Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiranti Sitoresmi
"Arsitektur didesain oleh arsitek untuk memenuhi sebuh fungsi yang diharapkan, namun pada akhirnya bagaimana objek arsitektur itu digunakan ditentukan oleh penggunanya; dimana mungkin saja sama seperti yang diharapkan ataupun tidak sama sekali. Untuk menganalisis bagaimana objek arsitektur „menyampaikan‟ baik itu fungsi fisik ataupun simbolis, diperlukan pemahaman untuk melihat objek tersebut sebagai sinyal dan melihat arsitektur sebagai sebuah sistem tanda melalui sebuah analisis semiologi. Analisis tersebut akan coba diaplikasikan pada Margo City, sebuah pusat perbelanjaan di Margonda Depok yang dikenal sebagai ikon Margonda, untuk memahami bagaimana sebuah bangunan mengkomunikasikan fungsinya pada pengguna melalui bentuk.

There is a phenomenon in architecture that even though an architect designs an architectural object with an intended function, the user would use it the way they perceive about the object, which maybe either exactly the same intended function or anything else. To analyze how the architectural object delivers the function ─ both physical and symbolical, there is a need to see it as a signal and to see architecture as a system of sign through the analysis of semiology. The analysis would be applied to Margo City, a shopping mall in Margonda Depok which is known as an icon of Margonda, to understand how the building communicate the function to the users through the forms."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhestriana Respati Anugrahwati
"Salah satu elemen arsitektural yang kini telah menjadi kecenderungan desain pusat perbelanjaan di Indonesia adalah penggunaan skylight roof. Penerapan skylight roof pada bangunan menimbulkan masalah terutama pada karakter bangunan tropis seperti di Indonesia yang mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Dengan pemakaian skylight roof yang cukup besar pada bangunan, masalah panas dan glare yang berasal dari pantulan sinar matahari tak dapat dihindari.
Skripsi ini membahas pengaruh desain skylight roof, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang skylight roof dan contoh kasus pada dua pusat perbelanjaan di Indonesia (Jakarta) yang menerapkan skylight roof pada rancangan bangunannya. Meneliti tentang pengaruh skylight roof dari segi kenyamanan dan estetika bangunan serta mencoba menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan seperti orientasi bangunan, posisi bukaan terhadap matahari, dan material yang digunakan pada bangunan.

One of the elements architectural which have now become the shopping center design trend in Indonesia is the use of roof skylights. Application of skylight roof of the building cause problems especially in the character of the tropical building such as in Indonesia, which get the sunlight throughout the year. With the use of large skylight roof on the building, heat and glare problems arising from the reflection of sunlight can not be avoided.
This thesis discusses the influence of roof skylights design, the factors to consider in designing skylight roof and two case studies in a shopping center in Indonesia (Jakarta) which apply skylight roof on the building design. Examining the influence of roof skylights in terms of comfort and aesthetics of the building and tried to explain the factors that need to be considered as building orientation, position of the sun, and the materials used in buildings.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52292
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Wisnuwardhani
"Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang energi dan sumber daya mineral untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Salah satu pendukung dalam penyelenggaraan tugas KESDM adalah keberadaaan aset sistem informasi/teknologi informasi (SI/TI). Namun selama ini di KESDM belum ada panduan dalam merencanakan maupun mengimplementasikan suatu solusi TI, sehingga masing-masing unit memikirkan sendiri solusi TI yang diperlukan. Hal ini berakibat pada keberagaman aplikasi, kerangka kerja, bahasa pemrograman, desain, dan tersebarnya ruang server dan basis data.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi arsitektur KESDM saat ini dan merekomendasikan rancangan arsitektur yang tepat untuk KESDM. Kerangka kerja yang digunakan adalah The Open Group of Architecture Framework (TOGAF). Data dikumpulkan melalui dokumen KESDM dan wawancara serta Focus Group Discussion (FGD) ke unit-unit di lingkungan KESDM.
Hasil dari penelitian ini di antaranya prinsip arsitektur KESDM yang meliputi prinsip bisnis, prinsip aplikasi, prinsip data, dan prinsip teknologi, serta pola solusi dan roadmap berdasarkan prinsip arsitektur dimaksud.

The Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) is a government institution that has the task of conducting affairs in the field of energy and mineral resources to assist the President in running the state government. One of the supporters of the task is the existence of information systems/information technology (IS/IT) assets. However, KESDM has no guidance to plan and implement an IT solution, so that each unit thinks IT solutions that are required by themselves. It causes variety in application, framework, programming languange, design, and dissemination of server room and database.
This study aims to map the architecture of MEMR now and recommend the architecture design that fit to MEMR. The framework used is The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Data were collected through documents of KESDM and also interviews and Focus Group Discussion (FGD) to units in the MEMR.
The results of the study are the architecture principles of KESDM that include business principles, application principles, data principles, and technology principles, as well as patterns of solutions and roadmaps based on architecture principles said.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fazrin Rahman
"Keberadaaan ruang khalayak yang tidak diatur tata-tertibnya dengan ketat oleh pemerintah, membuat ruang khalayak diokupasi oleh banyak pelaku-pelaku usaha yang juga membuat aturan untuk mempertahankan posisinya. Hal tersebut membuat aturan yang baku dan dipahami bersama menjadi tidak jelas bagi masyarakat. Menarik bagi saya untuk melihat bagaimana masyarakat memenuhi tujuannya di ruang khalayak ketika bertabrakan dengan banyaknya aturan tersebut.
Teleoaffective structure sebagai bentuk hubungan yang mencocokan antara pemahaman individu mengenai aturan dan masyarakat, dengan aturan yang berlaku memberi peran dalam terbentuknya jalinan timespace yang harmonis. Jalinan ini yang akhirnya mempengaruhi terbentuknya ruang relasi yang menjadi wadah bagi masyarakat memenuhi tujuannya dengan aman dan nyaman di ruang khalayak.
Jalan sebagai salah satu bentuk dari ruang khalayak yang kerap terancam keberadaannya oleh para pengokupasi tersebut. Jalan juga memungkinkan terjadinya jalinan timespace yang sangat beragam dengan berbagai tujuannya. Oleh karena itu skripsi ini berfokus pada Jalan Margonda Raya sebagai contoh kasus dengan fokus utamanya adalah Gang Sawo yang berada di ruas jalan tersebut.
Hasil pemetaan dan analisis menunjukan bagaimana peran teleoaffectiven structure dalam upaya menjaga keharmonisan di area pengamatan. Keharmonisan tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman seseorang terhadap aturan yang berlaku, sehingga tingkat keharmonisan yang dapat tercapai juga beragam. Jalinan timespace yang harmonis ini dapat tampak dari ruang relasi yang terbentuk antara setiap pelaku di area pengamatan.

The existence of public spaces that are not regulated by the government, make the public space occupied by many business actors that also create rules to maintain their position. This obscures the standard rules that are widely understood by the society. So it will be interesting to see how the society meet their goals in the public space when they are faced with these kind of rules.
Teleoaffective structure, a form that joins individual understanding with the rules, has a role in the production of a harmonious interwoven timespace. This joint affects the production of relational space that become a place for the society to meet their objectives safely and comfortably in public space.
Road as a form of public space is the most threatened area by the occupant. Roads also allow the diverse interwoven timespace with different objectives. Therefore this undergraduate thesis focuses on Jalan Margonda Raya as the case study with the main focus being on the Gang Sawo segment.
The result of mapping and analysis shows the role of teleoaffective structure in maintaining harmony in this area. The level of individual understanding of the rules can influence and form diverse level of harmonization. This harmonious interwoven timespace can be seen from the relational space that established among each actor in this area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Astuti
"ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk melihat kontradiksi penerapan konsep Islami yang terjadi pada perumahan muslim. Selain itu juga untuk mencoba memaparkan aspek Islami apa saja yang diterapkan pada interioritas Perumahan Muslim Permata Darussalam. Permata Darussalam merupakan perumahan muslim yang dibangun oleh pengembang Bumi Darussalam yang berfokus pada perumahan berkonsep Islami. Kehadirannya di pemukiman Rawa Pule memunculkan anggapan sebagai perumahan eksklusif untuk penghuni muslim saja. Permasalahan tersebutlah yang menjadi poin penting dalam tulisan ini. Untuk itu, dilakukan kajian berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman bagi konsep Islami tersebut. Metode yang dilakukan adalah dengan mengkaji teori yang berkaitan dengan pembahasan tersebut seperti arsitektur pada masyarakat Islam, perumahan eksklsuif, perumahan inklusif, dan interioritas perumahan muslim. Setelah melakukan analisis, terbukti bahwa konsep Islami Permata Darussalam hanya sebatas penerapan pada lingkungan dengan kehadiran Masjid dan juga proses jual beli secara syariah.


ABSTRACT

This study aims to see the contradiction of Islamic concept implementation which occurs in Moslem Housing community. It tried to exposure any Islamic aspects in interiority of Permata Darussalam Moslem housing community. Permata Darussalam is a Moslem housing community was built by Bumi Darussalam as a developers that focus to build Islamic concept housing. It is presence in Rawa Pule settlement when it is assumpted as exclusive housing for Moslems only. These issues become important point in this writing. For those reasons, it is necessary to assessment this writting of the Qur’an and Hadith as a guideline of Islamic concept. The method is by reviewing some theories which are related with the discussion, such as architecture in Moslem community, exclusive housing, inclusive housing, and interiority in Islamic concept housing. After analytical process, it proves that Islamic concepts at Permata Darussalam are limited at application in environment with presence of the Mosque and also sharia buying and selling process.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Meydina Putri
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh kebudayaan pada pembentukan pola ruang rumah tinggal yang telah pindah keluar daerah asalnya. Pembahasan dilihat melalui perspektif arsitektur interior yang menitikberatkan pada pengaturan pola tatanan ruang dalam rumah. Pola tersebut ditinjau berdasarkan tingkatan intervensi penghuni terhadap rumahnya, organisasi ruang, tata letak elemen interior, dan pemanfaatan ruang. Studi kasus dilakukan pada dua rumah orang Betawi yang berada di Cimahi, Jawa Barat.
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa keduanya masih mencerminkan pola kebudayaan dari daerah asal mereka, meskipun lokasinya sudah berada di luar daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam subconscious mind penghuni masih tertanam pola ruang tertentu yang berasal dari kebudayaan asal dan terus terbawa sehingga mereka cenderung membentuk rumahnya sesuai dengan pola tadi.

This study discusses the influence of culture on the configuration of house’s spatial pattern that had moved outside its origin place. This discussion is observed from the interior architecture perspective that focuses on the arrangement of space order pattern in the house. The pattern review based on the level of residents’ intervention toward their house, the space organization, the layout of the interior elements, and the space utilization. The case study was carried out in two Betawis’ houses in Cimahi, West Java.
The result showed that both of them are still representing its origin pattern, although the location is not in its origin place anymore. It indicates that the specific pattern which comes from its origin culture is still embedded and involved in the residents’ subconscious mind, so that they will configure their house accordance with that pattern.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrul Helen
"Komik merupakan medium unik yang menggabungkan dua jenis representasi yaitu gambar dan teks untuk menyampaikan informasi dengan harapan dapat menghasilkan respon tertentu dari pembaca. Arsitektur di dalam komik tidak hanya digunakan sebagai background untuk menginformasikan kepada pembaca dimana suatu adegan terjadi (sense of place) dan untuk membangun emosi tertentu (sense of depth), namun arsitektur juga dapat digunakan sebagai elemen pembangun cerita di dalam komik. Studi kasus yang digunakan adalah komik "Yes is More, An Archicomic of Architectural Evolution" oleh BIG dan komik "Durarara" oleh Ryohgo Narita, Suzuhito Yasuda dan Akiyo Satorigi.

Comic book is a unique medium which combines two kinds of representations, images and words, to convey informations in hope to gain response from the readers. Architecture in comic book is not only used as background to establish sense of place and sense of depth to the readers, but also can be used as the constructor elements of the story in the comic book. The cases study for this topic are "Yes is More, An Archicomic of Architectural Evolution", a comic book by BIG and "Durarara", a comic book by Ryohgo Narita, Suzuhito Yasuda and Akiyo Satorigi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Anjani
"Dalam arsitektur grid banyak menjadi dasar untuk memberi bentuk, dimensi, dan susunan dalam skala interior maupun eksterior. Selain fungsi yang mewujud grid juga dapat digunakan sebagai proses yang memberi kerangka pada rancangan. Dengan memelajari grid dalam proses merancang Le Corbusier dan Peter Eisenman, dapat terlihat peran grid dalam praktek arsitektur dan arsitektur interior. Penggayaan dan konsep merancang dari masing-masing arsitek tersebut memengaruhi bagaimana grid diaplikasikan ke dalam rancangan. Terdapat dua realitas penggunaan grid yang bertolak belakang dari kedua arsitek. Le Corbusier menginginkan keteraturan dalam rancangannya, sedangkan Eisenman menciptakan dislokasi sebagai aturan baru dalam merancang.
Le Corbusier bermain dengan dimensi dan permukaan bidang grid yang diproyeksikan secara tiga dimensi untuk menghasilkan elemen interior dan keseluruhan bangunan, sedangkan Eisenman memanipulasi bidang-bidang grid dalam rancangannya sehingga terjadi ruang-ruang interior dan eksterior bangunan. Akan tetapi keduanya memiliki kesamaan yaitu adaptasi grid sebagai proses sistematis. Dalam hal ini grid menghasilkan elemen-elemen interior dan ruang-ruang yang tersusun dalam keseluruhan bangunan. Penggunaan grid sangat beragam sesuai tujuan yang ingin dicapai masing-masing arsitek. Elemen arsitektural dan elemen interior dapat dieksplorasi dan diekspresikan melalui berbagai metode merancang berbasis grid.

In the architecture grid is widely used as bases in providing the shape, dimension and structure in the interior as well as exterior scale. Beside its forming function, grid is also utilised as a process which provides structure in the design. By studying the grid in Le Corbusier and Peter Eisenman designing process, one can notice the role of grid in the practice of architecture and interior architecture. Styling and designing concept of both architects influence how grid being applied in the designs. There are two opposite use of grid between the two. Le Corbusier desires order in his designs, while Eisenman creates dislocation as new rules in designing.
Le Corbusier plays with dimension and grid plane which are projected into three dimension in order to create interior elements and the whole building, while Eisenman manipulates grid planes in his designs in such a way that creating interior spaces and the exterior of building. However, they have similarity, i.e. the adaptation of grid as systematic process. In this instance grid creates interior elements and structured spaces in the whole building. The use of grid can be so varies, depends on the goal of individual architects. Architectural and interior elements can be explored and expressed through all kind of grid-based designing methods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novianti Mawar Sari
"Pembangunan yang ada di Indonesia merupakan sebuah karya arsitektur yang tidak hanya diimajinasikan oleh arsitek tetapi terdapat campur tangan rezim pemerintahan yang sedang berjalan. Pemerintahan Orde Baru mempunyai andil besar dalam membuat representasi bagi bangsa Indonesia untuk mewarisi tradisi. Relasi kuasa berjalan beriringan pada setiap konstruksi arsitektur sehingga memberi pengaruh kepada masyarakat. Padepokan Pencak Silat Indonesia menjadi bangunan bangsa yang mewujudkan nasionalisme serta budaya tradisi pencak silat asal Indonesia. Proyek arsitektur pascakolonial Orde Baru perlu diperhatikan kaitannya dalam mewujudkan sebuah representasi.

The development in Indonesia is an architectural work that not only imagined by architects but there is interference from the ongoing government regimes. The New Order government has a big hand in making representation for the Indonesian people to inherit tradition. Power relations go hand in hand with each architectural construction so that it gives influence to the community. Padepokan Pencak Silat Indonesia became a nation building that embodies nationalism and the cultural tradition of pencak silat from Indonesia. Postcolonial architecture projects of the New Order need to be considered in relation to realizing a representation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Kumalaratri
"ABSTRACT
Waktu memiliki keberagaman kondisi dalam melingkupi kehidupan
manusia. Waktu merupakan kondisi yang menerus dan memutar, dan juga paradoksikal. Paradoksikal menjelaskan waktu sebagai kondisi yang berpotongan dan tidak terprediksi disebabkan oleh keberagaman intuisi dan antisipasi manusia dalam menyusun perjalanan. Paradoksikal waktu mendefinisikan kegiatan manusia pada keseharian sebagai present yang merupakan akibat dari pengalaman past dan antisipasi future. Dalam arsitektur, belum banyak tersedia representasi yang mengakomodasi sifat paradoksikal waktu. Medium arsitektur kadang menghadirkan waktu sebagai keadaan yang statik, sedangkan waktu adalah keadaan dinamis yang multidimensi dan multiperspektif. Paradoksikal waktu membutuhkan representasi yang tidak konvensional untuk menjelaskan karakternya. Sehingga, paradoksikal waktu beralih pada media yang memiliki kualitas praktik keseharian berupa perjalanan spasial dan temporal yang bersifat subyektif. Film adalah media representasi waktu yang memberikan visualisasi arsitektur berupa perjalanan temporal. Film memiliki kemampuan untuk menampilkan subyektivitas present sebagai kemungkinan yang terikat pada past dan future melalui narasi. Hal tersebut merupakan potensi film sebagai visualisasi arsitektur yang mampu menjelaskan present sebagai kondisi yang beragam. Komponen abstraksi dan visualisasi film mampu menjelaskan paradoks melalui media sinematik, yaitu media yang bercerita akan perjalanan ruang melalui waktu. Melalui penelusuran komponen film tersebut, didapatkan pengertian paradoksikal waktu dalam kehidupan sebagai keseharian yang mengikat kemungkinan kondisi past-future.

ABSTRACT
Time encompasses human in their lives through its various conditions. Time is linear and cyclical, and it is also paradoxical. Paradoxs describe time as an intersecting and unpredictable conditions caused by the diversity of human intuitions and anticipations in composing journey. Paradoxical in time defines human activities in everyday life as present that is caused by past experiences and future anticipations. In architecture, there have not been many representations that accomodate the paradoxical nature of time. Architectural mediums tend to present time as a static state, while time dynamically is multidimensional and multiperspective. Paradoxs needs unconventional representation to unfold its character. It is then shifting to media with everyday practices quality, which is a journey of subjectivity. Film is the time representation media that delivers architecture visualisation through temporal experience. Its abstraction and visualisation components are able to explain paradoxs of time through cinematic media, the media that tells the story of space through time. Film has the ability to project subjectivity in present as possibilities that binds past and future through narration. It is film potential of explaining present as a diverse condition. By searching the components of film, we can understand the paradoxical sense of time as everyday life that binds the possibilities of past future conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>