Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73632 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Awang Irawan Rusli
"Mengetahui hubungan peningkatan berat badan ibu hamil dengan lama persalinan.
Metode: Penelitian menggunakan metode cross-sectional. Menggunakan data sekunder dari rekam medis.
Hasil: Dari 480 rekam medis, 129 rekam medis terdapat data yang tidak lengkap pada riwayat pemeriksaan kehamilan, 232 rekam medis lainnya merupakan kasus persalinan dengan prosedur seksio sesaria, 30 data rekam medis yang tidak mencantumkan lama persalinan sama sekali, 21 data rekam medis yang mencantumkan lama persalinan secara tidak lengkap, sehingga diambil 68 data. ROC-Curve sebagai cut-off peningkatan berat badan, yaitu 9,75 kg. Dari 68 kasus, 20 kasus peningkatan berat badan ≤ 9.75 kg dan 48 kasus peningkatan berat badan > 9.75 kg. Penelitian mengunakan uji Chi-Square dengan nilai p = 0,216 yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan lama persalinan. Kasus lama persalinan yang panjang pada 20 kasus peningkatan berat badan ≤ 9.75 kg adalah 8 (40%) dan pada 48 kasus peningkatan berat badan > 9.75 kg adalah 12 (25%).
Kesimpulan: tidak terdapat hubungan antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan lama persalinan.

Knowing association of weight gain in pregnancy with labour period.
Method: Research using cross-sectional method. Secondary data was used from medical records.
Result: From 480 medical records, 129 cases had no history of complete antenatal care, 232 cases are caesarian cases, 30 cases have no labour period, 21 cases have uncomplete record of labour period, so that is taken 68 cases. ROC-Curve was used as a cut-off weight gain, which is 9.75 kg. Of 68 cases, 20 cases of increased body weight ≤ 9.75 kg and 48 cases of weight gain > 9.75 kg. Research using Chi-square test with p = 0.216, with a sense there is no significant relationship between weight gain in pregnancy with the outcome of labour period in pregnant women. The incidence of long labour period in 20 cases of increased body weight ≤ 9.75 kg is 8 (40%) and 48 cases of weight gain > 9.75 kg was 12 (25%).
Conclusion: No significant association between weight gain in pregnancy with labour period in pregnant women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Krianto
"ABSTRAK
Efektifitas dari suatu program komunikasi kesehatan yang berkelanjutan ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya adalah kebutuhan yang tinggi dari khalayak akan informasi kesehatan. Kebutuhan yang tinggi akan informasi kesehatan pada hakekatnya merupakan resultante dari minat, kebutuhan, masalah diri dan peta pengetahuan. Di lihat dari perspektif perluasan peta pengetahuan, kebutuhan informasi erat hubungannya dengan keterpaparan khalayak terhadap beragam saluran komunikasi, di antaranya pemaparan media komunikasi massa dan pemaparan komunikasi interpersonal. Namun penelitian yang mengupas hubungan antara keterpaparan terhadap informasi dengan kebutuhan informasi, terutama di Jawa Barat masih kurang. Oleh karena itu penelitian ini memusatkan perhatian pada upaya untuk memperoleh gambaran bagaimana hubungan antara dua variabel tersebut.
Penelitian ini menggunakan hasil Studi Jaringan Informasi Kesehatan di Jawa Barat tahun 1994, yang merupakan kerjasama Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia dengan Sub Pinas PKM Jawa Barat. Dengan demikian tahap penetapan disain penelitian dan pengumpulan data tidak dilakukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemaparan media komunikasi massa dan pemaparan komunikasi interpersonal memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat kebutuhan informasi kesehatan. Namun keterpaparan terhadap informasi kesehatan melalui komunikasi interpersonal memiliki nilai OR (4-5.0) yang lebih besar dari pada OR pemaparan media komunikasi massa (1.3-2.0). Adapun model hubungan antar dua variabel tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan informasi adalah fungsi dari pemaparan komunikasi interpersonal, pemaparan media elektronik (televisi, radio), media cetak (poster-poster kesehatan, surat kabar) dan karakteristik tempat tinggal.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar dalam upaya meningkatkan kebutuhan informasi kesehatan dilakukan pendekatan kepada pengelola program untuk mendayagunakan potensi jaringan informasi setempat, sekaligus meningkatkan upaya komunikasi massa melalui televisi, poster, radio, dan surat kabar.

ABSTRACT
Effectivity of the sustainable health communication program depend on any factors, such as high information need among the audience. High information need is the resultance of attention, need, self problem and cognitive map. If seen the expanding on the cognitive map, information need have strong relation with audience exposed of the any communication channels, such as mass communication and interpersonal communication exposure. But the research that studying on the relationship between information exposed and information need, especially of the pregnant women and under five years children mother on West Java is minimally. Thus, focusing the research is making the description on the relationship between two variables.
This research used the data of the Health Information Network Study, in West Java, 1994. The study is cooperation among Department of Health Education and Behavioral Science, Faculty of Public Health, University of Indonesia with Health Community Education Affairs, Province of West Java. Just the research design fixing and data collection not doing.
The result from this research give me the description that mass communication exposure and interpersonal communication exposure have the significance relationship with health information need among the audience. But the interpersonal communication exposed have the Odds Ratio (4-5.0) bigger than the mass communication exposed (1.3-2.0). Information need model is the function of interpersonal communication exposure, electronic media exposure (television and radio), printed media (posters, newspapers) and residential characteristic. From the result, I am proposing, if we are improving the health information need, we must approaching to program mangers to use the local information network, and similarly launching the mass communication effort via television, posters, radio and newspapers.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Faizah
"Masalah kesehatan respirasi termasuk tuberkulosis, pneumonia, asma, dan penyakit paru obstruktif kronik memiliki prevalensi yang tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi lingkungan rumah dengan kejadian masalah kesehatan respirasi. Desain penelitian ini adalah potong lintang pada 107 rumah tangga di pemukiman kumuh Petamburan, Jakarta Pusat, dengan consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara kepada responden tentang kejadian masalah kesehatan respirasi. Kondisi lingkungan rumah seperti jenis lantai, jenis dinding, kepadatan hunian rumah, lubang asap di dapur, jendela, luas ventilasi, pencahayaan, kelembapan, serta suhu diobservasi dan diukur menggunakan luxmeter, hygrometer, termometer, dan meteran. Data dianalisis dengan chi-square test. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan hubungan bermakna antara kejadian masalah kesehatan respirasi dengan luas ventilasi (p <0,001), jendela (p =0,032), kepadatan hunian rumah (p <0,001), dan lubang asap di dapur (p =0,027). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat berhubungan dengan kejadian masalah kesehatan respirasi.

Respiratory health problem including tuberculosis, pneumonia, asthma and chronic obstructive pulmonary disease has high prevalence in Indonesia. This study aims to find out association between respiratory health problems and housing environment. A cross-sectional study was done on a total of 107 households in Petamburan slums, Jakarta, Indonesia. The sampling method was consecutive sampling. Data was obtained by interviewing subjects about incidence of respiratory health problems in their households. Housing environment such as lighting level, humidity, temperature, ventilation, bedroom crowding, smoke hole in kitchen, kind of wall and floor were observed and measured using luxmeter, hygrometer and thermometer. Data were analyzed by chi-square tests. This study found that there were significant association between incidence of respiratory health problem and ventilation (p <0,001), window (p =0,032), house crowding (p <0,001) and smoke hole in kitchen (p =0,027). The result of this study shows that poor housing environment associates with incidence of respiratory health problems."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhaniah Suryani
"ABSTRAK
Kabupaten Bekasi menurut sensus tahun 1990 dinyatakan mempunyai IMR 93,68 perseribu kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dari IMR Jawa Barat (89,13) perseribu kelahiran hidup dan lebih tinggi dari IMR Nasional (74) perseribu kelahiran hidup.
Penelitian merupakan Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk melihat hubungan antara karakteristik sosiodemografi (umur, pendidikan,pekerjaan, paritas ), pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan antenatal. Populasi studi adalah seluruh ibu-ibu hamil dan ibu-ibu balita di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Analisis statistik dengan uji Kai Kuadrat dan uji Odds Ratio.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal adalah faktor pendidikan.
yang diajukan perlu dilakukan K I E dengan memasang poster untuk mengingatkan masyarakat cara meningkatkan kesehatan ibu hamil, cara pencegahan penyakit dan bahaya-bahaya bila tidak melakukan perawatan kehamilan, perlu keterlibatan masyarakat yang lebih aktif dengan melibatkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dipabrik/perusahaan/tempat-tempat ibu-ibu bekerja, dan perlu meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk melibatkan lebih aktif PKK untuk memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu yang tidak sekolah tentang pelayanan antenatal untuk meningkatkan pengetahuannya.

ABSTRACT
Based upon a cencus by 1990, Bekasi country was stated to have 93,68 per mill of Infant Mortality Rate (IMR) of unstill birth, this figures is higher than rate of 1MR at West Java (89,13) per mill of unstill birth and higher than National IMR (74) per mill there of.
Research constituted an Analytic Survey by having Cross Sectional approach to find out relationship between sociodemography (age, education, occupation, parity) knowledge and the use of antenatal service facility. The study population object were all pregnancy mothers and mother of under five years old children at Bekasi country, West Java. Statistic analysis was employed with chain quadrate and Odds Ratio test.
The result of this research showed that affecting factors against the use of antenatal service is educational factor.
The proposes suggestions is to conduct Health of Mother and Child by spreading out posters to remind public how to improve pregnancy mothers health, diseases preventive and risks when the health is not treated well, public involvement is required by involving cadres to provide extension at factory/company/places where most of mothers work, and it is necessary to improve cross-sectoral cooperation to get involve Program at Village level to educate women on various aspects of family welfare more active to provide extension for uneducated mothers regarding antenatal service in improving their knowledge.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Phowira
"kesehatan masyarakat global. Paparan tembakau intrauterin dipahami merupakan faktor risiko penting terhadap BBLR. Melihat kecenderungan peningkatan prevalensi merokok di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara status merokok orang tua selama kehamilan dan BBLR. Metode: Penelitian analitik dengan pendekatan secara studi potong lintang dilakukan selama 8 bulan dari Desember 2019 - Juli 2020 pada sampel acak dari orang tua dengan anak berusia 0-5 tahun dari 5 pusat kesehatan masyarakat di DKI Jakarta, Indonesia. Sebanyak 145 subjek memenuhi kriteria dan dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics. Uji chi-square dan analisis regresi logistik multivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara kebiasaan merokok orang tua dengan prevalensi BBLR. Hasil: Dalam penelitian ini, 11% bayi lahir dengan BBLR. Prevalensi merokok pada ayah dan ibu masing-masing adalah 55,2% dan 3,4%. Status merokok ayah secara signifikan dikaitkan dengan BBLR (p <0,05). Meskipun tidak signifikan secara statistik, ada hubungan dosis-respons antara jumlah rokok per hari ayah dan durasi merokok ayah dengan BBLR. Status merokok ibu (p = 0,448) tidak terkait erat dengan BBLR dalam penelitian ini, yang mungkin disebabkan oleh kecilnya sampel ibu yang aktif merokok. Dari regresi logistik multivariat, status merokok ayah, kelahiran prematur, urutan kelahiran, dan asupan makanan yang tidak memadai selama kehamilan secara signifikan dan individual terkait dengan prevalensi BBLR (p <0,05). Kesimpulan: Paparan tembakau selama kehamilan dari ayah merupakan prediktor signifikan BBLR. Terdapat hubungan dosis-repons tidak bermakna antara jumlah rokok per hari ayah dan durasi merokok ayah dengan BBLR.

Introduction: Low birth weight (LBW), a major determinant of neonate morbidity and mortality, remains a global public health concern. Intrauterine exposure to tobacco has been discerned as an important risk factor for LBW. Acknowledging an increasing trend of smoking prevalence in Indonesia, this study aims to investigate the association between parental smoking during pregnancy and LBW. Methods: An analytical cross-sectional study was conducted for 8 months from December 2019 - July 2020 on a random sample of parents with child aged 0-5 years old from 5 health centres in DKI Jakarta, Indonesia. A total of 145 subjects met the criteria and were analysed. Data analysis was carried out using IBM SPSS Statistics software. Chi-square test and multivariate logistic regression analysis were performed to identify the association between parental smoking habits with the prevalence of LBW. Results: In the present study, 11% of infants were born with LBW. The prevalence of smoking in fathers and mothers were 55.2% and 3.4%, respectively. Paternal smoking status was significantly associated with LBW (p < 0.05). Although not statistically significant, there was a dose-response relationship between paternal number of cigarettes/day and duration of smoking with LBW. Maternal smoking status (p = 0.448) was not closely associated with LBW in this study, which might be due to a fairly small number of actively smoking mothers. From multivariate logistic regression, paternal smoking status, premature delivery, birth order and inadequate food intake during pregnancy were significantly and individually associated with the prevalence of LBW (p < 0.05). Conclusion: Paternal tobacco exposure during pregnancy is significant predictor of LBW. Although not statistically significant, there is a dose-response relationship between paternal number of cigarettes/day and duration of smoking with LBW."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beta Andewi Resti Anggraheni
"Latar belakang:. Data tahun 2007 menunjukkan prevalensi perempuan dewasa dengan obesitas di Indonesia 13,9% dan terus mengalami peningkatan, yaitu 15,5% pada 2010 dan 32,9% pada 2013. The Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) mendefinisikan obesitas dalam kehamilan sebagai indeks massa tubuh (IMT) >30 kg/m2 pada kunjungan antenatal pertama. Risiko kehamilan terkait berat badan berlebih dan obesitas diantaranya adalah peningkatan risiko hipertensi dalam kehamilan (termasuk preeklampsia), tromboemboli, dan diabetes melitus gestasional. Peningkatan lama persalinan dan peningkatan risiko seksio sesaria juga diketahui terkait dengan berat badan berlebih dan obesitas. Obesitas dalam kehamilan juga meningkatan risiko janin makrosomi, kematian dalam kandungan, dan malformasi kongenital. Tujuan: a. Diketahuinya luaran maternal pada ibu hamil dengan berat badan berlebih dan obesitas yang bersalin di RSCM. b. Diketahuinya luaran perinatal pada ibu hamil dengan berat badan berlebih dan obesitas yang bersalin di RSCM. c. Diketahuinya kualitas Asuhan Antenatal pada ibu hamil dengan berat badan berlebih dan obesitas yang bersalin di RSCM. c. Diketahuinya pandangan tenaga kesehatan terhadap ibu hamil dengan berat badan berlebih dan obesitas, d. Diketahuinya pandangan ibu hamil , serta keluarga terhadap kehamilan dengan berat badan berlebih dan obesitas Metode: Dilakukan studi kuantitatif dan kualitatif pada kasus ibu hamil dengan berat badan berlebih dan obesitas yang bersalin RSCM tahun 2015-2019. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan telaah rekam medis dan kelengkapan pengisian buku KIA secara umum, dimana akan dilihat untuk luaran maternal, perinatal serta edukasi ANC yang berhubungan dengan kehamilan dengan berat badan berlebih dan obesitas. Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mengenai pemahaman ibu hamil dengan berat badan berlebih dan obesitas yang bersalin di RSCM dan tenaga kesehatan pemberi pelayanan asuhan antenatal di fasyankes asal asuhan antenatal serta keluarga Hasil: Terdapat 509 kasus ibu hamil dengan obesitas dan berat badan berlebih yang bersalin di RSCM selama tahun 2015-2019, Dari 509 subjek, diketahui 189 subjek (37,1%) mengalami obesitas dan 320 subjek (62,9%) mengalami berat badan berlebih. Berdasarkan data tersebut, didapatkan insidensi obesitas dan berat badan berlebih persalinan di RSCM periode tahun 2015-2019 masing-masing sebesar 4,28% dan 2,53%.Luaran maternal ibu dengan obesitas dan berat badan berlebih yang bersalin di RSCM, ditemukan morbiditas persalinan prematur, ketuban pecah dini, dan preeklampsia, dengan jumlah masing-masing 249 (48.9%), 133 (26.1%), dan 121 (23.8%). Luaran Perinatal luaran perinatal patologis yang paling sering dijumpai adalah asfiksia, IUGR, dan IUFD, dengan jumlah masing-masing sebanyak 113 (22.2%), 46 (9.0%), 31 (6.1%). Luaran cara persalinan Mayoritas subjek melahirkan dengan cara seksio sesarea dan pervaginam, dengan jumlah masing-masing 345 (67.8%) dan 154 (30.2%) orang. Secara kualitatif, didapatkan pandangan ibu hamil dengan obesitas dan berat badan berlebih yang bersalin di RSCM dan tenaga kesehatan pemberi asuhan antenatal serta keluraga masih kurang tepat Kesimpulan: Secara kuantitatif dan kualitatif Terjadi kegagalan Identifikasi Kehamilan dengan berat badan berlebih dan obesitas pada kasus-kasus yang dirujuk ke RSCM pada saat dilakukan ANC di faskes primer
. Kata kunci: Luaran maternal dan perinatal. Pandangan Ibu hamil dengan berat badan berlebih dan obesitas, tenaga kesehatan, keluarga, Asuhan antenatal

Background: Data shows in 2007 the prevalence of obese adult women in Indonesia is 13.9% and continues to increase, namely 15.5% in 2010 and 32.9% in 2013. The Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG) defines obesity in pregnancy as body mass index (BMI) >30 kg/m2 at the first antenatal visit. Obesity-related pregnancy risks include an increased risk of hypertension in pregnancy (including preeclampsia), thromboembolism, and gestational diabetes mellitus. Increased length of labor and increased risk of cesarean section are also known to be associated with obesity. Obesity in pregnancy also increases the risk of fetal macrosomy, stillbirth, and congenital malformations Aim: (1) To determine the maternal outcomes in overweight and obese pregnant women who give birth in RSCM. b. To determine perinatal outcomes in overweight and obese pregnant women who give birth in RSCM. c. To know the quality of Antenatal Care in pregnant women with overweight and obesity who gave birth in RSCM. c. To determine the views of health workers on pregnant women with excess weight and obesity, d. To determine the views of pregnant women, as well as their families towards overweight and obesity pregnancies Method: A set of Quantitative and qualitative studies were conducted on cases of overweight and obese pregnant women who gave birth to RSCM in 2015-2019. Quantitative data retrieval was carried out by reviewing medical records and the completeness of filling out the ANC book in general which to see for maternal, perinatal and ANC education related to pregnancy with overweight and obesity. Qualitative data was collected by deep interviewing about the understanding of pregnant women with excess weight and obesity who gave birth at the RSCM and health workers who provide antenatal care services in health facilities from antenatal care and families. Result: There were 509 cases of pregnant women with obesity and overweight who gave birth at the RSCM during 2015-2019. From 509 subjects, 189 subjects (37.1%) were obese and 320 subjects (62.9%) were overweight. Based on these data, the incidence of overweight and obesity in labor at the RSCM for the 2015-2019 period was 4.28% and 2.53%, respectively. preterm, premature rupture of membranes, and preeclampsia, with a total of 249 (48.9%), 133 (26.1%), and 121 (23.8%). Perinatal Outcomes The most common pathological perinatal outcomes were asphyxia, IUGR, and IUFD, with a total of 113 (22.2%), 46 (9.0%), 31 (6.1%). Outcomes of mode of delivery The majority of subjects gave birth by caesarean section and vaginally, with a total of 345 (67.8%) and 154 (30.2%) people, respectively. Qualitatively, it was found that the views of pregnant women with obesity and overweight who gave birth at the RSCM and health workers who provided antenatal care and their families were still inaccurate. Conclusion : Quantitatively and qualitatively there was a failure to identify pregnancies with excess weight and obesity in cases referred to the RSCM at the time of ANC at primary health facilities. Keyword: Maternal and perinatal outcomes. Views of pregnant women with excess weight and obesity, health workers, families, antenatal care"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Indah Sri Bernadetta
"ABSTRAK
Latar Belakang : Kehilangan gigi masih menjadi masalah dalam kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Kehilangan gigi posterior yang tidak digantikan dengan gigi tiruan dapat menyebabkan terganggunya kemampuan mastikasi. Kemampuan mastikasi yang buruk berdampak terhadap pemilihan makanan dan mempengaruhi status nutrisi. Jika hal ini terjadi pada ibu hamil, dapat mempengaruhi bayi yang ada di dalam kandungannya. Belum ada penelitian yang mengamati hubungan kemampuan mastikasi dengan berat lahir bayi di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat lahir bayi seperti asupan nutrisi ibu, paritas, jarak kehamilan, usia kandungan jenis kelamin bayidan faktor lainnya. Adapun penelitian terdahulu tentang asupan nutrisi ibu hamil dengan berat lahir bayi ditinjau berdasarkan jenis makanannya. Sedangkan dalam penelitian ini asupan nutrisi ibu di amati berdasarkan total kalori yang di konsumsi ibu. Tujuan : Menganalisis hubungan kemampuan mastikasi, asupan nutrisi, dan indeks massa tubuh ibu hamil yang kehilangan gigi posterior terhadap berat lahir bayi. Metode: Studi analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan teknik consecutive sampling pada ibu yang sudah melahirkan, usia 20-35 tahun, memiliki satu atau lebih gigi yang hilang dan tidak memakai gigi tiruan. Subjek diamati jumlah dan lokasi gigi hilangnya, pengambilan data dari buku KIA, menjawab kuesioner kemampuan mastikasi dan aupan nutrisi. Penelitian ini dianalisis dengan one sample t-test, independent t-test, Kruskal-Wallis dan uji korelasi pearson. Hasil: Kemampuan mastikasi pada ibu hamil yang kehilangan gigi posterior memiliki hubungan bermakna dengan berat lahir bayi dengan nilai p 0.000, asupan nutrisi pada ibu hamil yang kehilangan gigi posterior memiliki hubungan bermakna dengan berat lahir bayi dengan nilai p 0.000, Indeks Massa Tubuh IMT ibu hamil yang kehilangan gigi posterior memiliki hubungan bermakna dengan berat lahir bayi dengan nilai p 0,038. Aspek yang paling berhubungan dengan berat lahir bayi adalah indeks massa tubuh ibu hamil yang memiliki nilai korelasi pearson 0,142. Kesimpulan: Terdapat hubungan kemampuan mastikasi pada ibu hamil yang kehilangan gigi posterior dengan berat lahir bayi, terdapat hubungan asupan nutrisi pada ibu hamil yang kehilangan gigi posterior dengan berat lahir bayi, terdapat hubungan Indeks Massa Tubuh IMT ibu hamil yang kehilangan gigi posterior dengan berat lahir bayi, aspek yang paling berpengaruh terhadap berat lahir bayi adalah indeks massa tubuh

ABSTRACT
Background Tooth loss is still a major oral health problem oral health in Indonesia. Tooth loss which can rsquo t replaced by denture can cause mastication ability disturbance. Bad mastication function can affect to food choice and nutritional status. If this occurs to pregnant women, it can affect the baby in her womb. There is no study which observes the relationship beetween mastication ability with infant birth rsquo s weightin Indonesia. Some previous studies showed factors which affect infant birth rsquo s weightsuch as mother rsquo s nutrient intake, parity, pregnancy gap, fetal age, infant sex and other factors. Previous research about pregnant women nutrient intake with infant birth rsquo s weightwere viewed based on type of food. While in this study mother rsquo s nutrient intake dased on total calories. Objective To analyze relationship between mastication ability, nutrient intake and body mass index of pregnant women with posterior tooth loss with birth weight of baby. Method Study design is analytical observational study with cross sectiona. This study was performed with consecutive sampling, to mothers who gave birth, aged 20 35, have one or more missing posterior teeth, no denture. Missing teeth number and location were observed, the data was taken from KIA booklet and subjects answered questionairre about mastication ability and nutrient intake. This study was analyze by one sample t test, independent t test, Kruskal Wallis and Pearson. Result Mastication ablity of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weightwas found statistically significant p 0,000 . Nutrient intake of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight was also found statistically significant p 0,000 . BMI of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight was found statistically significant p 0,038 . The most correlate aspect with infant birth rsquo s weight is BMI of pregnant women with pearson correlation value 0,142. Conclusion There is a relationship between mastication ability of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight. There is a relationship between nutrient intake of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight. There is a relationship between BMI of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight. The most correlated aspect with infant birth rsquo s weight in BMI of pregnant women. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Af`idah Cahyani
"Kejadian BBLR merupakan masalah kesehatan yang tidak dapat diabaikan karena berkontribusi besar terhadap kematian neonatal dan peka terhadap berbagai risiko jangka panjang pada kesehatan bayi. Salah satu faktor ibu yang dapat menimbulkan kehamilan risiko tinggi untuk BBLR adalah intensi kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensi kehamilan dengan kejadian BBLR berdasarkan data sekunder hasil SDKI 2012. Desain penelitian adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 8922 merupakan ibu usia 15-49 tahun berstatus menikah, pernah melahirkan dalam kurun waktu 5 tahun (sebelum pengumpulan data SDKI 2012), kelahiran tunggal dan kondisi lahir hidup.
Hasil penelitian mendapatkan proporsi BBLR sebesar 6.2%. Hasil analisis multivariat regresi logistik, setelah seluruh kategori dikontrol oleh variabel umur dan frekuensi ANC, kategori kehamilan diinginkan kemudian (mistimed) berisiko 1.055 kali untuk BBLR. Kategori kehamilan tidak diinginkan (unwanted) dimodifikasi oleh riwayat komplikasi, untuk responden kategori unwanted dan memiliki riwayat komplikasi berisiko lebih besar (1.158 kali) melahirkan bayi BBLR, untuk kehamilan unwanted dan tidak memiliki riwayat komplikasi mempunyai risiko lebih kecil (0.590 kali) melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan responden yang kehamilannya diinginkan dan tidak memiliki riwayat komplikasi (referensi). Namun, hasil akhir untuk kedua kategori intensi kehamilan tersebut menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik.

The incidence of low birth weight (LBW) is a health problem that can not be ignored because it contributes greatly to neonatal mortality and is sensitive to long-term risks to infant health. One of the maternal factors that can lead to a high-risk pregnancy for LBW is the pregnancy intentions. This study aims to determine the association between pregnancy intentions and LBW based on secondary data from Indonesia Demographic And Health Survey 2012. The design of this study was cross sectional with 8922 samples of mothers aged 15-49 years married, had given birth within 5 years (before Indonesia Demographic And Health Survey 2012 data collection), single birth and live birth conditions.
The result of the study obtained the proportion of LBW at 6.2%. Based on multivariate analysis of logistic regression, after all categories were controlled by ANC age and frequency variable, pregnancy category was then mistimed at 1,055 times for LBW. The unwanted pregnancy category was modified by a history of complications, for the unwanted category and had a history of complications having a greater risk (1,158 times) of delivering LBW, for unwanted pregnancy and no history of complications having a smaller risk (0.590 times) Compared with respondents with intended pregnancies and no history of complications (references). However, the final outcome for both categories of pregnancy intentions showed a statistically insignificant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Sarah Vanessa Isabel
"Latar Belakang Masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan saling terkait, terutama pada remaja dan dewasa muda. Penelitian ini menilai remaja dan dewasa muda mahasiswa baru Universitas Indonesia tahun 2022 yang mempunyayi masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan menggunakan self-reporting questionnaire (SRQ-20) dan klasifikasi kriteria IMT Asia-Pasifik. Metode Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa baru Universitas Indonesia dengan usia 12-24 tahun yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan di Makara Klinik Satelit UI dengan total 9,200 mahasiswa. Masalah kesehatan mental, kota asal, konsumsi makanan cepat saji, aktivitas fisik, dan kelebihan berat badan dievaluasi. Status nutrisi dikategorikan ke dalam kelompok IMT menurut klasifikasi Asia-Pasifik. Hasil Data yang diperoleh dari 9,001 mahasiswa baru Universitas Indonesia 2022 yang memenuhi kriteria inklusi menunjukkan sebagian besar peserta adalah perempuan (59%), dewasa muda (87%), bertempat tinggal atau lahir di kota besar (87.5%), mengonsumsi makanan cepat saji <3 kali per minggu (80.2%), dan melakukan aktivitas fisik (65.3%). Sejumlah 37.9% peserta memiliki berat badan berlebih, sedangkan 26.5% dianggap memiliki masalah kesehatan mental. Hubungan dapat ditemukan antara kedua variabel dengan analisis univariat (- < 0.05). Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan. Beberapa faktor yang terkait dengan kelebihan berat badan meliputi jenis kelamin, kelompok usia, tempat asal, dan aktivitas fisik. Sebaliknya, faktor yang terkait dengan masalah kesehatan mental meliputi jenis kelamin, pengonsumsian makanan cepat saji, dan aktivitas fisik. Faktor-faktor tersebut menunjukkan signifikansi jika dibandingkan dengan kelebihan berat badan dan masalah kesehatan mental.

Introduction Mental health problems and excess weight are associated, especially among adolescents and young adults. The present study assessed adolescents and young adults in Universitas Indonesia’s freshmen 2022 with mental health problems and excess weight using the selfreporting questionnaire (SRQ-20) and Asia-Pacific BMI classification. Method Universitas Indonesia’s freshmen aged 12-24 who did the medical checkup in the Makara UI Satellite Clinic were selected for this study. There were 9,200 students. Gender, age group, place of origin, fast food consumption, physical activity, excess body weight, and mental health problems were evaluated. Nutrition status was categorized into different BMI groups according to the Asian-Pacific classification. Result Out of the 9,001 Universitas Indonesia’s freshmen in 2022 that met inclusion criteria, most of the participants were women (59%), young adults (87%), resided or were born in big cities (87.5%), consumed fast food <3 times per week (80.2%), and does physical activities (65.3%). 37.9% of the participants have excess body weight, whereas 26.5% are considered to have mental health problems. An association was found between the two variables after undergoing a univariate analysis (- < 0.05). Conclusion The association between mental health problems and excess body weight was significant in this study. Factors associated with excess body weight include gender, age group, place of origin, and physical activities. Contrastingly, factors associated with mental health problems include gender, fast food consumption, and physical activities. These factors show significance when compared to excess body weight and mental health problems."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Malika Mutia
"Proporsi BBLR hasil Riskesdas 2018 adalah 6,3% dengan jumlah kasus terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur atau BBLR. Program pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil diberikan untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepatuhan konsumsi suplemen besi selama kehamilan dengan BBLR setelah mengendalikan seluruh variabel confounding. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kasus kontrol dengan rasio 1:3. Sampel penelitian berasal dari data sekunder Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 khusus Provinsi Jawa Barat. Jumlah kasus untuk penelitian ini adalah 180 sampel dan kontrol 540 sampel. Variabel kovariat dalam penelitian ini adalah usia bersalin, tingkat pendidikan, status bekerja, wilayah tempat tinggal, riwayat hipertensi, adanya komplikasi, status merokok, status merokok pasif dan usia gestasi saat melahirkan. Hubungan variabel dinilai dengan analisis bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna (p>0,05) dengan peluang risiko 1,268 kali lebih besar pada ibu yang tidak patuh mengkonsumsi TTD untuk melahirkan bayi BBLR (OR= 1,268 95%CI 0,87-1,847) setelah dikontrol variabel kovariat.

Based on Riskesdas 2018, the proportion of LBW in Indonesia is 6.3% with the highest number of cases in West Java Province. Iron deficiency in pregnant women can cause restricted fetal growth, prematur birth or LBW. This study aims to look at the relationship between compliance with iron supplement consumption during pregnancy with LBW after controlling for all confounding variables. The method used in this study is case control with a ratio of 1: 3. The research sample is derived from secondary data used from the 2018 Basic Health Research in West Java Province. The number of cases for this study were 180 samples and 540 controls. The covariate variables in this study were maternal age during pregnancy, education level, work status, area of residence, history of hypertension, complications, smoking status, passive smoking status and gestational age at delivery. The relationship of variables was assessed by bivariate and multivariate analysis. The results showed no significant relationship (p> 0.05) with a 1.268 times greater chance of risk for mothers who consumed less iron supplements than 90 tablets to deliver LBW babies (OR = 1.268 95% CI 0.87-1.847) after covariate controlled variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>