Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tika Purwani
"Jurnal penelitian ini memberi kontribusi untuk bidang studi gender, khususnya mengenai liberal feminisme dalam menuntut kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan di dunia fashion seperti dalam film Coco Chanel (2009). Film tersebut memperlihatkan bagaimana Chanel berjuang melawan sistem patriarki melalui dominansi para desainer pria di Prancis sekitar tahun 1890-1919 di bawah pengaruh era Victoria (1837-1901) dan era Edwardian (1901-1910). Jurnal penelitian ini membahas isu liberal feminisme yang dapat dilihat melalui karakter utama dalam film ini, Coco Chanel (Gabriella Chanel). Perempuan ketika itu diatur tidak hanya dalam tata cara mereka berpakaian, namun juga bahan pakaian yang mereka gunakan dan bentuk dari gaun yang mereka kenakan. Film ini memperlihatkan bagaimana Chanel datang sebagai desainer wanita yang melanggar aturan dalam industri fashion karena wanita membutuhkan kebebasan untuk mengekspresikan diri dengan memakai pakaian yang ingin mereka kenakan dan bagi Chanel fashion adalah kebebasan. Menggunakan konsep liberal feminisme dari Hughes, jurnal penelitian ini berkesimpulan bahwa perjuangan Chanel di industri fashion dapat dilihat sebagai perjuangan seorang feminis liberal karena dia berhasil berjuang melawan dominansi sistem patriarki dalam industri fashion.

This research paper gives contribution to the field of gender studies, particularly concerning to liberal feminism in demanding the equality between men and women in fashion as depicted in the movie Coco Chanel (2009). This can be seen on how she struggled against the patriarchal system through the dominant of male fashion designers in France around 1890-1919 under the influence of Victorian Era (1837-1901) and Edwardian Era (1901-1910). This paper examines the issue of liberal feminism that could be seen through the main character, Coco Chanel. Women had been ruled in the way they dressed even with the materials and the shapes of the dresses. The movie shows how Chanel came as a new female designer who broke the rules in the fashion industry because women needs freedom to express themselves by wearing what they want to wear and for Channel fashion is freedom. Using the concept of Hughes’ concept of liberal feminism, this research paper concludes that Chanel’s struggles in the fashion industry can be seen as a struggle of a liberal feminist because she successfully fought against the dominant of patriarchal system in the fashion industry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bond, David
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 1994
746.92 BON c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Handayani
"[ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang emansipasi perempuan dalam film Coco Avant Chanel
karya Anne Fontaine. Penelitian ini dibahas menggunakan metode kualitatif dengan berdasar
pada teori kajian sinema oleh Joseph Boggs dan Dennis Petrie (2011). Dari hasil penelitian,
ditemukan bahwa tokoh utama Coco Chanel berjuang keras untuk menuju kemandirian
ditengah tekanan masyarakat patriarki Prancis di awal abad ke-20. Dalam perjuangan tersebut
ditemukan banyak wacana emansipasi sesuai pemikiran feminis Simone de Beauvoir (1949).
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa tokoh utama berhasil memberontak tekanan
masyarakat patriarki melalui penampilan, sikap, dan ideologinya ;ABSTRACT This article is about women emancipation in Coco Avant Chanel, a film by Anne
Fontaine. This research used qualitative method based on Joseph Boggs and Dennis Petrie?s
(2011) film analysis theory. The research founded that the main character Coco Chanel was
struggling to get her independence among the pressure from the french patriarchy society in
the early 20th century. In her struggle founded many emancipation discourses in accordance
with Simone de Beauvoir?s (1949) feminist thoughts. In the end, it concludes that the main
character able to revolte the pressure from patriarchy society through her outfit, attitude,
and ideology., This article is about women emancipation in Coco Avant Chanel, a film by Anne
Fontaine. This research used qualitative method based on Joseph Boggs and Dennis Petrie’s
(2011) film analysis theory. The research founded that the main character Coco Chanel was
struggling to get her independence among the pressure from the french patriarchy society in
the early 20th century. In her struggle founded many emancipation discourses in accordance
with Simone de Beauvoir’s (1949) feminist thoughts. In the end, it concludes that the main
character able to revolte the pressure from patriarchy society through her outfit, attitude,
and ideology.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Khaddafi Kirom
"ABSTRAK
Korea merupakan salah satu negara yang menanamkan sistem patriarki dalam kehidupan masyarakatnya. Tertanamnya sistem tersebut mengakibatkan kaum perempuan mengalami tekanan dan keharusan yang menghambat kebebasannya dalam menjalani kehidupannya sendiri. Gerakan perempuan pun marak dilakukan, beberapa di antaranya berdasar kepada ideologi feminisme liberal. Gerakan-gerakan ini pada umumnya memperjuangkan hak, kebebasan, hingga kesetaraan yang ditekan oleh sistem patriarki yang berlaku. Jurnal ini membahas tentang representasi unsur-unsur feminisme liberal yang terdapat dalam sosok tokoh protagonis utama Geumja dalam film Cinjeolhan Geumjassi. Jurnal ini bertujuan menganalisis kaum perempuan di Korea memiliki hak dan potensi yang setara tanpa adanya tekanan maupun tindasan dari kaum laki-laki yang tertuang dalam film Cinjeolhan Geumjassi. Metode yang digunakan untuk menunjang penelitian adalah metode deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan sumber data berdasarkan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini antara lain perempuan dapat melindungi dirinya sendiri tanpa perlindungan laki-laki, perempuan memiliki rasionalitas dan nalar yang setara, dan perempuan memiliki ambisi.

ABSTRACT
Korea is a country which instills patriarchal system in its society. That system resulted in women experiencing pressure and limiting the freedom in living their own lives. Women s movement is often initiated. Some of them are based on liberal feminism ideology. These movements generally fight for equal rights, freedom, and the pressure of patriarchal system in women s lives. This journal discusses the representation of liberal feminism elements which are portrayed in Geumja in Cinjeolhan Geumjassi. This journal aims to analyze that Korean women also have rights and potential which are equals to those of men and do not deserves to be oppressed that portrayed Cinjeolhan Geumjassi. The method used to support research is a qualitative descriptive method by collecting data sources based on literature studies.  The result of this study proves that women can protect themselves without men intervention, women have equal potential logic and rationality, and they have ambitions."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Devi
"ABSTRAK
Salah satu negara yang kental dengan sistem patriarkinya adalah Korea. Dengan melekatnya sistem tersebut dalam kehidupan orang Korea membuat perempuan sejak lahir dianggap tidak bebas menentukan hidupnya sendiri. Pada akhirnya gerakan untuk menuntut pembebasan perempuan semakin gencar dilakukan. Feminisme liberal pun menjadi dasar gerakan perempuan di Korea. Para perempuan ini memperjuangkan status sosial, hak perempuan dan wacana mengenai 39;perempuan modern rsquo;. Sementara itu, drama feminis memiliki karakter yang berbeda dengan stereotip perempuan Korea yang seringkali digambarkan. Perempuan Korea yang sering digambarkan dalam drama adalah orang yang taat, patuh, bergantung dan seorang pengikut. Maka dari itu, jurnal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa perempuan saat ini telah bergerak untuk memperjuangkan haknya masing-masing. Penulis akan membahas mengenai representasi perempuan modern yang ditunjukkan tokoh utama Cha Kiyoung dalam drama Choegoui Gyeolhon. Temuan dari penelitian ini adalah perempuan berpendidikan, perempuan mandiri, perempuan memiliki kebebasan untuk memilih dan perempuan setara dengan laki-laki. Sementara itu untuk menunjang penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penulis mengumpulkan sumber data terkait dengan objek penelitian berdasarkan studi kepustakaan.

ABSTRACT
Korea is one of the countries that has the strongest patriarchal system. The system is inherent in the life of Koreans, so that since birth, women cannot determine their life choices. In the end, the movement to demand women rsquo;s liberation began. Liberal feminism became the base of women rsquo;s movement in Korea. These women fight for the social status, women rsquo;s rights and the discourse of lsquo;modern women rsquo;. On the other hand, feminist drama has women characters with different characteristics from the stereotype of Korean women who are often described as being obedient, submissive, dependent, and a follower in the drama. Therefore, this journal aims to prove that Korean women today are fighting for their respective rights. This journal will discuss about the representation of modern women shown on main character Cha Kiyoung in the drama Cheogoui Gyeolhon. The results of this research shows that women are educated, independent, have the freedom to choose, and equal to men. The research method that the author uses is descriptive qualitative. The author collected data sources related to the research based on literature study."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agnesya Arveila
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi feminisme liberal dalam anime Attack on Titan: The Final Season serta menganalisis makna dari temuan representasi feminisme liberal tersebut. Penelitian ini menggunakan tiga teori sebagai kerangka analisis, yaitu feminisme liberal oleh Alison Jaggar (1983), teori kode televisi oleh John Fiske (2001), dan teori fantasi dalam kesusastraan modern Jepang oleh Susan Napier (1996). Hasil analisis menunjukkan bahwa representasi feminisme liberal yang terdapat dalam Attack on Titan berupa penokohan karakter tokoh perempuan yang berkontribusi dalam militer dan politik, tindakan para tokoh perempuan yang menunjukkan kemampuannya dalam militer, dan kesetaraan hubungan antar tokoh perempuan dan laki-laki di dalam organisasi militer. Representasi perempuan dalam anime Attack on Titan: The Final Season ini dapat dibaca sebagai refleksi terhadap realitas dinamika gender di Jepang pada era kontemporer.

The purpose of this study is to discover liberal feminism representations in Attack on Titan: The Final Season and to analyze the meaning of these representations. This study uses three theories as a framework for analysis: liberal feminism by Alison Jaggar (1983), television code theory by John Fiske (2001), and fantasy theory in modern Japanese literature by Susan Napier (1996). The results of the analysis show that the representation of liberal feminism presented in this anime is in the form of characterizations of female characters who contribute to politics and the military, the actions of female characters who show their capabilities in the military, and the equality among female and male characters in military units. The representation of women in the anime Attack on Titan: The Final Season can be interpreted as a reflection of the reality of gender dynamics in Japan in the contemporary era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Grace Maron
"Perubahan berbagai aspek yang terjadi pada masyarakat merupakan faktor penentu terjadinya perubahan pola pikir yang mereka pegang. Perubahan pola pikir ini menentukan perubahan prioritas dan preferensi masyarakat secara umum, sehingga menjadi salah satu faktor signifikan dalam perkembangan desain. Di dalam skripsi ini, secara khusus akan dibahas pengaruh modernisasi dalam lingkup desain, dengan berfokus terhadap dua bidang keahlian desain.
Penulisan ini bermaksud untuk memahami bagaimana pengaruh modernisasi dapat terjadi terhadap dua hal yang berbeda, yaitu fashion dalam arsitektur dan busana. Untuk itu, penulisan ini mengandung studi kasus terhadap karya perwakilan arsitektur dan juga busana. Berbasis sistem written fashion oleh Roland Barthes (1967), penulisan ini memegang prinsip bahwa pola pikir masyarakat mengenai fashion dapat ditemukan melalui penanda yang ada pada produk-produknya, dan berlaku pula pada arsitektur. Maka dari itu, analisis dalam studi kasus ini akan dilakukan dengan menemukan penanda-penanda modernisasi.
Penanda-penanda yang ditemukan akan digunakan untuk menentukan perbedaan dan persamaan modernisasi dalam arsitektur dan busana. Perbedaan akan memberikan pengetahuan mengenai berbagai kemungkinan penerapan pola pikir modern terhadap desain. Sedangkan persamaan dapat membuktikan keterhubungan fashion dalam arsitektur dan busana, khususnya dalam menerima efek modernisasi sebagai cabang ilmu desain yang berbeda. Hasil dari studi ini diharapkan dapat menjadi informasi yang memicu kemungkinan-kemungkinan eksplorasi desain yang baru.

The alteration of various aspects within the society are the determining factors of the shiftings in the paradigms they held. These shiftings generally determine changes in the priorities and preferences of the society, therefore, become significant factors of design developments. In this essay, the effects of modernization will be particularly discussed, focusing on two design fields of study.
This study aims to understand how modernization occurs on two different matters, which are fashion in architecture and clothing. In order to do that, this study consists of a case study on architecture and clothing representative artworks. Based on Roland Barthes 's (1967) system of written fashion, this study held the principle that the paradigms of the society, in relation to fashion, are able to be found through the signifiers the items have, and the same thing applies in architecture. Therefore, the analysis in this case study will be done by finding the signifiers of modernization.
The signifiers that will be found will be used to determine the differences and the resemblances of the modernization application towards architecture and fashion. The differences will give information on various possibilities modern mindset can be applied towards design. While the resemblances will prove the relation between architecture and clothing, especially in receiving the effect of modernization as different fields of design study. The result of this study is expected to give information that triggers new possibilities in design explorations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgard Mario Wiandika
"Anime shonen seringkali melanggengkan kultur patriarki dengan memperlakukan karakter perempuannya sesuai dengan peran jender. Karena itulah Jujutsu Kaisen menjadi unik karena anime shonen ini memberikan ruang bagi karakter perempuannya untuk bersinar. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana nilai-nilai feminisme liberal terkandung dalam representasi karakter perempuan yang ada di anime tersebut. Kajian ini akan mengkaji episode 17 dan 24, di mana karakter perempuan di Jujutsu Kaisen dapat menunjukkan kemampuan tarungnya, serta pola pikir dan nilai yang dianut yang berbeda dari peran jender yang ada di masyarakat. Terlebih lagi, ditemukan pula nilai-nilai yang menormalisasi perilaku monoandrogini, sebagai sarana untuk melawan peran jender yang hanya terkotakkotakan di dalam maskulinitas dan feminitas yang ada di masyarakat.
Shonen Anime usually perpetuates the patriarchal culture by treating their female characters in accordance to gender roles. This is why Jujutsu Kaisen becomes unique, because it is a shonen anime that creates space for its female characters to shine. This research will discuss how liberal feminism values are incorporated in the representation of female characters in the anime. This research will analyze episode 17 and 24, where Jujutsu Kaisen’s female characters are able to show their fighting prowess, train of thought, and values that differ from existing gender roles. Furthermore, values that normalize monoandroynous behavior are discovered as a way to fight gender roles that box masculinity and femininity in the society"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elgard Mario Wiandika
"Anime shonen seringkali melanggengkan kultur patriarki dengan memperlakukan karakter perempuannya sesuai dengan peran jender. Karena itulah Jujutsu Kaisen menjadi unik karena anime shonen ini memberikan ruang bagi karakter perempuannya untuk bersinar. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana nilai-nilai feminisme liberal terkandung dalam representasi karakter perempuan yang ada di anime tersebut. Kajian ini akan mengkaji episode 17 dan 24, di mana karakter perempuan di Jujutsu Kaisen dapat menunjukkan kemampuan tarungnya, serta pola pikir dan nilai yang dianut yang berbeda dari peran jender yang ada di masyarakat. Terlebih lagi, ditemukan pula nilai-nilai yang menormalisasi perilaku monoandrogini, sebagai sarana untuk melawan peran jender yang hanya terkotak-kotakan di dalam maskulinitas dan feminitas yang ada di masyarakat.
Shonen Anime usually perpetuates the patriarchal culture by treating their female characters in accordance to gender roles. This is why Jujutsu Kaisen becomes unique, because it is a shonen anime that creates space for its female characters to shine. This research will discuss how liberal feminism values are incorporated in the representation of female characters in the anime. This research will analyze episode 17 and 24, where Jujutsu Kaisen’s female characters are able to show their fighting prowess, train of thought, and values that differ from existing gender roles. Furthermore, values that normalize monoandroynous behavior are discovered as a way to fight gender roles that box masculinity and femininity in the society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Febriyan Indrojono
"Sebagai penyair di Korea, Na Hye-seok memiliki pemikiran feminisme yang kuat. Unsur feminisme liberal yang terdapat dalam dua puisi karya Na Hye-seok, yaitu yang berjudul 인형의 집 (A Doll’s House) dan 노라 (Nora), menjadi dasar pembahasan dalam penelitian ini. Peneliti mengkaji dua puisi tersebut karena feminisme liberal memiliki nilai-nilai yang dapat menjadi indikator utama dalam mengenali aliran feminisme ini. Peneliti menggunakan metode kajian pustaka untuk melengkapi apa yang belum diteliti pada penelitian-penelitian terdahulu, sedangkan pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis strata norma.
Pendekatan analisis strata norma bersifat mengupas puisi menjadi beberapa strata, yang dapat membantu peneliti dalam mengkaji kedua puisi tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua puisi Na Hye-seok mempunyai nilai-nilai feminisme liberal.

As a poet in Korea, Na Hye-seok has strong feminist thoughts. The elements of liberal feminism contained in two of Na Hye-seok's poems, namely entitled 인형의 집 (A Doll's House) and 노라 (Nora), form the basis of the discussion in this research. The researcher examines the two poems because liberal feminism has values that can be the main indicators in recognizing this flow of feminism.
The researcher uses the literature review method to complement what has not been studied in previous studies, while the analytical approach used is strata norm analysis. The strata-norm analysis approach is to break down poetry into several strata, which can assist researchers in studying the two poems. The results of this study indicate that both of Na Hye-seok's poems have liberal feminism values.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>