Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulandari Citra A.
"Meningkatnya usia harapan hidup berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Lansia merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap gangguan kesehatan dan gizi. Ketidakberdayaan usia lanjut akan memberikan beban tersendiri untuk keluarga yang merawatnya. Tidak heran banyak lansia yang di terlantarkan oleh keluarga sendiri akibat ketidakberdayaan itu. Pemerintah memberikan kebijakan dengan menyediakan tempat yang layak bagi lansia khususnya lansia terlantar yaitu panti werdha.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara karakteristik individu, tingkat depresi, status kesehatan,serta asupan zat gizi makro terhadap status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulia 1 dan 3 Jakarta Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 150 orang.
Hasil studi didapatkan kejadian gizi kurang pada lansia sebesar 17,3%. Status gizi lansia memiliki hubungan yang bermakna dengan umur, keluhan kesakitan, tingkat depresi dan asupan lemak (P-value < 0,05).
Disarankan pihak panti mengontrol setiap asupan zat gizi makro yang dikonsumsi lansia serta selalu memberikan makanan sesuai dengan gizi seimbang dan lansia senantiasa memelihara kesehatan fisik maupun mental

Increasing life expectancy impact on increasing number of elderly people. Elderly are vulnerable groups of health and nutritional disorders. Helplessness of old age will give a burden to their family care. No wonder many seniors who are abandoned by their own families due to the powerlessness. Therefore the government policy by provided decent place for the elderly especially for the displaced called nursing homes.
The purpose of this study is to assess the relationship between the individual characteristics, levels of depression, health status, and macro nutrient intake on nutritional status of the elderly in the PSTW Budhi Mulia 1 and 3 Jakarta in 2013. This study uses cross-sectional study design with a sample size of 150 people.
The study found the incidence of malnutrition in the elderly by 17.3%. Nutritional status of the elderly have a significant association with age, complaint of pain, depression and fat intake level (P-value <0,05).
It is recommended that the social institution control every macro nutrient intake consumed by the elderly and always give appropriate foods with balanced nutrition and the elderly continue to maintain physical and mental health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenni Dwi Setiani
"Skripsi ini membahas riwayat penyakit, asupan protein dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada peserta posyandu lansia. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 112 orang. Sampel diambil dengan kriteria umur 45-79 tahun yang menetap di Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat. Data Karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi seimbang, riwayat penyakit, pola konsumsi (asupan energi, protein, lemak) didapatkan melalui wawancara dengan kuesioner. Sedangkan data status gizi dengan indeks massa tubuh diperoleh dengan pengukuran antropometri. Analisa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi responden yang mengalami gizi lebih sebesar 50% dan gizi kurang sebesar 6.3%. Dari hasil analisa bivariat diketahui adanya hubungan bermakna antara riwayat penyakit dan asupan protein dengan status gizi peserta posyandu lansia (p<0.05). Sementara data karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi seimbang, pola konsumsi (asupan energi, dan lemak) tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan status gizi (p>0.05). dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peserta posyandu lansia di Kecamatan Grogol Petamburan mengalami masalah gizi ganda. Untuk itu perlu diadakan penyuluhan gizi seimbang secara berkala dan pemantauan status gizi guna mempertahankan IMT normal.

The aim of this study was to discuss the historical of disease, protein intake, and other factors related to the nutritional status of the elderly posyandu participants. The cross sectional study towards 112 samples aged 45 to 79 years of age undertaken at Grogol Subdistrict, West Jakarta. Data characteristics (age, sex, education, and working status); the knowledge, attitudes, and behaviors of balanced nutrition; historical of disease; and the pattern of energy, protein, fat intake) were collected through interviews with the questionnaire. Data of the nutritional status with Body Mass Index (BMI) indicator was collected by anthropometric measurements. The analysis of association between independent variables with dependent variable used Chi Square Test.
The results showed the proportion of respondents with over nutrition was 50% and under nutrition was 6.3%. There were a significant association between the historical of disease and protein intake with the nutritional status of the elderly posyandu participants (p <0.05). While the data characteristics (age, sex, education, working status), knowledge, attitudes, behaviors of balanced nutrition, and the pattern of energy, and fat intake showed no significant association with nutritional status (p> 0.05). It can be concluded that the historical of disease and protein intake correlated with the nutritional status of the elderly posyandu participants. Therefore, the regular balanced nutrition counseling and the monitoring of nutritional status should be taken for all participants at the elderly posyandu to maintain a normal BMI.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma L. Sahal
"Pengetahuan yang kurang tentang gizi merupakan salah satu penyebab kondisi risiko terjadinya malnutrisi sampai dengan terjadinya malnutrisi pada lansia. Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan status gizi lanjut usia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling pada lanjut usia di wilayah Kelurahan Abadi Jaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok dengan jumlah sampel 97 orang dari bulan April sampai dengan Juni 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi pada lanjut usia (p=0,03). Pemantauan status gizi lanjut usia di posbindu perlu lebih dimaksimalkan.

The lack of knowledge about nutrition is one of conditions that leads to the risk of malnutrition in the elderly. The correlation-descriptive study through cross-sectional approach aims to determine the correlation between level of nutritional knowledge and the nutrition status of the elderly. Data collection retrieve from cluster sampling at Abadi Jaya administrative village of Depok City with a sample of 97 people from April to June 2016. The number of results indicated that there was significant correlation between the level of nutritional knowledge and nutritional status in the elderly (p=0,03). The nutritional assessment towards elderly population in community needs to be more maximized."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspalydia Pangestu
"Populasi orang tua di Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 29 juta pada tahun 2020, yaitu sekitar 11,2 dari total penduduk di Indonesia. Seiring dengan peningkatan jumlah total populasi ini, masalah yang berhubungan dengan kesehatan juga meningkat. Malnutrisi telah menjadi kondisi serius di kalangan lansia dan menjadi faktor risiko munculnya beberapa penyakit. Salah satu penyebab malnutrisi adalah kurangnya asupan gizi akibat perubahan lingkungan fisiologis, psikologis, dan sosial lansia. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mencari hubungan antara asupan makronutrien dan karakteristik subjek lansia dalam hal usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, dan riwayat konsumsi obat di Rumah Perawatan Lansia Lansia di Jakarta Utara pada tahun 2015. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional. dengan total pemilihan sampel subjek sebanyak 59 sampel. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kelompok usia terbesar adalah 65 80 tahun 71,19, perempuan 66,1, memiliki hipertensi 33,9, dan sebagian besar mengkonsumsi obat ace inhibitor 22,81. Asupan makronutrien tertinggi dan terendah berdasarkan minimal 80 RDA 2013 adalah lemak 35,6 dan karbohidrat 5,6. Selain itu, tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan makronutrien dan karakteristik subjek dari lansia yang diteliti P 0,05.

The population of the elderly in Indonesia is estimated to increase to be 29 million by 2020, which is about 11.2 of the total population in Indonesia. Along with the increase in the total number of this population, health related problems are also increasing. Malnutrition has become a serious condition among the elderly and becomes a risk factor of the emergence of some diseases. One of the causes of malnutrition is the inadequacy of nutrition intake due to the change of physiological, psychological, and social environment of the elderly. Therefore, researcher intend to look for association between macronutrient intake and subject characteristics of elderly in terms of age, gender, disease history, and drug consumption history at Atmabrata Elderly Nursing Home in North Jakarta by 2015. The Research was conducted by using cross sectional design with a total sampling selection of the subjects as much as 59 samples. The results of this research revealed that the largest age groups was 65 80 years 71.19 , female 66.1 , having hypertension 33.9 , and mostly consumed drug ace inhibitor 22.81 . The highest and the lowest intake of macronutrient based on minimal 80 of RDA 2013 were fat 35.6 and carbohydrates 5.6 . In addition, there was no meaningful relationship between macronutrient intake and subject characteristics of the elderly under study P 0.05 .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Getha Gazela Yuniendra
"Latar Belakang: Komponen terbesar pada indeks DMFT ialah kehilangan gigi dan terjadi paling banyak pada kelompok lansia. Kehilangan gigi dapat mempengaruhi kemampuan dalam mengunyah makanan sehingga berdampak pada kurangnya asupan nutrisi.
Metode: Metode potong lintang yang dilakukan di 4 Puskesmas di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Jumlah subjek lansia ialah sebanyak 93 subjek dan didapatkan melalui teknik convenience sampling. Pada subjek dilakukan pemeriksaan intraoral, pengukuran antropometri BMI dan diwawancara menggunakan kuesioner Mini Nutritional Assessment MNA.
Hasil: Ditemukan bahwa 53,8 subjek masih memiliki jumlah gigi sebanyak 20 buah atau lebih. Sebanyak 55,9 subjek memiliki risiko terhadap malnutrisi. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah gigi yang tersisa, gigi karies, gigi hilang, gigi yang ditambal dan kemampuan mastikasi p > 0,05 dengan status nutrisi.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara status kesehatan gigi dan mulut dan kemampuan mastikasi terhadap status nutrisi pada lansia.

Background: The biggest component in DMFT index is tooth loss, and mostly occur in elderly. Tooth loss can affect the ability in chewing food then it may affect the lack of nutrition intake.
Methods: The cross sectional study was performed in 4 community health center in Central Jakarta, South Jakarta and East Jakarta. It was involving 93 elderly age ge 60. The sampling method was convenience sampling. Subjects were submitted to intraoral examination, anthropometric measurement BMI and as well as interview using Mini Nutritional Assessment MNA.
Results: 53,8 subjects have 20 or more sum of natural teeth. 55,9 subjects have risk at malnutrition. The results of correlation test showed that sum of natural teeth, decay teeth, missing teeth, filling teeth, and masticatory performance p 0,05 were not significantly correlated with nutritional status BMI and MNA.
Conclusion: There is no relationship between oral health status and masticatory performance with nutritional status in elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vergie Ryoto
"Skripsi ini meneliti hubungan karakteristik individu, status gizi, dan gaya hidup dengan tingkat kekuatan otot. Penelitian dilakukan dengan tes hand-grip dynamometer yang melibatkan 100 lansia wanita peserta klub geriatri RS Pantai Indah Kapuk dan Pluit Village. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai kekuatan otot pada tangan yang dominan ialah 24.017 kg. Pada analisis bivariat, variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan tingkat kekuatan otot pada penelitian ini adalah umur, tingkat kemandirian (BADL dan IADL), asupan energi dan lemak, serta aktivitas fisik. Disarankan kepada lansia untuk selalu melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan guna menunda disabiliti.

The primary purpose of this study was to examine the relationship of individual characteristics, nutritional status,and life style to the level of muscle grip strength. The study was conducted with hand-grip dynamometer test which is involving 100 elderly women participants of geriatric club at Pantai Indah Kapuk Hospital and Pluit Village. The results showed average value of muscle strength in the dominant hand was 24.017 kg. By bivariate analysis, variables that have a significant relationship with the level of muscle strength in this study were age, level of independence (BADL and IADL), intake of energy and fat, and physical activity. The elderly are advised to always perform activity according to ability in order to suspend disability."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Muhamad Rizaldi
"Proses penuaan dapat menyebabkan kualitas tidur pada lansia berubah dan menyebabkan gangguan tidur insomnia. Sebelumnya insomnia dipandang sebagai gejala depresi namun saat ini para peneliti menduga insomnia menjadi faktor risiko dari depresi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan insomnia dan depresi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan jumlah sampel 79 responden dan dipilih menggunakan teknik proporsional random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Insomnia Severity Index dan Geriatric Depression Scale 30 item.
Hasil penelitian menunjukkan 41,8 lansia di panti mengalami gangguan tidur insomnia dan 51,9 lansia mengalami depresi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara insomnia dengan depresi p=0,001 < ?=0,05 . Pemberian edukasi dan skrining secara berkala mampu mengurangi insomnia dan depresi pada lansia. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi berkurangnya risiko depresi dengan mengatasi insomnia.

The aging process can cause sleep quality in the elderly to change and cause sleep disorders insomnia. Previously, insomnia was seen as a symptom of depression but recently researchers suspected insomnia to be a risk factor for depression.
This study aims to determine the relationship of insomnia and depression at the Social Institution Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta. This study used cross sectional study with 79 respondents and selected by using proportional random sampling technique. The instruments used in this study are Insomnia Severity Index and Geriatric Depression Scale 30 items.
The results showed 41.8 of elderly in the home experienced sleep disorders insomnia and 51.9 of elderly people depressed. The results showed there was an association between insomnia and depression p 0.001.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Nafisah
"ABSTRAK
Latar belakang: Kehilangan gigi posterior dapat menyebabkan terganggunya fungsi mastikasi sehingga dapat mempengaruhi asupan dan status nutrisi pralansia dan lansia. Pemakaian gigi tiruan dapat mengembalikan fungsi gigi yang hilang sehingga diharapkan dapat meningkatkan asupan dan status nutrisi. Belum ada penelitian yang mengamati asupan dan status nutrisi pada sebelum dan setelah pemakaian gigi tiruan di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu tentang hubungan antara kehilangan gigi dan pemakaian gigi tiruan dengan asupan dan status nutrisi di Indonesia dilakukan dengan studi potong lintang dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Tujuan: Menganalisis hubungan antara kehilangan gigi posterior dengan faktor sosiodemografi, hubungan antara kehilangan gigi posterior, pemakaian gigi tiruan, dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dengan asupan dan status nutrisi. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain observasional pada 30 pasien RSKGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia berusia 45 tahun ke atas yang akan dibuatkan gigi tiruan lepasan. Dilakukan pencatatan data diri subjek, pemeriksaan rongga mulut, pengukuran berat dan tinggi badan, serta wawancara kuesioner FFQ semikuantitatif dan MNA-SF. Hasil penelitian: Kehilangan gigi posterior diketahui tidak berhubungan dengan asupan dan status nutrisi. Kehilangan gigi posterior memiliki hubungan bermakna dengan usia dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Uji analisis Paired T-Test menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pemakaian gigi tiruan dengan asupan nutrisi. Terdapat perbedaan bermakna antara usia dengan asupan nutrisi pada 1 bulan setelah pemakaian gigi tiruan. Uji analisis Wilcoxon menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pemakaian gigi tiruan dengan status nutrisi. Kesimpulan: Kehilangan gigi tidak berhubungan dengan asupan dan status nutrisi pralansia dan lansia. Namun, pemakaian gigi tiruan berhubungan dengan asupan dan status nutrisi pralansia dan lansia.

ABSTRACT
Background Posterior tooth loss can cause disruption of mastication and may affect the nutrient intake and nutritional status of pre elderly and elderly. Denture wearing can improve tooth function so it may improve patients nutrition. There has been no research that discusses nutrient intake and nutritional status before and after denture wearing in Indonesia. Previous studies on tooth loss and denture wearing with nutrient intake and nutritional status were using cross sectional study and showed inconclusive result. Objectives To analyze the relationship between posterior tooth loss and sociodemographic factors, the relationship between posterior tooth loss, denture wearing, denture type, and sociodemographic factors age, gender, educational level with nutrient intake and nutritional status. Methods Observational study was conducted on 30 patients that will be made a removable denture at RSKGM Faculty of Dentistry University of Indonesia aged 45 years and over. Subjects 39 personal data, oral examination, weight and height measurement were obtained, and interview for semiquantitative FFQ and MNA SF were conducted. Results There was no significant difference between posterior tooth loss and nutrient intake, and between posterior tooth loss and nutritional status. Posterior tooth loss is known to be age related and unrelated to gender and educational level. Paired T Test analysis showed significant difference between denture wearing and nutrient intake. There was a significant difference between age and nutrient intake 1 month after denture wearing. Wilcoxon analysis showed significant difference between denture wearing and nutritional status. Conclusion Posterior tooth loss is not related to nutrient intake and nutritional status of pre elderly and elderly. However, denture wearing is related to nutrient intake and nutritional status of pre elderly and elderly."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindiya Fitriana Sari
"Depresi merupakan gangguan psikologis yang sering terjadi pada lansia yang berdampak pada penurunan kesehatan lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia. Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsif korelatif. Sampel berjumlah 103 lansia yang tinggal di PSTW Budi Mulia 1, 2, 3, dan 4 Jakarta dengan menggunakan metode quota sampling untuk melihat jumlah sampel setiap PSTW.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 58,3% responden memiliki dukungan sosial yang buruk dan 47,6% responden mangalami depresi dengan rincian 9,7% mengalami depresi berat sebanyak dan depresi ringan sebanyak 37,9%. Pada hasil uji Chi-Square menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan tingkat depresi pada lansia di PSTW Budi Mulia Jakarata (p value = 0,000).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dukungan sosial dapat meningkatkan resiko depresi pada lansia. Berdasarkan penelitian ini disarankan pihak PSTW untuk lebih meningkatkan dukungan sosial pada lansia guna mengurangi tingkat depresi pada lansia.

Depression is a psychological disorder that often occurs in the elderly that can impact to the health of elderly. The purpose of this study was to determine the relationship of social support and the level of depression in the elderly. The design study is descriptive correlative. The number of samples were 103 elderly who live in PSTW Budi Mulia 1, 2, 3, and 4 Jakarta using quota sampling method to see the number of samples every PSTW.
The results showed that 58.3% of respondents have a poor social support and 47.6% respondents had depression with details of 9.7% had severe depression and mild depression as much as 37.9%. At the Chi-Square test results showed a significant relationship between social support and the level of depression in the elderly in PSTW Budi Mulia Jakarata (p value = 0.000).
The conclusion of this study is the social support may increase the risk of depression in the elderly. Based on this study also suggested the PSTW to further improve social support to the elderly in order to reduce the level of depression in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Febriyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh lansia di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional menggunakan 75 responden lansia di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung yang dipilih dengan teknik purposive sampling.
Hasil uji analisis menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh lansia di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur (p=0,004, α= 0,05). Peneliti merekomendasikan supaya program senam lansia dapat diikuti oleh seluruh lansia sehingga dapat menjaga tingkat keseimbangan tubuh lansia.

This study aims to determine the relationship between elderly gymnastic activity and elderly body balance in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, East Jakarta.The study design is a descriptive correlation with cross sectional design using 75 respondents whom selected by purposive sampling technique.
Analysis test results showed that there is a significant correlation between the elderly gymnastic activity and elderly body balance in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung (p = 0.004, α = 0,05). Researchers recommend that elderly gymnastic program can be followed by all elderly to maintain the body's balance level of the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>