Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181896 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susilawati
"ABSTRAK
Mual muntah dan gangguan pengecapan merupakan efek samping kemoterapi
yang dialami oleh pasien kanker yang berdampak terhadap gangguan nutrisi.
Edukasi dengan metode dan media yang efektif dapat membantu meningkatkan
pengetahuan dan self care pasien untuk mengurangi mual muntah dan gangguan
pengecapan. Tujuan: untuk mengetahui cost effectiveness edukasi berulang dan
booklet dengan edukasi tunggal dalam mengurangi mual muntah dan gangguan
pengecapan pasca kemoterapi. Metode: Desain penelitian quasi eksperimen
dengan pre-post test design dan pengukuran dilakukan pada hari kedua setelah
kemoterapi. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 38 pasien kanker ginekologi di RS. Kanker Dharmais
Jakarta. Analisa data menggunakan wilcoxon test dan paired t test. Hasil:
Penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p value < 0,05) setelah
diberikan edukasi baik pada kelompok edukasi berulang dan booklet maupun
kelompok edukasi tunggal dalam membantu meningkatkan kemampuan pasien
untuk mengurangi keluhan mual muntah dan gangguan pengecapan.
Rekomendasi : pemberian edukasi dengan frekuensi satu kali dengan
menggunakan media penyuluhan lembar balik lebih efektif dibandingkan dengan
pemberian edukasi berulang dan booklet. Perawat sebaiknya dapat memberikan
edukasi dengan metode dan media yang tepat serta cost effectivenes dalam
meningkatkan kemampuan perawatan diri pasien.

ABSTRACT
Nausea, vomiting and disturbance of taste is a chemotherapy side effect which is
experienced by cancer patients that lead to nutritional deficiencies. Education with
effective methods and media can help to improve patient’s knowledge and selfcare
to relieve nausea, vomiting and taste disturbance. Purpose: to determine the
cost effectiveness recurrent education and booklet with single education in
relieving nausea, vomiting and taste disturbance after chemotherapy. Methods:
The study design quasi-experimental with pre-post test design and the
measurement is performed on the second day after chemotherapy. Sampling test
taken by using Consecutive sampling with 38 cancer gynaecology patients
at Dharmais Cancer Hospital Jakarta. Data analysis uses Wilcoxon Test and
Paired T Test. Results: The results showed significant differences (p value <0.05)
after being given education both in recurrent education group and booklet also
single education group in helping to improve the patient's ability to relieve
complaints of nausea, vomiting and tasting disturbance. Recommendation:
Education Provision with one frequency by using flipchart media counceling is
more effective than recurrent education and booklets. Nurses should be able to
provide education with appropriate methods and cost effectivenes in improving
patient’s self care ability."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Dame Lestaria
"Mual muntah merupakan efek yang paling sering muncul pada pasien yang
mendapatkan kemoterapi. Minuman jahe hangat merupakan salah satu terapi
komplementer pada pasien yang mengalami mual muntah. Tujuan penelitian
untuk mengidentifikasi pengaruh minuman jahe hangat terhadap mual muntah
pada pasien yang menderita kanker. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen
dengan pre - post test control design. Tehnik pengambilan sampel dengan
consecutive sampling yang terdiri dari 34 responden yang terbagi di kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Pemberian minuman jahe hangat diberikan
selama dua hari dengan frekuensi 3 x perhari. Hasil penelitian menunjukkan
perbedaan bermakna pada penurunan gejala mual muntah setelah mendapat
minuman jahe hangat (p value= 0,00) dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Disarankan agar pemberian minuman jahe hangat dapat diterapkan sebagai
intervensi keperawatan dalam menangani pasien yang mengalami mual muntah
akibat kemoterapi.

ABSTRACT
Nausea and vomiting is one of the most common side effects of patient who
underwent chemotherapy. Warm ginger drink is one of the complementary
therapy for nausea and vomiting. The purpose of this study is to determine the
influence of warm ginger drink on nausea and vomiting on cancer patients who
undergo chemotherapy. This is quasi experiment study pretest and posttest control
design. Consecutive sampling was used to recruit 34 respondents from
intervention and control groups. Respondents both in intervention and control
group received pharmacology therapy standard for nausea and vomiting, but
warm ginger drink 3 times a day were received only in intervention group. The
result shows significant different on nausea and vomiting between respondent
from intervention and control groups (p value= 0,000). It is suggested that warm
ginger drink can be given as nursing intervention to ease nausea and vomiting on
cancer patient who undergo chemotherapy."
Depok: 2013
T35768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bianti Ayu Dwiputri
"Kemoterapi sebagai salah satu tatalaksana utama pada pasien dengan Neuroblastoma dapat menyebabkan munculnya efek samping pada anak, salah satunya yaitu mual dan muntah. Manajemen mual muntah merupakan salah satu tindakan asuhan keperawatan perlu dilakukan oleh perawat. Salah satu manajemen mual yang dapat dilakukan perawat adalah dilakukannya tindakan non-farmakologis berupa pemberian aromaterapi untuk mengoptimalkan penanganan mual-muntah akibat kemoterapi. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien anak yang mendapatkan kemoterapi. Studi kasus ini melibatkan An. A sebagai pasien anak dengan neuroblastoma yang mengalami keluhan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi yang dilaksanakan. Selama tiga hari pasien mendapat kemoterapi, dilakukan tindakan keperawatan berbasis bukti yaitu pemberian aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien. Hasil dari pemberian aromaterapi jenis peppermint sebelum, saat, dan setelah pasien melaksanakan kemoterapi secara berturut-turut didapatkan penurunan respon non-verbal mual, ditunjukkan dengan skor Keller Instrument of Nausea pada hari pertama yaitu 10-9-8, hari kedua yaitu 4-9-5-2, dan hari ketiga yaitu 3-7-4-1. Melihat keefektifan pemberian aromaterapi jenis peppermint ini diharapkan dapat menjadi variasi tindakan keperawatan mandiri bagi perawat untuk manajemen mual muntah pada pasien anak yang mendapat kemoterapi.

Chemotherapy as one of the main treatments for patients with neuroblastoma can cause side effects in children, one of them is nausea and vomiting. Management of nausea and vomiting is one of the nursing care actions that need to be carried out by nurses. One of the nausea management that nurses can do is to take non-pharmacological actions in the form of giving aromatherapy to optimize the treatment of nausea and vomiting due to chemotherapy. The purpose of writing this scientific paper is to identify the effect of peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea in pediatric patients who receive chemotherapy. This case study involves Child A, a pediatric patient with neuroblastoma who complains of nausea and vomiting as a side effect of chemotherapy. For three days the patient received chemotherapy, evidence-based nursing actions were carried out, which is giving peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea complaints in patients. The results of giving peppermint aromatherapy before, during, and after the patient underwent chemotherapy successively decreased non-verbal responses, as indicated by the Keller Instrument of Nausea score on the first day of 10-9-8, the second day of 4-9 -5-2, and the third day is 3-7-4-1. Seeing the effectiveness of giving peppermint aromatherapy, it is hoped that it can be a variation of independent nursing actions for nurses for management of nausea and vomiting in pediatric patients receiving chemotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kristiani
"Pendahuluan
MicroRNA (miR)-544a telah diidentifikasi sebagai pengatur potensial dalam jalur WNT/β-Catenin, namun perannya yang spesifik pada kanker paru-paru non-sel kecil (KPKBSK) dan hubungannya dengan resistensi kemoterapi berbasis platinum masih belum jelas. Oleh karena itu, kami bertujuan untuk menentukan hubungan antara ekspresi miR-544a dan GSK-3β, β-catenin, dan CD44 dengan resistensi kemoterapi berbasis platinum pada pasien KPKBSK stadium lanjut.
Metode
Penelitian ini dirancang sebagai studi kasus kontrol di mana individu yang didiagnosis dengan KPKBSK stadium lanjut (III-IV) dari Januari 2018 hingga Juli 2023 dari 6 rumah sakit berbeda di Indonesia. Analisis tingkat miR-544a dilakukan menggunakan Kit PCR QuantiTect SYBR Green secara real-time. Ekspresi GSK, β-catenin, dan CD44 menggunakan pewarnaan imunohistokimia (IHK) dilakukan dari formalin-fixed paraffin embedded (FFPE). Evaluasi intensitas IHK dibagi menjadi empat kategori ekspresi: negatif atau tidak berwarna, positif lemah, positif sedang, dan positif kuat. Dari 500 sel, kami menggunakan rumus semi-kuantitatif H-score.
Hasil
Studi ini melibatkan 62 pasien KPKBSK stadium lanjut yang menjalani kemoterapi berbasis platinum dan menemukan miR-544a lebih tinggi pada responden yang buruk, dengan nilai p yang signifikan sebesar 0,009. Model prediktif untuk miR-544a menunjukkan nilai Roctab sebesar 0,6957. Nilai batas miR-544a sebesar 2,08 menghasilkan sensitivitas 64% dan spesifisitas 67,57%. Tingkat miR-544a di atas 2,08 secara signifikan terkait dengan respons pengobatan yang lebih buruk (OR 2,159, 95% CI 1,132 - 4,117, p = 0,016).
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa tingkat miR-544a merupakan biomarker yang signifikan untuk memprediksi respons kemoterapi pada pasien dengan KPKBSK stadium lanjut.

Introduction
MicroRNAs (miR)-544a has been identified as a potential regulator in the Wnt/β-Catenin pathway, but its specific role in non-small cell lung cancer (NSCLC) and its relationship with platinum-based chemotherapy resistance, remains unclear. Thus, we aim to determine the relationship between the expression of miR-544a and GSK-3β, β-catenin, and CD44 with platinum-based chemotherapy resistance in advanced stage NSCLC patients.
Methods
The research is designed as a case control study in which individuals diagnosed with advanced stage (III-IV) NSCLC from January 2018 and July 2023 from 6 different hospitals in Indonesia.
The analysis of miR-544a levels was done using the real-time QuantiTect SYBR Green PCR Master Kit. The expression of GSK, β-catenin, and CD44 expression using immunohistochemistry (IHC) staining was performed from the formalin-fixed paraffin embedded (FFPE). The evaluation of IHC intensity was divided into four expression categories: negative or unstained, weakly positive, moderately positive, and strongly positive. From 500 cells, we used the semi-quantitative H-score formula.
Results
This study of 62 advance NSCLC patients undergoing platinum-based chemotherapy and found miR-544a were higher in poor responders, with a significant p-value of 0.009. The predictive model for MiR-544a demonstrated a Roctab value of 0.6957. A miR-544a cutoff value of 2.08 yielded sensitivity of 64% and specificity of 67.57%. MiR-544a levels above 2.08 were significantly associated with poorer treatment response (OR 2.159, 95% CI 1.132 - 4.117, p = 0.016).
Conclusions
The study demonstrates that miR-544a levels are a significant biomarker for predicting chemotherapy response in patients with advance NSCLC.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Servan-Schreiber, David
Bandung : Qanita, 2010
616.994 06 SER h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indarti Dwi Ningsih
"Pengobatan kemoterapi adalah pilihan efektif yang digunakan dalam mengobati kanker paru. Efek samping yang sering muncul adalah mual dan muntah. Latihan progressive muscle relaxation dengan metode peer edukasi merupakan teknik relaksasi yang memberikan ketegangan dan relaksasi pada otot yang berbeda, dilakukan bersama-sama dalam 1 kelompok yang terdiri dari 3-4 responden. Latihan ini dilakukan sebelum dan 1 jam sesudah kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan progressive muscle relaxation dengan metode peer edukasi terhadap tingkat mual dan muntah pada pasien kanker paru dengan kemoterapi. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimental two group pretest posttest design yang berjumlah 80 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol sebanyak 40 responden mendapatkan pengobatan mual standar rumah sakit serta edukasi tentang progressive muscle relaxation dan kelompok intervensi sebanyak 40 responden mendapatkan latihan progressive muscle relaxation dengan metode peer edukasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat mual dan muntah pada kelompok intervensi sebelum dan 1 jam sesudah kemoterapi yaitu (p value 0,000; α<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa latihan progressive muscle relaxation dengan metode peer edukasi yang dilakukan sebelum dan 1 jam sesudah kemoterapi memberikan pengaruh yang signifikan untuk mengurangi mual dan muntah akibat kemoterapi pada pasien kanker paru.

Chemotherapy treatment is an effective option used in treating lung cancer. Side effects that often appear are nausea and vomiting. Progressive muscle relaxation training using the peer education method is a relaxation technique that provides tension and relaxation to different muscles, carried out together in a group consisting of 3-4 respondents. This exercise is done before and 1 hour after chemotherapy. This study aims to determine the effect of progressive muscle relaxation training using the peer education method on the level of nausea and vomiting in lung cancer patients undergoing chemotherapy. The research design used a quasi-experimental two group pretest posttest design with a total of 80 respondents who were divided into two groups, namely a control group of 40 respondents who received standard hospital nausea treatment and education about progressive muscle relaxation and an intervention group of 40 respondents who received progressive muscle relaxation exercises using the method peer education. The results of the study showed that there was a significant effect on reducing the level of nausea and vomiting in the intervention group before and 1 hour after chemotherapy, namely (p value 0.000; α<0.05). Based on the research results, it can be concluded that progressive muscle relaxation exercises using the peer education method carried out before and 1 hour after chemotherapy have a significant effect on reducing nausea and vomiting due to chemotherapy in lung cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yossie Faudina Putri
"Pendahuluan: Operasi strabismus adalah salah satu operasi yang berisiko tinggi menimbulkan mual dan muntah pascabedah (PONV). Penggunaan obat anestesi umum seperti opioid dan agen inhalasi diperikirakan meningkatkan kejadian PONV pada orang dewasa. Laserpunktur salah satu modalitas akupunktur dan metode alternatif yang berperan penting pada kondisi seperti pencegahan PONV. Metode: Desain penelitian uji klinis acak terkontrol dengan 32 pasien dewasa yang akan menjalani operasi strabismus dengan anestesi umum. Pasien akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang mendapat kombinasi laserpunktur dan terapi emetik standar sebagai kelompok perlakuan, sedangkan kelompok yang mendapat kombinasi sham laserpunktur dan terapi emetik standar sebagai kelompok kontrol. Dilakukan follow up gejala PONV di 30 menit, 2 jam, 6 jam dan 12 jam pascabedah. Titik akupunktur yang digunakan PC6 Neiguan dan CV12 Zhongwan . Hasil: Tidak ada kejadian mual pada kelompok perlakuan di 30 menit pasca bedah, 4 (25%) pasien mengalami mual di kelompok kontrol. Kejadian mual juga lebih banyak terjadi pada kelompok kontrol pada 2 jam pascabedah sebanyak 6 pasien (50%) sedangkan pada kelompok perlakuan kejadian mual hanya 1 pasien (6.3%). Tidak ditemukan kejadian muntah pada kedua kelompok. Kesimpulan: Terapi kombinasi laserpunktur dan terapi emetik standar efektif menurunkan kejadian mual pada 2 jam pascabedah.

Introduction: Strabismus surgery is one of the operations that has a high risk of causing postoperative nausea and vomiting (PONV). The use of general anesthetic drugs such as opioids and inhalation agents is thought to increase the incidence of PONV in adults. Laserpuncture is an acupuncture modality and alternative method that plays an important role in conditions such as preventing PONV. Methods: Randomized controlled clinical trial research design with 32 adult patients who will undergo strabismus surgery under general anesthesia. Patients will be divided into 2 groups, namely the group that received a combination of laserpuncture and standard emetic therapy as the treatment group, while the group that received a combination of sham laserpuncture and standard emetic therapy as the control group. Follow-up of PONV symptoms was carried out at 30 minutes, 2 hours, 6 hours and 12 hours after surgery. The acupuncture points used are PC6 Neiguan and CV12 Zhongwan. Results: There was no incidence of nausea in the treatment group at 30 minutes after surgery, 4 (25%) patients experienced nausea in the control group. The incidence of nausea also occurred more frequently in the control group at 2 hours after surgery, as many as 6 patients (50%) while in the treatment group the incidence of nausea was only 1 patient (6.3%). There was no incidence of vomiting in either group. Conclusion: Combination therapy of laserpuncture and standard emetic therapy is effective in reducing the incidence of nausea at 2 hours after surgery. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Farlina
"Mual muntah merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan anak dengan kanker
dalam menjalani kemoterapi. Gejala mual muntah timbul akibat efeksamping
kemoterapi. Karya Ilmiah akhir ini bertujuan memberikan gambaran praktek spesialis
dalam mengaplikasikan model konservasi Levine pada asuhan keperawatan anak kanker
yang menjalani kemoterapi. Model konservasi Levine menggunakan prinsip konservasi
dalam penerapannya meliputi konservasi energi, integritas struktural, integritas personal
dan integritas sosial. Aplikasi model konservasi Levine tertuang dalam lima kasus
terpilih dengan masalah keperawatan adalah mual, defisit nutrisi, risiko defisit nutrisi
hipertermia, gangguan mobilitas fisik, gangguan citra tubuh, perfusi perifer tidak
efektif, risiko infeksi, risiko perdarahan, dan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Edukasi manajemen mual muntah bebasis pembuktian ilmiah dalam
standar operasional prosedur (SOP) digunakan sebagai salah satu rekomendasi
intervensi keperawatan untuk menurunkan kejadian mual muntah anak dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi. Karya ilmiah ini merekomendasikan teori model
konservasi Levine dapat diaplikasikan pada asuhan keperawatan pada anak dengan
kanker yang menjalani kemoterapi.

Nausea and vomiting is most common symtoms in children with cancer undergoing of
chemotherapy. Nausea and vomiting is a symptom on side effect of chemotherapy. The
aim of this final assignment was to provide an overview of nurses specialist practice by
applying Levine conservation model in nursing care of children with cancer who are
experiencing nutrition problems.The Levine conservation model used four principles to
applied in nursing care, including energy conservation, structural integrity, personal
integrity, and social integrity. The Levine Conservation Model was applied in five
selected cases with the nursing problems found was nausea, nutrition deficit, nutrition
deficit risk, hyperthermia, physical mobility disorders, body image disorders, risk of
infection, ineffective peripheral perfusion, risk of bleeding, and growth and development
delay disorder. The management education of nausea vomiting is evidence based
practice through Operational Standard Procedure Analysis (SOP) to used as a
recommendation of nursing intervention to decrease the incidence of nausea vomiting in
children’s nutrition needs. This final assignment recommended that Levine
Conservation model theory can be applied to nursing care in children with cancer
undergoing of chemotherapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiliam Tedja
"Mual muntah pasca kemoterapi merupakan keluhan yang sering timbul pada pasien yang menjalani kemoterapi, hal ini sering menyebabkan turunnya kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi dengan terapi konvensional. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk melihat peran akupunktur dengan menggunakan press needle dalam mengurangi mual muntah pasca kemoterapi dan memperbaiki kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol melibatkan 62 subjek kanker payudara yang menjalani kemoterapi intravena yang dibagi secara acak menjadi kelompok press needle dan medikamentosa (n=31), serta kelompok press needle sham dan medikamentosa (n=31). Tindakan akupunktur akan dilakukan 1 minggu sebelum kemoterapi dan pada hari kemoterapi sebelum obat kemoterapi diberikan. Penilaian yang digunakan adalah MAT untuk mual muntah dan FACT-G untuk kualitas hidup. Penilaian FACT-G dilakukan 1 minggu sebelum kemoterapi dan 1 minggu setelah kemoterapi. Penilaian MAT dilakukan pada hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7 setelah kemoterapi. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadinya mual muntah pada hari ke-4 pada kelompok press needle lebih baik dibandingkan dengan kelompok press needle sham yang secara statistik bermakna dengan OR untuk muntah = 2,968(CI95%: 1,039-8,479) dan OR untuk mual = 10,435 (CI95%: 1,217-89,461). Pada kelompok press needle terjadi peningkatan kualitas hidup yang bermakna (p < 0,001), sedangkan pada kelompok press needle sham terjadi penurunan kualitas hidup yang bermakna (p = 0,001).

Nausea vomiting post-chemotherapy is a frequent complaint in patients undergoing chemotherapy, this often leads to a decline in the quality of life of cancer patients undergoing chemotherapy with conventional therapy. The purpose of this study was to see the role of acupuncture by using press needle in reducing post-chemotherapy nausea vomiting and improving the quality of life of cancer patients undergoing chemotherapy. A single blinded, randomized clinical trial involving 62 breast cancer subjects who underwent intravenous chemotherapy were randomly assigned to the press needle and medicinal group (n=31), as well as the press needle sham and medicament groups (n=31). Acupuncture action will be done 1 week before chemotherapy and on the day of chemotherapy before chemotherapy drugs are given. Assessment used is MAT for nausea vomiting and FACT-G for quality of life. FACT-G assessment was performed 1 week before chemotherapy and 1 week after chemotherapy. MAT assessment performed on day 1, day 4 and day 7 after chemotherapy. The results showed no occurrence of nausea of ??vomiting on day 4 in the press needle group better than the press needle sham group which was statistically significant with OR for vomiting = 2.968(CI95:1.039-8.479) and OR for nausea = 10,435 (CI95:1,217-89,461). In the press needle group there was a significant improvement in quality of life p (p<0.001>, whereas in the press needle sham group there was a significant decrease in the quality of life (p=0.001>."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>