Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sipahutar, Feimmy Ruth Pratiwi
"ABSTRAK
Sejak Tahun 2003-2013, Indonesia menempati urutan teratas dalam jumlah kasus dan mortalitas yang mencapai 192 kasus avian influenza dan mengakibatkan 160 orang meninggal dunia. Avian influenza disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1. Virus H5N1 memiliki dua target utama dalam netralisasi virus, yaitu hemaglutinin dan neuraminidase. Hemaglutinin dan neuraminidase bersifat antigenik menyebabkan sifat patogenitas virus H5N1 dari unggas ke manusia. Salah satu intervensi imun yang paling efektif dalam mengurangi jumlah kasus avian influenza yaitu vaksin. Beberapa vaksin influenza yang diimunisasikan tidak memberikan perlindungan sistem imun secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena vaksin tersebut tidak mengikat epitope patogen. Perancangan epitope sebagai vaksin dari hemaglutinin dan neuraminidase dilakukan dengan pendekatan secara immunoinformatika, untuk memprediksi epitope yang berikatan dengan sel B dan sel T (HLA kelas I dan kelas II). Server BCPred digunakan untuk memprediksi sel B, serta server Propred, Propred I, netMHCpan dan netMHCIIpan digunakan untuk memprediksi epitope sel T. Hasil prediksi memperoleh 2 kandidat epitope hemaglutinin dan 1 kandidat epitope neuraminidase sel B yang akan terikat dengan sel T CD4+ (HLA kelas II), serta 5 kandidat epitope hemaglutinin dan 4 kandidat epitope neuraminidase sel T yang akan berikatan dengan sel T CD8+ (HLA kelas I). Visualisasi epitope menggunakan MoE 2008.10, dilakukan untuk menunjukkan afinitas ikatan epitope-HLA berdasarkan nilai minimum energi bebas (ΔG). Visualisasi epitope hemaglutinin menghasilkan 4 epitope terbaik (MEKIVLLLA, CPYLGSPSF, KCQTPMGAI, dan IGTSTLNQR) dan 2 epitope neuraminidase (NPNQKIITI dan CYPDAGEIT) yang memiliki afinitas pengikatan yang terbaik dari ligand HLA.0

ABSTRACT
From 2003 to 2013, Indonesia has the highest number of human cases and mortality for avian influenza A, 192 cases with 160 fatalities. Avian influenza is caused by influenza A virus subtype H5N1. This virus has two primary target to neutralize the virus, namely haemagglutinin and neuraminidase. They were antigenically inducing the pathogenicity of birds to human. The most effective immunologic intervention is vaccine. Some of the existing influenza vaccines were not providing sufficient protection for human?s immune system. It is caused by inability of the vaccine binding to the pathogenic epitope. Designing epitope based vaccine from haemagglutinin and neuraminidase has been done by immunoinformatic approach, in order to predict the binding of epitope cell B and T (class I and class II HLA). BCPred server was utilized to predict B cell epitope and Propred, Propred I, netMHCpan, netMHCIIpan were utilized to predict T cell epitope. Two B cell epitope of haemagglutinin candidates and one B cell epitope of neuraminidase candidates were obtained to bind T cell CD4+ (class II HLA), and also fiveT cell epitope haemagglutinin and four T cell epitope neuraminidase were obtained to bind T cell CD8+ (class I HLA). The visualization of epitope was using MoE 2008.10. It shows the binding affinity of epitope- HLA based on minimum free energy (ΔG). Based on the result visualization, four epitopes haemaglutinin (MEKIVLLLA, CPYLGSPSF, KCQTPMGAI, and IGTSTLNQR) and two epitopes neuraminidase (NPNQKIITI and CYPDAGEIT) were computed as having the best binding affinity from HLA ligand."
2013
T35520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Limanto
"Pada tahun 2007, terjadi waban avian influenza di Indonesia yang menyebabkan
tingkat kematian nampir 85%. Melinat tingginya tingkat kematian yang terjadi di
Indonesia dibandingkan dengan negara Iainnya yang mengalami waban avian
influenza, WHO kemudian mengumumkan banwa virus HPAI H5N1 Indonesia memiliki
tingkat patogenisitas tertinggi. Hal ini menjelaskan banwa mutasi yang terjadi baik
berupa antigenic drift maupun antigenic shift dapat mempengaruhi tingkat patogenisitas
dari virus influenza. Studi dilakukan terhadap hemagglutinin (HA), neuraminidase (NA),
dan matrix2 (M2) karena ketiga protein ini mempunyai peranan penting pada proses
infeksi virus avian influenza. Analisis mutasi secara in silico dilakukan dengan
menggunakan metode multiple allignment disertai pembuatan phylogenetic tree. Mutasi
yang diamati untuk hemagglutinin dilakukan pada daerah cleavage site dan active site,
sedangkan untuk neuraminidase dan matrix2 dilakukan pada active site. Perubanan
sifat asam amino dari hidrofilik menjadi hidrofobik memberikan pengaruh terhadap
tingkat patnogenisitas. Hasil analisis mutasi dilanjutkan dengan prediksi pemotongan
olen pro-P (furin) khusus untuk HA, prediksi struktur 3D, molecular docking dan
molecular dynamic. Berdasarkan hasil analisis mutasi pada daerah cleavage site HA,
didapatkan pola untuk H5N1 Indonesia dan Hongkong adalan R-X-KlR-R, nasil prediksi
pro-P Furin menunjukkan banwa memang benar pola ini menyebabkan HA H5N1
mudah terpotong olen furin. Hasil analisis struktur 3D menggunakan molecular docking
dan molecular dynamic juga menunjukkan HA dan NA yang berasal dari virus H5N1
Indonesia berikatan dengan Iebin baik dengan reseptor sialic acid pada manusia,
sedangkan untuk protein M2 virus H5N1 menunjukkan adanya resistensi ternadap obat
jenis amantadine dan rimantadine.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, adanya mutasi pada HA, NA, dan M2
memiliki keterkaitan dengan tingkat patogenisitas dari virus avian influenza H5N1 di
Indonesia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30461
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Febry Witanto
"Avian influenza (H5N1) merupakan suatu penyakit yang disebabkan
olen virus influenza tipe A yang dapat menyebabkan kematian cukup tinggi.
Kasus virus influenza A yang mematikan bagi manusia antara lain H1 N1
tahun 1918, H2N2 tahun 1957-1958, H3N2 pada tahun 1987-1988, dan
kasus terbaru adalah H1 N1 tahun 2009. Hal ini menjelaskan banwa mutasi
yang terjadi dapat mempengaruhi tingkat patogenisitas dari virus influenza.
Analisis mutasi secara in silico dapat dilakukan dengan menggunakan
metode multiple allignment disertai pembuatan phylogenetic tree. Mutasi
yang diamati untuk Hemagglutinin (HA) dilakukan pada daerah deavage site,
sedangkan untuk Non Struktural (NS) 1 dan Matrik(M) 1 dilakukan pada
seluruh daerah pada sekuen. Pola untuk H5N1 Indonesia dan Hongkong
pada cleavage site HA adalah R-X-K/R-R, sedangkan sekuen subtipe H1 N1,
H1 N2, dan H3N2 tidak memiliki pola ini. Pola ini menyebabkan HA H5N1
mudan terpotong oleh furin sesuai hasil prediksi pro-P (furin). Mutasi spesifik
pada sekuen NS1 untuk kontrol (A/Indonesia/5/2005 (H5N 1),
A/Indonesia/CDC1 032/2007 (H5N 1), A/Hong Kong/1 56/97 (H5N 1), A/Brevig
Mission/1/18 (H 1N 1), A/Mexico/InDRE4487/2009 (H 1N 1) ) ternaclap subtipe
H1 N1, H1 N2, dan H3N2 terdapat di posisi 53. Pada M1 tidak ditemukan
posisi mutasi spesifik untuk kontrol yang identik untuk ketiga subtipe tersebut
Sekuen NS1 dan M1 kontrol maupun subtipe H1 N1, H1 N2, dan H3N2 memiliki nilai IC5O dibawan 5OnM sehingga masih dapat dikenali dengan baik
oleh sistem imun host. Mutasi spesifik tidak terjadi pada daerah pengenalan
epitope. Hasil mutasi spesifik yang terjadi ini baik untuk NS1 dan M1 tidak
mempengaruhi perubahan struktur sekunder maupun struktur tersier protein
secara signifikan dari kontrol dengan sekuen H1N1, H1N2, dan H3N2. Hal ini
terlihat dari nilai RMSD (Root Mean Square Deviation) setelah dilakukan
superimpose terhadap struktur protein 3D nasil prediksi"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30462
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maksum Radji
"Avian influenza A (H5N1), or highly pathogenic avian influenza (HPAI), has become the world's attention because of possibility of global pandemic. This review describes the features of human infection, pathogenesis, transmission, and clinical management of avian influenza A (H5N1)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indi Dharmayanti
"Latar Belakang
Di Indonesia, virus AI HSN] telah bersirkulasi lebih dari lima tahun. Tingginya kasus AI HSNI pada manusia dan status endemis AI pada peternakan di Indonesia memungkinkan munculnya virus AI subtipe H5N1 yang lebih mudah beradaptasi dengan manusia. Semeniara itu, data penelitian tentang karakter virus AI subtipe HSN] asal unggas yang menginfeksi manusia maupun yang berasal dari sektor peternakan masih sangat terbatas. Keterbatasan dalam beberapa hal rncmbuat penelitian tentang virus AI asal Indonesia masih sangat sedikit dilakukan. Pada penelitian bertujuan untuk mengetahui karakter molekuler virus AI dari berbagai lata: belkang yang berbeda. Latar belakang tersebut diantaranya adalah virus asal unggas tanpa vaksinasi, virus yang berasal dari petemakan yang melalcukan vaksinasi AI serta virus asa] unggas disekitar kasus infeksi AI subtipe' HSNI pada manusia.
Metodologi
Dua puluh isolat virus AI subtipe H5N1 asal imggas yang koleksi tahun 2003 sampai dengan 2008 digunakan dan dianalisis pada penelitian Empat belas virus diisolasi dari wabah/dugaan AI pada unggas dan enam virus diisolasi dari unggas disekitar kejadian infeksi virus AI subdpc HSN I pada rnanusia. Selcuensing dan analisis dilakukan lerhadap hemagglutinin (HA), neuraminidase (NA), matrix (M) dan non struktuxal (NS) karena berkaitan dengan perannya sebagai binding reseptor, epitop, patogenisitas, virulensi dan resistensi amantadin. Uji amantadin secara in vitro dilakukan menggunakan metode cell-based virus reduction assay.
Hasil Penelitian
Hasil pmlélitian menunjukkan bahwa dua puluh virus AI yang dianalisis merupakan virus I-IPAI, masih mengenal avian reseptor, dan sebagian besar mempunyai motif PDZ asal unggas dan dua virus lainnya mempunyai motif PDZ asal manusia. Analisis sekuen menunjukkan satu virus adalah virus reassortant (A/Ck/Pessel/BPPVRII/07) yang merupakan hasil generic reassortmenl antara virus HSNI Indonesia dengan virus H3N2 Hong Kong. Virus yang diisolasi dan ayam yang divaksinasi AI memperlihatkan rnutasi pada gen I-IA, NA, M dan NS Iebih tinggi dibandingkan virus AI asal unggas yang tidak divaksinasi. Virus tahun 2008 yang diisolasi asal unggas yang divaksinasi mempunyai mutasi yang tidak dimiliki oleh virus asal 11I1gg3S yang divaksinasi yang diisolasi pada tahun 2006-2007. Pada penelitiau ini virus yang diisolasi dari unggais disekitar kasus manusia terinfeksi I-l5N1 memperlihatkan adanya substitusi yang spesifik pada protein M yang juga ditemukan pada virus AI asal rnanusia dan virus asal unggas yang divaksinasi. Motif ini diperkirakan dapat dijaidikan sebagai petanda molekuler virus AI yang dapatmenginfeksi manusia.
Hasil analisis resistensi virus terhadap amantadin menunjukkan bahwa sekitar 62,58% (92/ 147) vims mengalami resistensi terhadap amantadin dan 10 diantaranya mengalami mutasi ganda (V27A and S3lN). Hasil uji 'in vitro yang dilakukan menunjukkan virus dengan mutasi ganda tidak lebih resisten tierhadap amantadin.

Background
In indonesia, the avian influenza HSN 1 subtype had circulating more than tive years. Endemic status in domestic poultry and the large number of HSN l human cases can create virus that more adaptive to human. The data of character of AI HSN] from Indonesia still limited. The purpose of the study to characterize the viruses from different backgrounds, such as from vaccinated chickens, non-vaccinated chickens and surrounding H5N1 human cases in Indonesia on the molecular level.
Methods
We used twenty of AI H5Nl subtype viruses which were collected during 2003-2008. Fourteen viruses were isolated from avian species outbreak of AI and six viruses isolated horn avian species around the HSNI human cases. The DNA sequencing was conducted to analyze the genes namely hemagglutinin (HA), neuraminidase (NA), matrix (M) and non structural (NS) that responsible to receptor binding, pathogenicity, virus virulence and amantadinc resistance. The amantadine sensitivity test was conducted using cell-based virus reduction assay.
Result
Result of study showed that all of the viruses were I-IPAI, recognize avian receptor and most of them possessed avian origin of PDZ motif and two other viruses have human origin motiti We found that the one from twenty viruses used in this study probably was a first genetic shift virus in Indonesia. In this study revealed that the viruses from vaccinated chickens had higher mutation in the HA molecule compared to poultry or other avian species, without vaccination. The mutation not only occurred in the HA gene but also at NA, Ml and NSI genes. Viruses from vaccinated chickens in 2008 have different substitution that only found in those viruses.
The other result from this study showed that the AI viruses isolated from birds around humans infected by HSNI virus and viruses which were isolated from vaccinated chickens had specific characteristics namely the presence of several amino acid substitutions especially on the Ml and M2 proteins. The substitutions were similar in most of HSN! human cases in Indonesia. Furthermore, the study found that the M2 protein of I47 Indonesian avian influenza (Al) viruses data available in public database (NCBI) inciuding twenty AI isolates used in this study showed that around 62.5 8% (92/ 147) of AI viruses in Indonesia have experienced resistances to amantadine and ten of them have dual mutations at V27A and S31N.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
D-1893
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yossy Carolina Unadi
"ABSTRAK
Highly Pathogenic Avian Influenza H5N1 telah menarik banyak perhatian sebagai
virus yang memiliki potensi pandemik pada manusia sejak pertama kali
dibuktikan sebagai penyebab kematian manusia. Neuraminidase memiliki peranan
yang penting dalam replikasi virus, sehingga menjadikannya sebagai target utama
dalam perancangan antiviral virus influenza. Namun perkembangan mutasi virus
yang sangat cepat menyebabkan beberapa obat antiviral mulai mengalami
resistensi. Pemilihan peptida sebagai kandidat obat karena peptida memiliki
aktivitas dan selektivitas yang baik. Jembatan disulfida pada perancangan ligan
peptida bertujuan untuk meningkatkan kestabilan. Perancangan ligan dilakukan
berdasarkan polaritas residu asam amino pada sisi aktif neuraminidase. Hasil
perancangan ligan diperoleh 4200 pentapeptida siklis sebagai kandidat antiviral.
Simulasi molecular docking menggunakan MOE 2008.10 dilakukan untuk
menapis ligan berdasarkan nilai afinitas pada sisi aktif enzim (􀇻Gbinding). Uji
ADME Tox (adsorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi dan toksisitas) dilakukan
untuk mengetahui toksisitas ligan. Interaksi intra dan intermolekuler, termasuk
perubahan bentuk ikatan diuji melalui simulasi dinamika molekul pada temperatur
310K dan 312K. Hasil simulasi molecular docking dan uji toksisitas menunjukkan
bahwa ligan CLDRC, CILRC dan CIWRC 􀁐􀁈􀁐􀁌􀁏􀁌􀁎􀁌􀀃􀁑􀁌􀁏􀁄􀁌􀀃􀇻􀀪binding terendah, yaitu
-40,5854 kkal/mol, -40,3614 kkal/mol dan -39,9721 kkal/mol serta tidak bersifat
mutagenik dan karsinogenik. Hasil simulasi dinamika molekul menunjukkan
bahwa ligan CILRC mempunyai konformasi yang cenderung stabil pada
temperatur 310K dan 312K. Jadi dapat disimpulkan bahwa ligan CILRC dapat
digunakan sebagai kandidat antiviral neuraminidase virus H5N1.

ABSTRACT
Highly Pathogenic Avian Influenza H5N1 has attracted much attention as a
potential pandemic virus in humans since it was first shown to cause human death.
Neuraminidase has an important role in viral replication, making it a key target in
the design of antiviral influenza virus. But very rapid mutation viral developments
causes some antiviral drugs began to experience resistance. Selection of peptides
as drug candidates because peptides have activity and good selectivity. Disulfide
bridges in the peptide ligand design aims to enhance system stabilitu. The design
is based on the polarity of the ligand amino acid residues in the active site of
neuraminidase. The results obtained designing ligands cyclical pentapeptide 4200
as a candidate antiviral. Molecular docking simulations performed using MOE
2008.10 to filter based on the value of the affinity ligand in the active site of
􀁈􀁑􀁝􀁜􀁐􀁈􀁖􀀃􀀋􀇻􀀪binding). To determine the toxicity of the ligands tested in ADMETox
(adsorption, distribution, metabolism, excretion and toxicity). Intra and
intermolecular interactions, including changes in the form of bonds tested by
molecular dynamics simulations at temperatures of 310K and 312K. Results of
molecular docking simulation and toxicity indicates that the ligand CLDRC,
􀀦􀀬􀀯􀀵􀀦􀀃􀁄􀁑􀁇􀀃􀇻􀀪binding CIWRC have lowest value, which is -40.5854 kcal / mol, -
40.3614 kcal / mol and -39.9721 kcal / mol, also non-mutagenic and carcinogenic.
The results of molecular dynamics simulations have shown that ligand
conformation CILRC stable at temperatures 310K and 312K. So it can be
concluded that the ligands can be used as a candidate CILRC antiviral
neuraminidase H5N1 virus.
"
2013
T32565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Elfidasari
"Further detailed research is required to obtain deeper information on the role of wild birds on the distribution of Avian influenza in Asia. A research has been carried out on February?June 2007 focused on blood sampling (serosurveillance) of wild birds in Pulau Dua Nature Reserves (CAPD), Serang, Banten. The research is aimed to investigate the infection of AI virus sub-tye H5N1 on the studied wild birds. The blood samples were taken from studied aquatic birds, followed by HI (haemagglutination-inhibition) test. A total of 183 samples represent 7 water bird species were taken i.e Cattle egret Bubulcus ibis,Javan pond-heron Ardeola speciosa, Little egret Egretta garzetta, Intermediate egret Egretta intermedia, Black-crowned night heron Nycticorax nycticorax, Great egret Casmerodius albus and Grey heron Ardea cinerea. The result revealed that 41 (23.27%) samples showed the present of AIV antibodies serotype H5N1 which is identified as positive. Data showed 5 positive-test species, including B. ibis (29.27%), E. garzetta (29.27%), E. intermedia (4.88%), Ardeola speciosa (7.32%), and N. nycticorax (29.27%). A total of 41.46% were infected adult individual, whereas 58.54% were juveniles."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arindayani
"Virus Avian Influenza tipe H5N1 yang dikenal dengan Flu Burung pertama ditemukan di Indonesia sejak tahun 2005, hingga tahun 2009 telah ditemukan 141 kasus positif Flu Burung dengan jumlah 115 yang meninggal. Selain menimbulkan tingkat kematian yang tinggi pada unggas dan manusia, flu burung juga memberikan dampak multikomplek mulai dari ekonomi, ketahanan, keamanan pangan, kesehatan masyarakat, sosial budaya, politik serta psikologi. Berbagai upaya penanggulangan flu burung telah dilakukan pemerintah, dengan cara memberikan informasi dan sosialisasi mengenai bahaya flu burung, namun berbagai upaya ini sering kali mengalami kendala oleh masyarakat itu sendiri. Masih ditemukan unggas yang berkeliran, letak kandang yang berdampingan dengan pemukiman, keengana melaporkan bila unggas peliharaanya mati mendadak. Hal ini dapat mencerminkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap flu burung.
Penelitian ini menggunakan desain Cross-sectional. Dengan metode pengambilan sampel cluster random sampling. Populasi penelitian ini adalah masyarakat di wilayah Kelurahan Manis Jaya Tangerang. Daerah ini merupakan wilayah pemukiman padat, yang masih ditemukan unggas peliharaan yang berkeliaran sehingga daerah ini memiliki resiko penularan penyakit flu burung. Berdasarkan hasil diperoleh gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap flu burung. Pengetahuan responden mengenai Flu Burung masih rendah, Sikap terhadap flu burung tergolong positif, dan perilaku yang cukup baik dalam pencegahan penularan flu burung. Dalam penelitian ini juga diperoleh hubungan antara perilaku pencegahan penularan flu burung dengan determinannya. Dari hasil uji statistik chi-square terdapat dua variabel yang berhubungan/berpengaruh terhadap perilaku yaitu variabel pengetahuan dan ketersediaan fasilitas pencegahan penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan masyarakat masih rendah mengenai flu burung. Peningkatan pengetahuan ini dapat ditingkatkan dengan pelaksanaan penyuluhan dan penambahan jumlah penyebaran media cetak poster dan spanduk tentang informasi flu burung yang mencakup mengenai penyebab penyakit flu burung, ciri-ciri unggas yang terserang penyakit flu burung, gejala flu burung pada manusia, dan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghindari penularan penyakit flu burung."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sufyan Suri
"Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus avian influenza subtipe A H5N1 yang bermula dari unggas kemudian dan dapat menular ke manusia (zoonosis). Kejadian kasus pada unggas dan manusia terus terjadi di dunia dan Indonesia. Untuk kejadian pada manusia di Indonesia hampir 40 % adalah anakanak. Telah banyak upaya-upaya yang telah dilakukan di Indonesia, baik penanggulangan pada unggas dan manusia. Salah satu penanggulangan flu burung adalah dengan melakulan KIE (Komunikasi, Edukasi dan Infomasi) pada seluruh tatanan masyarakat, salah satunya adalah tatanan Sekolah Dasar. Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya flu burung. Sehingga masyarakat dapat melindungi dirinya dari bahaya virus flu burung.
Untuk program ke sekolah dasar telah dilakukan Kampanye Nasional "Tanggap Flu Burung" (Tangan Kita Pencegah Flu Burung) sejak bulan September 2006. Salah satu program dalam kampanye tersebut adalah program "Siswa Tanggap flu burung" lewat aktivitas: produksi dan distribusi Paket Siswa Tanggap Flu Burung, atau dikenal juga dengan AI School Kit, pelatihan guru tentang cara penggunaan paket tersebut, pengintegrasian pelajaran Flu burung ke dalam mata pelajaran (kurikulum) yang ada. Proyek percontohan (pilot project) program ini dilaksanakan di 14 provinsi yang mencatat kasus flu burung, baik pada manusia maupun pada unggas (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua). Kota Depok dan khususnya SDN Cisalak 1 Kota Depok, belum terpilih sebagai wilayah percontohan program tersebut. Sehingga sangat penting program penyuluhan dilakukan di SDN Cisalak 1 Kota Depok dan Sekolah-sekolah Dasar lainya yang terdapat di Kota Depok.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh penyuluhan flu burung terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan flu burung pada Siswa SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Tahun 2009. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan rancangan one group pre test and post test design. Sampel dari penelitian ini siswa-siswi kelas 4 dan 5 SDN Cisalak I Depok, yang berjumlah 133 siswa dan diambil secara purposif. Dari hasil studi intervensi ini dengan pendekatan Penyuluhan Kesehatan menunjukan bahwa terjadi perubahan peningkatan Pengetahuan 49,1 %, sikap 15,2 % dan praktik 22,8 %. Dengan pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ternyata kegiatan intervensi yang dilakukan pada sasaran penelitian (anak usia sekolah dasar), dengan menggunakan metode penyuluhan dan simulasi terbukti dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik dalam pencegahan flu burung. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan intervensi yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan flu burung SDN Cisalak I Depok. Sehingga diharapkan program flu burung secara langsung dapat dijadikan sebagai suatu pendekatan atau metode yang tepat dan efektif didalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik terhadap pencegahan flu burung."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kamaluddin Latief
"Avian influenza pertama kali menyerang manusia dilaporkan di Hong Kong pada tahun 1997. di Indonesia, penyakit ini pertamakali ditemukantezjadi pada unggas di Pekalongan dan Tangerang pada Agustus 2003, dan kasus pada manusia pertama di Indonesia teljadi di bulan Juli 2005 di Kabupaten Tangerang. Berdasarkan laporan Departemen Kesehatanke WHO, sampai tanggal 31 Januari 2008 tercacat ada 124 kasus confirmed avian influenza dan I 01 kematian akibat avian influenza, atau sekitar 35% kasus dari total kasus di dunia dan 45% dari total kematian akibat avian influenza di dunia. Angka ini adalah angka tertinggi di dunia. Daritotal kasus yang ada di Indonesia, 67,7% kasus berada di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Selama ini yang dianggap deterrninan terjadinya avian influenza adalah kontak dengan unggas atau perilaku kondisi tertentu yang berhubungan dengan unggas, namun temuan ilmiah yang menunjukkan hal tersebut masih sangat terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deterrninan yang berhubungan dengan kejadian avian influenza di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan metode kasus kontrol. Data primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara terhadap responden. Sedangkan data sekunder diambil dari Depkes/DinasKesehatan Propinsil Dinas Kesehatan Propinsi Kahupaten di mana terdapat kasus avian influenza. Sampel seluruhnya berjumlah 201 orang dengan perhandingan kasus dengan kontrol adalah 1:2.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji multiplelogistic regression. Hasil analisis diperolehhubunganyang signifikanantaraumurdengankejadianavianinfluenza setelah dikontrol kontak dengan unggas dan pekerjaan, nilaip value 0.000, OR 20.117, 95% CI 7.731-52.345. Variabel kontak dengan unggas juga berhubungan dengankejadian avian influenza, p value 0.014, OR 9.060, 95% CI 1.571-52.249, setelah dikontrololeh umur dan pekeijaan. Variabel pekerjaan juga berhubungan dengan kejadian avian influenza, pvalue 0.041, OR 3.818, 95% CI 1.059-13.767, setelah dikontrol umur dan kontak dengan unggas.
Dari penelitian ini disarankan perlunya rancangan program pencegahan avian influenza dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang implementatif dan secara jelas mengatur keterlibatan berbagai sektor, Pengawasan yang ketal terhadap sistem peternakan dimasyarakat dan mengintensifkan pelaksanaan vaksinasi terutama pada peternakan sektor4, adanya penelitian lanjutan, perlunya peningkatan pengetahuan tentang avian influenza di masyarakat dan penerapkan pola peternakan dan lingkungan yang sehat.

The first documentedavian influenza cases in humans originatedin Hong Kong in 1997. In Indonesia, avian influenza cases for the first time documented inpoultryin Pekalongan and Tangerang in August 2003, and in humans cases on July 2005 in Tangerang district Based on reported of Ministry of Health to WHO until on 31 Januari 2008, there were 124 conflrnled avian influenza cases and I 01 died because of avian influenza, or around 35% and 45% cases in the world died because of avian influenza, This is the higher number in the world. Cases total in Indonesia,67.7%casesarein DKI Jakarta,Jawa Barat and Banten province. During a day, contact with poultry is assumed as determinant of avian influenza disease, however study about this condition is very limited.
The purpose of study is to understand about determinant of avian influenza disease in DKI Jakarta, Jawa Barat and Banten province, 2006-2008. Study desain is analysis with case control method. Primary data was collected by interview respondent. Secondary data taken by Ministry of Health Health Service Province/Health Service District where reported avian influenza cases. The total sample were 201 responden with comparison among case and control is I :2.
Data analysis using multiple logistic regression analysis. Results study finding association between an age and avian influenza disease after controled by contact with poultry andoccupation, pvalue0.000, OR20.117, 95%CI7.731-52.345. Contact with poultry variabe1 also related with avian influenza disease, p value 0.014, OR 9.060, 95% CI 1.571-52.249, after contro1ed by an age and occupation. Occupation variabe1 also related with avian influenza disease, p value 0.041, OR 3.818, 95% CI 1.059-13.767, after controled by an age and contact with poultry.
This research recomended to government to make rule (in order to protect community from disease), quality control of backyard, other research in the future and improvement of community knowledge about health environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11512
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>