Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutagaol, Rutmauli Br
"Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bukti pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan terhadap intervensi keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan diruang rawat inap.
Penelitian ini menggunakan disain kuantitatif dengan pendekatan potong lintang pada 102 perawat pelaksana dan 102 dokumentasi asuhan keperawatan yang dipilih dengan sampling purposive kemudian dilakukan random. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner gaya kepemimpinan dan observasi dokumentasi asuhan keperawatan.
Hasil riset menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan (p=0,834), akan tetapi secara deskripsi kepala ruangan dengan otoriter hasil dokumentasi asuhan keperawatannya baik 80%, hal ini lebih baik dari gaya demokratik yang hanya 62,5%.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan khususnya penerapan gaya kepemimpinan terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan.

Documentation of nursing care is a testament to accountability to nursing interventions. Generally the quality of nursing care documentation in Indonesian hospitals have not yet reached optimal quality. This study aimed to identify the relationship of leadership style of head nurses with completeness of nursing care documentation.
The methodology used in this study is categorical analytic with cross sectional approach in 102 nurses and 102 documentation of nursing care. Data was collected through questionnaires spread the leadership style of the head nurses and observation of nursing care documentation.
The research showed that there was no significant relationship between leadership style with quality nursing care (p=0.834) but the description of leadership style with the results of authoritarian leadership style good dokumentation nursing care 80%, it is better than democratic style only 62.5%.
Results of this study are expected to be more increased of leadership skills in particular the application of leadership styles to completeness of nursing care documentation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S53315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdiyansyah
"ABSTRAK
Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan salah satu indikator penilaian kinerja perawat di rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengeksplorasi secara mendalam hambatan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang perawatan umum RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif melalui teknik wawancara mendalam.
Hasil penelitian terkait hambatan pendokumentasian asuhan keperawatan diperoleh tujuh tema, yaitu: persepsi, respon, proses pengisian, kendala yang dihadapi, upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala, harapan perawat terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan, dampak dari kendala-kendala yang dihadapi terhadap kinerja perawat. Kesimpulan, perlu pengarahan yang kontinyu dari organisasi agar pendokumentasian berjalan baik. Rekomendasi pelaksanaan supervisi dari manajemen keperawatan.

ABSTRACT
Documentation of nursing care is one indicator of the performance assessment nurse at the hospital. Research goals to explore in depth the barriers documenting nursing care in general ward in Central Army Hospital Gatot Subroto Ditkesad. Qualitative research with descriptive phenomenological approach through indepth interview techniques.
The results related barriers to nursing documentation obtained seven themes, namely: perception, response, the charging process, the obstacles encountered, the efforts made to overcome the obstacles, expectations of nurses to nursing care documentation, the impact of the constraints faced by the performance of nurses. Conclusions, which need continuous guidance from the organization to running well documentation. Recommendations on the implementation of supervision of nursing management.
"
2013
T36067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nuryani
"Dokumentasi merupakan catatan yang tercetak, tertulis dan legal yang berisi asuhan keperawatan kepada pasien, dokumentasi yang lengkap dan akurat dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Kenyataan di lapangan sering tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap yang dimiliki perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung di Rumah Sakit H. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan tehnik simple random sampling dengan jumlah 87 responden. Hasil uji analisis mengatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan (p=0,044) sedangkan sikap perawat tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=1,0) hal ini menunjukkan semakin tinggi pengetahuan dan sikap seorang perawat maka semakin meningkat juga kinerjanya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.

Documentation is printed records, and legal writing contains nursing care to patients, complete and accurate documentation can improve the quality of hospital services. Reality on the ground often do not correspond to what is expected, it can be influenced by the knowledge and the attitudes of nurses. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes of nurses with complete documentation of nursing care in inpatient wards Rose, Jasmine and Heart Hospital H. This study used a descriptive correlation design, the crosssectional approach and using simple random sampling technique with a number of 87 respondents. Analysis of test results say there is a significant relationship between knowledge of nurses with documentation of nursing care (p = 0.044) whereas there were no nurses attitudes significant correlation (p = 1.0) this shows the higher knowledge and attitude of the nurse also increasing performance the documentation of nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S54304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiruddin
"ABSTRAK
Implementasi jenjang karir akan meningkatkan efikasi diri perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemahaman dan persepsi jenjang karir dengan efikasi diri dalam pemberian asuhan keperawatan. Desain penelitian cross sectional eksplorative dengan jumlah sampel 182 perawat diambil dengan teknik simple random sampling. Data dianalis menggunakan uji Korelasi Pearson, Kruskal-Wallis dan Regresi Linear Multivariabel. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi efikasi diri adalah perawat dengan level PK IV 80 74 dari nilai total, gambaran persepsi perawat pada jenjang karir sudah 82 56 , sedangkan efikasi diri 77,9 167,52 dan pemahman terhadap jenjang karir 75 36 masih dibawah 80 , terdapat hubungan yang bermakna antara pemahaman dengan efikasi diri p

ABSTRACT
The implementation of career ladder will improve nurse rsquo s self efficacy in applying nursing care. The objective of this study was to identify the relationship between understanding of career ladder, the perception of career ladder and self efficacy in applying nursing care. The study was used sectional explorative design and 182 nurses were participated in this study. The Sampling technique in this study was simple random sampling. Pearson correlation, Kruskall Wallis, and Linear Regression Multivariable were employed for data analyzing in this study. The result study was showed that highest level of self efficacy among nurses was in PK IV level 80 , the perception of nurse career ladder was 82 from totally value. The result study also was showed the relationship between understanding of nurse career ladder.
"
2017
T47254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Renni Septini
"Instalasi Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Pelayanan resep sebagai garis depan pelayanan farmasi kepada pasien harus dikelola dengan baik, karena mutu pelayanan resep farmasi yang baik umumnya dikaitkan dengan kecepatan dalam memberikan pelayanan.
Pada pengamatan pelayanan resep pasien Askes di RSPAD Gatot Soebroto yang dilakukan selama bulan Maret sampai bulan Mei 2011 setelah pengelolaannya diserahkan kepada Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto, ditemukan bahwa waktu tunggu untuk obat racikan 63 menit dan non racikan 52 menit. Hal ini belum memenuhi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, yaitu untuk obat non racikan kurang dari atau sama dengan 30 menit untuk obat racikan kurang dari atau sama dengan 60 menit.
Penelitian ini menganalisis waktu tunggu pelayanan resep obat pasien askes rawat jalan, dilakukan di Yanmasum Farmasi Askes RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 14 ? 25 Nopember 2011 setiap hari Senin sampai dengan hari Jum?at. Sampel penelitian sebanyak 124 resep pasien askes rawat jalan baik racikan maupun non racikan dan merupakan penelitian kuantitatif yang didukung metode kualitatif. Dilakukan untuk mendapatkan waktu tunggu menurut komponen tindakan dan komponen delay.
Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu untuk resep non racikan pasien askes rawat jalan adalah sebesar 39 menit dimana 79,7 % dari waktu tersebut merupakan komponen delay. Sementara untuk resep racikan adalah 60,4 menit dan 59,27 % dari waktu tersebut merupakan komponen delay.
Berdasarkan hasil penelitian ini, keterlambatan pelayanan disebabkan ketidaktersediaan obat, lamanya jaringan komputerisasi, belum maksimalnya pelaksanaan prosedur pelayanan resep, beban kerja yang tidak sesuai dengan sumber daya manusia yang ada. Diharapkan manajemen Yanmasum Farmasi memberikan penegasan terhadap pelaksanaan prosedur pelayanan resep, mengadakan pemberdayaaan karyawan pada titik yang dianggap penting agar tidak ada penumpukan resep di satu titik, pemeliharaan jaringan komputer secara berkala serta pemberian reward dan punishment kepada karyawan.

Installation of Pharmacy is one of the units in hospitals that provide products and services in the form of prescription services. Prescription service as a frontline pharmacy services to patients should be managed properly, because the quality of a good pharmacy prescripton service is generally associated with speed in providing services.
Observation of patient prescription service at Askes in Gatot Soebroto Army Hospital conducted during March to May 2011 after its management handed ovet to the Installation Gatot Soebroto Army Hospital Pharmacy, found that the waiting time for the concoction of drug and non concoction 63 minutes 52 minutes. It is not yet meet the Minister of Health No. 129/Menkes/SK/II/2008, is for non-compounded drugs is less than or equal to 30 minutes to blend the drug is less than or equal to 60 minutes.
equal to 30 minutes to blend the drug is less than or equal to 60 minutes. This research service analyzes the waiting period prescribed outpatient health insurance patient, conduvted in Yanmasum Pharmacy Askes Gatot Soebroto Army Hospital on 14-November 25, 2011 every Monday through Friday. Study sample as many as 124 patients prescribed either an outpatient health insurance and non concoction and non-compuonded blend was supported quantitative research qualitative method. Performed to obtain the waiting time according to the component and component delay action.
Result showed that the average waiting time for non-compounded prescription health insurance patients are ambulatory by 39 minutes where 79,7 % of the time delay is a component. While for formulas is 60,4 minutes and 59,27% of the time delay is a component.
Based on these results, delays in service due to unavailability of drugs, duration of computerized networks, yet the implementation of service procedures prescribed maximum, the workload is not in accordance with the existing human resources. Pharmacy management is expected to provider refresher Yanmasum the implementation procedure prescribed service, employee empowerment make the point that is considered important that there is no buildup of prescriptions at one point, periodic maintenance of computer networks and the provision of reward and punishments to employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31238
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Adani Putri
"ABSTRAK
Rumah sakit merupakan tempat dimana pelayanan kesehatan dari berbagai ilmu berkumpul. Para dokter, perawat apoteker serta tenaga kesehatan lainnya berkumpul dan melakukan suatu kolaborasi untuk memastikan peningkatan kualitas hidup pasien. Seiring dengan kompleksitas hubungan tenaga kesehatan tersebut, muncul pula dinamika dan persoalan dalam pekerjaan kesehatan. Seorang calon apoteker yang baik harus memahami dinamika tersebut agar mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja dengan cepat sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada pasien. Calon apoteker melakukan praktik kerja pada Rumah sakit Gatot Soebroto yang merupakan rumah sakit kelas A yang memiliki pelayanan kesehatan paling unggul. Praktik kerja tersebut dilakukan mulai dari tanggal 6 Januari hingga 29 Februari 2016 dan dilakukan pada beberapa bagian instalasi farmasi. Diharapkan calon apoteker dapat belajar kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi salah satu apoteker pada instalasi farmasi dan juga mampu menerapkan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan pelayanan farmasi terbaik untuk pasien.

ABSTRACT
Hospital is a place where medical services of various discipline assemble. Doctors, nurses, pharmacists and other health professionals get together and do a collaboration to ensure improved patient's quality of life. Along with the complexity of the health workers relationship, there are also the dynamics and problems in work environment. A good pharmacist should understand these dynamics in order to be able to adapt to the work environment quickly and able provide good health services to patients. Prospective pharmacist has an internship on Gatot Soebroto Hospital which is an A class hospital that has superior health care. The internship period carried out from January 6 to February 29, 2016 and performed in some parts of pharmacy. Prospective pharmacists can learn what skills are needed to become a pharmacist at the hospital an able to apply the capabilities to unsure the best pharmaceutical services to patients.
"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Yulianita
"Mutu asuhan keperawatan dapat dinilai dari pendokumentasian yang dilakukan perawat. Kualitas pendokumentasian dapat ditingkatkan melalui kegiatan supervisi kepala ruangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan supervisi kepala ruangan dengan kualitas dokumentasi keperawatan di Instalasi rawat inap RSU X Depok. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 52 perawat pelaksana yang diambil dengan teknik total sampling dan 93 dokumen keperawatan yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan kuisioner valid (0,31) dan lembar observasi dokumentasi Depkes R.I.
Hasil penelitian ditemukan ada hubungan antara pelaksanaan supervisi dengan kualitas dokumentasi keperawatan (p=0,008, OR=9,286). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas dokumentasi keperawatan adalah pelaksanaan supervisi. Kepala ruangan perlu meningkatkan frekuensi supervisi pada tindakan keperawatan dan pendokumentasian keperawatan. Perawat melakukan pendokumentasian segera setelah berinteraksi dengan pasien.

The quality of nursing care can be assesed from documentation that nurses have done. The quality of documentation can be improved through the head nurse’s supervision activity. This study aimed to determine the relationship between supervision of head nurse and quality of nursing documentation in the wards of X Hospital in Depok. This study was a descriptive correlation research with cross sectional approach. A number of 52 nurses were involved using total sampling and 93 nursing documentation were taken using consecutive sampling technique. Instruments used were validated questionnaires (0,31) and documentation observation sheets by Indonesia Ministry of Health.
The research found a relationship between the implementation of supervision and quality of nursing documentation (p=0,008, OR=9,286). The most dominant factor related to the quality of nursing documentation was the implementation of supervision. Head nurse needs to increased their frequency of supervision in the nursing actions and nursing documentation. Nurse should be documented immediately after interacting with patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrati Wuryastuti
"ABSTRAK
Keperawatan pada klien yang dirawat lama pada ruang rehabilitasi belum dikenal
masyarakat, sedangkan mereka melaksanakan pelayanan keperawatan secara
komprehensif dan holistik. Penelitian ini mempelajari pengalaman perawat pelaksaua
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan rehabilitasi
medik di RSPAD Gatot Subroto. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
metode fenomenologi. Sampel dalam penelitian ini dalah sebanyak 5 orang, dan
mereka mempunyai karateristik yang berbeda. Perawat pelaksana yang dijadikan
partisipan sudah diidentifikasikan sebelumnya,sehingga diharapkan telah mempunyai
pengalaman yang cukup dalam melaksanakan tugasnya. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara mendalam, sedangkan analisa data dilakukan dengan cara Colaizi.
Dari analisa data tersebut ditemukan 5 tema yaitu: 1). Motivasi perawat pelaksana
dalam bekerja, 2). Makna bekerja bagi perawat pelaksana, 3). Cara merawat pasien,
4) Hambatan dalam bekerja, 5) Kebutuhan dan harapan perawat pelaksana dalam
bekerja.
Kesimpulan: Pengalaman para perawat pelaksana menunjukkan bahwa motivasi
bekerja adalah sebagai tugas, disamping itu kegembiraan atas keberhasilan dalam
merawat pasien juga menjadi motivasi. Selanjutnya disimpulkan pula bahwa perawat
pelaksana membutuhkan pelatihan guna kelancaran tugasnya disamping itu mereka
juga ingin memperoleh kesempatan untuk melanjutkan kejenjang yang
yang lebih tinggi.
Rekomendasi yang diajukan adalah agar pihak Direksi dan Manajemen Keperawatan
memfasilitasi kebutuhan para perawat pelaksana dan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan guna meningkatkan mutu asuhan keperawatan disamping itu pembinaan
yang terus menerus akan nilai-nilai luhur yang diyakini perawat pelaksana perlu dilakukan."
2007
T22852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Mulyati
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perbedaan produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat PNS dengan TKK dan hubungannya dengan sistem penempatan tenaga keperawatan di RSUD Serang. Masalah ini timbul dilatar belakangi dengan banyaknya tenaga kontrak dibandingkan tenaga PNS (2 : 1) dan pengkajian awal yang menunjukan produktivitas belum optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat pelaksana PNS dengan TKK dan hubungannya dengan sistem penempatan tenaga keperawatan di RSUD Serang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan cara Simple random sampling, jumlah sampel 76 orang (38 orang perawat PNS dan 38 orang perawat TKK).
Data yang diperoleh adalah data primer yang dikumpulkan dengan cara work sampling dan kuesioner. Hipotesa ditetapkan untuk melihat perbedaan produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat pelaksana PNS dengan TKK dan hubungannya dengan sistem penempatan tenaga keperawatan.
Hasil uji statistik bivariat dengan uji beda dua mean/uji t menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna (signifikan) produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat pelaksana PNS dengan TKK (nilai p = 0,782), tidak ada hubungan yang bermakna antara produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat pelaksana PNS dengan TKK terhadap sistem penempatan tenaga keperawatan dan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik PNS dan TKK terhadap produktivitas waktu asuhan keperawatan (nilai p = > 0,05). Produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat PNS dan TKK adalah 47,84%.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk meningkatkan produktivitas antara lain : Pelatihan supervisi untuk Kepala Ruangan/Ka. Ru, mensosialisasikan uraian tugas, memberikan penghargaan dan sangsi, kegiatan non keperawatan tidak dilakukan oleh tenaga keperawatan dan memberikan kesempatan yang sama untuk perawat PNS dan TKK melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan cara meneliti waktu yang diperlukan untuk setiap jenis kegiatan dengan menggunakan desain yang lebih baik validitasnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas kerja (Time Motion Study).

Abstract
Comparative Analyses on Productivity between Government Official Nurses (PNS) and Locally Hired Nurses (TKK) and Its Relationship with Nurses Placement System at RSUD SerangThe purpose of study was to analyze the difference of productivity between government official nurses (PNS) and locally hired nurses (TKK) and its relationship with nurses placement system at RSUD Serang. The background of the problem was the number of locally hired nurses exceed the government official (2 : 1) which led to many other work related problems.
The design of the study was descriptive comparative and utilized a cross sectional approach, the sample is collected through a simple random sampling with seventy six (76) respondents (consistent of 38 government official nurses (PNS) and 38 locally hired nurses (TKK)) participated in the study. Data were collected by a work sampling method and a questionnaire on placement system were distributed. The hypotheses was determined to assess the difference of productivity between government official nurses and locally hired nurses in providing nursing care, and its relationship with the nurses placement system.
The findings of bivariate test using t-test, demonstrated that there was no significantly difference on productivity between government official nurses and locally hired nurses (p=0,0782); no significant relationship between productivity government official nurses and locally hired nurses productivity with the nurses placement system, and no significant relationship between demographic characteristic of government official nurses and locally hired nurses with productivity (p=>0,05). The productivity of government official nurses and locally hired nurses was 47,84 %.
Based on the findings recommendations were made, include, training supervision and consistent supervision from top manager in every shift, to socialize the job description, to initiate reward and punishment system. In addition non nursing assignment is not recommended to be conducted by nurses and yet, provide an equal opportunity to pursue further education to government official nurses and locally hired nurses.
In relation to the study's limitation it is recommended to have future study, to explore the required time for each task using different design, and exploring factors related to work quality (lime Motion Study)."
2002
T4746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Sumarni
"Kepala ruangan sebagai penanggung jawab ruang rawat inap mempunyai peranan yang sangat menentukan di dalam menciptakan pelayanan keperawatan yang profesional, dengan mengarahkan, menggerakkan, memberi kemudahan dan memberi teladan yang baik bagi perawat pelaksana agar mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja secara produktif.
RSUD Kabupaten Tasikmalaya merupakan rumah sakit umum kelas B yang mempunyai tenaga perawat mayoritas lulusan SPK (66,22%), sehingga memerlukan kepala ruangan yang mempunyai kemampuan, baik asuhan keperawatan maupun manajemen keperawatan, agar perawat pelaksana dapat melaksanakan tugasnya secara produktif. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan diketahuinya hubungan antara efektivitas kepemimpinan kepala ruangan dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Tasikmalaya.
Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebagai unit analisis adalah 142 orang. Analisis terdiri dari: Analisis univariat untuk deskripsi setiap variabel; analisis bivariat menggunakan uji Chi Square untuk mencari hubungan antar variabel, dan regresi linier sederhana untuk mencari hubungan sub variabel independen dengan variabel dependen; analisis multi variat menggunakan regresi linier ganda untuk melihat sub variabel independen yang paling berhubungan dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menggambarkan adanya hubungan yang bermakna baik antara efektivitas kepemimpinan dengan produktivitas kerja maupun antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja. Dari enam komponen efektivitas kepemimpinan masing-masing komponen mempunyai hubungan yang bermakna dengan produktivitas kerja, dan komponen yang paling berhubungan yaitu komunikasi. Begitu juga dan tiga komponen motivasi kerja masing-masing komponen berhubungan secara bermakna dengan produktivitas kerja dan yang paling berhubungan adalah kebutuhan akan otonomi dan kebutuhan akan afiliasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu bahwa para pengelola di RSUD Tasikmalaya, terutama kepala bidang keperawatan perlu berupaya untuk meningkatkan kepemimpinan kepala ruangan melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan manajemen keperawatan serta menyusun standar asuhan keperawatan di setiap unit. Bagi kepala ruangan diharapkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan menetapkan tujuan dalam mengarahkan kegiatan asuhan keperawatan. Untuk meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana diupayakan agar tercipta lingkungan yang kondusif, kerjasama yang kohesif, peningkatan kemandirian serta suasana kompetitif yang sehat diantara semua tenaga perawat.

The Correlation between Both Affectivity of Nurse Manager Leadership and Work Motivation with Productivity of Executing Nurses at Inpatient Unit of Regional Public Hospital Tasikmalaya Nurse Manager as in charge at inpatient unit has not determining role in creating professional care service, directing, activating, facilitating and giving good example to executing nurses in order that they have high motivation to work productively.
Regional public hospital (RSUD) Tasikmalaya, B-classed hospital, has most of them graduated form nursing school (66,22 %), and they need nursing manager who has capability either nursing care or care management, so that the executing nurses could run their duty productively. Base of those cases above, the purpose of this research was to think correlation between both of unit manager's leadership and work motivation with productivity of executing nurses at inpatient unit in regional public hospital Tasikmalaya.
The method of this research was quantitative with descriptive correlation and cross sectional approach. The number of the respondent was 142 people. Analysis were consist: univariate analysis was run to describe each variable; bivariate analysis used chi square test to look for some relations among variables and the simple liner regression was utilized to search relation of independent sub variable and dependent variable; the multivariate analysis used double liner-regression to seek independent sub variable and the most related with the dependent variable.
The results indicated that there was significant relation either between affectivity of leadership with work productivity, or between work motivations with work productivity. Of the six components of leadership affectivity, each has relation with work productivity, and the most related were communication. And of the three work motivation components, each was significant connected with work productivity, and the most related were need of power and need affiliation. Based on the research, the research conductor deliver some advise: The management of the regional public hospital Tasikmalaya especially the head of care unit division should improve leadership of unit manager through continuing education and nursing management training as well as compose standard of nursing care at every unit. And the unit manager should improve his/her communication competence and decided the aim in directing the nursing care activities. To enhance work motivation, cohesive cooperation, independence improvement, the executing nurses should create conducive environment as well as healthy competitive situation among them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T7093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>