Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Subekti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kreativitas karyawan terhadap kesiapan karyawan untuk berubah di PT. X. Tipe penelitian action research dengan responden sebanyak 71 karyawan. Alat ukur adalah Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) dan Skala Sikap Kreatif (Munandar, 1977). Hasil perhitungan uji regresi memperoleh hasil R2=0,108 (p<0,05) yang berarti kreativitas karyawan mempengaruhi kesiapan karyawan untuk berubah sebesar 10,8%. Intervensi Pelatihan Pemecahan Masalah secara Kreatif dirancang untuk meningkatkan kreativitas karyawan dan kesiapan karyawan untuk berubah.
Hasil perhitungan efek intervensi menunjukkan signifikansi perbedaan pre-test dan post-test kreativitas karyawan dan kesiapan karyawan untuk berubah dengan uji t-test; diperoleh nilai t untuk kreativitas karyawan sebesar -4,899 (p<0,05) dan kesiapan karyawan untuk berubah sebesar -1,394 (p>0,05). Hal ini berarti terdapat peningkatan skor kreativitas karyawan secara signifikan namun tidak terjadi peningkatan skor kesiapan karyawan untuk berubah secara signifikan setelah diberikan intervensi Pelatihan Pemecahan Masalah secara Kreatif. Dengan demikian Pelatihan Pemecahan Masalah secara Kreatif mampu meningkatkan kreativitas karyawan, namun belum mampu meningkatkan kesiapan karyawan untuk berubah di PT.X.

This study aims to determine the effect of employee creativity to the employee readiness for change at X Company. The type of this study is action research study by the number of study participants as many as 71 employees. Measuring instrument used is a measure of Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) and Creative Attitude Scale (Munandar, 1977). The results of calculations using regression showed R2 = 0.108 (p <0.05), which means employee creativity affects the employee readiness for change at 10.8%. Therefore, the interventions made in the study was designed to increase employee creativity and employee readiness for change. The intervention is a ?creative problem solving? training. Intervention effects were measured by comparing the pre-test and post-test measurements of employee creativity and employee readiness for change.
The results of tests of significance differences in the calculation of pretest and post-test employee creativity and employee readiness for change using a t-test. The t-test values obtained for employee creativity is -4.899 (p< 0.05) and the value of t for employee readiness for change is - 1.394 (p >0.05). This means there is an increase in employee creativity scores were significantly but there was no increase to employee readiness for change scores significantly after the intervention given. The results of this analysis indicate that a given intervention can improve employee creativity, but have not been able to increase the employee readiness for change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T38243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisya Caterina Fazrin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah intervensi guna mengatasi permasalahan persepsi dukungan organisasi tentang keadilan yang diterima karyawan dalam agenda transformasi organisasi PT IN, untuk meningkatkan kesiapan untuk berubah pada diri karyawan. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dan terisi oleh 127 karyawan. Kuesioner dikembangkan berdasarkan Readiness for Organizational Change Questionnaire (Holt et al., 2007), Three-component Commitment Scale (Allen & Meyer, 1990), dan Survey of Perceived Organizational Support (Rhoades & Eisenberger, 2002). Kuesioner yang telah dimodifikasi, lalu peneliti uji coba dan selanjutnya dianalisis itemnya dan didapatkan 55 item valid.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan persepsi dukungan organisasi. Dibandingkan dengan besarnya nilai Beta dan Sig. milik variabel persepsi dukungan organisasi yang sebesar 0,490 dan 0,000, nilai Beta dan Sig. variabel komitmen organisasi hanya bernilai masing-masing 0,095 dan 0,311. Ditinjau lebih jauh lagi, ditemukan bahwa dimensi yang memiliki nilai rata-rata skor paling rendah dalam variabel persepsi dukungan organisasi adalah dimensi keadilan (fairness).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa karyawan PT IN mempersepsikan perusahaannya masih belum secara adil dan terbuka dalam menginformasikan agenda perubahan yang dijalankan serta kurangnya pelibatan karyawan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan fakta tersebut, maka dirancang program intervensi untuk meningkatkan persepsi dukungan organisasi di diri karyawan PT IN, khususnya dalam hal memperbaiki gap communication yang terjadi antara karyawan dengan manajemen PT IN serta dimungkinkannya mekanisme pelibatan karyawan dalam pengambilan keputusan. Desain intervensi yang direkomendasikan terdiri dari dua program yaitu (1) reorientasi visi, misi, strategi, dan tujuan perusahaan, dan (2) sosialisasi tentang perubahan.

This study aimed to develop an intervention to address the problem of employee’s perceived organizational support about the fairness in organizational transformation agenda at PT IN, to increase employee’s readiness for change. This research was conducted using a quantitative approach through questionnaires on data collection and filled by 127 employees. The questionnaire was developed based on the Readiness for Organizational Change Questionnaire (Holt et al., 2007), Three-component Commitment Scale (Allen & Meyer, 1990), and the Survey of Perceived Organizational Support (Rhoades & Eisenberger, 2002). Item analysis was held on the questionnaire that has been modified, then obtained 55 valid items.
The results showed that organizational commitment had no significant effect compared to the perceived organizational support. Compared with the value of Beta and Sig. belong to perceived organizational support variables which valued 0.490 and 0.000, the value of Beta and Sig. of organizational commitment variables each only worth 0,095 and 0,311.Furthermore, it was found that the dimension which had the lowest means score in the perceived organizational support variable is fairness.
This results showed that employees of PT IN perceived that the organization was not fair and open enough on informing the change message and they were also feeling the lack of employee involvement in decision-making. Based on these facts, the intervention program designed to improve employee’s perceived organizational support, particularly in terms of solving the communication gap between employees and the management of PT IN and to create employee involvement in decisionmaking as well. The intervention designed consist of two programs: (1) reorientation of the vision, mission, strategies, and objectives of the company, and (2) change socialization.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmuddin Somadi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah kualitas kepemimpinan perubahan memengaruhi komitmen afektif untuk perubahan melalui mediator kesiapan karyawan untuk berubah pada Rumah Sakit swasta X yang sedang mengalami perubahan struktur organisasi dan kepemimpinan. Populasi penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Swasta X dengan sampel partisipan sebanyak 212 karyawan. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Change Leadership Scale (Liu, 2010) dengan nilai koefsien alpha sebesar 0.98, Readiness for Organizational Changer Questionnaire (Holt, dkk., 2007) dengan nilai koefsien alpha sebesar 0.92 dan Commitmen to change Inventory (Herscovitch & Meyer, 2002) dengan nilai koefsien alpha sebesar 0.79. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis korelasi pearson dan mediasi Hayes (2018). Hasil penelitian menujukan kesiapan karyawan untuk berubah signifikan sebagai mediator dalam hubungan antara kepemimpinan perubahan dengan komitmen afektif untuk perubahan (b=0.118, SE=0.024, p<0,001, 95% CI [0.07, 0.16]). Penelitian ini dilakukan hanya sampai rancangan program intervensi yaitu reorientasi dan sosialisasi yang dipresentasikan kepada perwakilan Rumah Sakit swasta X, hal ini dikarenakan terjadi perubahan Direksi dan beberapa kebijakan perusahaan membuat program intervensi sulit untuk bisa dilaksanakan saat ini oleh peneliti. Berdasarkan penilaian presentasi rancangan program intervensi, menunjukan perwakilan Rumah Sakit swasta X merasa puas terhadap rancangan program tersebut dan dapat dilaksanakan setelah ditetapkannya kebijkan baru oleh tim manajemen.

This study purpose to see whether the quality of change leadership affects affective commitment to change through a mediator of individual readiness to change at Hospital X which is undergoing changes in organizational structure and leadership. The population of this study were employees of Hospital X with a sample of 212 employees. The measuring instrument used in this research is the Change Leadership Scale (Liu, 2010) with an alpha coefficient of 0.98, the Readiness for Organizational Changer Questionnaire (Holt, et al., 2007) with an alpha coefficient of 0.92 and Commitment to change Inventory (Herscovitch & Meyer, 2002) with an alpha coefficient of 0.79. This study was analyzed using Pearson correlation analysis and Hayes mediation (2018). The results showed that individual readiness to change significantly as a mediator in the relationship between leadership change and affective commitment to change (b=0.118, SE=0.024, p<0.001, 95% CI [0.07, 0.16]). This research was carried out only until the design of the intervention program, namely reorientation and socialization, was presented to representatives of Hospital X, this was due to changes in the Board of Directors and several company policies making intervention programs difficult for researchers to implement at this time. Based on the assessment of the presentation of the intervention program design, it shows that the representatives of Hospital X are satisfied with the program design and can be implemented after the establishment of a new policy by the management team."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Azmi
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh team effectiveness terhadap kesiapan karyawan untuk berubah di PT. X. Tipe penelitian action research dengan responden sebanyak 73 karyawan. Alat ukur adalah adaptasi The Readiness for Change Scale (Hanpacern, 1997) dan Team Effectiveness Lencioni, 2005). Hasil perhitungan uji regresi linear menunjukan nilai R2 = 0,359 (p<0.05) yang berarti teamwork mempengaruhi kesiapan karyawan untuk berubah sebesar 35,9%. Intervensi berupa pelatihan teamwork dirancang untuk meningkatkan teamwork dan kesiapan karyawan untuk berubah.
Hasil perhitungan efek intervensi menunjukan signifikansi perbedaan sebelum dan sesudah intervensi pada teamwork dan kesiapan karyawan untuk berubah dengan Uji T atau T-Test; diperoleh nilai T untuk team effectiveness sebesar -0,968 (p>0,05) dan untuk kesiapan untuk berubah sebesar -1,911 (p>0.05). Hal ini berarti tidak terdapat peningkatan skor secara signifikan pada team effectiveness dan kesiapan untuk berubah setelah diberikan intervensi berupa pelatihan teamwork. Dengan demikian, pelatihan teamwork belum mampu meningkatkan team effectiveness dan kesiapan karyawan untuk berubah pada peserta pelatihan.

This research aims to determine the effect of team efeectiveness to the employeee readiness for change. The design of this study is action research study by number of study participants as many as 73 employees. Measuring instruments used is a measure of adaptation The Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) and Team Effectivenss (Lencioni, 2005). The result of calculations using linear regression showed R2=0,359 (p<0.05), which means team effectiveness affects individual readiness for change at 35,9%. Therefore, the intervention made in the study was design to increase team effectiveness training and individual readiness for change. The intervention team work training. Intervention effects was measured by comparing the pre-test and post-test measurements.
The result of test of significance differences in the calculation of pre-test and post-test team effectiveness and employee readiness for change using a T-Test. The T value obtained for team effectiveness is -0,968 (p>0,05) and the value of employee readiness for change is -1,911 (p>0,05). This means there is no significantly scores increased in team effectiveness and employee readiness for change after the intervention. The result of this analysis indicate that a given intervention teamwork training can not improve team effectiveness and employee readiness for change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri
"Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki transfer of training di PT X dengan melihat faktor apa yang menyebabkan tidak terjadinya transfer of training. Penelitian dilakukan kepada 51 karyawan operasional yang telah mengikuti pelatihan dengan menggunakan metode kuantitatif. Alat ukur transfer of training, faktor peserta pelatihan dan faktor lingkungan kerja mengacu pada teori Broad dan Newstrom (1992). Dengan menggunakan analisis regresi, hasil penelitian menunjukkan faktor peserta pelatihan dan faktor lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap transfer of training, yaitu 17,3% faktor peserta pelatihan dan 82,4% faktor lingkungan kerja. dengan demikian, faktor lingkungan kerja memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap transfer of training. Dari faktor lingkungan kerja, dimensi dukungan atasan memiliki pengaruh yang paling signifikan dan memiliki mean paling kecil yang menyebabkan tidak terjadinya transfer of training di PT X.. Berdasarkan hal tersebut maka dirancang program intervensi untuk memperbaiki transfer of training yaitu meningkatkan dukungan atasan melalui coaching.

This study aims to improve transfer of training in PT X by looking at what factors cause the transfer of training. The study was conducted at 51 operational employees have been trained using quantitative methods. Measuring instrument of transfer of training, trainees factors and environmental factors work refers to the theory of Broad and Newstrom (1992). By using regression analysis, the results showed factor trainee and work environment factors have a significant influence on the transfer of training, 17.3% for trainee factor and 82.4% work environment factors. Thus, work environment factors have a greater influence on the transfer of training. On work environment factors, the dimensions of supervisor support had the most significant effect and has the smallest mean that lead no transfer of training in PT X.. Based on these conditions, an intervention program designed to improve transfer of training is to increase supervisor support through coaching."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Kristianto
"Tesis ini membahas tentang pengaruh keterikatan karyawan terhadap knowledge transfer sebagai faktor identifikasi dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif dan kualitatif dengan mengembangkan prinsip-prinsip knowledge management dalam penyusunan program pengembangan intervensi di PT. GYI.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang positif antara variabel penelitian dengan hasil kategorisasi responden dari kowledge transfer berada pada kategori sedang dan hasil uji konstruk yang dihasilkan menunjukan knowledge codification dengan nilai rata-rata terendah.
Bentuk rekomendasi yang diusulkan adalah perubahan struktur organisasi guna memfasilitasi komunikasi horizontal yang dibantu dengan KM-Tools PDCA (Plan Do Check Action) dalam meningkatkan knowledge transfer dan knowledge codification di divisi manufaktur PT. GYI guna meningkatkan kinerjanya dengan berfokus pada intervensi Human Resources Management Practice.

This thesis focused on the influence of employee engagement on knowledge transfer as the identification factor of this research. Quantitative and qualitative study used to develop intervension program at PT. GYI with knowledge management principles.
Result of this research showed a positive relationship between variables with the categorization of the respondents on knowledge transfer in medium rate and constructs analysis shown knowledge codification in the lowest mean.
Proposed recommendations is change in organization structure to facilitate horizontal communication and using KM-Tools PDCA (Plan Do Check Action) method to improve knowledge transfer and knowledge codification in manufacturing division PT. GYI to improve it's performance by focusing on interventions in Human Resources Management Practice.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30920
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Vitriyanto
"Permasalahan tenaga sekuriti CSI yang dikeluhkan oleh pengguna/pelanggan karena lemahnya kompetensi, sikap dan perilaku di dalam kinerja di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, mengetahui dan menganalisis pola pelatihan tenaga sekuriti CSI di tinjau dari perspektif pola rekrutmen dan seleksi calon sekuriti CSI, gambaran kurikulum pelatihan CSI, gambaran metode pelatihan, gambaran tentang instruktur CSI, gambaran sertifikasi tenaga sekuriti CSI, dan gambaran kompetensi tenaga sekuriti CSI, mengkaji persepsi pengguna/pelanggan terhadap tenaga sekuriti CSI serta mekanisme kerja antara Polri dan perusahaan jasa sekuriti CSI.
Lokasi penelitian pada penyusunan tesis ini adalah perusahaan jasa pengamanan PT. Cakra Satya Internusa (CSI) yang beralamat di Kompleks City Square Jl. Peta Selatan Blok A No. 20-21 Kalideres, Tangerang, lokasi pelanggan/perusahaan yang menggunakan jasa CSI, lokasi pelatihan sekuriti CSI yaitu di Komplek Mahkota Mas Blok E No.24 Cikokol Tangerang, Direktorat Binmas Polda Metro Jaya, dan Subdit Binmas Baharkam Polri.
Penelitian tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory), dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi. Informasi diperoleh melalui observasi secara berpartisipasi, wawancara mendalam dan metoda lain yang menghasilkan data deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang diteliti, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktifitas, terhadap satu atau lebih orang. Peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa singkatnya masa pelatihan (New Comer Class/NCC); dan masih rendahnya muatan pelajaran kompetensi, sikap dan perilaku yang diberikan, menimbulkan kompetensi/kemampuan Satpam yang dihasilkan tidak sesuai dengan ekspektasi/harapan. Hal ini yang menyebabkan tidak terbentuknya kompetensi tenaga sekuriti CSI terutama pembentukan kompetensi keras (hard competency) sekuriti di lapangan dan akan berefek menimbulkan keluhan-keluhan pelanggan/customer yang berkelanjutan.

Several problems related to security personnel recruited by P.T. Cakra Satya Internusa (CSI) complained by its users or customers are, in fact, caused by the lack of competence, attitudes and behaviors of their performance on the field. The thesis aims at assessing, identifying and analyzing the patterns of trainings given to CSI security personnel observed from the perspective of the CSI patterns of recruitment and selection of candidates for security personnel, the CSI training curriculum overview, the description of methods of training, the overview of CSI instructors, the overview of certification of CSI security personnel, the overview of the competence of CSI security personnel, the perceptions of CSI users or customers on CSI security personnel and the working mechanisms between the Indonesian National Police (Polri) and CSI.
The research of the thesis is held in some places, such as at the office of P.T. CSI at Jalan Peta Selatan Blok A No. 20-21, Kalideres, Tangerang, West Jakarta. The research is also held in the locations of housing or office which use the security services of CSI, for example the Kompleks Mahkota Emas Blok E No,24, Cikokol, Tangerang, Partnership Directorate of Jakarta Metropolitan Police Region and Sub-directorate of Partnership of the Board of Security Maintenance (Baharkam) of Indonesian National Police.
The thesis employs the methode of qualitative research aiming at developing the concept of sensitivity to the problems encountered, explaining the realities associated with the the search of a theory from the bottom (grounded theory), and developing an understanding of one or more of the phenomena encountered. Information is obtained through participating observation, in-depth interviews and other methods that produce descriptive data in order to reveal the causes and processes of the incidents studied. The researcher also conducts indepth exploration on programs, incidents, processes, and activity of one person or more. The researcher continuously gathers detailed data by using various procedures of data collection.
The results of the research reveal that the training period given is still short, especially for the New Comer Class/ NCC. The training materials given are still lack of the components of competence, attitudes and behavior resulting in security personnel with unexpected competencies or outcome. Such conditions lead to the failure of the formation of hard competency of CSI security personnel in the field. Moreover, such failures cause the emerge of complaints from its sustainable customers or users.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Wulandari
"Kebijakan perencanaan SDM "Zero Recruitment" di PT. X telah diterapkan pada tahun 2006 untuk posisi Administration Officer (AO). Kebijakan ini diputuskan oleh Direksi PT. X karena dua alasan yaitu; Pertama, bahwa jumlah SDM pada posisi AO saat ini dipandang sudah mencukupi kriteria dan kebutuhan yang ada; Kedua, untuk meminimalkan cost perusahaan. Namun, cabang Y PT. X masih melaporkan kebutuhan untuk menambah jumlah staf AO. Hal ini dikarenakan staf AO di cabang Y seringkali kesulitan untuk memenuhi target waktu (deadline) dan kemudian bekerja lembur untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Kesulitan staf AO dalam memenuhi deadline ini merupakan suatu bentuk penurunan kinerja yang disebabkan karena tuntutan kerja atau workload yang tinggi.
Selanjutnya, workload yang tinggi dikarenakan perusahaan menetapkan goal setting yang kurang tepat dalam perencanaan SDM (Noe, et.al, 2006:181) yaitu kebijakan "Zero Recruitment". Kondisi ini mengantarkan pada pemecahan masalah yaitu mengujicobakan Mental Workload Assessment untuk mengukur mental workload yang dialami staf AO dan sekaligus melakukan evaluasi dan melengkapi perencanaan SDM PT. X. Pelaksanaan Mental Workload Assessment ini menggunakan metode Subjective Measures dengan Borg Scale CR10. Tahapan Mental Workload Assessment meliputi persiapan, pengambilan data, dan analisa hasil. Metode pengambilan data menggunakan wawancara dan rating scale. Responden Mental Workload Assessment adalah 2 orang dari 4 orang staf AO dari cabang Y PT. X.
Berdasarkan hasil Borg Scale CR10; beban kerja mental yang tergolong berat dan sangat berat muncul pada aspek ketelitian, konsentrasi, matching (mencocokkan), dan detail orientation. Berdasarkan hasil wawancara; beban kerja mental yang berat disebabkan oleh tugas yang sangat banyak dan keterbatasan waktu. Akibatnya, responden seringkali bekerja secara terburu-buru dan mencari waktu kerja tambahan (lembur). Kondisi kerja yang kurang nyaman ini menunjukkan bahwa perencanaan SDM PT. X perlu ditinjau ulang dan kurang memperhatikan tinjauan Psikologi Kerekayasaan. Jadi, Mental Workload Assessment perlu dimanfaatkan sebagai evaluasi untuk melengkapi perencanaan SDM di PT. X."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ameilia H. M.
"Penelitian ini membahas mengenai kedisiplinan waktu kerja pada karyawan non medis di rumah Sakit Bogor Medical Center. Hal ini didasari masih banyak karyawan yang sering datang terlambat dan tidak masuk kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan waktu kerja dan gambaran kedisiplinan karyawan non medis Rumah Sakit Bogor Medical Center. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sampel yang diambil adalah seluruh karyawan non medis yang ada berjumlah 115 orang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari 10 variabel independen yang digunakan, 5 variabel menunjukkan ada hubungan yang bermakna terhadap kedisiplinan waktu kerja yaitu jarak tempat tinggal, pengawasan, sumber daya, imbalan, dan sanksi. Secara keseluruhan karyawan non medis Rumah Sakit Bogor Medical Center belum bisa dikatakan disiplin karena hanya 52,2 % karyawan yang memiliki kedisiplian waktu kerja yang baik. Oleh karena peneliti menyarankan optimalisasi peran pimpinan untuk bisa membina bawahannya agar bisa meningkatkan kedisiplinan waktu kerja.

This thesis discussed about time discipline of working on non-medical employees at Bogor Medical Center Hospital. This is based on many employees who often arrived late for work and absent. The purpose of this study was to examine the relationship of factors that affected time discipline of working and overview of time discipline of employees in Bogor Medical Center Hospital. This thesis used quantitative research methods with a descriptive analysis cross-sectional design. The Writer used all of the non-medical employees amounted to 115 people as samples.
The result of this study showed that 5 out of 10 independent variables were make a significant relationship to the time discipline of working, the variables were distance of shelter, supervision, resources, reward, and sanctions. Overall, We can said that non-medical employees of Bogor Medical Center Hospital were not discipline yet, because only 52,2% of employees who have a good result about time discipline. Therefore, the researcher suggested for hospital to optimize role of the leader to foster discipline subordinates in order to increase discipline.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Pathresia Marsaulina S.
"PT X merupakan perusahaan makanan terpadu (integrated company) yang saat ini telah memasuki usia 24 tahun. Perusahaan ini merupakan merger (penggabungan) dari 4 perusahaan yang memiliki beberapa bidang usaha yaitu pabrik pakan (Feedmill), pembiakan atau penetasan anak ayam umur 1 hari (Day-Old-Chicks/DOC) (Breeding & Hatchery), peternakan ayam broiler, penetasan dan pemotongan ayam. Saat ini bidang usaha tersebut tersebar di 5 wilayah besar, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, dan Lampung dan dibagi dalam unit-unit atau divisi-divisi.
Sejak tahun 2003 sampai awal tahun 2004 PT X mengalami masa-masa sulit dan kerugian operasional yang terjadi sebagai akibat dari berbagai isu sekitar avian influenza (Al) atau flu burung, melemahnya rupiah, dan naiknya harga bahan baku. Ancaman wabah tersebut akhirnya dapat diatasi pada pertengahan tahun 2004 dan mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap produk-produk unggas dari PT. X pulih kembali. Hal ini selain membangkitkan rasa percaya diri perusahaan juga mengembalikan kepercayaan para investor pada PT. X yang terlihat dari adanya penambahan investasi baru.
Dengan adanya perkembangan tersebut membuat perusahaan merencanakan mengembangkan 3 divisi baru sehingga dibutuhkan sejumlah orang dengan kemampuan yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Cara yang ditempuh untuk mengisi jabatan-jabatan baru tersebut adalah dengan merekrut tenaga baru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk jabatan tingkat staf, melakukan mutasi, dan melakukan promosi (penaikkan jabatan) untuk level senior staff untuk mengisi posisi section head (manajer lini pertama), level supervisor ke level department head (manajer tingkat menengah), dan promosi untuk level manajer lini pertama atau manajer tingkat menengah untuk mengisi jabatan division head (senior manajer).
Langkah yang telah diambil perusahaan terutama dalam hal promosi, seiring dengan berjalannya waktu, menimbulkan keluhan dan pihak manajemen. Keluhan utamanya disebabkan karena beberapa posisi division head, department head, dan section head dinilai kurang menunjukkan prestasi yang diharapkan. Beberapa orang-orang yang menduduki posisi baru tersebut temyata kurang memiliki pemahaman atas tugas dan tanggung jawabnya (responsibility dan akuntabilitas) sebagai seorang supervisor atau manajer baru, meskipun tugas dan tanggung jawab masing-masing sudah dijabarkan secara jelas dan tertulis.
Dari hasil analisa, maka ditemukan bahwa masalah yang dihadapi PT X saat ini adalah masih lemahnya kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusianya terutama yang baru saja dipromosikan untuk menduduki posisi division head, department head, dan section head untuk dapat menjadi seorang supervisi yang efektif. Khususnya dalam hal ketrampilan teknis untuk dapat melaksanakan tugas operasional sehari-hari, ketrampilan interpersonal yaitu kemampuan dalam hal membina hubungan baik dengan orang lain, yang mencakup kemampuan untuk bekerja sama, memahami dan memotivasi orang lain, serta ketrampilan konseptual untuk menganalisa dan mendiagnosa situasi yang kompleks dan juga kemampuan komunikasi yang seharusnya dimiliki sebagai seorang manajer. Sehingga kemampuan tersebut perlu ditingkatkan.
Sehubungan dengan masalah yang dihadapi maka untuk mengatasinya salah satunya penulis merekomendasikan untuk melakukan program pelatihan manajemen supervisi efektif terutama dalam hal coaching dan keterampilan komunikasi yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dengan tanggung jawab yang lebih besar yang diakibatkan karena adanya promosi jabatan. Namun tidak semua kebutuhan tersebut dapat difasilitasi dalam 1 program pelatihan. Ada beberapa kebutuhan pelatihan yang harus difasilitasi melalui program-program pelatihan manajemen supervisi efektif dan kepemimpinan yang lain. Usulan materi pelatihan, metode, dan evaluasi dapat menjadi salah satu upaya dalam mengatasi rnasalah yang ada."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>