Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siburian, Apriliani
"Sindrom nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak dimana merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema. Jumlah anak penderita Sindrom Nefrotik setiap tahunnya bertambah di beberapa negara. Angka kejadian Sindrom Nefrotik di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per 100.000 anak berusia di bawah 18 tahun per tahun, sedangkan di Indonesia dilaporkan 6 anak per 100.000 dan diketahui terjadi paling banyak pada anak antara umur 3 - 4 tahun dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2 : 1.
Sindrom Nefrotik menyebabkan anak harus menjalani hospitalisasi di rumah sakit. Lamanya masa hospitalisasi di rumah sakit dapat meningkatkan kecemasan pada anak dan keluarga. Ketidaktahuan tentang penyakit serta riwayat keluarga yang sebelumnya belum pernah menderita penyakit yang sama turut mempengaruhi kecepatan kesembuhan anak khususnya pada anak pra sekolah. Pendekatan FCC (Family Center Care) menjadi salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi efek hospitalisasi dengan mengedepankan komunikasi teraupetik dalam setiap tindakan keperawatan maupun medis kepada anak.

Nephrotic syndrome is a kidney disease that is often found in children, which is a collection of clinical symptoms that consisting of massive proteinuria, hypoalbuminemia, edema, and hiperkolesteronemia. The number of children with Nephrotic Syndrome annually increasing in some countries. The incidence of Nephrotic Syndrome in the United States and Britain ranges from 2-7 per 100,000 children aged under 18 years per year, while in Indonesia reported 6 children per 100,000 and the most widely known to occur in children between the ages of 3-4 years with a ratio of boys men and women is 2: 1.
Nephrotic syndrome causes children must undergo hospitalization at the hospital. The long duration of hospitalization in the hospital can increase anxiety in children and also the families. Ignorance about the disease and a family history that had not been suffering from the same disease also affects the speed of healing children, particularly in pre-school children. FCC approach (Family Care Center) is one of the way that can be used to reduce the effects of hospitalization with the advanced communication teraupetik in every medical and nursing actions to the child.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurussafitri Laila Anawati
"[ABSTRAK
Sindrom nefrotik merupakan masalah ginjal yang sering terjadi pada anak.
Sindrom nefrotik ditandai dengan manifestasi klinis yang khas seperti proteinuria,
hipoalbuminemia, edema, dan hiperlipidemia. Edema sebagai salah satu
menifestasi klinis dari sindrom nefrotik menandakan bahwa anak mengalami
masalah keperawatan berupa kelebihan volume cairan. Karya ilmiah ini bertujuan
untuk memberikan gambaran dan analisis asuhan keperawatan pada An. A yang
mengalami masalah kelebihan volume cairan. Hasil dari intervensi keperawatan
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemantauan cairan secara tepat mampu
mengatasi masalah kelebihan volume cairan, yang ditandai dengan berkurangnya
edema, penurunan berat badan dan lingkar abdomen. Pemantauan cairan yang
akurat pada klien dengan masalah kelebihan volume cairan sebaiknya dilakukan
untuk mencegah kelebihan atau defisit volume cairan berlebih dalam tubuh.ABSTRACT Nephrotic syndrome is the most common kidney problem in children. Clinical
manifestation of nephrotic syndrome is proteinuria, hypoalbuminemia, edema,
and hyperlipidemia. Edema is a sign that the child has fluid volume excess. This
case study aimed to describe and analyze nursing intervention in Child A with
fluid volume excess. The result showed that an accurate fluid monitoring was
effective to solve fluid volume excess problem and the child showed less edema,
decreased body weight and abdominal girth. An accurate fluid monitoring for the
client with fluid volume excess problem should be given to prevent volume excess
or deficit of body fluid, Nephrotic syndrome is the most common kidney problem in children. Clinical
manifestation of nephrotic syndrome is proteinuria, hypoalbuminemia, edema,
and hyperlipidemia. Edema is a sign that the child has fluid volume excess. This
case study aimed to describe and analyze nursing intervention in Child A with
fluid volume excess. The result showed that an accurate fluid monitoring was
effective to solve fluid volume excess problem and the child showed less edema,
decreased body weight and abdominal girth. An accurate fluid monitoring for the
client with fluid volume excess problem should be given to prevent volume excess
or deficit of body fluid]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Permata Sari
"Gizi buruk dipengaruhi oleh asupan makanan, penyakit infeksi, kondisi sosial ekonomi, dan pengetahuan orang tua. Kondisi sosial ekonomi dan pengetahuan yang kurang mendukung praktik pemenuhan gizi menyebabkan asupan makanan tidak mencukupi kebutuhan anak. Hal ini meningkatkan kerentanan terkena penyakit infeksi. Penulisan ini bertujuan menggambarkan asuhan keperawatan yang dilakukan pada balita dengan gizi buruk di ruang rawat anak Gedung Teratai Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati. Data yang diambil berasal dari dua orang anak gizi buruk, yaitu An. A (9 bulan) dan An. M (8 bulan).
Gejala yang didapatkan dari hasil pengkajian meliputi tampak kurus, indeks BB/PB -3 SD, LLA < 11.5 cm, dan terdapat baggy pants. Masalah keperawatan yang ditegakkan meliputi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko kekurangan volume cairan, risiko penyebaran infeksi, dan kurang pengetahuan keluarga. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi pemberian edukasi untuk nutrisi dan higiene pada keluarga, pemantauan dalam pemberian diet oleh keluarga, dan pengkajian asupan dan haluaran. Evaluasi yang didapatkan yaitu masalah nutrisi belum teratasi sedangkan masalah cairan dan penyebaran infeksi tidak terjadi.
Rekomendasi penulisan ini adalah pemberian edukasi nutrisi dan infeksi pada keluarga perlu dilakukan sejak anak dirawat dan dievaluasi kembali setelah anak diperbolehkan pulang.

Malnutrition affected by intake nutrition, infection diseases, socio-economics conditions, and parental knowledge. Socio-economic conditions and less knowledge about nutrition practice make intake nutrition is not enough. This increases the susceptibility to infection diseases. The aim of this study was to describe the nursing care of toddlers malnutrition in South Wards 3rd Floor at Teratai's Building of RSUP Fatmawati. Data were collected from two children namely An. A (9 months) and An. M (8 months).
Symptoms were obtained from the results of the assessment include wasting, weight-for-length is -3 SD, upper arm circumstance < 11.5 cm, and baggy pants. Nursing problems that enforced are imbalanced nutrition less than body requirements, risk for deficit fluid volume, risk for infection transmission, and deficient knowledge in the family. Nursing care provided include provision of nutrition and hygiene education for the family, monitoring the diets which is provided by the family, and assess intake and output. Evaluation found that nutrition problems is not resolved whereas fluid and infection transmission problems do not occur.
Recommendation of this paper is provision of education about nutrition and infection to the family needs to be done since the children were treated and re-evaluated after the child is allowed to go home.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Ningsih Tresia
"Penyakit Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di daerah perkotaan. Pasien DBD biasanya mengalami demam tinggi selama 4 sampai 5 hari. Tanda lainnya ialah nyeri ulu hati, mual, petekie, gusi berdarah dan melena. Untuk memantau kondisi pasien perlu dilakukan pemeriksaan nilai laboratorium secara teratur. Prosedur pengambilan darah dan pemasangan infus dapat memberikan rasa nyeri pada pasien. Tujuan penulisan ini ialah melakukan analisis evidence based practice mengenai pemberian terapi madu pada anak. Hasil dari pemberian madu terbukti dapat menurunkan skala nyeri pada pasien anak yang berusia satu sampai lima tahun. Oleh karena itu, sebaiknya perawat memberikan terapi madu kepada pasien anak sebelum dilakukan tindakan invasif.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is one of diseases that often occur in urban areas. DHF patients usually experience high fever for 4 to 5 days, accompanied by signs such as heart burn, nausea, petechiae, bleeding gums and melena. The result of labolatory diagnostic test related to the disease is necessary to be observed regularly. Blood sampling procedures and the procedure of setting up the intravein catheter can give pain for pediatric patients. The aim of this paper is to analyze evidence based practice on the effectiveness of honey therapy for overcome the pain. This paper proved that honey treatment is effective to lower the pain scale in pediatric patients aged one to five years. Therefore, honey therapy is necessary to be given by nurse to pediatric patient before doing invasive procedures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewanti
"Spina bifida merupakan salah satu penyakit kongenital pada anak berupa kegagalan penutupan tulang belakang. Salah satu tindakan dalam mengatasi spina bifida adalah pembedahan. Masalah utama yang muncul pada anak dengan pembedahan adalah nyeri akut. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak spina bifida dengan menerapkan teknik guided imagery dalam mengatasi nyeri paska pembedahan.
Penerapan teknik guided imagery yang telah dilakukan pada anak post op rekonstruksi meningokel (spina bifida) selama 4 hari diperoleh hasil penurunan skala nyeri dari 7 menjadi 1. Pemberian teknik guded imagery pada anak dengan spina bifida menjadi upaya untuk menghilangkan atau menurunkan skala nyeri yang diderita oleh anak pasca pembedahan rekonstruksi meningokel.

Spina bifida is one of the congenital diseases in children in the form of failure of closure of the spine. One of the interventions in dealing with spina bifida is surgery. Acute pain often becomes a major problem on the children after surgery. The aim of this paper was to describe nursing care in children with spina bifida by applying guided imagery technique to decrease pain after surgery.
Implementation of guided imagery technique that have been conducted in children after meningocele reconstruction surgery for 4 days showed the reduction of pain scale from 7 to 1. Giving guided imagery technique for children with spina bifida should be addressed to eliminate or decrease pain scale suffered by the children with spina bifida after meningocele reconstruction surgery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Shintya Dewi Paramanindi
"Pneumonia selalu menduduki peringkat atas penyebab kematian anak di Indonesia dari tahun ke tahun. Pneumonia juga selalu berada pada daftar 10 penyakit terbesar setiap tahunnya di fasilitas kesehatan. Tingginya faktor risiko pneumonia yang terdapat di perkotaan membuat pneumonia menjadi salah satu masalah kesehatan di perkotaan. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberi gambaran asuhan keperawatan yang telah diberikan pada anak dengan bronkopneumonia di RSUP Fatmawati dan menganalisa tindakan fisioterapi dada sebagai terapi non farmakologi untuk masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas. Hasil yang diperoleh setelah melakukan fisioterapi dada pada anak dengan bronkopneumonia yaitu terjadi peningkatan status pernapasan yang ditandai dengan berkurangnya hasil scoring WCSSS.

Pneumonia is always ranked top cause of child deaths in Indonesia from year to year. Pneumonia also always be on the list of 10 biggest disease each year in health care facilities. The high pneumonia risk factors contained in the urban make pneumonia became one health problem in urban areas. This paper aims to give an overview of nursing care that has been given to children with bronchopneumonia in Fatmawati chest physiotherapy and analyze actions as nonpharmacological therapy for nursing problems ineffectiveness airway clearance. The results obtained after chest physiotherapy in children with bronchopneumonia is an increase in respiratory status characterized by reduced WCSSS scoring results.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidzah Fitriyah
"Kejadian hidrosefalus merupakan kasus terbanyak pertama dalam pada Januari-Maret 2013 di ruang bedah anak RSUP Fatmawati Jakarta. Salah satu penatalaksanaan medis bagi anak dengan hidrosefalus adalah operasi VP shunt. Terapi farmakologi maupun nonfarmakologi diberikan untuk menangani nyeri pada pasien hidrosefalus post operasi. Hal tersebut menjadikan dasar tujuan karya ilmiah ini untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan hidrosefalus post operasi VP shunt. Salah satu terapi untuk mengatasi nyeri secara non farmakologi adalah dengan menggunakan non-nutritive sucking. Nyeri pada neonatus dapat dikaji menggunakan skala nyeri neonatus dengan nilai 0-7. Penggunaan non-nutritive sucking ini efektif digunakan untuk mengurangi nyeri pada eonates pada saat prosedur eonates. Hasil penerapan dari intervensi yang telah dilakukan pada anak dengan hidrosefalus post operasi VP shunt dengan diagnosa keperawatan nyeri yaitu nyeri teratasi dibuktikan dengan adanya penurunan skala nyeri dari skala 6 ke skala 2.

Hydrocephalus was the first biggest cases in January-March 2013 at pediatric surgery ward in RSUP Fatmawati Jakarta. One of medical treatments for child with hydrocephalus is VP shunt surgery. Pharmacological and nonpharmacological therapy given to treat pain in patient with hydrocephalus postoperative. It makes the basic purpose of this manuscript to provide nursing care to children with hydrocephalus postoperative VP shunt. One of nonpharmacological therapy to treat the pain is using non-nutritive sucking. Pain in neonates can be assased by using neonates pain scale with score 0-7. The use of non-nutritive sucking is effectively used to reduce pain in neonates during invasive procedures. The result of the application the interventions in children with hydrocephalus postoperative VP shunt with a nursing diagnosis of pain, pain can resolved by a decrease in pain scale from scale 6 to scale 2.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Dewayani
"Fenomena gizi buruk merupakan masalah nutrisi yang sering terjadi pada anak anak dengan karakteristik klinis dangat kurus dan baggy pants. Faktor kemiskinan dan penyakit menjadi masalah perkotaan yang mendukung terjadinya kasus gizi buruk pada anak Gizi buruk berakibat pada menurunnya kecerdasan anak dan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan.
Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis intervensi monitoring pemberian diet formula 75 dan 100 terhadap peningkatan berat badan anak gizi buruk dengan osteosarkoma di RSUP Fatmawati.
Hasil analisa menunjukkan terjadinya peningkatan berat badan yang tidak signifikan pada anak sebesar 0 1 0 2 kg selama 15 hari intervensi Pencatatan intake nutrisi dan penimbangan berat badan dan lingkar lengan atas harian harus dilakukan dengan teratur agar intervensi yang diberikan optimal Kata kunci formula 75 dan 100 gizi buruk monitoring osteosarkoma.

The phenomenon of malnutrition has become a nutritional problem frequently occured in children characterized by severely thin body and baggy pants. Poverty and diseases are the common factors in urban helath problems that predispose to malnutrition in children Malnutrition affects children in reducing intelligence detain the growth and development.
This paper aimed to analyse the intervention of monitoring diet formula 75 and 100 towards the increase of body weight of children with malnutrition and osteosarcoma in RSUP Fatmawati.
This showed that there is influence in body weight as amount 0 1 ndash 0 2 kg during 15 days intervention Documentation of nutrition intake and measurement of body weight and upper arm circumference daily is imprortant to do for optimal interve
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Triulan Agustina
"Pneumonia adalah penyakit pembunuh nomor satu balita di seluruh dunia Tingginya faktor risiko pneumonia yang terdapat di perkotaan menjadikan pneumonia menjadi masalah kesehatan di perkotaan. Karya ilmiah bertujuan untuk memberi gambaran asuhan keperawatan yang telah diberikan pada anak pneumonia di RSUP Fatmawati dan mengidentifikasi pengaruh tindakan keperawatan aktivitas bermain meniup "tiupan lidah".
Hasil yang diperoleh setelah pemberian aktivitas bermain meniup "tiupan lidah" pada anak pneumonia yaitu anak mengalami peningkatan status oksigenasi. Aktivitas bermain meniup "tiupan lidah" dapat dijadikan sebagai salah satu tindakan keperawatan dengan menggunakan permainan terapeutik pada anak pneumonia.

Pneumonia is the number one killer disease in children under five in the world. High pneumonia risk factors founded in urban make pneumonia as a public health problem. This scientific paper is aimed to give description about nursing care for children with pneumonia in Fatmawati Hospital and indentify the effect of blowing games activity "puff the tongue".
The result shows the enhancement of oxygenation status after play blowing games activity "puff the tongue" in children with pneumonia. Blowing games activity "puff the tongue" can be used as a nursing action as therapeutic games in children with pneumonia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jemirda Sundari Y.
"Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak kejang demam dengan menerapkan model konservasi Levine. Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh adanya infeksi luar susunan saraf pusat. Pada anak kejang demam diperlukan intervensi keperawatan yang menunjukkan prognosis baik dengan penurunan suhu tubuh menjadi normal (36,5-37,5°C). Tepid sponge merupakan tindakan keperawatan yang tepat dalam penurunan suhu tubuh anak. Pemberian tepid sponge dapat memberikan sinyal ke hipotalamus dan memacu terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer. Hal ini menyebabkan pembuangan panas melalui kulit meningkat sehingga terjadi penurunan suhu tubuh menjadi normal kembali. Pada kondisi demam intervensi keperawatan yang juga dilakukan adalah mempertahankan lingkungan tetap nyaman, meningkatkan istirahat, mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat. Hasil dari penerapan intervensi yang telah dilakukan pada anak kejang demam selama 4 hari dengan diagnosa keperawatan hipertermi dapat diatasi yang dibuktikan dengan adanya penurunan suhu tubuh dari 38,8°C hingga 37,7°C.

This paper aimed to describe nursing care in children with febrile seizures by applying Levine’s conservation model. Febrile seizures is seizures that occur due to increasing of body temperature caused by extracranial infection. Children with febrile seizures need for nursing interventions to obtain good prognosis by decreasing body temperature to be normal (36,5-37,5°C). Tepid sponge is a nursing intervention to deacreasing body temperature. Giving tepid sponge can provide a signal to hypothalamus and stimulates the peripheral vasodilatation. This leads to increased heat dissipation through the skin till decreasing body temperature to be normal. Intervention of fever condition was to maintain comfortable environment, increase relaxation, and maintain adequate nutrition. The results of interventions application to children with febrile seizures during 4 days with hyperthermia can be solved and proven by decreasing of body temperature from 38,8°C to 37,7°C."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>