Ditemukan 74493 dokumen yang sesuai dengan query
Susi Harja H.
"Setiap generasi dalam sebuah masyarakat multikultural mempunyai dan mengenal nilai-nilai dan norma etis. Tiap-tiap generasi memandang situasi etis, dalam dunia modern, terutama tiga ciri yang menonjol. Pertama, setiap generasi mengalami pluralisme moral. Ciri lain adalah timbulnya masalah etis baru, yang terutama disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri ketiga adalah suatu kepedulian etis yang universal. Salah satu hakikat moralitas yang tertanam adalah hedonisme, Dalam hedonisme terkandung makna manusia yang menurut kodratnya mencari kesenangan dan berupaya berupaya menghindari ketidaksenangan. Dalam makalah ini akan dibahas representasi hedonisme dari generasi Y yang ditunjukkan dalam iklan elektronik Renault. Generasi Y adalah kelompok yang mendapatkan kesenangan dari kesuksesan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Each generation in a multicultural society has and knows the values and ethical norms. Each generation views the ethical situations in the modern world especially are divided into the three characteristics. First, every generation has the moral pluralism. Other characteristic is the occurrence of new ethical issues, mainly due to the rapid development in science and technology. The third characteristic is a universal ethical concern. One of the natures of morality is hedonism. The sense of hedonism is human being by nature is seeking pleasure and trying to avoid displeasure. This paper will be discussed on representation of hedonism from Y generation is shown in the electronic advertisement of Renault, the generation who gets pleasure from the success of science and technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Fedora
"Persaingan industri minuman di Indonesia sangat ketat karena tingginya tingkat konsumsi produk siap minum, khususnya soft drink. Oleh karena itu, perusahaan berupaya memasarkan produknya lewat media televisi. Hambatan yang perusahaan hadapi adalah biaya periklanan yang tinggi dan perbedaan respon masyarakat Indonesia, khususnya generasi Y dan Z terhadap iklan tersebut. Hal ini mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan yang inovatif dan kreatif, dengan berupaya untuk membuat iklan dengan metode pencarian ide iklan yang berbeda. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana pengaruh iklan tersebut pada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling SEM dan kuesioner Positive and Negative Affect Scale PANAS . Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa variabel yang berpengaruh maupun tidak berpengaruh terhadap masyarakat generasi Y dan generasi Z.
The competition of beverage industry in Indonesia is very high because of the high level of consumption of ready to drink products, especially soft drinks. Therefore, the company needs to promote its products through television media. But, there are problems that faced by company, there are high advertising costs and differences response of Indonesian's society, especially Y and Z generations to those ads. This encourages company to makes innovative and creative advertising, by creating ads with different idea generation methods. So, it is important to know how the influence of these ads on society. Methods that used in this research are Structural Equation Modeling SEM , and Positive and Negative Affect Scale PANAS questionnaire. Based on the research that has been done, there are several variables that have an effect and do not affect to the Y generation and Z generation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wasis Priyo Nugroho
"Suku Dayak Ngaju memiliki filosofi “huma betang” yang mencerminkan toleransi keberagaman. Toleransi dalam penelitian ini dijelaskan dalam konstruk Universal Diverse Orientation yang tercermin pada filosofi huma betang di suku Dayak Ngaju. Penelitian bertujuan menguji hubungan antara mindfulness dan UDO pada generasi Z dan generasi Y dari suku Dayak Ngaju di Kota Palangka Raya serta menguji perbedaan kedua variabel tersebut pada generasi Z dan generasi Y. Alat ukur yang digunakan adalah Langer Mindfulness Scale-14 (LMS-14) untuk mengukur mindfulness dan Miville-Guzman Universality Diversity Scale-Short (M-GUDS-S) untuk mengukur UDO. Berdasarkan pearson-correlation pada 129 partisipan, ditemukan hubungan positif yang signifikan antara mindfulness dan UDO. Namun, tidak ditemukan perbedaan signifikan antara mindfulness dan UDO pada generasi Z dan generasi Y. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur mindfulness dan UDO serta menjadi pertimbangan bahan rujukan bagi masyarakat kota Palangka Raya dalam menjaga keharmonisan dengan meningkatkan toleransi pada masyarakatnya.
Dayak Ngaju tribe have a "huma betang" philosophy that reflects tolerance for diversity. Tolerance in this study is explained in the universal diverse orientation construct which is reflected in the huma betang philosophy of Dayak Ngaju tribe. This study aims to examine the relationship between mindfulness and UDO in generation Z and generation Y of Dayak Ngaju tribe in Palangka Raya City and examine the differences between these two variables in generation Z and generation Y. The measuring instrument used is the Langer Mindfulness Scale-14 (LMS-14) to measuring mindfulness and the Miville-Guzman Universality Diversity Scale-Short (M-GUDS-S) to measure UDO. Based on the Pearson-correlation of 129 participants, a significant positive relationship was found between mindfulness and UDO. However, no significant difference was found between mindfulness and UDO in generation Z and generation Y. Based on these results, this study is expected to enrich the literature on mindfulness and UDO and become a reference for the people of Palangka Raya in maintaining harmony by increasing tolerance in the community."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adji Pradana
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan self-directed dan value-driven yang dimoderasi oleh person-organization fit terhadap komitmen afektif karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan Protean Career Attitude Scale untuk mengukur self-directed dan value-driven, Affective Commitment Scale untuk mengukur komitmen afektif, dan Person-Organization Scale untuk mengukur person-organization fit. Penelitian ini dilakukan pada 158 karyawan Generasi Y di berbagai sektor pekerjaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa self-directed B = .08, SE B = .06, 95 BCa CI [-.04, .20], p > .05 tidak memiliki hubungan pada komitmen afektif. Ditemukan juga bahwa person-organization fit memoderasi hubungan value-driven pada komitmen afektif B = -.08, SE B = .04, 95 BCa CI [-.15, .00], p < .05 . Hasil penelitian ini dapat berkontribusi dalam membantu organisasi dalam merangkul karyawan Generasi Y untuk lebih berkomitmen dengan tempat bekerjanya. Sikap karier protean, komitmen afektif, person-organization fit.
This research aimed to examine the effects of self directed and value driven which moderated by person organization fit towards employees rsquo affective commitement. Additionally, this was a quantitave research that used Protean Career Attitude Scale to measure self directed and value driven, Affective Commitemnt Scale to measure affective commitement, and Person Organization Fit Scale to measure person organization fit. Participants of this research were 158 Generation Y employees in various work sectors. The results of this research showed that self directed B .08, SE B .06, 95 BCa CI .04, .20 , p .05 had no significant effect to affective commitment. Whilst this research also showed that person organization moderated the effect of value driven to affective commitment B .08, SE B .04, 95 BCa CI .15, .00 , p .05 . The results of this research can give some understanding to companies on how to make Generation Y employees more affectively commited with the place they work for. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66961
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Benny Chandra
"Narsisisme merupakan sebuah kepribadian yang mempengaruhi arsitektur pada zaman ini. Generasi Y memiliki sifat narsistik lebih kuat dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang mempengaruhi fungsi dalam rumah mereka. Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji karakter rumah Generasi Y. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, narsisisme mempengaruhi rumah Generasi Y dengan adanya sebuah ruang identitas yang berperan menunjukkan narsisisme. Adanya keberadaan ruang identitas menunjukkan identitas akan selera dan status sosial penghuni kepada orang luar. Ruang identitas menambah makna rumah Generasi Y.
Narcissism is a personality that influences architecture today. Generation Y has narcissistic properties stronger than previous generations that affect the function in their homes. This thesis aims to examine the character of Generation Y homes. Based on the results of the theory review and case study analysis, narcissism affects Generation Y home with the existence of an identity space that acts to show narcissism. The existence of identity space shows the identity of the taste and social status of the inhabitants to outsiders. The identity space adds to the meaning of Generation Y home."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anandar Juliantara
"Manusia dalam aktivitasnya senantiasa tali-temali dengan persoalan nilai. Pemberian atribut terhadap suatu gejala dan fenomena menegaskan bahwa manusia tidak tersekat dari masalah moral dan penilaian terhadapnya. Natalitas, penuaan penduduk (ageing population) hingga lonjakan populasi menelurkan fenomena sandwich generation atau generasi roti lapis. Istilah ini menggambarkan orang-orang yang terjepit di antara tuntutan simultan untuk merawat dan memberikan dukungan emosional, finansial serta sumber daya ekstensif lainnya bagi orang tua dan anak-anak mereka yang masih bergantung. Diskursus mengenai generasi sandwich demikian tidak hanya terisolir dalam demografi atas persebaran kelompok produktif dan non-produktif, tetapi menyentuh ranah yang lebih kompleks, yakni etika sebab bersinggungan dengan masalah kewajiban yang kemudian dieksplikasi sebagai tanggung jawab. Dalam praktiknya, generasi ini berkonfigurasi dengan pilihan serta pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sebagai makhluk yang rasional, manusia secara lazim memilih alternatif yang melahirkan kebahagiaan (pleasure) dan penghindaran dari rasa sakit (pain). Penelitian ini secara spesifik memberikan gambaran mengenai fenomena sandwich generation dengan metode analisis deskriptif. Konsep-konsep dalam tradisi utilitarian dengan meminjam algoritma kalkulus hedonisme, Jeremy Bentham untuk menghitung jumlah dan tingkat kebahagiaan yang ditimbulkan oleh suatu tindakan, diharapkan dapat menjadi perkakas bagi wawasan dan pertimbangan keputusan moral individu dalam keterjepitan.
Humans activities are always linked with values. Giving the attributes to the phenomenon shows that humans cannot be distinguished from moral problems and judgments. Natality, ageing population, and population spikes have promote the phenomenon of sandwich generation. This term used to describe people who are caught between the simultaneous demands of caring for and providing extensive emotional, financial, and other resource support for parents and their dependent children. The discourse of the sandwich generation is not only insulated in the demographics of the distribution of productive and non-productive but touches a more complex realm, which is ethics because it intersects with the issue of obligation that is then interpreted as a responsibility. In practice, this generation is configured with certain choices and considerations. As rational beings, humans choose alternatives that lend us to happiness (pleasure) and escape the pain. This study specifically confers an overview of the phenomenon of sandwich generation with descriptive analysis method. Concepts in the utilitarian belief by borrowing the hedonism calculus algorithm, Jeremy Bentham to calculate the amount and level of happiness caused by an action are expected to be a machine or insight and consideration of individual moral decisions in sandwiches."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Zaky
"Radio berkembang dengan menggunakan teknologi digital untuk mempromosikan produksinya dan memudahkan audiens untuk mengonsumsinya. Seperti Radio Prambors yang menggunakan platform digital agar mudah dikonsumsi oleh anak muda urban. DGITM (Desta and Gina in the Morning) adalah salah program utama. Disiarkan oleh figur publik Indonesia, Desta dan Gina, setiap hari Senin – Jumat pukul 6-10 pagi. Wacana yang diproduksi DGITM juga berkaitan dengan anak muda, atau dengan kata lain, media tersebut mengkomodifikasi kondisi psikis anak muda yang sedang masa romansa dan cenderung konsumeristik untuk kepentingan kapitalis mereka. Kosmopolitanisasi dan globalisasi membuat DGITM mengimpor wacana romantisme dan hedonisme mancanegara. Namun, tidak semua wacana mancanegara sesuai dengan nilai apparatus di Indonesia. Maka dari itu, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi DGITM mendefinisikan romantisme dan hedonisme yang ideal pada anak muda, dan bagaimana proses pemaknaan yang dialami oleh khalayak anak muda. Metode yang dilakukan adalah merekam program DGITM dari September 2019 – Januari 2020, mewawancara langsung khalayak anak muda Jabodetabek dan melihat pemaknaan anak muda lainnya dalam Twitter Prambors. Dari data yang diperoleh, peneliti mengambil beberapa sample untuk dieksplorasi lebih lanjut dengan menggunakan konsep dasar Encoding-Decoding oleh Hall, media framing, romantisme dan hedonisme pada anak muda. Pada akhirnya, peneliti menemukan bahwa DGITM menggunakan strategi framing yang disampaikan di media digital dan terdapat selebritis untuk menggiring imaji kenikmatan pada anak muda dalam melakukan romantisme dan hedonsime. Akhirnya, terbentuk realita baru yang membuat standar bagaimana identitas yang ‘modern’ pada anak muda. Di lain sisi, terdapat variasi proses resepsi audiens, dari terkonstruksi, menegosiasikan dan menolak atas preferred reading yang ditawarkan oleh DGITM.
Radio develops by using digital technologies to promote its products and make it easier for the the audiences to consume it. Radio Prambors uses digital platforms to make it easy to be consumed by young urban people. DGITM (Desta and Gina in the Morning) is one of the mains programs. Broadcasted by Indonesian public figures, Desta and Gina, every Monday - Friday at 6-10 am. The discourses produced by DGITM also relates to young people, in other words, the media commodifies the psychological condition of young people who are in a period of romance and tend to be consumeristic for media’s capitalist interests. Cosmopolitanization and globalization make DGITM import discourses of romance and hedonism from abroad. However, not all foreign issues match to the values of the apparatuses in Indonesia. Therefore, the main problem in this study is how the DGITM's strategy to defines the ideal of romanticism and hedonism for young people, and how the reception process is experienced by young people. The methods used are to record the DGITM program from September 2019 - January 2020, directly interviewing the Jabodetabek youth audience and seeing the meanings of other young people on Twitter Prambors. From the data obtained, the researcher took several samples to be further explored using the basic concepts of Hall's Encoding-Decoding, media framing, romance, and hedonism in young people. In the end, the researcher found that DGITM uses a framing strategy that is conveyed in digital media and there are celebrities to lead images of pleasure to young people in doing romance and hedonism. Finally, a new reality is formed that sets the standard for how 'modern' identity is for young people. On the other hand, there are variations in the audience reception process, from being constructed, negotiating, and rejecting the preferred reading produced by DGITM."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Unversitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Lirmanto Pardinata
"Pengendalian tingkat turnover secara efektif telah lama menjadi masalah yang krusial bagi perusahaan karena besarnya biaya yang ditimbulkan oleh turnover (Bergiel, Nguyen, Clenney & Taylor, 2009). Belakangan ini, beberapa survei menunjukkan bahwa tingkat turnover karyawan lulusan baru jauh lebih tinggi daripada karyawan lain. Karyawan lulusan baru tersebut juga dikenal sebagai Generasi Y (lahir tahun 1981-2000). Peneliti tertarik untuk membandingkan Job Embeddedness antara karyawan Generasi Y dengan Generasi X (lahir tahun 1965-1980). Terdapat 260 sampel yang merupakan karyawan pada penelitian ini (167 Generasi Y, 93 Generasi X). Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua generasi tersebut pada dimensi organizational-fit (p = 0.001), community-fit (p = 0.000), community-sacrifice (p = 0.000) dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada dimensi organizational-sacrifice (p = 0.64).
The regulation of turnover effectively has long been a crucial problem for companies because of the enormous amount of cost caused by turnover (Bergiel, Nguyen, Clenney & Taylor, 2009). Lately, recent surveys show that the fresh-graduates workers’ level of turnover is higher compared to other workers. The fresh-graduates workers is also known as Generation Y (born of 1981-2000). The research aims to compare job embeddedness between Generation Y and Generation X (born of 1965-1980). This research uses 260 samples of workers (consist of 167 Generation Y and 93 Generation X). The data collection method used in this research is the usage of questionairre. The results shows there are significant differences between those two generations in the dimensions of organizational-fit (p = 0.001), community-fit (p = 0.000), community-sacrifice (p = 0.000) and there is no significant differences in the dimension of organizational-sacrifice (p = 0.64)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56254
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anugrah Putri Dewayanthi
"Penelitian ini membahas representasi parisienne dalam iklan cetak dari 24 Sèvres. Pada umumnya, iklan produk pakaian perempuan menampilkan sosok perempuan yang menarik dengan pakaian yang dijual ataupun logo di dalamnya, tetapi dalam iklan ini ditampilkan secara eksplisit stereotip mengenai suatu kelompok tertentu, yaitu parisienne. Dengan menggunakan teori semiotika dari Roland Barthes, penelitian ini bertujuan untuk melihat citra parisienne masa kini yang ditampilkan melalui tanda dalam iklan, lalu dikaitkan dengan konsep parisienne dari Banville. Dari tanda tersebut, ditemukan perbedaan makna dalam tulisan dan gambar. Melalui gambar, 24 Sèvres menunjukkan bentuk kritik terhadap stereotip yang diberikan kepada parisienne. Dari kritik ini, terlihat usaha 24 Sèvres untuk menampilkan representasi parisienne masa kini yaitu yang berbeda dari stereotip yang ada sebelumnya. Citra parisienne yang ditemukan dalam iklan berkaitan dengan status sosial, kecantikan serta karakter parisienne. Dalam iklan ini, status sosial parisienne yang diperlihatkan tidak berubah sejak awal sebutan parisienne muncul yaitu dari status sosial atas. Berbeda dengan status sosial yang masih sama, dalam iklan terlihat adanya perluasan kriteria kecantikan dan penambahan karakter parisienne yang ditunjukkan melalui gambar. Perluasan dan penambahan yang ada ini menunjukkan bahwa konsep parisienne memiliki keterbukaan dan modern karena sosok parisienne terus berkembang dan beradaptasi seiring berjalannya waktu.
This research discusses the representation of parisienne on the print advertisement of 24 Sèvres. Generally, women’ clothing product advertisement shows an attractive woman figure with clothes to sell or the product’ logo on it, but in this advertisement stereotypes are shown explicitly about a certain group, namely parisienne. By using a semiotic method of Roland Barthes, this research aims to show the image of today’ parisienne in the advertisement, then connected to the concept of parisienne from Banville. From these signs, the differences of meaning between the text and the picture are found. 24 Sèvres shows a form of criticism for the stereotypes given towards parisienne through the pictures. This critique displays the attempt of 24 Sèvres to show the representation of today’s parisienne that is different from the existing stereotypes. The image of parisienne found is related to the social status, beauty and character of parisienne. In this advertisement, shown that parisienne’ social status hasn’t changed since the beginning of it’s appelation, which is from the upper social status. In contrast to the social status, there is an expansion of the criteria for beauty and the addition of the character of parisienne shown through the images. These expansion and additions show that the concept of parisienne is open and modern because she continues to evolve and adapt over time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Cornelia Septyani
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas representasi perpustakaan dan profesi pustakawan dalam empat buah iklan televisi yang mempromosikan berbagai produk, yaitu Pampers Disposable Diapers, Scope Mouthwash, Kellogg?s Pop-Tarts, dan Mercedes-Benz E-Klasse. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode semiotik yang merujuk pada denotasi, konotasi, dan mitos dari Roland Barthes untuk mengumpulkan data. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa iklan memiliki fungsi persuasif. Penelitian dengan metode serupa dapat memperluas dan mengembangkan ilmu perpustakaan dalam lingkup yang lebih luas dan populis.
ABSTRACTThis undergraduated-thesis describes the representation of libraries and librarians in four television advertisement which promoted different kind of products such as Pampers Disposable Diapers, Scope Mouthwash, Kellogg?s Pop-Tarts, and Mercedes-Benz E-Klasse. This reasearch is a qualitative research with semiotic method and Roland Barthes? denotation, connotation, and myth to gather data. Result of this research show that advertisement has a purpose to persuade people, and how necessary to increase the study about mass media which contain of library and librarian representation in it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62420
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library