Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118432 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simatupang, Tresia Kesti Magdalena
"Skripsi ini membahas dan mendeskripsikan secara umum mengenai persepsi anak dalam melihat arsitektur. Pembahasan ini menggunakan beberapa teori psikologi perkembangan dan pengantar arsitektur untuk melihat bagaimana persepsi dapat terbentuk dan elemen arsitektur apa saja yang terdapat didalamnya.
Diadakan beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat keterkaitan antara persepsi anak dengan kegiatan mengeksplorasi dan mengalami ruang serta imajinasi yang masih berkembang dalam ranah mentalnya.Hasil penelitian yang menunjukan bahwa peranan skema (memori) cukup penting dalam pembentukan persepsi anak disamping kegiatan ?mengalami‟ dan dunia imajinasinya dalam memandang arsitektur.

This thesis discusses and describes generallyabout perception of the child in perceiving architecture. This discussion uses several theories of developmental psychology and introduction of architecture to see how perceptions can be formed and what are the architectural elements contained therein.
Held several studies conducted to see the relationship between perceptions of children with activities to explore and experience the space, and imagination that is still growing in the mental realm. The results of the studies show that the role of schemes (memories) is quite important in forming the perception of the child as well as the activities of 'experience' and the world of imagination in perceive at architecture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Octiviani
"Fotografi adalah sebuah alat komunikasi yang dapat menangkap gambar secara objektif, fotografi merepresentasikan sesuatu yang nyata secara cepat. Arsitek kemudian memanfaatkan fotografi untuk merekam karya mereka yang nantinya dapat digunakan untuk beberapa tujuan, seperti dokumentasi, materi pameran, dan juga sebagai pengganti interaksi langsung dengan bangunan. Arsitektur mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi melalui wujud dan ruang bangunannya, dimana manusia dapat mengalami dan berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui raga dan indra mereka. Sejak ditemukannya fotografi, arsitek telah memanfaatkan fotografi untuk mengkomunikasikan ide, konsep dan tujuan dari karya sang arsitek. Fotografer diharapkan dapat membantu arsitek untuk menciptakan sebuah ilusi pada fotografi, ilusi yang kemudian dapat membantu manusia dalam memvisualisasikan bangunan arsitektur melalui media dua dimensi atau bahkan merasakan pengalaman ruang tiga dimensi. Keberhasilan ilusi ini bergantung kepada bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang telah diberikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor konsep fotografi arsitektur dan bagaimana persepsi manusia dapat mempengaruhi cara manusia mencerna informasi. Dengan memahami cara kerja persepsi manusia, diyakini bahwa manusia dapat berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui foto sebagaimana manusia berinteraksi dengan ruang arsitektur secara langsung. Untuk mendukung dan menanggapi isu yang muncul, beberapa responden telah diwawancari dengan beberapa pertanyaan. Dengan menganalisa hasil dari wawancara dari responden dan teori-teori yang ada, penelitian ini akan menuntun kepada sebuah kesimpulan tentang bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang didapat dari sebuah fotografi arsitektur.

Photography is a communication tool that can capture an image objectively, it represents what exists with its brief moment. Afterwards Architects utilize it to record their works that can later be used for other purposes such as documentation, exhibition material, and also as a substitute of direct interaction with the building. Architecture has the ability to communicate through its form and space where people can experience and interact in it with their body and senses. Since the discovery of photography, architects have been taking advantage of the device with the intention of communicating their ideas, concepts, and purposes of their works. Photographers can hopefully aid the architects by using their skill to create an illusion in photography, which can helps people visualize the building in two-dimensional form or even offering the experience in three dimensional form. Such illusion can work depending on how the human percepts the information given.
This study will explore the concept of photography in architecture and how human perception can affect the way people perceived information. With understanding of the human’s working method in perception, it is believed that humans can interact with an architectural space through a photograph similar to the experience they would get in threedimensional form. Several people are interviewed to support and validate the issue that has been raised. Analyzing the informant’s point of view and several theories, this study will lead to a conclusion on how human percepts information from an architectural photography.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar Butar, Siska
"Telinga adalah bagian dari indera yang membentuk persepsi ruang melalui proses mendengar. Mendengar terdiri dari berbagai tahapan dalam pembentukan interpretasi akan informasi yang didengar. Mendengar terdiri dari mengumpulkan sumber suara, klasifikasi suara, dan pergeseran perhatian akan suara. Proses mendengar sendiri memiliki hubungan dengan indera lain, terutama visual. Visual menjadi alat untuk melihat gerak dan event dalam ruang. Kumpulan informasi dari seluruh indera tersebut dapat membentuk pemahaman akan lingkungan di sekitar manusia.
Pemetaan digunakan untuk melihat cara kerja suara dan menghubungkan suara dan visual dalam pemahaman ruang. Metode soundwalk digunakan dalam mengambil rekaman suara yang dipadukan dengan pengambilan gambar dan rekaman video. Ketiga cara ini digunakan untuk melihat suara, relasi suara dan visual, serta keberadaan suara dan visual bersamaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa suara dan visual memiliki hubungan untuk dapat saling terhubung dan saling bertemu dalam gerak, event, dan ruang. Sehingga suara dan visual memiliki hubungan yang saling terkait dalam memperkaya pengalaman ruang.

Hearing is one of human senses which shapes our perception of space through process of listening. Listening consists of different stages that create interpretation of information from listening process. This stages composed of collecting sound sources, classification of sounds, and shifting our attention on sounds. Process of listening is related to other senses, particularly visual sense. Visual becomes a tool to observe movement and event in space. Accumulation of information can shape our understanding on the surrounding environment.
Mapping is used in order to reveal the mechanism of sounds and connect sound with visual. Soundwalk, is utilized as a method to record sounds in combination with photograph and video recording. This methods is used to explore sound, link sound with visual input, and to perceive sound and visual simultaneously. The analysis shows that sound and visual can affect each other and connect in movement, event, and space. Thus exploration of the connection of sound and visual is essential on enriching our understanding on spatial experience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Xandratysta Adinda Putri
"Interior sebuah bangunan dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan fungsional, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan emosional. Sehingga, pengalaman manusia akan ruang interior menjadi lebih kaya. Skripsi ini akan membahas mengenai pengalaman manusia terhadap ruang yang dijadikan sebagai sudut pandang utama dalam hadirnya sensasi serta persepsi mengenai interioritas sebuah bangunan. Melalui pendekatan fenomenologi Merleau-Ponty, studi kasus dalam skripsi ini akan mengupas pengalaman manusia saat mengalami kualitas ruang dalam bangunan. Termasuk bagaimana kualitas ruang tersebut dapat menghadirkan sensasi serta membentuk persepsi dalam diri manusia mengenai interioritas bangunan tersebut. Melalui skripsi ini juga, kita akan mengetahui bahwa ternyata interioritas asli sebuah bangunan dapat menjadi potensi utama untuk dieksplorasi dalam proses alterasi. Dengan tujuan untuk mengembalikan keeksistensian bangunan tersebut terhadap konteks yang mengelilinginya.

Interior of a building is designed to fulfill human’s needs, including physical, functional, psychological and emotional needs, so that it will enhance human's experience of space. This thesis will discuss about human’s experience as the main point of view in constructing the sensation and perception of space. Through Merleau-Ponty's phenomenological approach, a case study in this thesis will explore about human's experience within the building, how would the quality of space could bring sensation and build up perception within human’s mind, and later identifies the interiority of the building. And through this thesis, we will also find out that the original interiority of a building can be the most potential source of exploration in altering the building, and restoring its existence to its surroundings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen Pangestu
"The occurrence of perception is without a doubt a crucial part in our existence in the world The body in its ever present and compatible nature to the soul deals with abstract information all the time. Our perception comes in neither uniform profile nor intensity let alone is consistent over intervening periods Our judgment abilities enable us to be conscious and reason with our brain to function properly in response to the environment made known to us in blood and flesh. The question mark lingers 'How do we perceive beyond the created that is the Creator'. It exists outside our physical reach but it is there and it is felt Here I will seek the connection between the material object that is us and the spiritual being that is our object of worship using an architectural approach and the Jakarta Cathedral as the case of study "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fitri Ridayanti
"Arsitektur dan film di era modern ini tidak dapat dipisahkan dari segi generasi persepsi ruang Arsitektur dibangun di dan mengitari suatu ruang yang dapat menjadi setting untuk film sedangkan film adalah sebuah medium dua dimensi untuk mengeksplorasi dan menyajikan arsitektur sebagai kerangka sebuah narasi Arsitektur adalah komponen fundamental dalam rangka film dapat memberikan narasi Skripsi ini membahas bagaimana representasi arsitektur disampaikan sebagai kerangka narasi spasial film dan peran penting yang mereka pegang dalam menyampaikan pesan narasi yang mendasari dan pengalaman spasial dalam sebuah film.
Skripsi ini membahas pengerjaan dari real ke reel meminjam istilah Nezar AlSayyad yang merujuk realitas dan sinema menggunakan arsitektur modern di film Playtime Jacques Tati 1967 sebagai studi kasus Real dan reel adalah sebagai fokus utama skripsi ini Akhirnya skripsi ini mengamati konsep reel ke real bagaimana arsitektur dan film yang dapat mempengaruhi perspektif kita dalam hidup dan digunakan sebagai parameter untuk desain.

Architecture and film in this modern era are inseparable concerning the generation of perceptual spaces. Architecture is built in and around spaces, which may provide the setting for a film, whereas film stands as a two-dimensional medium to explore and present architecture as a narrative framework. Architecture is a fundamental component in order that film can deliver its narrative.
This thesis discusses how architectural representation is conveyed to encase the spatial narrative of a film and the important role they hold in conveying messages, underlying narratives, and the spatial experiences in a film. It discusses the workings of real to reel, borrowing Nezar AlSayyad's term in reference to the reality and the cinema, using the modern architecture in Jacques Tati's Playtime (1967) as a case in point. The real and reel stand as the main focuses of this thesis. Finally, it observes the concept of reel to real, how the architecture and film can affect our perspectives in life and be used as parameters for design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalfah Nael Amalina
"Ekspresi dalam arsitektur adalah pemikiran arsitek yang tertuang dalam perwujudan sebuah tempat yang terlihat dari pembentukan elemen-elemen ruang di dalamnya. Tempat yang ekspresif ini tidak hanya berkaitan dengan pengalaman ruang manusia namun juga persepsi manusia terhadap ruang, yang sebagian besar adalah persepsi visual dan kinestetik. Prinsip-prinsip pada teori persepsi visual Gestalt dan Ekologi dengan pergerakan manusia di dalam ruang menjadi acuan dalam pembentukan tempat yang ekspresif. Pengalaman ruang manusia di dalam tempat yang ekspresif harus memiliki alur dan narasi perjalanan antar ruang yang jelas. Saat itulah manusia mengerti akan makna tempat yang ekspresif tersebut.

Expression in architecture is an architect's thought that is conveyed through the making of place, which is seen through the creation of spatial elements inside it. This expressive place is not only related to human's spatial experience, but also human's perception in a space, mostly visual and kinesthesia perception. The principles in Gestalt and Ecological theories of visual perception along with human movement in a space become references in the making of expressive place. Human's spatial experience in an expressive place should have natural, flow and clear narrative along the spaces. In this way, human can capture the meaning of the expressive place."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Eugenia Natasha
"Fotografi Arsitektur memiliki tingkat kemiripan yang cukup tinggi dengan subjek foto sehingga berfungsi sebagai media representasi. Representasi dalam arsitektur digunakan untuk membantu arsitek mengomunikasikan ide dalam karyanya melalui tanda-tanda kepada masyarakat luas. Semiotika merupakan salah satu cara masyarakat memahami ide-ide tersebut. Skripsi ini membahas mengenai bagaimana masyarakat membaca tanda dalam foto arsitektural melalui teori semiotika dengan studi kasus foto Perpustakaan UI. Semiotika dalam fotografi pernah dibahas oleh Roland Barthes melalui teori Order of Signification. Pada akhirnya, skripsi ini menyimpulkan bahwa foto arsitektural dapat mereproduksi tanda-tanda dan menyampaikan pesan yang ingin dikomunikasikan seorang arsitek kepada audiens melalui karyanya.

Architectural Photography has a high level of resemblance to the subject of a photograph that it serves as a medium of representation. In Architecture,representation is used to assist the architect to communicate his ideas to the audience. Semiotics is one of many ways to help people to understand and interpret signs. This thesis discusses about how people read signs in an architectural photograph by using semiotics theory with the case study being an architectural photograph of University of Indonesia’s Library. Roland Barthes is one of the few theorists who have ever discussed about semiotics in photography through his Order of Significance theory. In the end, this thesis concludes that architectural photographs can reproduce signs and helps to convey the message that architect wants to communicate to the audience through his work."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryski Nur Ramdhan
"Komputer sebagai salah satu teknologi canggih juga menjadi ruang bagi manusia untuk melakukan aktivitas. Ruang virtual adalah bagaimana orang-orang menyebutnya. Salah satu bentuk aktivitas yang dilakukan adalah dengan bermain 3D computer game. Arsitektur, sebagai ilmu yang mempelajari ruang, ternyata dapat digunakan untuk menganalisis ruang di dalam 3D computer games dan persepsi yang ditimbulkan. Skripsi ini berisi tentang perbandingan antara dua jenis permainan, dengan menganalisis aspek keruangan melalui teori perspektif dan proyeksi paralel sebagai representasi ruang secara arsitektural. Dua jenis representasi ruang yang berbeda menghasilkan spatial experience yang berbeda. Spatial experience yang dirasakan pemain memiliki kaitan dengan persepsi visual yang datang melalui mata masing-masing pemain. Pada akhirnya, ternyata lebih banyak orang yang memilih untuk bermain permainan dengan representasi ruang secara paralel dibandingkan dengan permainan yang bertampilan perspektif. Permainan dengan sudut pandang perspektif yang lebih nyata tidak menjamin permainan ini akan lebih menarik bagi pemain.

Computer, as one of sophisticated technologies, has become a new space for human activities. This space is called virtual space. One of the activities people do in virtual space is playing 3D computer game. Architecture which learns about space can be used to analyze the space in 3D computer games. Focus of this final assignment is to see the comparation between two types of image in 3D computer games. The comparation of these games associated with theory of perspective and parallel projection as an architectural representation. These two different representations, each of them, gives different spatial experience relating to the players’ perception. This perception could be different for each player because it depends on visual experience, which comes up by the eyes of each player. Apparently, more players prefer to play the game with parallel view rather than the one with perspective view. It turns out that even though the view is more realistic, we cannot ensure that it will be more interesting for players."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: The McGraw-Hill Companies, {s.a}
729 ARJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>