dan semur adalah beberapa contoh nama makanan yang akrab dengan lidah masyarakat Indonesia. Pun, dalam hal penyajian, masyarakat Indonesia sudah terbiasa menyajikan hidangan dengan gaya prasmanan.lantas,sejak kapan berbagai makanan itu mulai dinikmati dan gaya berperan mewariskan pengaruh makanan dan penyajian itu citra kuliner Indonesia sekarang ini?"
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016
959.8 FAD r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Putri Hardianti
"Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan kebijakan Paku Alam VII selama memimpin Praja Pakualaman dan dampak yang dirasakan oleh masyarakat Pakualaman. Metode dan sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yaitu: melalui tahap heuristik, kritik sumber, tahap interpretasi data, dan tahap terakhir adalah historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber arsip, koran dan majalah sejaman, jurnal ilmiah, serta buku sebagai sumber pendukung.
Permasalah yang muncul akibat dari pengaruh kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda serta proses modernisasi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di wilayah vorstenlanden, telah mendorong para pemimpin swapraja untuk melakukan berbagai upaya guna mengatasinya. Meskipun disatu sisi mereka tunduk kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda, tetapi di lain sisi mereka juga berupaya untuk mengadaptasi kebijakan tersebut agar sejalan dengan kepentingan rakyat. Sebagai pemimpin Praja Pakualaman, Paku Alam VII berupaya membangun Praja Pakualaman melalui berbagai kebijakan selama masa pemerintahannya (1906-1937), meliputi tatanan birokrasi, pendidikan, agraria, dan pembangunan berbagai infrastruktur.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dampak dari kebijakan Paku Alam telah dirasakan oleh masyarakat, seperti halnya penurunan angka buta huruf, pemberian hak kepemilikan tanah kepada rakyat yang berakibat pada penghapusan beban kerja wajib, dan modernisasi pendidikan yang mendorong lahirnya kaum pergerakan dari keluarga Pakualaman. Meskipun Praja Pakualaman hanya sebuah praja kecil, tetapi keberadaannya cukup diperhitungkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Hal tersebut terbukti dari eksistensi yang telah dibangun oleh para trah Pakualaman dengan turut menjadi pelopor bagi perjuangan pergerakan ketika bangsa Indonesia berusaha mencapai kemerdekaan.

The purpose of this research is to review the policies issued by Paku Alam VII over Praja Pakualaman and the impact to its people. The methods and sources used in this research is the historical approach, namely: through the stages of heuristic, criticism of sources to obtain historical facts are really close to the reality of events written. Furthermore, the data interpretation stage, and the last stage is historiography. Sources used by the author in this study are archival sources, newspapers and magazines contemporary, scientific journals, and books as a supportive source.
Problems occurred as the result of the Dutch East Indies Colonial government policy as well as the processes of modernization in the late 19th and early 20th century in the vorstenlanden region, has encouraged the leaders of the swapraja to make efforts to overcome them. Although, in one hand they were subject to the Dutch East Indies Colonial Government, but they were also trying to transform the policy into line with the interest of its people. As the leader of Praja Pakualaman, Paku Alam VII tried to build Praja Pakualaman through various policies issued during his reign (1906-1937), including bureaucracy, education, agriculture, and infrastructure development.
The result indicate that the impact of Paku Alam‟s policies had been precieved by the public, for examples, drecrease illiteracy, the granting land ownership rights to the people that resulted to the abolition of compulsory work load, and the modernization of education that led to the birth of movements of Pakualaman‟s family. Eventhough Pakualaman is only a small Praja, but its existence was considered by the Dutch East Indies Colonial Government. It was proven from the existence of which has been built by trah Pakualaman to also become one of the pioneers in the struggle movement when Indonesia people was trying to achieve independence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Groeneboer, Kees
Amsterdam: Amsterdam University Press, 1998
BLD 439.310 9 GRO d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>