Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azza Maulydia
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan pemilihan strategi coping pada generasi tua dan generasi muda yang mengalami emosi malu dan emosi bersalah. Dalam mengukur coping, digunakan alat ukur The Brief COPE oleh Carver (1997). Jumlah sampel penelitian berjumlah 126 orang dengan rincian 63 generasi tua dan 63 generasi muda. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan pengalaman dalam memilih strategi coping yang signifikan antara generasi tua dan generasi muda yang mengalami emosi malu dan emosi bersalah. Adapun berdasarkan analisis rata-rata jenis coping, generasi tua dan generasi muda yang mengalami emosi malu maupun bersalah, tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan problem-focused coping dibandingkan emotion-focused coping. Pada coping emosi malu, terdapat perbedaan yang signifikan pada subskala self-distraction. Pada coping emosi bersalah, terdapat perbedaan yang signifikan pada subskala seeking of instrumental support, self-distraction, humor dan religion.

This research was conducted to see the difference of experience in choosing coping strategies toward shame and guilt between old generation and young generation who experiencing shame and guilt. Coping strategies were measured using The Brief COPE by Carver (1997). Total subject in this research are 126 sample, 63 old generation and 63 young generation. Result obtained indicated that there is no significant difference on experience in choosing coping strategies between old generation and young generation who experiencing shame and guilt. Based on tipe of coping, result obtained that there is no significant difference in problem-focused coping and emotion-focused coping between old generation and young generation who experience shame and guilt. Based on coping subscales toward shame, result obtained that there is significant difference in self-distraction subscale. Based on coping subscales toward guilt, result obtained that there is significant difference in seeking of instrumental support, self-distraction, humor and religion subscales."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Syaka Diara
"Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang menganut budaya kolektivis. Pada masyarakat bersifat kolektif, budaya malu lebih dikembangkan. Seiring dengan terjadinya globalisasi, terlihat pudarnya budaya malu pada perilaku yang ditampilkan oleh masyarakat, dan juga munculnya budaya baru yang diserap dari budaya barat, yaitu budaya bersalah. Peneliti ingin melihat apakah terdapat perbedaan pada emosi malu dan emosi bersalah yang ditinjau dari situasi pemicunya, pada generasi tua, yang pada masa mudanya belum banyak terpapar oleh budaya barat, dengan generasi muda sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada 63 responden generasi tua dan 61 responden genrasi muda melalui teknik non-probability sampling. Alat ukur yang digunakan diadaptasi dari TOSCA-3 untuk mengukur emosi malu dan emosi bersalah ketika menghadapi situasi tertentu.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada emosi malu dan emosi bersalah antara generasi tua dan generasi muda ditinjau dari situasi yang berkaitan dengan diri, keluarga dan pekerjaan, namun perbedaan pada emosi malu antara generasi tua dan generasi muda ditinjau dari situasi yang berkaitan dengan pekerjaan tidak signifikan.

The Indonesian society is a society that embraces collective culture. Shame culture is more developed in collective culture. With the occurrence of globalization, a fading of shame culture in behavior of the society can be seen as well as the emergence of a new culture adapted from the west, known as guilt culture. The aim of this study is to see if there is a significant difference of shame and guilt between the old generation, who have not been exposed too much by western culture, and the young generation based on eliciting situations.
This study uses quantitative method and involves 63 respondents from the old generation and 61 respondents from the young generation. The respondents were chosen using the non-probability sampling technique. The scale used to measure shame and guilt when facing certain situations was adapted from TOSCA-3.
The results of this study show that there is a significant difference of shame and guilt between the old and young generations based on situations related to the self, family and friendship but there is not a significant difference of shame between the old and young generations based on situations related to work.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Starryna
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan emosi malu dan bersalah antara generasi tua dan generasi muda, bagaimana gambaran emosi malu dan bersalah, dan bagaimana proses sosialisasi nilai-nilai budaya Jawa dalam mengajarkan emosi malu dan bersalah pada masyarakat suku Jawa. Pengukuran perbedaan emosi malu dan bersalah dilakukan memakai TOSCA-3, sedangkan untuk sosialisasi nilai budaya dilakukan dengan teknik wawancara. Penelitian dilakukan di provinsi D. I. Yogyakarta dan melibatkan 95 orang. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara emosi malu dan bersalah antar generasi pada masyarakat provinsi D. I. Yogyakarta. Walaupun tidak terdapat perbedaan, berdasarkan wawancara ditemukan bahwa sosialisasi yang sudah diberikan sejak usia TK oleh keluarga, sekolah, dan teman tersebut telah mengalami penurunan. Emosi malu yang dirasakan tidak menyebabkan diri merasa kecil dan emosi bersalah yang dirasakan tidak menimbulkan rasa ingin mengoreksi kesalahan yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, disarankan agar dilakukan sosialisasi baik kepada orangtua maupun sekolah untuk tetap mengajarkan budaya Jawa kepada generasi muda.

ABSTRACT
, This study was conducted to determine whether there are differences in
shame and guilt intergeneration, description of shame and guilt, and how the
process of socialization Javanese values in teaching shame and guilt in Javanese
society. Differences of shame and guilt was measured using TOSCA-3, while for
the socialization of cultural values was measured using interview. Data was
collected in the D.I.Yogyakarta involves 95 participants. The results showed
insignificant difference between shame and guilt intergeneration among societies
D.I.Yogyakarta. Although there is no differences, based on interviews found that
socialization that have been granted since kindergarten age by family, school, and
friends have decreased. Shame does not caused people feeling small and guilt not
caused willingness to correct the mistakes made. Based on the result, socialization
for parents and schools to keep teaching Javanese culture to the younger
generation is suggested.]
"
2015
S58924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Yolanda Barlian
"Penelitian mengenai emosi malu dan emosi bersalah masih sangat terbatas jumlahnya, terutama di Indonesia. Indonesia dikenal sebagai negara dengan budaya kolektivis yang menekankan pada emosi malu, sementara akibat pengaruh globalisasi, budaya individualis mulai masuk ke masyarakat dan membuat budaya malu semakin pudar. Dalam penelitian ini akan dilihat mengenai perbedaan emosi malu dan emosi bersalah pada generasi tua dan generasi muda di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada 63 responden generasi tua dan 61 responden generasi muda melalui teknik non-probability sampling dengan alat ukur TOSCA-3 untuk mengukur emosi malu dan emosi bersalah saat menghadapi situasi tertentu. Dari penelitian ini, ditemukan perbedaan yang signifikan pada emosi malu dan emosi bersalah antara generasi tua dan muda, dan ditemukan juga perbedaan yang signifikan antara emosi malu dan emosi bersalah pada masing-masing generasi.

Study about shame and guilt has not been conducted many times, especially in Indonesia. Indonesia is known with its collectivist culture which emphasizes shame among its people. Because of globalization, people started to show individualism, makes the shame culture decreased. This study wanted to find out the difference of shame and guilt in old and young generation, using quantitative approach on 63 old generation respondents and 61 young generation respondents using non-probability sampling technique. TOSCA-3 was used to measure shame and guilt in certain situation. Based on the results, this study found that there was a significant difference in shame and guilt between old and young generation, and there was also a significant difference between shame and guilt in each generation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Mangasi Nofrina Erri Mutiha
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan, gambaran, dan sosialisasi emosi malu dan emosi bersalah pada generasi tua dan generasi muda di suku Batak. Emosi malu dan bersalah termasuk dalam kelompok moral emotions karena dianggap berperan dalam membina perilaku bermoral dan mencegah terjadinya perilaku yang salah (Tangney&Fischer, 1995). Tangney dan Fischer (1995) mengatakan bahwa ketika merasa malu, individu menilai diri mereka telah gagal dalam memenuhi standar lingkungan sosialnya. Sementara dalam emosi bersalah, individu menilai diri mereka bertanggung-jawab terhadap kesalahan yang mereka lakukan. Fokus evaluasi pada emosi malu adalah diri secara keseluruhan, sementara pada emosi bersalah adalah pada suatu tindakan yang telah dilakukan. Tipe penelitian ini adalah gabungan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed method). Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji hipotesis null bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada emosi malu dan emosi bersalah antara 50 partisipan generasi tua dan 50 partisipan generasi muda suku Batak. Emosi malu dan emosi bersalah diukur dengan menggunakan Test of Self-Conscious Affect 3 (TOSCA-3) (Tangney, Dearing, Wagner, & Gramzow, 2000). Analisis kualitatif dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh dari wawancara dengan 6 partisipan. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik statistik Independent Samples T-Test menunjukkan perbedaan yang signifikan pada emosi malu antara generasi tua dan generasi muda suku Batak. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada emosi bersalah antara generasi tua dan generasi muda suku Batak. Dari analisis hasil wawancara diperoleh hasil yang menunjukkan kesamaan antara generasi tua dan muda dalam situasi dan ekspresi emosi bersalah. Sementara untuk situasi dan ekspresi emosi malu terdapat perbedaan. Sosialisasi emosi malu dan emosi bersalah pada kedua generasi diperoleh dari lingkungan keluarga, sekolah, teman dan ajaran di gereja sejak usia Sekolah Dasar.

This research was conducted in order to see the difference, portrayal, and the socialization of shame and guilt in the old and younger generation of Batak tribe. The emotions of shame and guilt belongs to a group of moral emotions, because their role are considered in fostering moral behavior and preventing wrong behavior (Tangney & Fischer, 1995). Tangney dan Fischer (1995) says that in shame, people evaluate themselves that they have failed to meet the standards of the social environment. While guilt, makes people evaluate themselves to be responsible of the wrongdoing they has done. The focus of evaluation in shame is the self as a whole, while in guilt the focus is on the action that the self has done. The type of this research is a mix of quantitative and qualitative methods. The quantitative analysis was conducted to test the null hypothesis that there is no significant difference in the emotions of shame and guilt among the 50 participants of older generation and 50 younger participants of Batak tribe. The emotions of shame and guilt were measured using the Test of Self-Conscious Affect 3 (TOSCA-3) (Tangney, Dearing, Wagner, & Gramzow, 2000). Qualitative analysis performed by processing data obtained from interviews with 6 participants. The results using statistical techniques of Independent Samples T-Test showed a significant difference in the emotion of shame between the older generation and the younger generation of Batak tribe. There was no significant difference in the emotion of guilt between the two generation. The analysis results of data obtained from interviews show similarities between the old and younger generation in situation that can elicited guilt feeling and in emotional expression of guilt. As for the emotion of shame, there were differences in situation that can elicited the feeling and also in emotional expression of shame. The socialization of shame and guilt in both generation were mostly obtained from family, especially from parents since they are in elementary school age. Although, there are other agents such as school, friends, and church teachings."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Retno Mursitolaksmi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tambusai, Yuninengri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan emosi malu dan bersalah antara
remaja yang tinggal di Jakarta dan remaja di daerah Penyangga. Dalam mengukur
emosi malu dan bersalah, digunakan alat ukur TOSCA-3 hasil adaptasi oleh Dr.
Lucia RM Royanto, M.Si, MSp Ed.dan tim penyusun yang kemudian di revisi oleh
peneliti untuk penggunaan pada remaja. Sampel penelitian berjumlah 233 orang
dengan rincian 156 remaja di Jakarta dan 77 remaja di daerah penyangga. Hasil
penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan emosi malu dan bersalah antara
remaja yang tinggal di Jakarta dan remaja di daerah Penyangga (Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi). Adapun berdasarkan analisis gambaran kategori situasi tidak
ada perbedaan dalam hal kategori situasi emosi bersalah antara remaja yang tinggal di
Jakarta dan remaja yang tinggal di daerah penyangga (Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi)

ABSTRACT
This research seeks to discover the differences of shame and guilt between
adolescents living in Jakarta and suburban areas such as Bogor, Depok, Tangerang,
and Bekasi. To measure shame and guilt, TOSCA-3 adapted by Dr. Lucia RM
Royanto, M.Si, Msp Ed. was used after revision for use on teenagers. The sample
consists of 156 adolescents from Jakarta and 77 adolescents from suburban areas,
making the total of 233 respondents. The result shows that there’s no difference in
shame and guilt between adolescents living in Jakarta and adolescents living in
suburban areas (Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafirah Zhafarina Irawan
"[Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan emosi malu dan bersalah antara generasi tua dan muda pada suku Bugis. Tidak hanya melihat perbedaan, penelitian ini melihat lebih jauh bagaimana proses sosialisasi nilai terkait emosi malu dan bersalah pada suku Bugis. Penelitian dilakukan menggunakan mixed methods, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui pengukuran emosi malu dan bersalah menggunakan TOSCA 3 yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Pendekatan ini dilakukan pada 45 orang generasi tua dengan umur minimal 65 tahun dan 45 orang generasi muda dengan kisaran umur 18 – 20 tahun dan pendekatan kualitatif dilakukan menggunakan wawancara dan observasi terhadap dua orang generasi tua dan dua orang generasi muda. Partisipan penelitian merupakan suku Bugis di Kabupaten Barru dan Bone, dengan kriteria memiliki orangtua yang juga berasal dari suku Bugis dan selama hidupnya tinggal di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada emosi malu (p = 0,00, LoS 0,05) dan pada emosi bersalah (p = 0,00, LoS 0,05) antar generasi pada suku Bugis. Adapun berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa orangtua, sekolah dan komunitas merupakan agen sosialisasi yang penting dalam menanamkan nilai budaya terkait emosi malu dan emosi bersalah pada suku Bugis.
, This research was conducted to investigate differences in shame and guilt between old generation and young generation in Buginese. Beside that, this research aims to find cultural values related shame and guilt socialization process. This research used mixed methods, which used both quantitative and qualitative approach. Quantitative approach was measured shame and guilt using TOSCA 3 that has been adapted to Indonesia. This approach was conducted to 45 old generation minimum 65 years and 45 young generation from 18 to 20 years. Qualitative approach was using interview and observation to both 2 person representing old and young generation. Sample of this research was Buginese in Barru and Bone with qualification such as has Buginese parents and stay in South Sulawesi as they live. The findings show that there are significant differences in shame (p = 0,00, LoS 0,05) and guilt (p = 0,00, LoS 0,05) intergeneration on Buginese. Moreover, findings shows that parents, school and community as important agent of socialization in implant cultural values related shame and guilt in Buginese
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S60247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahel
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara tekanan teman sebaya dengan emosi malu dan emosi bersalah pada remaja. Tekanan teman sebaya diukur dengan menggunakan Skala Tekanan Teman Sebaya yang merupakan adaptasi dari Peer Pressure Inventory yang dikembangkan oleh Clasen dan Brown (1985). Emosi malu dan emosi bersalah diukur dengan menggunakan Test of Self-Conscious Affect 3 yang dikembangkan oleh Tangney, Dearing, Wagner, dan Gramzow pada tahun 2000. Terdapat sebanyak 433 remaja di Jakarta yang menjadi partisipan dalam penelitian.
Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara dimensi perilaku school involvement dan emosi malu, school involvement dan emosi bersalah, family involvement dan emosi malu, serta family involvement dan emosi bersalah. Terdapat pula hubungan yang negatif antara dimensi perilaku peer involvement dan emosi malu, peer involvement dan emosi bersalah, misconduct dan emosi malu, serta misconduct dan emosi bersalah.

This research was conducted to see the correlation between peer pressure with shame and guilt in adolescent. Peer pressure were measured using Peer Pressure Scale that adapted from Peer Pressure Inventory by Clasen and Brown (1985). Shame and guilt were measured using Test of Self-Conscious Affect 3 by Tangney, Dearing, Wagner, and Gramzow in 2000. There was 433 adolescent in Jakarta participated in this study.
The result is there is a positive correlation between peer pressure in school involvement and shame, school involvement and guilt, family involvement and shame, and family involvement and guilt. There is also a negative correlation between peer pressure in peer involvement and shame, peer involvement and guilt, misconduct and shame, and misconduct and guilt.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cendy Yudha Merdeka
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kualitas kelekatan remaja dengan Ibu dan Ayah terhadap emosi malu dan emosi bersalah. Responden penelitian ini adalah 439 remaja yang berusia 15?19 tahun. Kualitas kelekatan remaja dengan orang tua diukur dengan IPPA (Parent Version) yang dikembangkan oleh Armden dan Greenberg (1987). Emosi malu dan emosi bersalah diukur dengan TOSCA-3 yang dikembangkan oleh Tangney dan Dearing (2002).
Pada penelitian ini, ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas kelekatan remaja dengan orang tua (Ibu dan Ayah) dan emosi malu. Di sisi lain, terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas kelekatan remaja dengan orang tua (Ibu dan Ayah) dan emosi bersalah.

This study aimed to test the relationship of adolescent attachment quality with Mother and Father toward shame emotion and guilt emotion. Respondents of this study are 439 adolescents aged 15-19 years. The quality of adolescent attachment to Mother and Father is measured with IPPA (Parent Version) developed by Armden and Greenberg (1987). Shame and guilt is measured with TOSCA-3 developed by Tangney and Dearing (2002).
In this study, it was found that there is no significant relationship between adolescent attachment quality to parents (Mother and Father) and shame, but there is significant relationship between adolescent attachment quality to parents (Mother and Father) and guilt.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>