Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harfah Masady
"Ruang recovery yang saat ini dikenal sebagai ruang Post Anesthesia Care Unit (PACU) merupakan unit pelayanan critical care. Pengetahuan dan kemampuan melakukan perawatan pada pasien setelah menjalani operasi merupakan hal yang paling mempengaruhi kualitas pasien yang dirawat di ruang PACU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan perawat terhadap tentang perawatan pasien post anestesi di Ruang PACU RS Andi Makassau Pare-pare Sulawesi Selatan. Penelitian yang dilakukan menggunakan desain deskriptif sederhana. Sampel berjumlah 30 perawat yang bekerja di ruang PACU RS Andi Makassau Pare-pare Sulawesi Selatan yang diambil secara purposive sampling.. Analisa data berupa analisa univariat menggunakan uji proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang perawatan pasien post anaetesi di Ruang PACU berjumlah (83,3%). Peneliti menyarankan agar pihak Rumah Sakit memberikan bekal, dan pelatihan kepada para perawat ruang PACU untuk menangani pasien post anaetesi.

Recovery room which is currently known as a Post Anaestesi Care Unit (PACU) is a critical care unit. Knowledge and ability to care for patients after surgery is most affect the quality of patients treated in the PACU. The purpose of this study was to identify nurses' knowledge of the description of the post anaetesi patient care in room PACU RS Andi Makassau Pare-Pare in South Sulawesi. Research conducted using simple descriptive. Samples were 30 nurses working in room PACU RS Andi Makassau Pare-Pare in South Sulawesi by purposive sampling technique.. Analysis of data is a univariate analysis using the proportion test. The results showed that the majority of nurses have less knowledge about the care of patients post anaetesi in room PACU amounted (83.3%). Researchers suggested that the Hospital provide supplies, and training to nurses in room PACU to handle patients anaetesi post.;Recovery room which is currently known as a Post Anaestesi Care Unit (PACU) is a critical care unit. Knowledge and ability to care for patients after surgery is most affect the quality of patients treated in the PACU. The purpose of this study was to identify nurses' knowledge of the description of the post anaetesi patient care in room PACU RS Andi Makassau Pare-Pare in South Sulawesi. Research conducted using simple descriptive. Samples were 30 nurses working in room PACU RS Andi Makassau Pare-Pare in South Sulawesi by purposive sampling technique.. Analysis of data is a univariate analysis using the proportion test. The results showed that the majority of nurses have less knowledge about the care of patients post anaetesi in room PACU amounted (83.3%). Researchers suggested that the Hospital provide supplies, and training to nurses in room PACU to handle patients anaetesi post."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nengah Kusumawati
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan metode kanguru. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah perawat yang berjumlah 55 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling yaitu melibatkan seluruh populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 (25,5%) orang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang perawatan metode kanguru dan 41 (74,5%) orang memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan metode kanguru. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat lebih meningkatkan pengetahuannya tentang perawatan metode kanguru dan rumah sakit setempat hendaknya meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan perawatan metode kanguru.

The research objective was to obtain nurses? knowledge about kangaroo method care. This research method used descriptive design with total sampling technique that is involving the entire population. The respondents were 55 nurses.The results showed that 14 (25,5%) respondents had high level of knowledge about the kangaroo method care and 41(74,5%) respondents had moderate knowledge about it. This study recommends that nurses can further improve their knowledge about kangaroo method care, and local hospitals should improve the facilities that required for implementation of kangaroo method care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
S44114
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Faruq Fauzi
"Febrile neutropenia merupakan salah satu efek samping dari kemoterapi yang harus diperlakukan sebagai keadaan darurat medis onkologi. Febrile neutropenia 80% terjadi pada pasien pasca kemoterapi agresif yang diberikan untuk keganasan hematologi. Kemoterapi agresif dapat menyebabkan neutropenia ditambah dengan adanya pencetus lain seperti infeksi. Pengetahuan perawat yang rendah mengenai faktor risiko septikemia dan tempat infeksi utama pada pasien neutropenia sangat mengkhawatirkan. Hal tersebut akan menyebabkan perawatan dan pengobatan yang diberikan pada pasien febrile neutropenia dengan syok septik akan lebih sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang febrile neutropenia pada pasien leukemia pasca kemoterapi di Rumah Sakit Kanker di Jakarta. Desain penelitian adalah croos sectional deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random. Jumlah sampel sebanyak 150 perawat rawat inap dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan menggunakan uji frekuensi dengan persentase atau proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat 71,3% memiliki pengetahuan yang cukup tentang febrile neutropenia. Hasil analaisis juga menunjukkan bahwa usia, pendidikan, pengalaman kerja, serta pelatihan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan perawat tentang febrile neutropenia. Pentingnya upaya peningkatan pengetahuan secara berkala seperti pelatihan khusus tentang febrile neutropenia serta evaluasi kompetensi secara berkala penting untuk meningkatkan pengetahuan perawat.

Febrile neutropenia is a side effect of chemotherapy that could be treated as a medical oncology emergency. Febrile neutropenia occurs in 80% of patients' post-aggressive chemotherapy for haematological malignancies. aggressive chemotherapy cause neutropenia coupled with other triggers such as infection. Nurses' low knowledge of risk factors for septicaemia and the main site of infection in neutropenic patients is very worrying. This makes the care and treatment given to febrile neutropenic patients with septic shock more difficult. This study aimed to describe the level of knowledge of nurses about febrile neutropenia in post-chemotherapy leukaemia patients at Cancer Hospital in Jakarta. The research design was descriptive. The sample was recruited using the Proportionate Stratified Random technique. The total sample is 150 nurses. The results showed that most of the nurses 71, 3% have a moderate knowledge of febrile neutropenia. The results of the analysis also showed that age, education, work experience, and training have a significant relationship with nurses' knowledge about febrile neutropenia. The importance of regular efforts to improve knowledge, such as special training on febrile neutropenia and periodic competency evaluations, is important to increase nurse knowledge"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachellya Volvo
"ABSTRAK
Pemberian kemoterapi semakin meningkat sehingga perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian kemoterapi karena hal tersebut sangat bersiko tinggi baik bagi perawat tersebut maupun lingkungan. Penelitian ini menggunakan desain univariat deskriptif kuantitatif, sampel diambil di salah satu rumah sakit di Jakarta dengan memberikan kuisioner kepada perawat di ruang perawatan dewasa dengan total perawat sebanyak 103 orang tetapi yang bersedia menjadi responden sebanyak 90 responden. Tingkat pengetahuan tentang kemoterapi rendah terdapat pada usia 20 ? 25 tahun sebanyak 23 responden (59%) juga pada responden dengan lama kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 17 responden (50%) hal tersebut disebabkan karena sebagian besar perawat tidak pernah mendapatkan informasi maupun mengikuti pelatihan tentang kemoterapi. Pentingnya bagi perawat meningkatkan pengetahuannya terutama tentang kemoterapi karena selain dapat meminimalkan resiko akibat selama tindakan penanganan kemoterapi.

ABSTRAK
Administration chemotherapy treatments has a drastic increase, so that the need for nursing staff?s ability and knowledge in the field of chemotherapy administration because it is high risk not only for the nurse who the administer of chemotherapy but also for the environment. A study recently conducted in a Jakarta hospital which included a questionnaire for 103 nursing staff, to which 90 persons responded, showed that 23 nurses (59 %) with age 20 ? 25 years old and 17 nurses (50%) more than 10 years of practical work experience had very little knowledge about chemotherapy treatment and its dangers. One cause of this could be the lack of ongoing training measures within that hospital, giving rise to potential health hazards associated with chemotherapy to the practicing nurses.
"
2016
S65030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruri Andriyati
"ABSTRAK
Perubahan kondisi sehat ke sakit pada individu yang sedang dirawat di rumah sakit memberikan pengaruh terhadap keadaan psikologis dan interaksi hubungan sosial dilingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasinya karakteristik perawat RS Dr Suyoto yang meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, masa kerja, status kepegawaian dan status perkawinan, mengidentifikasinya tingkat pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan psikososial Rumah Sakit. Desain penelitian ini adalah cross sectional kepada 49 responden. Hasil penelitian ini menyatakan Gambaran pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan psikososial secara umum masuk dalam katagori baik dengan hasil 89,90 responden memiliki pengetahuan yang baik dan 10,20 memiliki pengetahuan yang sedang. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran dan data dasar tentang pengetahuan perawat tentang masalah Psikososial di ruang rawat inap dewasa untuk dijadikan kerangka acuan untuk meningkatkan kompetensi perawat melalui peningkatan pengetahuan khususnya asuhan keperawatan Psikososial.

ABSTRACT
Changing condition from health to sick on individuals who are being treated in the hospital give effect to the psychological state and interaction of social relations in the environment. This study aims to identify the characteristics of nurses age, sex, marital status, education level, employment, employment status and marital status , to identify the level of nurse knowledge about hospital psychosocial nursing care. The design of this study using cros sectional approach. The partisipants of this study consisted of 49 respondents. The result indicates the description of nurse knowledge about psychosocial nursing care in good category 89,90 and average 10,20 . These findings lead to describe and recommendation as a basic data regarding to nurse knowledge about psychosocial problems in ward and reference to improve nurse competence by increasing knowledge especially psychological care nursing."
2017
S69835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Darmayanti
"ABSTRAK
Luka kaki diabetik adalah komplikasi diabetes mellitus DM yang dapatmengakibatkan amputasi ekstremitas bawah. Pengetahuan tentang perawatan lukakaki diabetik berkaitan erat dengan keterampilan perawat dalam melakukanperawatan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuanperawat tentang perawatan luka kaki diabetik di Kota Depok. Penelitian inimenggunakan consecutive sampling sebanyak 102 responden dari tiga rumah sakittipe C di Kota Depok. Penelitian menggunakan kuesioner Nurses rsquo; KnowledgeRegarding Prevention and Management of Diabetic Foot Ulcer NKPM-DFU yang terdiri dari 40 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagianbesar 92,2 perawat memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sisanya memilikitingkat pengetahuan cukup. Hasil penelitian merekomendasikan perawat untuksecara aktif mengikuti pelatihan dan mencari informasi mengenai perawatan lukakaki diabetik. Selain itu, institusi layanan keperawatan dapat menyusun kebijakanberkaitan dengan upaya peningkatan pengetahuan perawat.

ABSTRACT
Diabetic foot wound is a complication of diabetes mellitus DM that can causeamputation of lower extremity. Nurses rsquo knowledge about diabetic foot woundcare is related to nurses rsquo wound care practice. This study aimed to identify thelevel of nurses rsquo knowledge regarding diabetic foot wound care in Depok. A totalsample of 102 nurses from three general hospitals of type C were involved byusing consecutive sampling method. Data was collected using Nurses rsquo KnowledgeRegarding Prevention and Management of Diabetic Foot Ulcer NKPM DFU questionnaire consisting of 40 question items. The result showed that the majorityof participants 92,2 have low level of knowledge regarding diabetic footwound care. This study recommends nurses to apply for wound care training andactively look up latest information about diabetic wound care. It is alsorecommended that the nursing service institutions consider establishing somepolicies in an effort to optimize nurses rsquo knowledge."
2015
S70105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Evalyn Febriana
"Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana yang bertujuan mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang hak-hak pekerja perempuan di ruang rawat inap Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok. Sampel pada penelitian ini berjumlah 54 perawat perempuan yang bekerja di ruang rawat inap Catelya A dan B. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Hasil menunjukkan tingkat pengetahuan responden tentang hak-hak pekerja perempuan secara keseluruhan dalam kategori baik. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu menggunakan desain korelasi sehingga diketahui hubungan antara pengetahuan dengan pemenuhan hak-hak perawat sebagai pekerja perempuan. Disarankan pula kepada pihak manajemen rumah sakit untuk melaksanakan kebijakan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

This research used simple descriptive design which has objective to describe nurses? level of knowledge about working women?s rights in inpatient ward Bhakti Yudha Hospital Depok. The number of sampel were 54 women nurses that working in Catelya A and B ward. Sampling technique used total sampling that involved entire population. The result was nurses? level of knowledge about working women?s rights totality were good. Recommendations for next research is using correlative design so it can find out the relationship between knowledge with working women?s rights fulfilment in nursing. It recommended for the hospital management to implement policies in accordance with statutory regulations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
S43111
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wilujeng
"Tekanan tinggi intrakranial (TTIK) merupakan salah satu penentu prognosis pada pasien dengan kasus pada sistem neurologi seperti stroke dan trauma kepala karena dapat menyebabkan morbiditas atau bahkan mortalitas pada pasien. Pengetahuan yang cukup pada perawat akan berhubungan dengan kualitas dan keamanan intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat RS Pusat Otak Nasional tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian cross-sectional pada 73 perawat di ruang Critical Care Unit (CCU), High Care Unit (HCU), dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) IGD RS Pusat Otak Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75, 34% responden yang diteliti memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya dengan topik pengetahuan perawat atau penelitian dengan topik tekanan tinggi intracranial dan agar dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan perawat.

Increased intracranial pressure is one factor that can show patient prognosis in neurologic cases like stroke and brain injury because it can cause morbidity and mortality in patient. Good knowledge in nurses will influence quality and safety of nursing intervention to people with increased intracranial pressure. The purpose of this research is to know knowledge of nurse in RS Pusat Otak Nasional about treatment of increased intracranial pressure. This research design is descriptive with cross - sectional method and the respondents in this research are 73 nurses from Critical Care Unit (CCU) Room, High Care Unit (HCU) Room, and Emergency Room. The result of this research shows that 75,34% respondents has enough knowledge about patient treatment with increased intracranial pressure. This research expected can be resource for another research with topic nurse's knowledge or another research with topic increased intracranial pressure and to become one of information sources for hospitals to increase knowledge for nurses in their hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S70191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilujeng Mugi Sri Mulyaningsih
"Tekanan tinggi intrakranial TTIK merupakan salah satu penentu prognosis pada pasien dengan kasus pada sistem neurologi seperti stroke dan trauma kepala karena dapat menyebabkan morbiditas atau bahkan mortalitas pada pasien. Pengetahuan yang cukup pada perawat akan berhubungan dengan kualitas dan keamanan intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat RS Pusat Otak Nasional tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian cross-sectional pada 73 perawat di ruang Critical Care Unit CCU , High Care Unit HCU , dan Instalasi Gawat Darurat IGD IGD RS Pusat Otak Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75, 34 responden yang diteliti memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya dengan topik pengetahuan perawat atau penelitian dengan topik tekanan tinggi intracranial dan agar dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan perawatTekanan tinggi intrakranial TTIK merupakan salah satu penentu prognosis pada pasien dengan kasus pada sistem neurologi seperti stroke dan trauma kepala karena dapat menyebabkan morbiditas atau bahkan mortalitas pada pasien. Pengetahuan yang cukup pada perawat akan berhubungan dengan kualitas dan keamanan intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat RS Pusat Otak Nasional tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian cross-sectional pada 73 perawat di ruang Critical Care Unit CCU , High Care Unit HCU , dan Instalasi Gawat Darurat IGD IGD RS Pusat Otak Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75, 34 responden yang diteliti memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya dengan topik pengetahuan perawat atau penelitian dengan topik tekanan tinggi intracranial dan agar dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan perawat

Increased intracranial pressure is one factor that can show patient prognosis in neurologic cases like stroke and brain injury because it can cause morbidity and mortality in patient. Good knowledge in nurses will influence quality and safety of nursing intervention to people with increased intracranial pressure. The purpose of this research is to know knowledge of nurse in RS Pusat Otak Nasional about treatment of increased intracranial pressure. This research design is descriptive with cross ndash sectional method and the respondents in this research are 73 nurses from Critical Care Unit CCU Room, High Care Unit HCU Room, and Emergency Room. The result of this research shows that 75,34 respondents has enough knowledge about patient treatment with increased intracranial pressure. This research expected can be resource for another research with topic nurse rsquo s knowledge or another research with topic increased intracranial pressure and to become one of information sources for hospitals to increase knowledge for nurses in their hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurniah
"ABSTRAK
Bermain terapeutik sangat penting dilakukan untuk mengurangi efek hospitalisasi
dan kelangsungan tumbuh kembang anak yang dirawat di rumah sakit. Fenomena
yang ditemukan adalah bermain terapeutik belum berjalan optimal. Pengetahuan
perawat tentang bermain terapeutik akan mempengaruhi perilaku perawat dalam
pelaksanaan bermain terapeutik. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan perawat tentang bermain terapeutik di ruang rawat inap anak
RSAB Harapan Kita Jakarta. Desain penelitian deskriptif dengan teknik cluster
random sampling. Jumlah sampel 74 perawat ruang rawat inap anak. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner, dan analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil
penelitian menemukan bahwa sebagian besar 73% perawat memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup tentang bermain terapeutik. Disarankan untuk rumah sakit
agar membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung peningkatan pengetahuan
perawat tentang bermain terapeutik.

Abstract
Therapeutic play is very important to reduce the effects of hospitalization and the
continuity of growth and development of children whom cared at hospital.
Unfortunately, therapeutic play has not been implemented optimally. Nurses?
knowledge about therapeutic play will affect their behavior in the implementation of
therapeutic play. The research objective was to determine nurses? knowledge level
about therapeutic play in the children ward RSAB Harapan Kita. This research used
descriptive design with cluster random sampling techniques. The respondents were
74 nurses who work in inpatient ward. Data was collected using questionnaires, and
was analysis using univariate analysis. The results obtained as much as 73% of nurses
had sufficient levels of knowledge about therapeutic play. It is recommended that
hospital establishes policies that support the improvement of nursing knowledge
about therapeutic play.
;"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43477
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>