Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arie Sulistyowati
"Latar belakang. Makanan pendamping ASI (MPASI) merupakan salah satu faktor penting dalam pengasuhan anak. Pada tahun 2003 WHO menyatakan bahwa 60% dari 10,9 juta kematian balita berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah kekurangan gizi. Sedangkan 2/3 dari kematian tersebut, yang sering kali berhubungan dengan masalah pemberian makan, terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan. Pada tahun 2003, WHO telah mengeluarkan aturan mengenai pemberian MPASI hendaknya memenuhi persyaratan meliputi ketepatan usia, adekuat, aman dan cara pemberian makan yang tepat. Sebagian besar penelitian mengenai MPASI di Indonesia hanya melihat satu aspek dari 4 kriteria WHO. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang dimaksudkan untuk melihat praktek pemberian MPASI pada bayi secara holistik berdasarkan keempat kriteria WHO tersebut.
Tujuan. Mengidentifikasi pola pemberian MPASI pada bayi usia 6, 9 dan 12 bulan, meliputi ketepatan usia, adekuat, aman dan cara pemberian makan yang tepat; serta mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemberian MPASI dini.
Metode. Studi potong lintang berbasis populasi dilakukan pada anak usia 6, 9 dan 12 bulan di 4 kelurahan di kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang lahir cukup bulan dengan berat lahir antara 2500 - 4000 gram. Pemilihan posyandu dilakukan secara multistage cluster sampling. Data demografis dan pola pemberian ASI dan MPASI didapatkan dari wawancara terhadap ibu atau pengasuh. Pada subjek dilakukan pemeriksaan berat badan dan panjang badan. Analisis diet dilakukan dengan metode 24-hour food recall oleh ahli gizi. Analisis multivariat dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian MPASI kurang dari 6 bulan. Mula-mula dilakukan analisis bivariat dengan uji hipotesis Kai-kuadrat (X2) atau uji t-test tidak berpasangan pada tiap faktor risiko, dilanjutkan dengan uji regresi logistik.
Hasil. Didapatkan 322 subjek, terdiri dari 99 anak usia 6 bulan, 111 anak usia 9 bulan, 112 anak usia 12 bulan. Jumlah lelaki dan perempuan seimbang. Lima puluh sembilan persen responden berada di atas garis kemiskinan versi BPS. Prevalens pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan sebesar 36,7%. Prevalens pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada usia 6 bulan adalah 51,6%. Sebanyak 40 (12,4%) anak mendapatkan MPASI pada usia kurang dari 4 bulan dan 95 (29,5%) anak pada usia 4-5 bulan. Bubur susu merupakan jenis MPASI pertama kali yang paling sering diberikan (76,3%). Rerata asupan kalori total adalah 852,8 kkal/hari. Rerata pemenuhan kalori total dibandingkan AKG 110 kkal/kg/hari adalah 94,3%. Pada analisis regresi logistik, faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MPASI dini adalah ibu rumah tangga (β=2,58; RO=13,24; p=0,001), pemberian susu formula pada usia 6 bulan (β=-1,66;RO=0,19; p=0,012) dan durasi ASI eksklusif (β=-1,85; RO=0,16; p<0,0001). Target AKG zat besi sebesar 11 mg/hari tidak terpenuhi pada seluruh kelompok usia anak. Asupan terendah terdapat pada anak usia 6-8 bulan yang mengkonsumsi ASI dan MPASI dengan rerata asupan zat besi 2,6 mg/hari.
Simpulan. Prevalens pemberian MPASI pada usia 6 bulan pada bayi di Kecamatan Pasar Minggu adalah 51,6%. Jenis MPASI yang paling sering diberikan sebagai MPASI pertama adalah bubur susu buatan pabrik. Faktor yang mempengaruhi pemberian MPASI dini adalah ibu rumah tangga, pemberian susu formula pada usia 6 bulan dan durasi ASI eksklusif. Asupan zat besi paling rendah terdapat pada kelompok usia 6-8 bulan, terutama yang mengkonsumsi ASI.

Background. Complementary foods is one of the important factors in child care. In 2003, the WHO stated that 60% of the 10.9 million under-five deaths associated either directly or indirectly with malnutrition. While two thirds of these deaths, which are often associated with feeding problems, occurred in the first years of life. In 2003, the WHO has issued rules regarding the provision of complementary feeding should meet the following requirements include timing, adequacy, safety and properly feeding. Most researches on complementary feeding in Indonesia only discussed one of the 4 criteria of WHO. This study is the first study designed to identify the infant complementary feeding practice in a holistic manner based on the four criteria of the WHO.
Objective. To identify the pattern of complementary feeding in infants aged 6, 9 and 12 months-old, which includes timing, adequacy, safety and properly feeding. And also to assess factors contributing in early complementary feeding.
Methods. A cross-sectional population-based study conducted in infants aged 6, 9 and 12 months who were born aterm and birth weight ranging from 2500 until 4000 grams. The study was located in 4 villages in the district of Pasar Minggu, South Jakarta. Posyandu as sample base was elected by multistage cluster sampling. Demographic data and the patterns of breastfeeding and complementary feeding were obtained from interviews with the mother or caretaker. Body weight and body length were measured. Dietary analysis was conducted using 24-hour food recall by dieticians. Bivariate analysis using chisquare test or unpaired t-test was conducted for each risk factor associated to the provision of complementary feeding before 6 months-old. Those risk factors are gender, duration of exclusive breastfeeding, formula milk, age and education level of the mother, maternal employment, socioeconomic status and tradition of giving starch water for babies. Significant associations were subjected to multivariate analysis by logistic regression.
Results. We obtained 322 subjects, consisting of 99 infants aged 6 months-old, 111 infants aged 9 months-old, and 112 infants aged 12 months-old. Equal proortion between male and female. Fifty-nine percent of the respondents were above the poverty line according to BPS standard. Prevalence of exclusive breastfeeding until the age of 6 months was 36.7%. A total of 40 (12.4%) children started their first complementary feeding at the age of 4 months, 95 (29.5%) children at the age 4-5 months. Milk porridge is a the most frequent food for the first time (76.3%). The mean total caloric intake was 852.8 kcal / day. The mean total caloric fulfillment than RDA 110 kcal / day was 94.3%. On logistic regression analysis, the factors that influence early complementary feeding were stay-at-home mother (β=2.58; RO=13.24, p=0.001), formula feeding at 6 months (β=-1.66; RO=0.19, p=0.012) and duration of exclusive breastfeeding (β=-1.85; RO=0.16, p<0.0001). The RDA of iron intake is 11 mg/day which was not accomplished in all group of ages. The lowest was in group of 6-8 months-old baby consuming breastmilk and complementary food, averaged 2.6 mg/day.
Conclusion. Prevalence of complementary feeding at 6 months of age in infants in the Pasar Minggu District was 51.6%. The most frequent first food was industrial milk porridge. Factors affecting early complementary feeding were stay-at-home mother, formula feeding at 6 months of age and duration of exclusive breastfeeding. The lowest iron intake was consumed by 6-8 months-old baby with breastmilk and complementary foods.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Esmi Herayati Z.
"ASI Eksklusif berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2016 Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah Kelurahan Pejaten Timur tidak mencapai target Renstra. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. Desain Penelitian yang digunakan adalah cross secrional, penelitian dilakukan dengan sampel ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 97 responden dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dengan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 57,7 tidak memberikan ASI eksklusif. Variabel yang memiliki hubungan diantaranya adalah pekerjaan p=0,002 Pengetahuan p=0,001, Dukungan Suami p= 0,001, dan Kebiasaan Keluarga Memberikan MPASI < 6 bulan p=0,001. Sementara Variabel yang tidak memiliki hubungan diantaranya Umur p=0,605, pendidikan p=0,103, dukungan tenaga kesehatab p=0,405, pelaksanan IMD p= 0,308.

Exclusive breastfeeding plays an important role in improving public health. In 2016 exclusive breastfeeding coverage in Pejaten Timur Urban Area did not reach the Renstra target. The relate to of study was know description and faktors that influence the exclusive breastfeeding in Pejaten Timur Pasar Minggu South Jakarta. The design study was a crosssectional study, with a sample of mothers who have a infants aged 6 12 month, as many 97 responden using a random cluster technique. The instrument was use questionnaire, with univariate and bivariate analysis.
The results of this study showed that 57.7 respondent did not give exclusive breastfeeding. Variables that have statistically significant relationships are mother rsquo s job p 0,002, knowledge p 0,001, husband support p 0,001, and family habits provide mpasi.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Sekarini
"Angka Kematian Bayi AKB menjadi salah satu poin prioritas pembangunan kesehatan dan indikator kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu cara untuk menurunkan tingginya AKB adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi bayi dan balita melalui pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di Jakarta tahun 2015 sebesar 67,1, sedangkan di wilayah kota Jakarta Selatan sebesar 34,5 dan untuk wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu pada tahun 2015 sebesar 68 dan mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 59,4 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hubungan pengetahuan ibu, Inisiasi Menyusu Dini, dan keterpaparan informasi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 ndash; 6 bulan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Tahun 2017. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan responden seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 7 ndash; 24 bulan sebanyak 84 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, kemudian dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 35,7 responden yang ASI eksklusif. Hasil analisis bivariat yang terbukti berhubungan secara bermakna adalah pengetahuan ibu p=0,024, dan Keterpaparan informasi dan promosi susu formula p=0,009 dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Disarankan bagi Puskesmas kecamatan Pasar Minggu untuk memberikan informasi tentang ASI eksklusif dan IMD pada ibu dan keluarganya sejak dalam masa kehamilan, meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai tata cara pelaksanaan IMD dan kebijakan terkait IMD dan ASI eksklusif dan melakukan supervisi, serta meningkatkan sosialisasi pentingnya pemberian ASI eksklusif dan larangan pemberian susu formula untuk bayi 0 - 6 bulan tanpa indikasi medis, menyediakan klinik laktasi atau sarana konsultasi laktasi untuk ibu yang mengalami kesulitan atau masalah dalam proses menyusui. Bagi Ibu dan keluarga untuk meningkatkan mereka suami/ibu/ibu mertua tentang ASI sejak kehamilan, tentang IMD dan peraturan pemerintah tentang larangan penggunaan susu formula untuk bayi 0 ndash; 6 bulan tanpa indikasi medis.

Infant Mortality Rate IMR became one of the priority points of health development and quality of life indicator and public health status. The way used to decrease the high rate of IMR is to fulfill the nutritional needs of infants and toddlers through exclusive breastfeeding for 6 months. The coverage of exclusive breastfeeding in Jakarta in 2015 amounted to 67.1, while in South Jakarta city area was 34.5 and for the Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu area in 2015 was 68 and decreased in 2016 to 59.4 . This study aims to determine the relationship of knowledge of mother, Initiation of Early Breastfeeding, and exposure of infant formula information with exclusive breastfeeding in infants aged 0 6 months in Puskesmas Pasar Minggu Subdistrict 2017. The design of this study is a quantitative study with respondents all mothers who have infants aged 7 24 months as many as 84 respondents. Technique of collecting data using questioner, then analyzed by univariat and bivariate using chi square.
The results showed that only 35.7 of respondents were exclusive breastfeeding. The result of bivariate analysis that proved to be significantly related was maternal knowledge p 0,024, and exposure of information and promotion of infant formula p 0,009 with exclusive breastfeeding behavior. Suggested to Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu to provide information on exclusive breastfeeding and IMD to mothers and their families since pregnancy, to increase the knowledge of health personnel on IMD implementation procedures and related policies on IMD and exclusive breastfeeding and to supervise and to increase the socialization of the importance of exclusive breastfeeding and prohibition of infant formula feeding 0 6 months without medical indication, providing lactation clinic or lactation consultation facility for mother having difficulties or problems in breastfeeding process. For mothers and families to improve their knowledge husband mother mother in law about breastfeeding since pregnancy, IMD and government regulations about the prohibition of using infant formula 0 6 months without medical indication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ika Wijayanti
"Skripsi ini membahas tentang pemberian MP-ASI dini di Kelurahan Sudimara Selatan. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian MP-ASI dini di Kelurahan Sudimara Selatan, serta hubungannya dengan promosi produk MP-ASI, pendidikan ibu, pengetahuan ibu mengenai dampak pemberian MP-ASI, IMD, berat lahir bayi, dukungan pelayanan kesehatan, dan dukungan keluarga. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel dari penelitian ini ada ibu yang berdomisili di Keluarahn Sudimara Selatan yang memiliki bayi berusia 6-23 bulan, yaitu sebanyak 130 ibu. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan hubungan bermakna antara dukungan pelayanan kesehatan (p=0,001) dan IMD (p=0,026) dengan pemberian MP-ASI dini di Keluarahan Sudimara Selatan. Penelitian lain diharapkan bersifat kualitatif atau dilakukan dengan sampel yang lebih besar agar kebermaknaan dari faktor lain lebih terlihat.

This thesis discusses about early complementary feeding practice in Kelurahan Sudimara Selatan. The purpose of this thesis is to investigate the description of early complementary feeding practice in Kelurahan Sudimara Selatan, and also its relationship with the promotion of complementary food product, maternal education, maternal knowledge about the impact of the early complementary feeding practice, early initiation of breastfeed, infants? birth weight, healthcare services support, and family support. The study was a quantitative study with cross-sectional design. This study took 130 samples of mothers in Kelurahan Sudimara Selatan which have a baby with age between 6-23 years old. The results of this study were found significant relationships between health care support (p=0,001) and early initiation of breastfeed (p=0,026) with early complementary feeding practice in Kelurahan Sudimara Selatan. Another study expected to be qualitative or performed with a larger sample to be more visible meaningfulness."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Frisky Valentina
"Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat sampai dengan usia 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2016 adalah 43,5. Kondisi ini belum mencapai target nasional sebesar 80. Penelitian ini mengukur proporsi pemberian ASI eksklusif dan mempelajari faktor yang berhubungan pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi dengan desain cross sectional. Penelitian menemukan bahwa proporsi pemberian ASI eksklusif untuk tahun 2017 sebesar 56,8 95 CI: 54 -66, hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi. Temuan lain adalah ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan sangatlah penting terhadap keberhasilan dalam ASI eksklusif. Bidan dan kader perlu berperan lebih besar dalam pemantauan pemberian ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding is breastfeeding alone without any fluids or solids except vitamins, minerals or medicines up to 6 months of age. The exclusive breastfeeding coverage at Health Center of Setiabudi Subdistrict in 2016 was 43.5. This condition has not reached the national target of 80. This study among measured the proportion of exclusive breastfeeding and studied factors related to breastfeeding infants aged 0 6 months in Health Center of Setiabudi Subdistrict with cross sectional design. The study found that the proportion of exclusive breastfeeding for 2017 was 56.8 95 CI 54 66, indicating improvement in exclusive breastfeeding conditions in Health Center of Setiabudi Subdistrict. Another finding is that there is a relation between support of health workers and exclusive breastfeeding behaviors. This suggests that the role of health workers is crucial to success in exclusive breastfeeding, especially midwives and cadre roles in exclusive breastfeeding monitoring."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Suheryan
"Inisiasi pemberian ASI dini dalam l jam setelah bayi lahir merupakan kebutuhan dasar bayi untuk kelangsungan hidup dan dapat meningkatkan kesehatan ibu serta menentukan lamanya pcmberian ASI. Prevalensi inisiasi pembcrian ASI dini 1 jam di DKI Jakarta masih rendah yaitu hanya 40,4%, propinsi tetangganya Banten yaitu 53,3% dan negara maju seperti Amerika Serikat dan Belanda yang sudah mencapai lebih dad 75%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengelahui inisiasi pemberian ASI dini di wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan tahlm 2005 dan faktor-faktor yang diduga berhubungan. Rancangan penelitian menggunakan lnetoda poiong lintang (cross-sectional) dcngan pcngumpulan data primer di wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu dan dilaksanakan pada tanggal 20 April sampai dengan tanggal I0 Mei 2006 pada 136 responden. Sampel yang dipilih memenuhi kritéria berada di wilayah kerja dan tercatat di Puskesmas Pasar Minggu, usia hamil antara 20 -35 tahun, penolong persalinan tenaga kesehatan tapi bukan dokter snesialis, persalinan normal dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram, dan dengan kelafmiran anak kedua atau lebih. Kriteria yang tidak termasuk dalam sampél adalah ibu dengan persalinan oleh Doktcr Spesialis, dan persalinan dengan berat bayi kurang dari 2500 gram.
Hasil penelitian menyimpulkan inisiasi pemberian ASI dini relatif masih rendah 49,3%. Scmentai-a, satu-satunya faktor yang berhubungan dengan inisiasi pemberian ASI dini adalah riwayat mcnyusui dini dengan lama menyusui lebih 6 bulan pada bayi scbelumnya (OR = 2,8). Masih rendahnya proporsi inisiasi pemberian ASI dini di wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu disarankan agar pertugas kesehalan khususnya bidan lebih memusatkan program pcnanggulangan agar ibu-ibu dapat memberikan inisiasi ASI dini pada kchamilan pertama dalam benluk kegiatan antenatal termasuk kegiatan promosi dan konseling yang memadai.

Breastfeeding initiation within the tirst hour alter delivery is the baby?s basic need for survival and can improve the health of mothers as well as determine the length of breastfeeding duration. Prevalence of breastfeeding initiation within the first hour in Jakarta Province is still low (40,4%), much lower than Banten Province (53,3%) and developed Countries (United States and The Netherland) which have achieved more than 75%.
This study is aimed to know the immediate breasrfeeding initiation of the data at the Public Health Centre Pasar Minggu South of Jakarta in 2005 and the related factors. The design for this study is ?cross-sectional? with the primary data collection of 136 respondents on April 20"' until May lO"?, 2006 in the workarea of Public Health Centre Pasar Minggu. The criteria of the respondents selection is depended on their existence and records in the Public Health Centre of Pasar Minggu, pregnancy age between 20 - 35 years old, birth delivery assisted by health professional but not by medical specialist, normal delivery with birth Weight of more than 2500 gram, and with two children or more.
The results of this study conclude that immediate breastfeeding initiation within the first hour is relatively low (49,3%), while factor which are significantly related to the immediate breastfeeding initiation is immediate breastfeeding history (0R=2,8). In relation with the proportion of immediate breasfeeding initiation in the area of Public Health Center Pasar Minggu South of Jakarta, the following points are suggested or advised by the Public Health Centre officers especially to midwife is to perform antenatal care as well as appropiate counseling about the immediate act of breastfeeding by mothers on the their first pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Puji Astuti
"Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Pada tahun 2014 cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo adalah 66,2%, angka ini masih rendah dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu 80%. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikososial yaitu intensi pemberian ASI. Intensi pada masa prenatal merupakan prediktor yang kuat dan penting terhadap durasi dan intensitas pemberian ASI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap (p=0,001;OR=28,5; 95% CI: 4,8-168), self eficacy ibu (p=0,043;OR=3,75; 95% CI: 1,02-13,8), persepsi tentang hambatan dalam menyusui (p=0,008;OR=5,83; 95% CI: 1,52-22,4) dan pengetahuan (p=0,007;OR=6,37; 95% CI: 1,56-26,1) dengan intensi pemberian ASI eksklusif.
Perlu adanya pemberian informasi dan edukasi tentang pentingnya manfaat ASI dan cara mengatasi hambatan-hambatan dalam menyusui.

Breastfeed is the best food for baby in the first six years of his life. In year 2014, the scope of exclusive breastfeeding in Pasar Rebo Public Health Center is 67.2%, which is lower than the pre-assumed target of 80%. One of the factors affecting the success of mothers in giving exclusive breastfeeding is the psychosocial factor, namely the breastfeeding intention. The intention of breastfeeding during the prenatal period is a strong and important predictor of the duration and intensity of breastfeeding.
This research aims to know the related factors toward the intention of exclusive breastfeeding on pregnant mothers in Pasar Rebo Public Health Center East Jakarta Municipality in year 2015. This research is a quantitative research with a cross-sectional design. The subject of this research is all the pregnant mothers in Pasar Rebo Public Health Center.
The result of this research shows that there is a significant relationship between attitude (p=0.001;OR=28.5; 95% CI: 4.8-168), mothers? self-efficacy (p=0.043;OR=3.75; 95% CI: 1.02-13.8), mothers? perception about the obstacles in breastfeeding (p=0.008;OR=5.83; 95% CI: 1.52-22.4) and mothers? knowledge (p=0.007;OR=6.37; 95% CI: 1.56-26.1) with the intention of exclusive breastfeeding.
The writer suggests to give more information and education about the importance of breastfeeding and the way to overcome the obstacles in breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemberian ASI eksklusif pada bayi memperlihatkan penurunan dari 36 % menjadi 30 %
itupun rata-rata memberikan Asi 1,7 bulan, bahkan lebih memprihatinkan Iagi dibawah 2
bulan sudah diberikan susu formula, ini terjadi pada tahun 2000. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI secara eksklusif bayi hanya diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan
tampa diberi makanan tambahan (Roesli, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam pemberian
ASI eksklusif pada bayi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana
dan pengambilan sampel dengan menggunakan confinisien sampling. Sampel sebanyak
57 responden diambil pada minggu kc-2 dan minggu ke-4 bulan Desember 2005 di
Puskesmas Kccamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat. Analisa data yang digunakan
adalah distribusi frekeunsi dan persentasi yang menggambarkan karakteristik ibu dan
faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksldusif pada bayi. Hasil
ini menggambarkan dari 57 responden yang memberikan ASI eksklusif yang terbanyak
pada kelompok : umur kurang dari 30 tahun (50,9 %), tingkat pendidikan tinggi lebih
(66.7 %), responden tidak bekerja (86 % ), paritas ibu 1-2 anak (68,4 %), pengetahuan
tentang ASI eksklusif sebesar 78,9 %, sikap positif ibu dalam pemberian ASI cksklusif
sebesar 93 %, dukungan kelualga dalam pemberian ASI eksklusif sebesar 86 % dan
dukungan petugas sebesar 70, 2%. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata pemberian ASI
eksklusif hingga usia bayi 6 bulan sudah diterapkan di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Pulih. Untuk lebih meningkatkan pembelian ASI eksklusif sesuai dengan program
Pemerintah petugas-petugas kesehatan (Dokter, Bidan dan perawat) perlu
menerapkannya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5492
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Hayati, aurhor
"Pembahasan skripsi ini mengenai hubungan karakteristik ibu (pendidikan, pengetahuan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, kenaikan berat badan selama kehamilan), karakteristik bayi (berat badan lahir, jenis kelamin), praktik pemberian makan (praktik pemberian ASI dan MP ASI) dengan status gizi bayi 6- 11 bulan di Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 77 bayi usia 6- 11 bulan. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang gizi, pendapatan keluarga dan praktik pemberian ASI. Penulis menyarankan agar meningkatkan kegiatan pendidikan gizi bagi ibu, melalui penyuluhan di posyandu terutama yang berkaitan dengan pemberian ASI Eksklusif, PUGS (Panduan Umum Gizi Seimbang), serta meningkatkan pengawasan menganai sosialisasi terkait ASI Eksklusif.

This research is about the correlation maternal characteristics (educational level, level of knowledge, employment status, family income, the weight gain during pregnancy), infant characteristics (gender and birth weight), feeding practices (breastfeeding practices and complementary feeding) with nutritional status of infants aged 6 until 11 months in Jatinegara, Cakung Subdistrict, in 2012. The design of this research is cross sectional. The sampel of this research is 77 infants aged 6 until 11 months. The independent variabels are maternity education, maternity knowledge of nutrition, the family income, and the practice of breastfeeding. Based on the result of this research improving the activities about maternity knowledge of nutrition by attending illuminations at Posyandu especially related to exclusive breastfeeding and improving the control of socialization related to exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Satrio Utomo
"Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu bentuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan, tidak diberi makanan atau minuman tambahan apapun sejak lahir sampai usia 6 bulan. Capaian ASI eksklusif di Propinsi DKI Jakarta tahun 2009 mencapai 58,7%. Sedangkan capaian cakupan perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi di Kepulauan Seribu pada tahun 2009 sebesar 46%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pulau Untung Jawa tahun 2011.
Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan respondennya seluruh populasi ibu-ibu yang memiliki bayi umur 6-18 bulan sebanyak 35 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan chi-square dan multivariat (regresi logistik ganda).
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada variabel yang dominan dan berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan. Adanya faktor lain yang mempengaruhi ibu khususnya peran aktif dari kader-kader PKK dan seluruh jajaran Pemerintahan di Kabupaten Kepulauan Seribu serta tingginya kepedulian masyarakatnya.
Dengan penelitian ini maka disarankan bagi Kementerian Kesehatan untuk membuat kebijakan serta pelatihan pemberdayaan masyarakat terus menerus khususnya bagi kader-kader kesehatan dan petugas kesehatan agar perilaku pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan semakin meningkat.

The exclusive breastfeeding is the one of the clean living and healthy behaviors (PHBS). It is defined as to give breastfeeding only to the babies, without giving any additional foods or beverages from birth until age 6 months. The achievement of the exclusive breastfeeding in the DKI Jakarta and Kepulauan Seribu had reached 58.7% and 46% in 2009.
The objective of this study is to determine the behavior of exclusive breastfeeding and factors associated with exclusive breastfeeding behavior in the Kepulauan Untung Jawa Village in 2011.
The methods of this study is used a quantitative data research by using questionnaires. It collects 35 respondents which are the entire population of mothers who had babies aged 6-18 months. Then the data will be analysed by chi-square and multivariate analysis (multiple logistic regression).
The findings showed that there is no significant variable related with exclusive breastfeeding behaviors of 0-6 month's babies. But there are other factors that related to breastfeeding in particular such as the active role of PKK cadres, the community, and all levels of government in The Kepulauan Seribu Districts.
The suggestion from this study is that the Ministry of Health should develop policies and training for community empowerment, especially to strengthen the health cadres and health workers to improve the number of exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30114
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>