Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achfan Awaludin
"Penelitian ini membahas pengucapan bahasa Jepang yang dilafalkan oleh vokalis band J-Indo. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode analisis kualitatif. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan ketepatan pelafalan bahasa Jepang yang dilafalkan vokalis band J-Indo dan mendeskripsikan hubungan antara pendidikan bahasa Jepang secara formal dengan pelafalan yang diucapkan oleh vokalis band J-Indo. Hasil analisis penelitian ini adalah pada saat menyanyikan lagu berbahasa Jepang vokalis band J-Indo dapat melafalkan kata-kata dalam bahasa Jepang dengan baik dan dapat mengeluarkan energi yang sama dengan penyanyi aslinya, namun pada saat mengucapkan kalimat percakapan biasa dalam bahasa Jepang, energi yang dikeluarkan tidak dapat menyamai energi yang dikeluarkan oleh penutur asli bahasa Jepang. Akan tetapi vokalis band J-Indo yang lahir dan mendapatkan pendidikan formal di Jepang dapat menyamai energi yang dikeluarkan oleh penutur asli bahasa Jepang. Hal ini menunjukan bahwa meskipun seseorang telah mempelajari bahasa Jepang secara formal, energi yang dikeluarkan untuk mengucapkan kalimat bahasa Jepang tidak dapat menyamai energi yang dikeluarkan oleh penutur asli bahasa Jepang.

This study discusses about Japanese pronunciation that was pronounced by J-Indo vocalists. This study using the method of qualitative analysis. This study aimed to describe the precision of Japanese pronunciation that is pronounced by J-Indo vocalists and describe the correlation between Japanese formal education and Japanese pronunciation spoken by J-Indo vocalists. The result of analysis in this study is J-Indo vocalists can pronounce the words in Japanese well and can produce the same energy as the original singer while singing, but when they uttered casual conversation in Japanese, the energy that J-Indo vocalists made can’t match the energy that produced by Japanese native speaker. But, J-Indo vocalist that born and get a formal education in Japan, can match the energy produced by Japanese native speakers. This shows that even though a person has studied Japanese formally, the energy that their expends to pronounce Japanese words can not match the energy expended by Japanese native speakers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fachril Subhandian
"Penelitian ini membahas variasi tuturan direktif Bahasa Jepang dalam surat elektronik oleh penutur jati kepada penutur non-jati Bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan variasi tindak tutur direktif yang terdapat dalam surat elektronik. Data berupa surat elektronik yang berkaitan dengan pekerjaan, diperoleh dari penutur non-jati Bahasa Jepang (penutur jati Bahasa Indonesia) sebagai penerima pesan yang pernah menerima surat elektronik dari penutur jati Bahasa Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penutur jati Bahasa Jepang cenderung menyampaikan tuturan direktif dalam bentuk tidak langsung karena dilatarbelakangi oleh kesadaran identitas soto (luar kelompok) dan uchi (dalam kelompok) dalam masyarakat penutur jati Bahasa Jepang.

This research discusses variations of Japanese directive speech acts in e-mail by native Japanese speaker to non-native Japanese speaker. The purpose of this research is to describe variations of directive speech act which is written in e-mail. The data are e-mails that relates to the request for doing some works and were gained from non-native Japanese speaker who had received e-mails from native Japanese speaker. This research is a qualitative research using a Sosiolinguistics approach. The result of this research shows that native Japanese speakers tend to use indirect directive act because the subconsciousness of the native Japanese speaker of soto (outside group) and uchi (inside group).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gifari Ramadhan
"Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem penilaian ujian lisan (SIPENILAI) pengucapan bahasa Jepang menggunakan algoritma winnowing. Winnowing merupakan algoritma dengan basis fingerprint yang digunakan untuk mengukur tingkat kemiripan teks. Masukan sistem penilaian ujian lisan (SIPENILAI) adalah suara yang pada proses selanjutnya diubah dalam bentuk teks dengan speech recognition Julius. Keluaran Julius adalah teks berkarakter Jepang. Pada teks tersebut dilakukan proses romanisasi untuk mengubah karakter ke bentuk romaji. Pemodelan bahasa N-gram diterapkan pada algoritma winnowing dan Julius. Sistem penilaian menggunakan variasi parameter winnowing n=2, p=2 dan w=2 dan perhitungan cosine similarity yang menghasilkan akurasi sebesar 91,94%. Diamati faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi setiap pengguna. Dalam melakukan penilaian, sistem berjalan dengan kecepatan sebesar 35,49 KB/s.

This research discusses the development of oral examination grading system (SIPENILAI) for Japanese pronunciation using winnowing algorithm. Winnowing is a fingerprint-based algorithm that is used to measure text similarity rate. The oral examination grading system (SIPENILAI) receives speech input, then it is converted into text with Julius speech recognition. The output of Julius is text with Japanese characters. Romanization process is carried out to convert the Japanese character to the romaji form. N-gram language modeling is applied to winnowing algorithm and Julius. The accuracy rate is 91,94% by using n = 2, p = 2 and w = 2 winnowing parameters and cosine similarity. In this research, factors that influence the accuracy rate are observed. The system executes the process with speeds of 35,49 KB/s.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Trianto
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas simulacra dalam band-band visual kei Jepang. Pembahasan menggunakan teori simulacra oleh Jean Baudrillard. Penelitian ini difokuskan pada band-band visual kei tahun 2000-an. Menggunakan metode deskriptif analisis dan studi dokumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana simulacra yang terjadi dalam bandband visual kei Jepang pada tahun 2000-an. Temuan dari penelitian ini adalah terjadi simulacra pada band-band visual kei Jepang tahun 2000-an dan menghasilkan Image atau citra baru melalui empat tahap simulacra. Keterbatasan dari penelitian ini adalah banyaknya jumlah band-band visual kei Jepang pada tahun 2000-an.

ABSTRACT
This research discusses simulacra in Japanese visual kei bands. The main theory used in this research is simulacra theory by Jean Baudrillard. This research focused on visual kei bands in the 2000s, using descriptive analysis and document study methods. The purpose of this research is to explain how simulacra occurred in Japanese visual kei bands in the 2000s. The findings of this research were simulacra occured in Japanese visual kei band in the 2000s
and produced new image through four stages of simulacra. The limitation of this research is the large number of Japanese visual kei bands in the 2000s."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Nahdiah
"Individu bilingual sering mengalihkan dan mencampurkan bahasa ibu dengan bahasa keduanya dalam percakapan dengan sesama grup, ini disebut dengan alih kode. Tidak hanya dalam percakapan saja, seiring dengan berkembangnya teknologi, alih kode tidak hanya terjadi pada percakapan bertatap muka saja, tetapi terjadi pula di media komunikasi baru, sebuah microblog, yang bernama Twitter. Penelitian ini membahas alih kode penutur L2 bahasa Jepang dalam pesan-pesan dan informasi yang ditulis dan dikirimkannya ke Twitter, atau disebut dengan istilah, tweet. Dari segi linguistik, pragmatik, serta sosiopsikologi, alih kode memiliki fungsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi alih kode, serta alasan atau motivasi orang-orang yang bilingual beralih kode. Penelitian ini menemukan bahwa alih kode penutur L2 bahasa Jepang dalam tweet memiliki fungsi linguistik dan pragmatik, serta fungsi sosiopsikologis, tetapi terdapat pula alih kode yang tidak memiliki fungsi, hanya didorong oleh faktor-faktor seperti kebiasaan dan keefesienan, dsb.

Bilingual individuals are often code switch and mix their mother tongue and the second language in daily conversation within their in-group community. This is called code switching. Along with the technology development, code switching is not only occurred in the face-to-face conversation, but also in the new communication media, a microblog named Twitter. This study discussed the code switching among L2 Japanese speakers in their message or information written and sent from Twitter, or referred to tweet. From linguistic, pragmatic, and sociopsychology perspective, code switching has function.
The objective of this study is to understand the function of code switching and also the the reason or the motivation bilingual speakers code switch. It is found out that, code switching among L2 Japanese speakers in tweet sometimes have linguistic, pragmatic and sociopsychological functions. On the other hands, some code switchings have no function, it is only driven by any factors, such as habit and efficiency, etc.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43017
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Menik Wijiyanty
"Penelitian mengenai interferensi bunyi bahasa Jepang dalam bahasa Indonesia telah dilakukan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Depok pada bulan September-Oktober 1998, tujuannya ialah untuk mengkaji kesalahan-kesalahan fonologis apa saja yang dilakukan oleh orang Jepang yang sedang belajar bahasa Indonesia yang dikaitkan dengan perbedaan sistem bunyi bahasa Indonesia dan sistem bunyi bahasa Jepang. Pengumpulan data dilakukan melalui perekaman suara responden yang melafalkan kata-kata bahasa Indonesia yang akan diteliti, yang telah penulis persiapkan sebelumnya. Proses perekaman suara hingga pengelompokan bunyi dijelaskan.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang Jepang yang sedang mem_pelajari bahasa Indonesia ada kecenderungan memasukkan kaidah-_kaidah bunyi bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia, sehingga terjadi beberapa kesalahan pelafalan yang dinamakan interferensi bunyi yang disebabkan pengaruh bahasa ibu yang sangat besar. Interferensi bunyi yang dilakukan oleh responden terdiri dari: 1. Under-differentiation of phonemes (pembedaan fonem yang ber_kekurangan) yang disebabkan dua buah bunyi yang berbeda dalam bahasa Indonesia tidak dibedakan dalam bahasa Jepang. 2. Phone Substitution (penggantian bunyi) yang disebabkan bunyi-bunyi yang nampak sama dalam kedua bahasa, dilafalkan dengan cara berbeda. Penggantian bunyi ini terjadi terdiri dari: a) Substitusi bunyi bahasa Indonesia dengan bunyi bahasa Jepang karena perbedaan kaidah bunyi bahasa masing-masing, b)Penambahan bunyi untuk mempermudah bunyi yang tidak lazim dalam bahasa Jepang, dan Pelesapan bunyi yang tidak lazim dalam bahasa Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S13595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yofiandhy Dwi Indrayana
"Skripsi ini membahas makna-makna jenis homekotoba dalam bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan penggunaan homekotoba dalam kehidupan sehari-hari yang ditemukan dalam drama Hanawake no Yon Shimai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami perbedaan antar jenis-jenis penggunaan homekotoba tersebut sehingga dapat membantu penutur asing bahasa Jepang dalam berkomunikasi dengan penutur jati bahasa Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis homekotoba dapat dilihat melalui komponen makna, implikasi, dan untuk siapa homekotoba tersebut diucapkan. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif berdasarkan teori dan ditulis dengan metode penulisan deskriptif analisis.

The purpose of this research is to make a significance definition on homekotoba’s types. This research analyze the difference of these types by comparing in their daily usage which is found in the drama called Hanawake no Yon Shimai so that foreigners who learns Japanese can have a clear understanding in these homekotoba. The result of this research is showing that the types of homekotoba can be seen in their meaning component, implication, and who’s the recipient of that homekotoba. This is a qualitative research that written in analytic description method."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loren Halim Widjaja
"Penelitian ini mengenai ketidakalamian pengucapan para pelajar bahasa Jepang dalam kaitannya dengan aksen bahasa Jepang. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini ialah untuk mengetahui kesalahan yang terjadi dalam pengucapan aksen bahasa Jepang oleh para mahasiswa/i bahasa Jepang di Universitas Indonesia. Aksen bahasa Jepang yang merupakan aksen nada memiliki aturan dan batasan dalam pengucapannya. Dalam aksen nada bahasa Jepang khususnya Tokyo, ada dua nada yaitu nada tinggi dan nada rendah. Melalui analisis data di antara para responden mahasiswa dan penuturasli Jepang didapati penyimpangan dalam pengucapan aksen bahasa Jepang sebagai berikut: 1) para responden menunjukkan kecenderungan kesalahan yang relatif sama, yaitu pengucapan bahasa Jepang yang tidak memperlihatkan adanya perubahan nada atau dengan kata lain datar. 2) aksen bahasa Jepang yang tidak sesuai dengan seharusnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Mandara
"Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa keefektifan dari program-program pembelajaran Bahasa Inggris yang mendatangkan penutur asli untuk mengajar Bahasa Inggris di Korea Selatan yang dikenal dengan ETA, EPIK, TaLK, dan GEPIK dengan menggunakan metode perbandingan. Metode tersebut membandingkan beberapa area dari setiap program yakni objektif dan tujuan, area pengajaran, kelayakan melamar oleh penutur asli Bahasa Inggris, skala pembayaran dan peran penutur asli di dalam kelas.
Melalui perbandingan dari area yang disebutkan sebelumnya, penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan apakah implementasi dari program-program tersebut pada dasarnya menguatkan persepsi orang Korea bahwa “Penutur asli merupakan guru yang lebih baik” atau sebaliknya. Selanjutnya, data yang dipergunakan untuk mendukung penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan dari situs resmi setiap program dan jurnal akademis yang terpercaya.
Penemuan dari penelitian ini adalah beberapa perbandingan ternyata mengacu pada penguatan persepsi bahwa penutur asli merupakan guru yang lebih baik namun pada saat bersamaan, perbandingan lainnya tidak demikian. Beberapa perbandingan memperlihatkan bahwa program-program tersebut ternyata tidak seefektif seperti yang diharapkan. Terakhir, penelitian ini menyimpulkan bahwa program-program tersebut tidak sepenuhnya menguatkan persepsi tersebut, dan walaupun mengundang penutur asli, program-program tersebut tidak memberikan hasil dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para pembelajar Korea seperti yang diharapkan.

The paper intends to analyze the efficacy of English language programs inviting English native speakers to teach English in South Korea namely ETA, EPIK, TaLK, and GEPIK by using a comparative study method. The method compares several areas of each program which are the objective and purpose, teaching areas, eligibility of applications by the native English teachers, pay scale and native teachers’ roles in the classrooms.
Through the comparison of the aforementioned areas, the research also aims to dissect whether the implementation of those programs basically strengthens the entrenched notion of "Native speakers as better teachers" in South Koreans' perception or vice versa. Moreover, the data used to support the research are collected from various sources such as reports from the official websites of each program and trustworthy academic journals.
The findings of this research are that several comparisons actually lead to the strengthening of the notion of native speakers as better teachers while the others do not, and that some other comparisons show that these programs are not as effective as they were expected to be. Eventually, the research concludes that the implementation of those programs partly strengthens the notion, and despite having invited native speakers, those programs do not actually yield the results of fully enhancing Korean English learners’ ability as initially expected.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Protasius Donatian Padupan Bruga Isyudanto
"Peningkatan jumlah multibahasawan berbanding lurus terhadap peningkatan kemunculan interferensi bahasa, yang didefinisikan Weinreich (2010) sebagai kesalahan produksi bahasa akibat perbedaan sistem linguistik antara bahasa target dan bahasa ibu. Fenomena ini turut terjadi pada penutur asli bahasa Prancis yang mempelajari bahasa Indonesia di Institut National des Langues et Civilisations Orientales (INALCO) pada tahun pertama, kedua, dan ketiga. Dengan fokus pada peran penting komunikasi verbal (Rao, 2019), penelitian ini bertujuan menganalisis interferensi fonik dalam bahasa Indonesia yang dialami penutur asli bahasa Prancis. Sumber data yang digunakan diperoleh dari rekaman pengucapan 10 kalimat dalam bahasa Indonesia yang dikaji utamanya menggunakan teori Weinreich (2010) mengenai interferensi dan teori Saville-Troike (2006) terkait pembelajaran bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa penutur asli bahasa Prancis memiliki kesulitan dalam pelafalan fonem bahasa Indonesia /ʔ/, /c/, /ɟ/, /x/, /h/, /ŋ/, /r/, /e/, /ə/, dan /aw/ yang memunculkan interferensi fonetik atau tidak mengubah makna (86% dari interferensi). Pada aspek ekstralinguistik, durasi belajar, profil pengajar, motivasi, strategi pembelajaran, masukan, dan umpan balik merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kompetensi verbal para subjek. Dengan mengembangkan strategi pedagogis yang mempertimbangkan faktor itu, produksi interferensi fonik pada subjek diperkirakan dapat berkurang.

Amidst the surge in multilingualism, the prominence of linguistic interference has grown. Weinreich (2010) defines this as the emergence of language production errors due to systemic disparities between one's native and target languages. This phenomenon is observed among French speakers acquiring Indonesian at Institut National des Langues et Civilisations Orientales (INALCO) ranging from first, second and third year students. Focusing on the pivotal role of verbal communication (Rao, 2019), this research aims to delve into phonic interference experienced by French learners of Indonesian. Methodologically, the phonic interference is scrutinised via recordings of 10 Indonesian sentences further analysed mainly through the use of Weinreich’s (2010) theory of interference and Saville-Troike’s (2006) theory of language learning. The analysis revealed challenges in reproducing the Indonesian phonemes /ʔ/, /c/, /ɟ/, /x/, /h/, /ŋ/, /r/, /e/, /ə/, and /aw/ for French native speakers. Beyond language factors, extralinguistic elements including learning duration, instructor profiles, motivation, strategies, input exposure and feedback substantially shape spoken proficiency. This study accentuates the potential for targeted interventions to alleviate phonemic interference. By addressing these factors through pedagogical means, such interference can be effectively mitigated and multilingual communication can be enhanced."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>