Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arifana
"Penelitian ini memfokuskan perhatian pada pencegahan kejahatan yang dilakukan oleh pemilik atau pengelola kos-kosan di Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji, Kota Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pencegahan kejahatan dirumah kos-kosan dalam upaya untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya tindak kejahatan di wilayah tersebut secara akurat dan analisis ilmiah mengenai strategi pencegahan kejahatan secara situasional didaerah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Data diperoleh dengan wawancara mendalam terhadap informan sebagai korban dan terhadap pelaku kejahatan yang pernah melakukan kejahatan dirumah kos-kosan. Wawancara tersebut dimaksudkan guna mendapatkan informasi bagaimana pencegahan kejahatan yang telah dilakukan oleh pengelola dan penghuni kos-kosan, serta teknik yang dilakukan pelaku dalam menjalankan aksi kejahatannya. Pembahasan dalam penelitian ini dengan menggunakan 3 (tiga) teknik dari 16 teknik pengurangan kesempatan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ronald V. Clarke (1997) mengenai pencegahan kejahatan situasional yaitu target hardening, access control, dan deflecting offender. Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai bahan kajian bagi pihak penegak hukum dalam hal ini kepolisian untuk menanggulangi tindak kejahatan yang terjadi diwilayah mayoritas terdapat banyak rumah kos-kosan.

This research tried to focus on crime prevention that have been done by the owner or manager of Boarding House located in Kukusan?Beji, Depok. The purposes of this research are to give an overview of Boarding House?s crime prevention in case to prevent or minimize the occurrence of crime and to analyze the situational crime prevention strategy in that area. This research was using a descriptive-qualitative method. The information and data are obtained from in-depth interviews with two informants, the victim and the criminal which already committed crimes in Boarding House. The main purposes of the in-depth interview are to analyze how the owner or the manager of Boarding House do the crime prevention, and to find out how the criminals committed their crime. The discussion in this research was using the sixteen technique of reducing crime opportunities theory from Ronald V. Clarke (1997) on situational crime prevention, but in this research, the researchers only focus on the first main part of the theory, Increasing Perceived Effort, which contain three technique; target hardening, access control, and deflecting offender. This research was recommended as a reference for the law enforcement in Kukusan-Beji, Depok, especially the police, to overcome every crime that happens in the Boarding House area."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Williem Putra
"Komunitas Kukusan sebagai salah satu aspek utama yang menaungi mahasiswa maupun masyarakat di Kelurahan Kukusan memegang penting perananan baik dalam hal sosial maupun pencegahan kejahatan. Memahami dinamika dan kedekatan sosial antara mahasiswa dan masyarakat dapat mendorong pencegahan kejahatan yang lebih efektif. Namun, dalam Kelurahan Kukusan terdapat beberapa gap, seperti hilangnya kedekatan antara mahasiswa dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menjelaskan bagaimana peran serta mahasiswa dan masyarakat dalam mencegah kejahatan curanmor berbasis komunitas. Data yang ada didapat melalui wawancara dan observasi daerah sekitar, terutama untuk melihat praktik langsungnya. Melalui hasil analisis ditemukan bahwa terdapat gap dan jarak antara mahasiswa dengan masyarakat setempat. Hubungan sosial yang luntur ini menjadi faktor pencegahan kejahatan berbasis komunitas tidak berjalan dengan baik. Mahasiswa yang mulai apatis dan masyarakat yang mulai tidak peduli menjadikan gap antara keduanya menjadi semakin besar. Penelitian ini melihat bahwa memunculkan kembali organisasi yang membangun kedekatan antara mahasiswa dan masyarakat menjadi kunci agar pencegahan kejahatan berbasis komunitas dapat efektif diterapkan di Kelurahan Kukusan.

The Kukusan Community, as a key aspect supporting both students and the wider population in the Kelurahan Kukusan area, plays an important role in both social matters and crime prevention. Understanding the dynamics and social proximity between students and the community can lead to more effective crime prevention. However, in Kelurahan Kukusan, there are several gaps, such as the diminishing closeness between students and the community. This study aims to examine and explain how the roles of students and the community contribute to the prevention of curanmor through community-based efforts. Data was collected through interviews and observations of the surrounding area, especially to observe practical implementations. The analysis revealed that there is a gap and distance between students and the local community. This weakening social relationship is a factor in the inefficiency of community-based crime prevention efforts. Students becoming apathetic and the community becoming indifferent have widened the gap between them. This study finds that reviving organizations that foster closeness between students and the community is crucial for effectively implementing community-based crime prevention in Kelurahan Kukusan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deta Andina
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S6469
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Nurjanah
"Penelitian ini berawal pada permasalahan kejahatan pencurian yang ada di asrama mahasiswa UI Depok. berfokus pada penerapan pencegahan kejahatan yang diterapkan di Asrama Mahasiswa UI Depok dalam lingkup pencegahan kejahatan situasional khususnya teknik increasing perceived effort yang terdiri dari empat kajian teknik yaitu target hardening, access control, deflecting offenders, controlling facilitators dalam kasus kejahatan pencurian. Peneliti berusaha mencari tahu tentang kondisi keamanan asrama dan pencegahan apa saja yang telah diterapkan di tempat ini sebagai sebuah bentuk pencegahan kejahatan khususnya pada kasus-kasus pencurian yang pernah terjadi.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa pencegahan kejahatan situasional belum semuanya diterapkan di asrama karena peneliti menemukan banyak fasilitas dan prasana yang belum ada untuk mencegah kejahatan pencurian sehingga banyaknya kesempatan dan akses untuk masuk ke dalam asrama tanpa pengawasan yang diberikan oleh petugas menyebabkan kasus kejahatan pencurian dapat dengan mudah terjadi di gedung-gedung asrama hingga kini. Ke-empat teknik dalam analisa penelitian ini apabila secara detail dan seksama diterapkan bisa mengurangi kejahatan pencurian, namun teknik penerapan ini masih jauh dari yang semestinya. Dapat dikatakan bahwa asrama belum menerapkan pencegahan kejahatan sebagai upaya-upaya yang dapat mencegah kejahatan secara kasat mata. Pelaku dapat melakukan aksi kejahatannya karena minimnya pengawasan yang ada, sehingga pelaku dapat dengan mudah masuk ke target kejahatan yang ditujunya karena batasan-batasan fisik yang menghalangi pelaku dirasakan kecil. Berdasarkan adanya kesempatan, kemampuan dan keinginan yang datang dari pelaku untuk melakukan pencurian karena adanya kesempatan yang besar.

The focus of this research is crime prevention application that moulded in Asrama Mahasiswa UI Depok in cover situational crime prevention especially increasing perceived effort technique that are made up four technique study; target hardening, access control, deflecting offenders, controlling facilitators in case theft crime. Investigator seeking for know on dormitory peace condition and prevention anything that was inscribed locally as a crime form of prevention especially in theft cases that have occured.
The result of this research describe that situational crime prevention not yet all moulded because dormitory investigator discovered not have to prevent theft crime until many him opportunity and access to enter into building without supervision administered by staff. Case theft crime obtain easily happened in this dormitory. Fourth technique in this analysis that less theft crime, however this application technique are still far from that sure. Can alleged that dormitory not yet crime prevention as efforts prevent crime. Theft can do easy crime because minimmum supervision to enter target. Based on the existence of opportunity, ability and desire who come from to do theft the existence of opportunity that large."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S565
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Yudhanegara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dikri Khofiyana
"Pelaksanaan sistem pengamanan sehingga terpeliharanya keamanan yang kondusif merupakan suatu prasyarat utama agar program pembinaan di Lapas dapat berjalan dengan baik. Upaya pemeliharaan keamanan tersebut sering dihadapkan dengan kondisi-kondisi yang menjadi kerentanan tersendiri yang memiliki tendensi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban, salah satu bentuknya adalah pelarian warga binaan. Kondisi-kondisi yang menjadikan Lapas rentan mengalami pelarian warga binaan dialami oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor, yang pada tahun 2016 mengalami peristiwa pelarian warga binaan dengan total warga binaan melarikan diri terbanyak selama 10 (sepuluh) tahun terakhir di lingkungan Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat.
Skripsi ini memberikan gambaran dan ulasan terhadap upaya-upaya peningkatan sistem pengamanan yang telah dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor sebagai bentuk evaluasi pencegahan pelarian warga binaan. Pelaksanaan sistem pengamanan yang ada, dikaji dengan menggunakan Situational Crime Prevention dengan dukungan elaborasi faktor kerentanan terjadinya pelarian warga binaan dengan menggunakan Routine Activity Theory. Melalui analisis dari data yang didapat, bahwa pelaksanaan sistem pengamanan sebagai implementasi teknik pencegahan dari Situational Crime Prevention, sebagai upaya mencegah pelarian warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor telah terlaksana cukup baik. Hal tersebut berimplikasi terhadap tingkat terjadinya peristiwa pelarian, bahwa sejak peristiwa pelarian warga binaan di tahun 2016, hingga saat ini Lapas Kelas IIA Bogor tidak lagi mengalami peristiwa pelarian warga binaan

Implementation of a security system so that conducive security is maintained is a major prerequisite for the development program in Correctional Institutions to run well. Efforts to maintain security are often faced with conditions that are separate vulnerabilities that have a tendency to disturb security and order, one form of which is the escape of inmates. Conditions that make Lapas vulnerable to escaping inmates are experienced by the Bogor Correctional Institurion, which in 2016 experienced an escape of inmates with a total of most of the inmates have fled during the last 10 (ten) years in the West Java Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights.
This thesis provides an overview and review of efforts to improve the security system that has been carried out by the Bogor Correctional Insitution as a form of evaluating the escape prevention of inmates. The implementation of the existing security system is studied using Situational Crime Prevention with the support of elaboration of the vulnerability factors for the escape of inmates using the Routine Activity Theory. Through analysis of the data obtained, the implementation of the security system as the implementation of Situational Crime Prevention techniques, as an effort to prevent the escape of inmates at Bogor Correctional. has been carried out quite well. This has implications for the rate of occurrence of escapes, that since the escape of inmates in 2016, until now the Bogor Correctional Institution has no longer experienced escapees of inmates.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purwandini
""SERBU" medicine is a government’s program launched in 2007 to help the society to get the achievable price medicine, so that the society can obtain the drugs at the stall and drugstore and also they are expected to do self medication before go to the healthcare service center. The purpose of the research is to get the correlation between age, education, jobs and knowledge with the using of "SERBU" medicine. This research used Cross Sectional design and Purposive Sampling method and about 100 people in Kukusan area who have consumed and bought "SERBU" medicine as the sample.
The result of the research shows about 42% of the respondents consumed "SERBU" medicine while the 58% does not consumed. The characteristics of those who consume the medicine are about 41.4% of the respondents are 17-35 years old, 37.6% are respondents with high school and university education, 39.7% are respondents with job and 35.2% of the respondents are those high-knowledged people. Bivariat analysis shows the correlations between education (p=0.001) and knowledge about medicine (p=0.031) with the consumption of "SERBU" medicine, and also shows the unrelated connection between age (p=0.860) and job (p=0.498) with the consumption of "SERBU" medicine. This result is expected to be useful for socialization to the society about "SERBU" medicine and also can.
It is recommended the government can increase the effort to socialize "SERBU" medicine to increase the society’s knowledge on "SERBU" medicine.

Obat SERBU (Serba Seribu) merupakan program yang diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2007 untuk membantu masyarakat dalam memperoleh obat-obatan dengan harga yang terjangkau, agar masyarakat dapat memperoleh obat di warung dan toko obat sehingga diharapkan dapat melakukan pengobatan terhadap diri sendiri sebelum ke pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan tentang obat SERBU dengan penggunaan obat SERBU. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pengambilan sampel secara Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang masyarakat Kukusan yang pernah menggunakan dan membeli obat SERBU.
Dari penelitian diperoleh gambaran 42% responden menggunakan obat SERBU dan 58% tidak menggunakan obat SERBU. Karateristik responden yang menggunakan obat SERBU adalah responden usia 17-35 tahun sebesar 41,4%, responden dengan pendidikan SMA-Perguruan Tinggi sebesar 37,6%, responden yang bekerja sebesar 39,7% dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebesar 35,2%. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara pendidikan (p=0,001) dan pengetahuan tentang obat (p=0,031), serta tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia (p=0,860) dan pekerjaan (p=0,498) dengan penggunaan obat SERBU. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mesosialisasikan obat SERBU kepada masyarakat.
Disarankan agar pemerintah terus mensosialisasikan obat SERBU untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat SERBU."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32931
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rheta Veda Nugraha
"Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian obesitas balita usia 25-59 bulan di Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional.Uji statistik menggunakan ujichi-square untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik ganda untuk analisis multivariat.Besar sampel yang diteliti sejumlah 96 balita.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 10,4% balita usia 25-59 bulan mengalami obesitas. Variabel yang memiliki hubungan bermakna yaitu ASI eksklusif, waktu pemberian MPASI pertama, durasi pemberian ASI, asupan energi, dan obesitas orangtua. Variabel yang menjadi faktor dominan pada kejadian obesitas balita usia 25-59 bulan di Kelurahan Kukusan adalah obesitas orangtua.

The aim was to determine the most dominant factor on the incidence of childhood obesity aged 25-59 months in Kukusan, Beji,Depok. Cross-sectional design was used in this study. The statistical test used is chi-square for bivariate analysis and multiple logistic regressions for multivariate analysis. Total samples were 96 children.
Results showed that 10,4% children aged 25-59 months are obese. Variables that significantly related were exclusive breastfeeding, timing of the first complementary foods, breastfeeding duration, energy intake, and parental obesity. Variable which became the dominant factor in childhood obesity incidence aged 25-59 months in Kukusan was parental obesity."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisya Nurpratina
"Kota Depok merupakan wilayah padat penduduk dengan tingkat penggunaan air tanah tinggi. Risiko pencemaran air tanah lebih rentan pada wilayah padat yang memiliki sistem penampungan tinja setempat berdekatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat hubungan pencemaran dari sistem sanitasi setempat terhadap kualitas air tanah. Sebelum menentukan titik sampling, dilakukan wawancara ke 40 rumah sebagai preliminary assessment. Berdasarkan hasil survei, dipilih 8 rumah sebagai titik sampling kemudian diuji terhadap 6 parameter yakni pH, TDS, nitrat, klorida, BOD dan E.coli. Hasil uji menunjukkan rata-rata sampel air tanah memiliki nilai pH sebesar 6,2; TDS 179,5 ppm; nitrat 1,35 mg/l; klorida 23,75 mg/l; BOD 1 mg/l; dan E.coli 807,13 MPN/100 ml. Masih ditemukan nilai rata-rata E.coli pada air tanah yang berada di atas baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017 untuk keperluan higiene dan sanitasi. Untuk menganalisis hubungan efluen dari sanitasi setempat terhadap kualitas air tanah, dianalisis korelasi hasil uji efluen penampungan tinja terhadap kualitas air tanah pada rumah sampel. Terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel pada parameter pH (p<0,05; r:0,712). Karakteristik hidrogeologi dapat meningkatkan laju infiltrasi kontaminan dari penampungan tinja terhadap air tanah. Berdasarkan hasil uji laboratorium, diketahui lokasi penelitian memiliki tanah lanau yang permeabel. Dilakukan juga analisis korelasi kualitas air tanah terhadap jaraknya ke penampungan tinja terdekat. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa semakin besar jarak penampungan tinja terhadap sumur air maka nilai uji parameter TDS (p<0,05; r:-0,701) pada air tanah akan semakin kecil.

Depok is a highly populated city with high uses of groundwater. The risk of groundwater contamination is higher in a high-density area that uses on-site sanitation in closer proximity. This research aims to see the relationship between groundwater contamination and the use of on-site sanitation. Before choosing the sample points, 40 households are interviewed as a part of the preliminary assessment. Based on the survey result, eight households are chosen as the sample points and the samples are then analyzed for six parameters: pH, TDS, nitrate, chloride, BOD, and E.coli. The result shows that the average groundwater samples quality has 6.2 pH; TDS 179.5 ppm; nitrate 1.35 mg/l; chloride 23.75 mg/l; BOD 1 mg/l; and E.coli 801.13 MPN/100 ml. The average value of E.coli on the groundwater shows to be higher than the Minister of Health Regulation Number 32 of 2017 for hygiene and sanitation water. To further analyze the relationship of on-site sanitation effluent with groundwater quality, the correlation between the two variables are analyzed. There is a significant correlation between the effluent and the groundwater quality on pH (p<0.05; r: 0.712) parameter. The hydrogeological condition can increase the infiltration of effluent contaminants into groundwater. Based on the soil laboratory test, the research area is known to have permeable silty soil. Correlation analyses are also done between the groundwater quality and its distance to the nearest on-site sanitation treatment. The eight samples show that the greater the distance between the well and the onsite sanitation, the smaller the TDS parameter (p<0.05; r: -0.701) on the groundwater."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>