Ditemukan 169469 dokumen yang sesuai dengan query
Husnil Barry
"Penelitian ini membahas mengenai spillover krisis keuangan Amerika dan krisis hutang Yunani ke negara berkembang dan negara maju periode Januari 2003-Desember 2011. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan loglikelihood dengan beberapa pemodelan univariate yaitu MA(1) GARCH (1,1)-M, MA(1) GARCH (1,1) dan MA(1) GJR (1,1) dengan modifikasi lag squarred return dari negara sumber krisis periode pra (normal) krisis dan periode krisis,. Hasil empiris penelitian ini, yaitu Pertama, volatilitas bersifat time varying, Kedua ditemukan adanya peningkatan spillover pada periode krisis dibandingkan periode normal baik pada krisis Amerika maupun Yunani. Besaran spillover setidaknya dipengaruhi oleh tingginya degree of market openess antara negara sumber krisis dengan negara lainnya. Ketiga MA(1) GJR merupakan pemodelan univariate terbaik pada penelitian ini dibandingkan MA(1) GARCH(1,1) dan MA(1) GARCH-M. Keempat ditemukan hubungan tidak signifikan antara volatility dengan excess return secara langsung pada banyak negara, terakhir volatilitas bersifat asimetris yang menandakan pengaruh dari bad news dapat meningkatkan volatilitas dan ditemukan negara berkembang lebih sensitif terhadap negative shock dibandingkan negara maju pada krisis Amerika dan Yunani.
This study analyzes spillover effect which occurred in emerging and advanced economies, resulting from the US financial crisis and Greece sovereign debt crisis, covering the period of January 2003-December 2011. Using the log likelihood approach, this research employs several univariate models, i.e. MA(1) GARCH (1,1)-M, MA(1) GARCH (1,1) and MA(1) GJR (1,1), with modified lag squared return of the crisis country during the pre-crisis (normal) and crisis periods. Empirical result demonstrate that : First, volatility is time varying, Second found an increase spillover effect in the crises period compare to the normal period. The magnitude of spillover is influenced at least by the degree of market openness between the crisis country and other countries. Third MA(1) GJR (1,1) is outperformed univariate model that described the data in this study compare to the others. Fourth there is not significant correlation between conditional volatility and excess return in the most country. Last, volatility is asymmetrical, and developing country is more sensitive to the negative shock in the America and Greek crises period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rian Arfiansah
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh variabel makroekonomi terhadap tingkat pengembalian pasar saham negara-negara maju dan berkembang. Variabel makroekonomi yang digunakan adalah produksi industri dan tingkat suku bunga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari dua variabel makroekonomi tersebut terhadap tingkat pengembalian pasar saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat produksi industri berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengembalian pasar saham baik pada negara-negara maju maupun berkembang. Sementara tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengembalian pasar saham baik pada negara-negara maju maupun berkembang.
This study discusses the impacts of macroeconomic variables on the stock market returns in developed and emerging countries. The macroeconomic variables used are industrial production and interest rates. The purpose of this study is to determine the impacts of the two macroeconomic variables on stock market returns. The results of this study indicate that industrial production has a significant positive effect on stock market returns in both developed and developing countries. While interest rates have a significant negative effect on stock market returns in developed and developing countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Aulia Fedrian
"Penelitian ini secara komprehensif mengkaji integrasi pasar antara indeks saham syariah dan konvensional dari sudut pandang jangka panjang dan pendek di negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat dan China mulai dari 30 Mei 2008 sampai 31 Oktober 2016 dengan menggunakan metode Johansen Cointegration dan DCC GARCH. Hasilnya memperlihatkan bahwa hanya terdapat hubungan jangka panjang untuk negara Indonesia dan Amerika Serikat, dan negara sisanya tidak menunjukkan adanya hubungan jangka panjang. Hasil ini memperlihatkan bahwa investor akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan manfaat dalam jangka panjang dari diversifikasi internasional ketika menggunakan indeks saham syariah dan konvensional yang ada di Malaysia, China dan Singapura.
Sedangkan dari hasil korelasi memperlihatkan beberapa korelasi yang sedang, akan tetapi hampis semuanya memperlihatkan korelasi yang rendah antara negara berkembang dengan maju, berkembang dengan berkembang dan maju dengan maju untuk indeks saham syariah dan konvensional, yang menandakan bahwa investor dapat mendiversifikasikan portofolio mereka pada tingkat internasional untuk mengurangi risiko, setidaknya untuk dalam jangka waktu yang pendek. Hasil yang terakhir memperlihatkan adanya korelasi yang tinggi antar indeks saham syariah dan konvensional disetiaptiap negara, yang mengindikasikan bahwa instrumen keuangan islamIslam tidak terpisah dari instrumen keuangan konvensional.
This study comprehensively examines the market integration between sharia and conventional stock indices from the long and shortrun perspectives for Indonesia, Malaysia, China, Singapore and United States of America from May 30, 2008 to October 31, 2016 using Johansen Cointegration and DCC GARCH. The result show that there are only two longrun relationship for Indonesia and USA, when the rest of coutries shows no longrun relationship. These findings suggest that investors will have the opportunities to get benefit from international diversification over the shortrun in Malaysia, China and Singapore when using both sharia and conventional indices. From the correlation results, there are some moderate correlation but almost all shows evidence of weak correlation between emerging to developed, emerging to emerging and developed to develop for both sharia and conventional indices, which means that investors can diversify their portfolios at international level to minimize risk, at least in the short run. The last result show that there are high correlation between sharia and conventional indices for each countries, which means that islamIslamic financial instrument are not decoupled from their conventional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66303
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Chaerunnisa Widiani
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara emas, minyak mentah, dan pasar saham negara maju dan berkembang pada dua peristiwa krisis keuangan yaitu pada krisis keuangan tahun 2008 dan krisis keuangan akibat pandemi COVID-19. Analisis penelitian terbagi ke dalam tiga sub-periode untuk peristiwa analisis pertama dan dua sub-periode untuk peristiwa analisis kedua. Penelitian menggunakan data sekunder dengan periode dari Juni 2005 hingga Desember 2017 untuk peristiwa analisis pertama dan dari Januari 2018 hingga Maret 2021 untuk peristiwa analisis kedua. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan hubungan pada jangka panjang dan jangka pendek di antara emas, minyak mentah, dan pasar saham. Metode estimasi yang digunakan adalah Uji Kointegrasi Johansen, Model VAR dan VECM, Granger Test, dan Toda Yamamoto Modified Granger Causality.
Adapun temuan dari penelitian ini membuktikan bahwa hubungan emas, minyak mentah, dan pasar saham berbeda pada kedua peristiwa krisis keuangan. Pasar menjadi lebih terintegrasi pada periode during crisis dan periode post crisis untuk peristiwa krisis keuangan global tahun 2008. Sedangkan pada peristiwa krisis keuangan akibat pandemi COVID-19, pasar menjadi seolah bergerak sendirian dan tidak menunjukan adanya integrasi. Perbedaan temuan ini membuktikan bahwa pilihan investasi yang tepat sebagai alat lindung nilai pada kedua peristiwa krisis keuangan ini berbeda.
This study discusses the short and long run relationship among gold, crude oil, and stock markets in emerging and developed countries in two financial crisis events: Global Financial Crisis 2008 and the financial crisis due to the COVID-19 pandemic. The analysis is divided into three sub periods for the first event and two sub periods for the second. The study uses secondary data from June 2005 to December 2017 for the first event and from January 2018 to March 2021 for the second event. Hypothesis testing is done by determining the short and long run relationship among variables. The estimation methods used are Johansen Test, VAR and VECM, Granger Test, and TY-Modified Granger Causality.The findings prove that the relationship among gold, crude oil, and the market is different in the two financial crisis event. The market became more integrated during the crisis and the post-crisis period for the global financial crisis in 2008. Meanwhile, in the financial crisis due to the COVID-19 pandemic, the market seemed to move on its own and there was no integration. The difference in these findings proves that the right investment choice as a hedging tool in these two financial crisis events is different."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bernd Agastya
"Penelitian ini menganalisis apakah penggunaan informasi yang saling berkaitan dalam revenue surprise, earnings surprise, dan prior returns dapat memberikan nilai tambah kepada penerapan strategi investasi di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2001-2012. Penelitian ini juga secara tidak langsung melakukan pengujian terhadap keberadaan fenomena momentum harga dan post-earnings-announcement drift. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor cenderung bereaksi kurang terhadap informasi kinerja fundamental, namun sebaliknya bereaksi berlebihan terhadap informasi kinerja pasar 6 bulan sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari penerapan strategi momentum pendapatan dan laba yang efektif, namun tidak dengan strategi momentum harga. Pengujian dominasi strategi menunjukkan bahwa terdapat kontribusi profit yang independen satu sama lain, dan kontribusi profit ini tetap signifikan setelah dilakukan penyesuaian terhadap CAPM dan model 3 faktor Fama-French. Penerapan strategi multivariat terbukti memberikan tambahan return yang positif dan signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap informasi memiliki konten eksklusif yang tidak dihargai oleh pasar dan investor cenderung kurang mempertimbangkan implikasi gabungannya selama periode penelitian.
This study analyses whether the usage of interrelated informations in revenue surprise, earnings surprise, and prior returns adds value to the implementation of investment strategy in Indonesia Stock Exchange for 2001-2012 period. This study also indirectly examines the existence of price momentum and postearnings- announcement drift anomalies. This study finds that there is a tendency of investors to underreact to fundamental performance information, but on the other hand overreact to previous 6 months market performance information. It is explained by the effectiveness revenue and earnings momentum strategies, and the ineffectiveness of price momentum strategy. The test of strategy domination shows that each strategies has an independent profit contribution to each other, and these profits persist even after being adjusted to the CAPM and Fama-French 3 factors model. It is proven in this study that the implementation of multivariate strategies gives significant positive incremental returns. This indicates that each informations has an exclusive content that is unpriced by the market and investors tend to underestimate the combined implication of those informations during the research period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56243
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rifki Nurfaiz
"Resesi merupakan bagian dari siklus ekonomi yang terjadi dalam suatu periode waktu tertentu. Artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi efek volatility spillover pada periode pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 dengan menggunakan data indeks pasar saham negara-negara AS dan ASEAN: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Investigasi pada periode krisis 2008 juga diinvestigasi untuk dianalisa perbedaan keduanya. Dalam penelitian ini model BEKK-MGARCH digunakan untuk menganalisis efek spillover volatilitas antar indeks saham. Kausalitas Granger juga diselidiki untuk memahami arus kausalitas antar pasar saham. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya dari Vo (2020), dimana semua pasar saham ASEAN kecuali Filipina terkena dampak volatilitas spillover oleh pasar AS. Dari kedua periode, secara umum, masing-masing indeks ASEAN juga memberikan pengaruh volatilitas ke indeks ASEAN lainnya secara bidirectional, dengan indeks JKSE dan KLSE yang volatilitasnya paling terintegrasi dengan indeks lainnya dan indeks PSE yang paling sedikit terintegrasi.
Recession is part of the economic cycle that occurs in a certain period of time. This article aims to investigate the effects of volatility spillover in COVID-19 pandemic that occurred in 2020 using stock market index data from the US and ASEAN countries: Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, and the Philippines. investigations during the 2008 crisis period were also investigated to analyze the differences between the two. In this study, the BEKK-MGARCH model was used to analyze the spillover effect of volatility between stock indices. Granger causality was also investigated to understand the flow of causality between stock markets. The results are not much different from previous research from Vo (2020), where all ASEAN stock markets except the Philippines were affected by the volatility spillover by the US market. From the two periods, in general, each ASEAN index also gives a bidirectional influence of volatility to other ASEAN indices, with the JKSE and KLSE indices having the most volatility integrated with other indices and the PSE index being the least integrated."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aditya Firmansyah
"Penelitian ini mempelajari pengaruh dari perhatian investor dalam menjelaskan imbal hasil abnormal dari 425 perusahaan non-finansial yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia pada 2015 – 2019. Perubahan tingkat perhatian investor diukur melalui tingkat pencarian di internet dari Google Trend. Regresi data panel menunjukkan bahwa tingkat pencarian harian di internet jumlah berita dapat secara konsisten menjelaskan imbal hasil abnormal dan dapat diasosiasikan dengan peningkatan imbal hasil abnormal. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan variabel perhatian lain sebagai variabel kontrol, seperti imbal hasil ekstrim hari sebelumnya, jumlah berita, tingkat perdagangan abnormal, dan volatilitas saham. Meskipun secara umum menunjukkan hasil yang konsisten, hasil pengukuran pada regresi data panel dengan model fixed effect menunjukkan probabilitas yang cukup rendah.
This study investigates the effect of internet search and news headline on explaining abnormal return of 425 non-financial companies listed on Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2019. Investor attention is measured by internet search volume from Google Trend. Panel data regression results show that daily internet search can consistently explain today’s abnormal return and can be associated with higher abnormal return. The model includes other proxies of attention: yesterday’s abnormal return, number of news, abnormal trading activity, and stock volatility. The model shows consistent result, but the probability is not high."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Scorpio Satriyo Putranto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19364
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fajria Mulia Wahid
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas mengenai hubungan antara kebijakan moneter dengan pasar saham periode penelitian 1996-2015. Kebijakan moneter direpresentasikan oleh suku bunga jangka pendek dan nilai tukar. Sedangkan pasar saham direpresentasikan oleh return saham. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode regresi OLS, SUR dan Regresi Panel. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa kebijakan moneter mampu mempengaruhi Perkembangan Pasar Saham. Pengaruh tersebut berbeda di tiap-tiap negara. Melalui metode OLS dan SUR, suku bunga jangka pendek memiliki pengaruh negatif terhadap return saham, dan nilai tukar memiliki pengaruh positif pada return saham. Sedangkan melalui data panel, pengaruh suku bunga jangka pendek terlihat di negara G7 dan Emerging Market. Sedangkan Nilai Tukar memiliki pengaruh di negara Emerging, tidak signifikan di negara G7. Hasil SUR memberikan informasi penting bahwa ada common factors yang membuat return negara observasi bergerak bersama. Kebijakan moneter menjadi tidak efektif diterapkan dalam mempengaruhi pasar saham jangka panjang karena keberadaan common factor
ABSTRACTResearcher explain correlation between Monetary Policy and Development of Stock Market in period 1996-2015. Monetary policy were represented by short term interest rate and exchange rate to US Dollar. Stock Market is represented by stock return. It is quantitative research which used OLS Regression, SUR, and Panel Regression Method. The result suggest that monetary policy could affects development of stock market. It is different for each country. Using OLS and SUR, short term interets have negative correlation to return, and exchange rate have positive correlation to return. While using Panel, short term interest have significant correlation in G7 member and Emerging Market. But exchange rate only significant in Emerging Market. The most important is, SUR provide information that there are common factors which affect the global return so that returns moves together. Monetary policy is not effective influence stock market because there are common factor inside."
2016
S62914
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Raden Rizky Herfianda
"Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh atensi investor yang diukur dengan Google search volume index (SVI) dan kasus terkonfirmasi COVID-19 terhadap return indeks pasar saham pada negara Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina pada periode 2020 hingga 2022. Sampel terdiri dari 5 negara ASEAN dengan tingkat PDB dan kasus terkonfirmasi COVID-19 tertinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi panel data dengan metode estimasi common effect model atau pooled least square (PLS). Dari hasil olah data yang dilakukan, terdapat temuan bahwa Google search volume index (SVI) memiliki pengaruh yang signifikan dan berkorelasi negatif terhadap return indeks pasar saham negara. Lalu, kasus terkonfirmasi COVID-19 sebagai variabel independen dalam penelitian menunjukkan pengaruh tidak signifikan dan korelasi positif pada return indeks pasar saham negara.
This study aims to examine the effect of investor attention as measured by the Google search volume index (SVI) and confirmed cases of COVID-19 on stock market index returns in Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapore and the Philippines within the period of 2020-2022 which consists of 5 ASEAN countries with the highest level of GDP and confirmed cases of COVID-19. The research method used is panel data regression with the common effect model or pooled least square (PLS). There are findings that the Google search volume index (SVI) has a significant and negatively correlated effect on the country's stock market index returns. Then, confirmed cases of COVID-19 as an independent variable in the study showed an insignificant effect and a positive correlation on the return of the country's stock market index."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library