Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Soffah
"Skripsi ini membahas puisi yang dibuat oleh penyair zaman Jahiliyah, Nâbigah aż-Żibyânî. Puisi iʻtiżâr termasuk ke dalam kategori puisi Arab Klasik karena dibuat pada zaman Jahiliyah. Beberapa ciri khas puisi Arab Klasik adalah menyesuaikan pada wazan atau baḥr, qâfiyah, bahasanya jelas, singkat dan padat, tidak memakai kata-kata asing dan tidak pasaran. Selain itu, diungkapkan pula unsur-unsur yang memperindah bahasa dalalm puisi melalui analisis struktur dan isi.

This undergraduate thesis is explaining about the poem written by poet in Jahiliyah era, Nâbigah aż-Żibyânî. The iʻtiżâr poetry of Nâbigah aż-Żibyâni is categorized into Classical Arabic poetry because it was made in Jahiliyah era. Classical Arabic poetry is usually adopted to wazan or baḥr, qâfiyah, the meanings are clear, concise, dense, and never using foreign words and independent. In addition, its also expressed the things that make the language in this poem atractive by means of the structure analysis and its content."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Nathifah
"ABSTRAK
Puisi lsquo;Inda Babil Madinah merupakan salah satu puisi modern Arab yang dapat dinikmati oleh penikmat karya sastra. Puisi ini sekilas menceritakan kesedihan yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalam puisi. Puisi ini ditulis oleh Ibrahim Muhammad Ibrahim, seorang penyair Uni Emiret Arab. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana struktur dan isi puisi ldquo; rsquo;Inda Babil Madinah rdquo;. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang pengambilan datanya bersumber pada kepustakaan seperti buku, jurnal ilmiah, dan artikel-artikel yang berhubungan dengan judul makalah ini. Selain metode tersebut, penulis juga menggunakan metode strukturalisme semiotik yang menekankan pada teks dan unsur intrinsiknya. Teori yang digunakan dalam menganalisis puisi ini adalah teori struktur puisi dan teori ilmu balaghah. Hasil dari analisis puisi ini adalah secara struktural puisi ini terdiri dari 42 larik dan 9 bait yang setiap baitnya mempunyai jumlah larik yang berbeda-beda. Dari aspek retorika, puisi ldquo; rsquo;Inda Babil Madinah rdquo; ini menggunakan ilmu balaghah. Sedangkan tema puisi ini adalah al-Risaa rsquo;. Tema al-Risaa rsquo; adalah salah satu tema puisi yang berisi tentang kesedihan, kebimbangan, atau kerinduan seseorang terhadap orang yang dicintainya. Dan puisi ini juga termasuk ke dalam puisi dialog. Puisi dialog adalah puisi yang tidak ditujukan untuk diri sendiri akan tetapi ditujukan untuk tokoh-tokoh yang lain di dalam puisi.Kata Kunci : Balaghah; Enjabemen; Puisi; Retorika.
ABSTRACT
Poetry 39 Inda Babil Madinah is one of the modern Arabic poetry that can be enjoyed by the audience of literary works. This poem at a glance tells of the sadness experienced by the characters in the poetry. This poem was written by Ibrahim Muhammad Ibrahim, an Arab Emirate poet. This paper aims to analyze how the structure and contents of the poem 39 Inda Babil Medina . The method used is a qualitative method of data retrieval derived from libraries such as books, scientific journals, and articles related to the title of this paper. In addition to the method, the author also uses semiotic method of structuralism that emphasizes the text and intrinsic elements. The theory used in analyzing this poem is the theory of poetry structure and balaghah theory of science. The result of this poetry analysis is structurally this poem consists of 42 arrays and 9 stanzas which each verse has a number of different arrays. From the aspect of rhetoric, the poem 39 Inda Babil Madinah uses balaghah. While the theme of this poem is al Risaa 39 . The theme of al Risaa 39 is one of the themes of poetry that contains about a person 39 s sadness, indecision, or longing for the person he loves. And this poem is also included in the poetry of dialogue. Poetry of dialogue is a poem that is not intended for oneself but is intended for other figures in poetry. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Anggriana
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas struktur dan makna dua puisi Ahmed Mattar. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami struktur dan makna puisi Ahmed Mattar, sehingga dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang puisi Ahmed Mattar yang sudah menyebar dan terkenal. Dari penelitian ini ditemukan bahwa Dari dua puisi Ahmed Mattar yang penulis analisis, yaitu ldquo;Aqsaa minal I rsquo;daam rdquo; dan ldquo;kabuus rdquo; dapat disimpulkan bahwa struktur puisi Ahmed Mattar sangat simpel. Hal ini dapat dilihat dari tipografinya yang tetap berada di tengah, tidak ada larik yang tidak teratur penempatannya. Jumlah bait dan lariknya pun sangat sedikit dan pendek, sehingga dapat dikategorikan sebagai puisi epigram. Demikian pula, jika dilihat dari aspek isinya. Dengan tipografi yang sangat sederhana, menyebabkan tidak banyak ide yang tersalurkan. Hal ini dapat dilihat dari aspek retorikanya yang tidak banyak menggunakan gaya bahasa dan penggunaan simbol yang tidak banyak memberikan pengaruh apa-apa, sehingga kedua puisi tersebut dapat dikategorikan sebagai puisi diafan, puisi yang mudah dicerna.

ABSTRACT
Abstract This journal discusses the structure and content of the two poems by Ahmed Mattar. The method used is descriptive analysis method. The purpose of this study is to understand the structure and content of poetry by Ahmed Mattar, so it can add a greater insight into the poetry of Ahmed Mattar widespread and well known. From this study, it was found that from the two poems of Ahmed Mattar, namely Aqsaa minal I 39 daam and kabuus it can be concluded that the structure of the poem is very simple. It can be seen from typography that remain at the center, not cluttered. Total of bayt and array were very little and short, so it can be categorized as an epigram poetry. Similarly, when viewed from the aspect of its contents. With a very simple typography, cause not many ideas are channeled. It can be seen from the aspect of rhetoric is not much use style and using of symbols which little to influence anything, so both the poem can be categorized as Diafan poetry, poetry that is easy to digest."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kaisya Fitriasari
"ABSTRAK
Puisi yang merupakan hasil ekspresi sesorang yang dituangkan dalam tulisan menciptakan berbagai interpretasi tergantung pada pemahaman setiap individu yang menganalisisnya. Dalam jurnal ini, penulis memaparkan tentang analisis dari sebuah puisi yang berjudul Ighdhab. Puisi ini ditulis oleh seorang penyair masyhur dari Damaskus, Suriah bernama Nizar Qabbani. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk memaparkan unsur yang membentuk puisi Ighdhab karya Nizar Qabbani, mulai dari latar belakang dan biografi penyair puisi, struktur dan isi yang ada dalam puisi, serta mengetahui makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui puisi Ighdhab dengan cara menganalisis setiap larik dari puisi ini menggunakan berbagai aspek seperti analisis struktur puisi dan analisis intrinsik puisi. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan struktural semiotik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis struktur dan isi pada puisi dilihat dari bait, enjambemen, aspek semiotik, tipografi, isotopi, dan unsur retorika balaghah . Sebelum menganalisis, penulis menerjemahkan puisi ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu kemudian mengumpulkan data mengenai ilmu dari aspek-aspek puisi yang akan digunakan dalam analisis puisi ini. Apabila data sudah terkumpul, dan materi sudah dipahami, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis isi dari puisi ini. Berdasarkan hasil analisis struktur dan isi, puisi Ighdhab termasuk ke dalam puisi yang mudah dicerna dan dipahami karena penggunaan gaya bahasa yang lugas, sederhana tetapi bermakna, dominasi penggunaan diksi yang bermakna eksplisit, dan retorika yang didominasi oleh ilmu ma rsquo;ani menjadikan puisi Ighdhab karya Nizar Qabbani termasuk dalam jenis puisi diafan.

ABSTRACT
Poem is the result of the expression of someone that was poured in writing creates various interpretations depending on the understanding of each individual who analyzes it. In this journal, the author describes the analysis of a poem titled Ighdhab. This poem was written by a famous poet from Damascus, Syria named Nizar Qabbani. The purpose of this journal is to describe the elements that make up the poetry of Ighdhab by Nizar Qabbani, from the background and biography of the poem, the structure and contents of the poem, and to know the meaning and message that the writer wishes to convey through Ighdhab poem by analyzing each array of these poems uses various aspects such as the analysis of poetic structure and intrinsic analysis of poem. The method used by the authors in this study is descriptive analytical with semiotic approach structural. The theory used in this research is the theory of structural analysis and content in poem seen from the stanza, enjambemen, semiotic aspects, typography, isotopi, and element rhetoric balaghah . Before analyzing, the author translated the poem into Indonesian first and then collected data on the science of the aspects of poetry that will be used in the analysis of this poem. When the data has been collected, and the material is understood, the next step is to analyze the contents of this poem. Based on the results of structural analysis and content, the Ighdhab poem belongs to an easily digestible poem and is understood because the use of straightforward, simple but meaningful language styles, the dominance of explicitly explicit usage, and the dominating rhetoric of ma 39 ani makes the Ighdhab poem by Nizar Qabbani is included in the type of diafan poem."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad
"Jurnal ini membahas tentang analisis puisi al-ghazal karya Basysyar ibn al-Burd. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik dari puisi Al-Ghazal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Kesimpulan penelitian ini bahwa puisi al-Ghazal karya Basysyar ibn al-Burd adalah ungkapan dan cermin dialog cinta yang terjadi antara dia dan wanita yang dirindukannya.

This Thesis discusses about poetry analyze al-ghazal by Basysyar ibn al-Burd. The purpose of this study desrcibe about intrinsic and extrinsic of poetry al-ghazal. This research use qualitative methods. The conclusion of this analysis is that love the expression and makeup dialogue that took place between him and the woman to his heart."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Apriliani
"Jurnal ini mengkaji gambaran estetika puisi pada zaman Jahiliyah melalui puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma. Gambaran estetika ini dapat dilihat dari segi intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam puisi ini. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur kepustakaan,yaitu mengumpulkan data dan menganalisisnya. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa nilai estetika puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma termasuk dalam kategori yang tinggi, dan hampir dapat disamakan dengan puisi karya penyair terkenal yang sezaman, seperti Umru al-Qais dan an-Nabighah az-Zibyani.

This journal discusses about the aesthetic value of the jahiliyah era in madah and hikmah poems by Zuhair bin Abi Sulma. This aesthetic value is visible from intrinsic and extrinsic side in this poems. The authors using qualitative methods with literature study, that is collected data and analyze. The results of data analyze concluded that aesthetic value of madah and hikmah poetry by Zuhair bin Abi Sulma included in high category. Almost be equated with poems by famous poet in the same era, such as Umru al-Qais and an-Nabighah az-Zibyani.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Ghassani Febriannisa Pamungkas
"Puisi Arab telah ada sejak zaman Jahilliyah hingga zaman Modern. Tema-tema puisi berkembang dari zaman ke zaman dan berubah makna seiring dengan berkembangnya zaman itu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan puisi Ghazal zaman Abassiah dengan puisi-puisi di zaman Jahilliah, Permulaan Islam, dan Umayyah, juga untuk medeskripsikan hal-hal apa saja yang membuat perubahan makna tema puisi dari zaman ke zaman. Pengumpulan data dengan menggunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka digunakan dengan mengumpulkan data secara kualitatif yang kemudian data tersebut dikelompokkan kepada data primer dan sekunder. Hasilnya ditemukan bahwa perubahan makna yang terjadi dalam tema puisi dari zaman ke zaman disebabkan karna ada nya faktor lingkungan masyarakat juga sistem kepemerintahan/ kepemimpinannya.

Arabic poetry has been around since Jahilliyah era to Modern era. The themes of poetry evolved over time and changing the meaning along with the development of that era. This research is a qualitative descriptive study aimed to describe what distinguishes poetry Ghazal Abassiah era with poetry at age Jahilliah, onset of Islam and the Umayyad, also for description the things what makes Ghazal theme changed meaning over time. Fetching data has commenced and using literature method. Literature method used was a qualitative data collection and then the data is grouped to the primary and secondary data. The results found it changes that occur in the meaning of poetry themes over time due to environmental factors, especially the system of governance / leadership.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqih Zakiyah
"Bangsa Arab merupakan yang pandai membuat karya sastra terutana puisi. Puisi sudah dikenal oleh masyarakat Arab sejak zaman jahiliah hingga modern. Salah satu penyair terkenal zaman jahiliah adalah Maimun Aʻsya bin Qaisi (ميمون أعشى بن قيس) dikenal dengan sebutan Aʻsya Qaisi dengan puisi yang bertemakanMadaḥ (pujian). Puisi ini dibuat ketika Aʻsya memuji kedermawanan Muhallik kepada tamunya.Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukan unsur instrinsik dan ekstrinsik puisi pada puisi madaḥ karya Aʻsya Qaisi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis struktur dan pendekatan secara objektif. Puisi mahdah karya Aʻsya Qaisi memiliki kelebihan yaitu keindahan kata-kata yang digunakan dengan mengguanakan majas simile atau pengulangan kata-kata. Puisi tersebut merupakan puisi zaman jahiliah sehingga masih terikat dengan aturan puisi seperti wazan atau Bahr.

Arab is a nation blessed with citizens talented in literature, especially poem. Poem has been known by Arabian people since the Jahiliah era up until this modern era. One of the most famous poets in Jahiliah era is Maimun Asya bin Qaisi (ميمون أعشى بن قيس). Also known as Aʻsya Qaisi, he made poems with Madaḥ (praise to God) theme. His poems are made when Aʻsya praised the generosity of Muhallik (Allah the Almighty) in front of his guests. The goal of this research is to show the intrinsic and extrinsic elements of Madaḥ poem in Aʻsya Qaisi’s works. The method used in this research is qualitative method with a structural analysis and an objective approach. Aʻsya Qaisi’s Mahdah poems have distinguishing feature. The words are chosen and arranged beautifully by using simile or repetition. Since they are made in Jahiliah era, the poems were using the era’s rule of how poems should be like, for instance like Wazan or Baḥr.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Hidayat
"Bangsa Arab merupakan bangsa yang kaya akan karya sastra. Sepanjang perjalanannya, karya sastra di Arab mengalami perkembangan sejak masa jahiliyah hingga modern. Perkembangan puisi pada masa modern, secara bertahap mendapat pengaruh dari Eropa Baru, meskipun perubahannya mendapat tantangan dari para tradisionalis yang ingin tetap menjaga tradisi klasik, yaitu adanya monoritme dalam puisi Arab. Salah seorang penyair yang paling terpandang ketika itu adalah Ahmad Syauqi yang terkenal akan kepiawaiannya dalam mengolah kata-kata sastra dan mengeksplorasi keindahan puisi-puisinya.
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ghazal karya Ahmad Syauqi dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural terhadap puisi tersebut. Puisi ghazal karya Ahmad Syauqi adalah bukti bahwa ia merupakan penyair yang memiliki kelebihan karena keindahan kata-katanya dan bahasanya mudah dimengerti. Puisi Ahmad Syauqi termasuk dalam aliran Al Muhafidzun yaitu puisi zaman modern yang masih terikat aturan pembuatan puisi zaman jahiliyah yang memiliki wazan atau bahr (ritme gaya lama) dan qafiyah (rima akhir atau kesesuaian akhir baris/satr).

The United Arab Emirates is a nation with an immense quantity of literary works. Throughout history, Arabian literary works have developed since the jahiliyah era until the modern one. The development of poetry in the modern era, gradually under the influence of the New Europe, although the change challenged by traditionalists who want to keep the classical tradition, that is the monoritme in Arabic poetry. One of the most distinguished a poet at the time it was Ahmad Syauqi which known for his expertise in managing the words of literature and explore the beauty of his poetry.
This paper aims to elaborate the intrinsic and extrinsic features of ghazal poems written by Ahmad Syauqi through the method of literary studies and structural analysis toward the poetry. The ghazal poems written by Ahmad Syauqi prove that he was a poet with specific talent because of the beauty and comprehensiv choice of words. Ahmad Syauqi’s poems are poems of modern era which are still have wazan or bahr a (based on old rhythm) and qafiyah (closing rhyme or the resemblance of sound/satr) named Al Muhafidzun.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Candra Kirana
"Karya ilmiah ini membahas mengenai Perkembangan Puisi Arab pada Zaman Dinasti Abbasiyah. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode studi pustaka dan metode deskriptif. Menurut Ahmad Asy-Syayib, puisi Arab adalah ucapan atau tulisan yang memiliki wazan atau bahr (mengikuti prosodi atau ritme gaya lama) dan qafiyah (rima akhir atau kesesuaian akhir baris/satr) serta unsur ekspresi rasa dan imajinasi yang harus lebih dominan dibanding prosa. Puisi atau syair sangat penting kedudukannya di dunia Arab. Pada masa Dinasti Abbasiyah puisi berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan adanya dukungan dari para khalifah, semakin tinggi nilai sebuah puisi maka semakin tinggi pula kedudukan penyair tersebut. Penyair-penyair hebat banyak bermunculan pada masa ini, seperti: Abu Tamam, Al-Mutanabbi, dan Al-Buhturi. Karakteristik puisi pada zaman ini tidak berbeda jauh dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Terjadinya percampuran kebudayaan antara kebudayaan Arab dengan kebudayaan non-Arab menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi puisi. Pada zaman Abbasiyah, para penyair terutama keturunan non-Arab memperkenalkan beberapa wazan baru yang sesuai dengan puisi Arab. Wazan baru ini terbagi menjadi dua, yaitu wazan yang diubah dari wazan lama dan wazan asing atau buhur lama. Di masa ini, terdapat tema-tema puisi baru, seperti tema pemujaan arak, ghazal lelaki, zuhud, syu’ubiyyah, dan tema zandaqah.

This paper discusses about the development of Arabic Poetry in the Age of the Abbasid dynasty. The method used in writing this journal is book study method and descriptive method. According to Ahmad Ash-Syayib, Arabic poetry is spoken or written that has wazan or bahr (follow the prosody or rhythm of the old style) and qafiyah (rima end or suitability end of line / satr) as well as elements of the expression of flavor and imagination should be more dominant than prose. Poetry or syair has very important position in the Arab world. During the Abbasid dynasty poetry thrived. This is due to the support of the caliphs, the higher the value of a poem, the higher the position of the poet. Many great poets to emerge during this period, such as: Abu Tamam, Al-Mutanabbi and Al-Buhturi. Characteristics of poetry in this era is not much different than inprevious times. The cultural cauldron of Arab culture with non-Arab cultures became one of the factors that influence the poetry. In the Abbasid era poets mainly non-Arab descent introduces several new wazan that correspond to Arabic poetry. This new wazan divided into two, namely wazan converted from old wazan and foreign wazan or old buhur. At this time, there are themes of new poems, such as the theme of the cult wine, ghazal man, ascetic, syu'ubiyyah and zandaqah theme.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>