Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Esty Widiartini
"Penyusunan Rencana Strategis bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilingkungan Kementrian Kesehatan merupakan salah satu langkah pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dengan adanya Renstra diharapkan UPT dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dalam rangka mewujudkan good governance. Tujuan penelitian adalah memberi masukan tentang kesesuaian dan kesenjangan antara Perencanaan Strategis RSAB Harapan Kita dengan Renstra Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010-2014 melalui analisis yang mendalam terhadap Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan StrategiRSAB Harapan Kita terhadap Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kementrian Kesehatan denganmetodekualitatifmelaluistudikepustakaan, telaahdokumen danwawancara mendalam dengan para informan.
Hasil penelitian : Visi RSAB Harapan Kita sejalan dengan Visi Kementrian Kesehatan namun belum memberikan gambaran sebagai rumah sakit pendidikan. Misi sejalan dengan Misi kementrian kesehatan, perlu dipertajam dengan mencantumkan program unggulan yang akan membuat RSAB Harapan Kita menjadi Rumah Sakit terkemuka. Tujuan RSAB Harapan Kita sejalan dengan Tujuan Kementrian Kesehatan, perlu dipertajam juga dengan program unggulan yang akan dikembangkan. Sasaran belum menggambarkan kondisi yang akan dicapai namun merupakan kegiatan yang dilakukan. Strategi RSAB Harapan Kita belum diuraikan secara jelas sehingga program dan kebijakan yang ditetapkan tidak mengacu pada strategi tertentu sesuai posisi RSAB Harapan Kita pada diagram SWOT. Dari 23 Program RSAB Harapan Kita, sebagian sudah sejalan dengan program Kementrian Kesehatan dan sebagian program kementrian Kesehatan belum terakomodir meskipun dalam implementasinya sudah dilaksanakan. Indikator kinerja yang dibuat belum dapat memberikan gambaran terhadap kinerja Harapan Kita yang sebenarnya.
Saran untuk manajemen agar melakukan penyempurnaan Renstra terutama pada perumusan strategi perlu dibuat dengan perumusan strategi yang rinci dan jelas agar program yang ditetapkan dapat lebih operasional dan memiliki indikator kinerja yang dapat diukur. Manajemen mulai mempersiapkan rancangan renstra untuk periode selanjutnya dengan merujuk kepada renstra Kementrian Kesehatan dan peraturan yang berlaku terkait penyusunan renstra.

Preparation of the Strategic Planning for the Technical Implementation Unit (UPT) within the Ministry of Health is one step in the implementation of the Government Performance Accountability System (SAKIP). The Strategic Planning of the UPT is expected to performa the duties properly in order to achieve good governance. The research objective is to provide input about the suitability and the gap between the Strategic Planning of RSAB Harapan Kita to theMinistry of Health's Strategic Planning in 2010-2014 through a deep analysis of the Vision, Mission, Goals, Objectives and Strategies RSAB Harapan Kita to Vision, Mission, Goals, Objectives and Strategy of The Ministry of Health with qualitative methods through literature study, document review and in-depth interviews with informants.
The results: Vision RSAB Harapan Kita in line with the vision of the Ministry of Health but has yet to provide an overview of the teaching hospital. The mission is in line with the mission of the ministry of health, need to be sharpened by including the flagship program that will make RSAB Harapan Kita Hospital became prominent. RSAB Harapan Kita?s objectives in line with the purpose of the Ministry of Health, also need to be sharpened with a flagship program that will be developed. Not describe the condition of the target to be achieved but is an activity undertaken. The strategy of RSAB Harapan Kita has not been spelled out clearly so that the programs and policies set does not refer to a particular strategy according to the position at the RSAB Harapan Kita SWOT diagram. Of the 23 programs RSAB Harapan Kita, partly in line with the Health Ministry program and most programs have not been accommodated despite the Health Ministry in its implementation have been conducted. Performance indicators made yet to provide an overview of the actual performance of the RSABHarapan Kita.
Suggestions:for management to improve strategic planning, especially in the formulation of the strategy to be made with a detailed strategy formulation and clear so that the program can be operationally defined and have measurable performance indicators. Management began preparing a draft strategic plan for the next period with reference to the Ministry of Health strategic plan and regulations related strategic planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolita Satya Gitya Utami
"Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Periode Bulan Maret-April Tahun 2016. Kegiatan PKPA ini bertujuan agar mahasiswa calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi khususnya dan pelayanan kesehatan umumnya, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Rumah Sakit, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan- kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian di Rumah Sakit. Tugas khusus yang diberikan berjudul Evaluasi Interaksi Obat Batuk Racikan pada Resep di Depo Farmasi 2 (IGD) Instalasi Farmasi Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Bulan Maret 2016. Tujuan dilaksanakan tugas khusus ini yaitu untuk mengetahui gambaran interaksi obat batuk racikan yang dapat terjadi pada pasien di depo farmasi Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.

Pharmacist's internship was conducted at RSAB Harapan Kita Period March- April 2016. The purpose of internship gives prospective as pharmacist to apply the role, duties, and responsibilities in hospitals in accordance with the provisions of the pharmaceutical service and ethics in particular and health care generally, have the insight, knowledge, skills, and practical experience to do clinical pharmacy in the hospital, have an idea about the real problems of clinical pharmacy practices as well as learn the strategies and activities that can be done in the framework of the development of clinical pharmacy at the hospital. The specific tasks given titled Evaluation of Drug Interactions in the Emergency Department Depo Pharmacy 2 of RSAB Harapan Kita for March 2016. The purpose of this particular task that is carried out to know the description of the interaction of the compunding cough medicine may occur in patients on Emergency Department of RSAB Harapan Kita."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Mega Puspita
"Praktek kerja profesi apoteker di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan kita bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian di rumah sakit. Sedangkan tugas khusus yang berjudul "Analisa Kesesuaian Penyimpanan Obat Sesuai Prosedur di Depo Farmasi Rawat Inap Instalasi Farmasi Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita" bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penyimpanan obat sesuai prosedur di Depo Farmasi Rawat Inap Instalasi Farmasi Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.

Pharmacists professional practice at RSAB Harapan Kita aims to understand the main duties, functions and role of pharmacists pharmacy manager (APA) in pharmacies and to provide an opportunity for prospective pharmacists to adapt directly to the actual working environment of pharmacy in hospital. Given special assignments titled "Analysis of Drug Storage Compliance Procedures in accordance Depo Pharmacy Installation Anak dan Bunda Harapan Kita Hospital". The purpose of this special task is to determine the suitability of medicines storage according to the procedure in Depo Pharmacy Installation Anak dan Bunda Harapan Kita Hospital."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Puji Lestari
"Di industri rumah sakit, permintaan akan jasa pelayanan rumah sakit di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan makin berkembang di masa datang seiring dengan makin meningkatnya jumlah penduduk, makin tingginya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan yang baik. Prospek industri rumah sakit di Indonesia akan makin baik jika ditunjang oleh stabilitas ekonomi makro dan kondisi sosial politik yang terkendali.
Untuk dapat terus bersaing, tiap rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kualitas mereka, yang dinilai dari sumber daya manusia yang profesional, fasilitas dan prasarana yang memadai, serta peralatan medis dan pelayanan yang berkualitas. Untuk itu rumah sakit harus selalu mengukur kinerjanya dalam rangka pencapaian visi dan misi mereka.
Konsep pengukuran kinerja selama ini hanya berfokus pada ukuran keuangan dan kurang memperhatikan aspek-aspek eksternal organisasi seperti tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, dan sebagainya sehingga perusahaan yang hanya berorientasi pada profit tidak dijamin keberadaannya dalam persaingan global yang hypercompetitive. Bagaimanapun juga, berfokus hanya pada ukuran keuangan dapat mengaburkan tanda-tanda yang berkaitan dengan peningkatan lanjutan dan aktivitas inovasi.
Gagasan untuk menyeimbangkan pengukuran kinerja berdasarkan aspek keuangan dan non-keuangan tersebut melahirkan konsep Balanced Scorecard (BSC). Melalui BSC, para manajer perusahaan dapat mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan masa depan, mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja di masa depan, dan menilai apa yang telah dibina dalam intangible asset (Mirza, 1997: 14).
RSAB Harapan Kita, sebagai salah satu bentuk rumah sakit khusus, juga menghadapi persaingan yang makin ketat, di mana untuk dapat terus bertahan RSAB Harapan Kita juga dituntut untuk dapat meningkatkan kualitasnya yang harus dapat diukur dengan pengukuran kinerja yang dikaitkan dengan visi dan misi RSAB Harapan Kita.
Penyusunan BSC pada RSAB Harapan Kita masih sederhana dan terdapat banyak kekurangan karena pemahaman tentang konsep ini masih relatif baru. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap proses penyusunan dan penerapannya serta memberi masukan bagaimana penyusunan BSC yang seharusnya.
Ruang lingkup penelitian dalam karya akhir ini dibatasi hanya pada BSC level corporate dan level bagian yaitu Bagian Rawat Inap Ibu RSAB Harapan Kita sehingga nantinya akan terlihat apakah BSC untuk level corporate telah ditranslasikan secara baik untuk level bagian dan apakah BSC yang disusun di level bagian bisa menjadi umpan balik untuk level corporate atau mendukung pencapaian BSC level corporate.
Penelitian dalam karya akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi proses penyusunan dan penerapan BSC pada RSAB Harapan Kita, menilai proses yang telah dilakukan RSAB Harapan Kita dalam mengimplementasikan konsep BSC apakah telah sesuai dengan teori yang ada, serta merekomendasikan tindakan yang perlu dilakukan agar proses penyusunan dan penerapan BSC memberikan manfaat yang optimal bagi RSAB Harapan Kita.
Jenis penelitian dalam karya akhir ini adalah deskriptif eksploratif dengan pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan karya akhir ini menggunakan dua metode penelitian, yaitu pertama, penelitian lapangan yang dilakukan dalam dua bentuk, yaitu observasi dan wawancara, dan kedua, studi kepustakaan.
Dari pembahasan daiam bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. RSAB Harapan Kita pada saat ini merupakan rumah sakit dengan sifat kegiatan sosial, profesional, dan profit, yang berada dalam tahap pertumbuhan (growth) dalam siklus hidupnya. Hal ini tergambar dalam salah satu tujuan perusahaan yaitu pertumbuhan pendapatan.
2. Belum terdapat strategi yang mendukung tema strategi "meningkatkan nilai pelanggan", dalam proses bisnis internal RSAB Harapan Kita, padahal salah satu misi yang ingin dicapai RSAB Harapan Kita adalah memberikan pelayanan Ibu dan Anak yang bertaraf internasional, di mana dari penjelasan visinya tampak bahwa yang dimaksud bertaraf internasional adalah mempunyai kualitas pelayanan medis dan manajemen yang berorientasi pada pelanggan sesuai standar internasional.
3. Proses penyusunan BSC di RSAB Harapan Kita adalah terbalik dan belum sepenuhnya mengikuti prosedur/langkah-langkah penyusunan BSC. Ini menggambarkan bahwa di RSAB Harapan Kita masih terdapat gap antara konsep BSC dari sudut pandang RSAB Harapan Kita dengan teori yang ada, atau dengan kata lain, pemahaman atas konsep BSC oleh RSAB Harapan Kita masih kurang memadai.
4. Penerapan BSC di RSAB Harapan Kita masih secara "me too" (perusahaan kami juga sudah menerapkan BSC). Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukan BSC yang sesuai dengan teori yang ada, baik di level corporate maupun di level bagian (dalam karya akhir ini Bagian Rawat Inap Ibu), dalam artian tidak ada strategy map, ukuran-ukuran, serta initiatives strategy tetapi hanya sebatas penggunaan empat perspektif dalam BSC saja, dengan tolok ukur kinerja yang hanya menggunakan tolok ukur kinerja berdasarkan Indikator Kinerja BUMN (Departemen Kesehatan).
5. Penentuan objectives dalam rangka pembuatan BSC di Bagian Rawat Inap Ibu RSAB Harapan Kita masih banyak yang tidak tepat.
6. Proses komunikasi BSC di RSAB Harapan Kita belum dapat terlaksana seeara optimal karena pemahaman tentang konsep BSC itu sendiri masih kurang memadai.
7. Sistem kompensasi yang berlaku di RSAB Harapan Kita telah disusun yaitu pemberian insentif atau kompensasi berdasarkan peran dan kontribusi SDM namun dalam penerapannya insentif diberikan berdasarkan indeks kehadiran. Dengan kata lain, RSAB Harapan Kita belum menghubungkan sistem kompensasi langsung dengan BSC karena memang tolok ukur untuk BSC tersebut belum ada.
8. Selama ini proses feedback and learning yang dilakukan melalui pertemuan rutin telah memfokuskan pada implementasi perencanaan strategis.
9. BSC di RSAB Harapan Kita belum efektif karena belum ada standar ukuran kinerja. Dan pelaksanaannya mendapat kendala berupa budaya kerja yaitu budaya kerja pegawai negeri (PNS) yang merupakan budaya birokrat, di mana bawahan sangat tergantung dari atasannya, padahal di tingkat manajemen sendiri masih kecil keinginan untuk melaksanakan BSC.
Dalam karya akhir ini, penulis mengalami keterbatasan dalam memperoleh informasi langsung dari Direksi sehingga data dan informasi hanya diperoleh dari Kepala Komite Pengkajian dan Pengembangan (untuk level corporate) dan Kepala Bagian Rawat Inap lbu (untuk level bagian) RSAB Harapan Kita.
Kemudian Penulis menyarankan:
1. Dilakukan edukasi tentang konsep BSC. Proses edukasi ini dapat dilakukan melalui pelatihan dan seminar tentang konsep BSC, membaca buku yang berkaitan dengan konsep BSC dan perkembangannya,mengikuti berita di berbagai media massa, atau meminta jasa konsultan (baik dari perusahaan konsultan maupun dari lembaga-lembaga pendidikan bisnis) sehingga anggota organisasi khususnya manajemen lebih memahami konsep dan kegunaan BSC dan pada akhirnya dapat mengkomunikasikan BSC kepada para karyawan di bawahnya
2. Karena strategy im'p dan ukuran BSC RSAB Harapan Kita ternyata belum ada, penulis menyarankan RSAB Harapan Kita untuk menggunakan strategy map dan ukuran BSC yang telah penulis buat. Untuk ukuran yang diusulkan, merupakan pelengkap dari indikator kinerja BUMN yang telah ada.
3. Agar dapat tercapai sistem kompensasi yang terkait dengan BSC maka penulis menyarankan agar sistem kompensasi yang akan diberlakukan di RSAB Harapan Kita harus lebih menekankan pada pencapaian kinerja tim. Hal ini ditujukan untuk lebih meningkatkan semangat bekerja sama antar profesi dan unit kerja, di mana untuk suatu organisasi rumah sakit hal ini sangat dibutuhkan.
4. Agar dapat membangun Strategy-Focused Organization maka disarankan eksekutif RSAB Harapan Kita untuk memimpin dalam hal-hal berikut ini: menciptakan iklim perubahan di perusahaan yang mendukung pendayagunaan para karyawan, visi untuk menuju terjadinya perubahan, dan proses tata kelola (governance) yang mendorong komunikasi, diskusi interaktif, dan pembelajaran strategi.
5. Bagian Rawat Inap ibu dalam menentukan misinya, walaupun telah selaras dengan misi operasional RSAB Harapan Kita, harus menambahkan satu misi operasional lagi yang berkaitan dengan perspektif keuangan yaitu "memperoleh pertumbuhan pendapatan melalui perluasan pelayanan rawat map ibu dan efisiensi serta efektifitas biaya".
6. Bagian Rawat Inap Ibu yang berada di bawah direktorat pelayanan, di mana direktorat telah ditetapkan sebagai pusat pendapatan (revenue center) namun dalam pernyataan tujuan, target, dan sasaran terlihat bahwa bagian ini juga dituntut untuk melakukan efisiensi dan efektifitas biaya dalam rangka menurunkan biaya maka menurut penulis akan lebih tepat jika bagian ini ditetapkan sebagai profit center.
7. Agar dapat mengimplementasikan strateginya maka RSAB Harapan Kita tidak hanya sekedar menerapkan BSC tetapi juga harus menerapkan levers of control
8. Untuk tujuan pengembangan ilmu, disarankan dilakukan penelitian lebih jauh tentang penerapan levels of control di RSAB Harapan Kita."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charinna Agus Prabawati
"Praktek kerja profesi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta Barat dilaksanakan selama dua bulan dimulai dari bulan September 2016 hingga Oktober 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon Apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan ketentuan perundang - undangan dan etika farmasi yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, sedangkan pelayanan farmasi klinis yang belum dilakukan adalah konseling, pemantauan terapi obat PTO , monitoring efek samping obat MESO , evaluasi penggunaan obat EPO dan pemantauan kadar obat dalam darah PKOD.

Internship at Anak dan Bunda Harapan Kita Hospital was held two months started at September 2016 until October 2016. This internship was intended to make Apothecary student understand roles and responsilibities of Pharmacist in hospital understand managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in Anak dan Bunda Harapan Kita Hospital are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 58 Year 2014 about Standarization of Pharmaceutical Care in Hospital. Clinical pharmacy activities in Anak dan Bunda Harapan Kita Hospital that are not done are counseling, therapeutic drug monitoring, monitoring of drug side effects, drug use evaluation and monitoring of drug levels in blood."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosi Rahmidi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26803
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrotu Ainy
"Skripsi ini membahas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Barang di Gudang Sentral Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan sistem. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur dari input dan proses dalam sistem logistik di RSAB Harapan Kita mempengaruhi output berupa ketersediaan barang di gudang sentral. Unsur-unsur dari input yang memiliki permasalahan paling dominan adalah SDM dan fasilitas penyimpanan. Sedangkan, unsur-unsur dari proses yang memiliki permasalahan paling dominan adalah perencanaan dan penetapan kebutuhan serta pengendalian. Hal tersebut menyebabkan terjadinya permasalahan pada output yaitu berupa kekosongan dan penumpukan barang di gudang sentral. Oleh karena itu, diperlukan suatu perbaikan hingga perubahan pada setiap unsur dari masing-masing level.

The focus of this study is Analysis of factors affecting the availability of goods in central warehouse at Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita 2012. This research is qualitative research and use system aproach. The result of this research shows that elements of input and process in logistic system at RSAB Harapan Kita affect output in the form of availability of goods in central warehouse. Elements of input that have the most dominant issue are from human resources and storage facilities. Meanwhile, elements of process that have the most dominant issues are from planning, determining needs, and controlling. This causes problems of stockout and overstock in central warehouse. Therefore, they need an improvement to the change at each element from each level in logistic system at RSAB Harapan Kita."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Anindita Vidyatami
"ABSTRAK
Salah satu penyebab cakupan ASI ekslusif di Indonesia yang masih rendah ialah kurangnya pengetahuan ibu mengenai menyusui ASI secara ekslusif. Oleh karena itu dibutuhkan edukasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan ibu menyusui sebagai program promotif untuk keberhasilan menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kebutuhan belajar ibu menyusui di RSAB Harapan Kita. Desain penelitian yang digunakan ialah desain deskriptif sederhana dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 106 ibu post partum yang menyusui di RSAB Harapan Kita yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner modifikasi tentang kebutuhan belajar ibu menyusui. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan belajar ibu menyusui terutama mengenai ASI ekslusif, cara meningkatkan produksi ASI, nutrisi ibu menyusui, Inisiasi Menyusui Dini, dan manfaat ASI. Direkomendasikan agar perawat mengkaji kebutuhan belajar ibu menyusui terlebih dahulu agar mendapatkan hasil belajar yang optimal.

ABSTRACT
The low coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia is caused by the lack of knowledge about exclusive breastfeeding. Therefore health education that fits the needs of breastfeeding mothers as successful breastfeeding promotion program is needed. This research’s purpose was to provide an overview of the learning needs of breastfeeding mothers in RSAB Harapan Kita. This research’s design was simple descriptive design with cross sectional approach. The samples included 106 breastfeeding mother were selected with consecutive sampling method. Data were collected by a modified questionnaire about the learning needs of breastfeeding mothers. The results showed the learning needs of breastfeeding mothers, namely exclusive breastfeeding, the way how to increase breastmilk production, the nutrition of breastfeeding mothers, early initiation of breastfeeding, and the benefits of breastfeeding. It is recommended that nurses assess the learning needs of breastfeeding mothers in order to obtain the optimal learning results.
"
2015
S61192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Ari Setiawan
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSAB Harapan Kita bertujuan untuk memahami tugas dan fungsi apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang meliputi kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Tugas khusus yang diberikan berjudul evaluasi kepatuhan pengisian kolom VHARKPT di Depo Farmasi I RSAB Harapan Kita. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi kepatuhan petugas di Depo Farmasi I RSAB harapan kita dalam mengisi kolom VHARKPT.

Apothecary profession internship at RSAB Harapan Kita aims to understand the duties and roles of pharmacistin Hospital Pharmacy which includes the management of pharmaceuticals and medical equipment and clinical pharmacy services. The specific task that was given is evaluation of compliance VHARKPT column writing at RSAB Harapan Kita. The purpose of this specific task is to investigate and evaluate the compliance officer in "Pharmaceutical Depo I RSAB" in filling the column VHARKPT."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Triasih
"Skripsi ini membahas tentang adanya tren penurunan jumlah kunjungan pasien rawat inap yang menunjukkan indikasi rendahnya tingkat loyalitas pasien di Instalasi Rawat Inap RSAB Harapan Kita, dimana pasien mungkin beralih pada rumah sakit lain atau mungkin tidak kembali melakukan kunjungan karena merasa tidak puas karena layanan yang diberikan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan variabel independen yaitu kualitas pelayanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy) dengan variabel dependen yaitu loyalitas pasien di Instalasi Rawat Inap RSAB Harapan Kita tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel 106 responden yang merupakan pasien baru ataupun pasien lama. Untuk menguji analisis univariat digunakan analisis distribusi frekuensi, sedangkan untuk menguji analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat.
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien karena p value < α (α = 0,05). Didapatkan nilai p value untuk masing-masing dimensi kualitas pelayanan; yaitu tangibles (p value = 0,001), reliability (p value = 0,023), responsiveness (p value = 0,006), assurance (p value = 0,002) dan empathy (p value = 0,033). Begitu juga dengan hubungan kepuasan pasien dengan loyalitas pasien menunjukkan adanya hubungan yang signifikan yaitu p value = 0,001.

This thesis discusses the trend of decline in the number of patient visits that show indications of low levels of patient loyalty Installation Inpatient RSAB Harapan Kita, where the patient may be switched to another hospital or may not return to visit because it was not satisfied by the services provided.
The purpose of this study to determine the relationship of independent variables of service quality (tangibles, reliability, responsiveness, assurance and empathy) with the dependent variable in patient loyalty Installation Inpatient RSAB Harapan Kita in 2012. This study used a cross-sectional study design, the sample size is 106 respondents were new patients or patients longer. To test for univariate analysis of frequency distribution analysis was used, while to test bivariate analysis using quadratic kai test.
The analysis showed no significant relationship between service quality and loyalty of patients as p value < α (α = 0.05). Obtained p value for each dimension of service quality, that is tangibles (p value = 0.001), reliability (p value = 0.023), responsiveness (p value = 0.006), assurance (p value = 0.002) and empathy (p value = 0.033). So is the relationship of patient satisfaction with the loyalty of the patients showed a significant relationship ie, p value = 0.001.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>