Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140359 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimaz Satrio Wibowo
"Pemberlakuan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) menjadi Rp 40.000 di Bandar Udara Ngurah Rai Denpasar, Bali terhitung sejak tahun 2010 berbanding terbalik dengan kualitas pelayanan (service quality) penumpang yang ada di bandara tersebut. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh pihak INACA dan ACI dimana pada periode tahun 2008-2012 indeks CSI (Customer Satisfaction Index) mengalami penurunan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab penurunan kualitas pelayanan penumpang penerbangan domestik di bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali ditinjau dari kenaikan tarif PJP2U. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang menggambarkan penyebab penurunan kualitas pelayanan penumpang penerbangan domestik. Adapun metode pengumpulan yang digunakan adalah metode kualitatif. Dengan metode ini peneliti menganalisis data primer dan sekunder dengan cara wawancara mendalam kepada para narasumber.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa penurunan kualitas pelayanan penumpang disebabkan daya tampung yang sudah melebihi kapasitas serta proses pemberangkatan penumpang dalam bentuk pelayanan, fasilitas dan kekurangan petugas.

Passenger Service Charge become Rp 40.000 at Ngurah Rai Denpasar Airport from 2010 is inversely proportional to the service quality at the airport. This is show from a survey by INACA and ACI which is at the period 2008-2012 CSI index has decreased.
This study aims to analyze the cause of the decline in service quality domestic flight passengers at Ngurah Rai Airport in Denpasar, Bali in terms of the rate increase PJP2U. This is a descriptive qualitative study that describes the cause of the decline in domestic airline passenger service quality. Collection methods used by the researchers is the qualitative method. With this method the researchers analyzed the primary and secondary data by in-depth interviews to the interviewees.
Results of this study explain that the decline in the quality of passenger service at this time due to the capacity already exceeds capacity and passenger departure process in the form of services, facilities and less of officers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Muthia Kusumawardani
"Munculnya Low Cost Airlines dan skema pengurangan biaya merupakan ancaman besar bagi Full Service Airlines yang menyediakan layanan unggul. Low Cost Airlines mengubah pola harga pasar penerbangan dengan menetapkan harga rendah yang berakibat pada penghapusan layanan tambahan. Penelitian-penelitian terdahulu telah menyelidiki alasan orang-orang memilih Full Service Airline dibanding Low Cost Airline atau sebaliknya. Penelitian ini mencoba untuk memprediksi kepuasan dan intensi perilaku dari penumpang full service dan low cost airlines dengan menguji peranan value for money nilai uang, kualitas layanan, dan citra maskapai penerbangan. Structural Equation Modeling dengan menggunakan Partial Least Square digunakan untuk menguji pengaruh nilai uang, kualitas layanan, dan citra maskapai penerbangan terhadap kepuasan pelanggan dan intensi perilaku mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk penumpang full service airlines, kualitas layanan memainkan peran penting untuk mempengaruhi intensi perilaku, sedangkan untuk penumpang low cost airlines, nilai uang yang dirasakan lebih dipentingkan. Namun, pengaruh nilai uang dan kualitas layanan tidak bisa secara langsung memprediksi intensi perilaku penumpang. Melainkan, intensi perilaku dari penumpang full service dan low cost airlines dapat dicapai melalui jalur kronologis kualitas layanan/nilai uang- kepuasan pelanggan-citra maskapai penerbangan-intensi perilaku.

The emergence of Low Cost Airlines and their cost reduction schemes is a major threat to Full Service Airlines that are driven by superior services. Low Cost Airlines changed the price pattern of airline market by setting a low price which results in eliminating additional services. There has been research investigating the reasons of people choosing Full Service Airline over Low Cost Airline or vice versa. This research attempts to predict satisfaction and behavioral intentions of full service and low cost airline passengers by examining the role of value for money, service quality, and airline image. Structural Equation Modeling by Partial Least Square was employed to test the effect of value for money, service quality, and airline image on customer satisfaction and their behavioral intentions.
Results revealed, for full service airline passengers, service quality plays an important role to affect behavioral intentions, whereas for low cost airline passengers, perceived value for money is more concerned. However, the influence of value for money and service quality cannot directly predict the passengers rsquo behavioral intentions. Instead, the behavioral intentions of full service and low cost airline passengers can be achieved through the chronological path of service quality value for money customer satisfaction airline image behavioral intentions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indi Puspita
"Peningkatan jumlah penumpang setiap tahunnya membuat Bandara Internasional Soekarno-Hatta kesulitan untuk menjaga perfoma kualitas pelayanannya. Bandara dapat memuaskan penumpang apabila telah memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan yaitu PT Angkasa Pura II untuk menentukan prioritas perbaikan sesuai dengan tingkat kepentingan dan kepuasan penumpang, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode SERVQUAL dan Importance-Performance Analysis (IPA). Dari hasil pengolahan data dan analisis didapatkan empat prioritas perbaikan, yaitu: kebersihan toilet, ketersediaan dan kondisi tempat duduk, kejelasan informasi tempat mengambil bagasi, serta kecepatan proses pengambilan bagasi.

As the increasing number of passengers each year, it is difficult for Soekarno-Hatta International Airport to maintain its service quality performance. Passengers can be satisfied if airport has provided services that match their needs. This study aims to help airport to determine priorities of improvements from level of importance and satisfaction, therefore airport can improve its service quality. Methods used in this research are SERVQUAL and Importance-Performance Analysis (IPA). From the results, we found four improvement priorities, i.e. cleanliness of toilets, availability and condition of seats, clarity of information where to retrieve their baggage, and the speed of baggage claim. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S386
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khrisna Mahendra Arifin
"Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia transportasi termasuk di dunia penerbangan saat ini, menuntut PT. Air Asia untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Kualitas adalah segala sesualu yang, mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). Dengan kondisi yang menuntut adanya peningkatan kualitas pelayanan tersebut maka diadakan penelitian terhadap faktor - faktor apa saja yang dapat membuat PT. Air Asia berkembang dan mampu menghadapi persaingan. Penelitian yang, dilakukan ini scbagai upaya peningkalan kualilas pelayanan jasa penerbangan PT. Air Asia, dcngan menggunakan metode gabungan Servqual, Kano Model dan Quality Function Development (QFD). Penelitian dilakukan dengan cara metode observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada pelanggan. Hasil penelitan kemudian dianalisa sehingga di dapat langkah - langkah apa saja yang perlu diambil PT. Air Asia untuk dapal terus meningkatkan kualitas pelayanannya agar dapat terus bersaing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reiner Agastya
"ABSTRAK
Area komersial telah semakin berkembang dan berkontribusi pada pendapatan perusahaan industri transportasi masal. Pengelola industri tersebut menyewakan kios kepada para pelaku bisnis di bandar udara dan stasiun yang kemudian akan memberikan pendapatan non-tarif (non-fare box revenue). Pendapatan dari area komersial ini akan segera diimplementasikan juga oleh PT MRT Jakarta pada stasiun – stasiun yang sedang dibangun. Di sisi lain kelancaran aliran penumpang dan kenyamanan penumpang di dalam area stasiun tetap menjadi prioritas utama PT MRT Jakarta. Keberadaan area komersial pada stasiun MRT Jakarta kemudian diperkirakan akan berdampak pada peningkatan kepadatan penumpang di sekitar area komersial, sehingga aliran penumpang mengalami perlambatan. Dampak tersebut akan menyebabkan turunnya kepuasan dan kenyamanan para penumpang. Perbaikan dan renovasi area komersial pada stasiun MRT (terutama stasiun bawah tanah) akan menelan biaya yang besar jika sampai terjadi masalah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan desain area komersial sebagai usaha mengurangi dampak negatif tersebut dengan pendekatan pemodelan berbasis agen. Hasil simulasi menunjukkan bahwa usaha pengurangan dampak negatif area komersial terhadap aliran penumpang yang diusulkan dapat mengurangi perlambatan pergerakan penumpang dan peningkatan kepadatan penumpang di sekitar area komersial.

ABSTRACT
Commercial area has been increasingly developing and contributing to the company's earnings of mass transportation industry. The industrial business renting stalls to businessman at airports and stations which will then give the non - fare box revenue. Revenue from the commercial area will soon be implemented also by PT MRT Jakarta at the stations being built. On the other hand the smooth flow of passengers and passenger comfort in the station area remains a top priority of PT MRT Jakarta. The existence of a commercial area on the MRT station then expected to result in increased passenger densities around commercial areas , thus slowing the flow of passengers. The impact will cause a decrease in the satisfaction and comfort of the passengers. Repair and renovation of commercial area on the MRT (subway stations especially) would cost big if the problem occurs. Therefore , this study propose the design of a commercial area as efforts to reduce the negative impact of the agent -based modeling approach. The simulation results indicate that efforts to reduce the negative impact of the commercial area of the passenger flow is proposed to reduce the deceleration movement of passengers and an increase in the density of passengers around the commercial area."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Ezni Balqiah
"PT. Pelita Air Service (PAS) yang berdiri pada tahun 1970, awalnya bergerak pada industri penerbangan carter yang melayani PERTAMINA, pada tahun 1991 mulai mengarah profit oriented dengan menjadi perusahaan angkutan udara borongan (air charter). Pada awal tahun 2000, perusahaan ini mulai melakukan proses perijinan untuk bergerak di penerbangan berjadwal. Sejak 25 Agustus 2000, PAS menawarkan rute penerbangan Jakarta-Yogya-Jakarta dengan menghadirkan konsep nuansa Yogya untuk membungkus program pemasaran dan pelayanan. Penerbangan Jakarta-Yogya dinamakan Malioboro Weekend Flight, yang diyakini manajemen PAS sebagai diferensiasi layanan dengan memberikan sentuhan keunikan yang dapat mengetuk pasar.
Apa yang dilakukan PAS ini merupakan penerapan dan Pemasaran Eskperensial (Experiential Marketing), yaitu dengan memberikan pengalaman (experience) kepada penumpang sebagai upaya untuk menarik penumpang menggunakan jasa PAS untuk jalur penerbangan Jakarta-Yogya bahkan memotivasi penumpang untuk melakukan penggunaan ulang (repeat buying). Akan tetapi dengan durasi penerbangan yang hanya 40 menit pada jalur Jakarta-Yogya dan keterbatasan armada pesawat yang dimiliki untuk melayani Elite penerbangan berjadwal ini, membuat PAS kesulitan untuk menghadirkan nuansa Yogya melalui suasana ruangan (spatial environment), yaitu dekorasi di dalam pesawat yang bernuansa Yogya dengan menghadirkan gambar keraton serta musik campursari di dalam pesawat. Mulai bulan Februari 2001, PAS menghentikan iklan Malioboro Weekend Flight, karena konsep ini dirasakan sudah tidak dapat didukung lagi oleh aspek teknis pelaksanaannya dilapangan. Untuk selanjutnya PAS tetap menawarkan petualangan udara (air venture) dengan lebih menekankan kepada pelayanan yang diberikan awak kabin kepada penumpang selama penerbangan berlangsung. Selain itu untuk memberi sensasi kejutan dan lebih memotivasi penumpang melakukan penggunaan ulang, PAS melakukan undian bagi penumpang Jakarta - Yogya atau sebaliknya yang disebut dengan Unique Game Venture, yaitu undian dengan hadiah potongan harga bahkan tiket gratis untuk penerbangan selanjutnya dengan PAS pada penerbangan selanjutnya.
Permasalahan yang diuji dalam penelitian ini adalah mengukur afeksi penumpang yang ditimbulkan oleh konsep petualangan di udara (air venture) yang tawarkan PAS pada penumpang jalur Jakarta-Yogya-Jakarta pada saat mempergunakan jasa (in flight) dan bagaimana pengaruh afeksi tersebut terhadap kepuasan yang dirasakan penumpang, penggunaan ulang, serta perilaku keluhan. Secara lebih terperinci tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Mengungkapkan afeksi yang yang muncul pada saat mempergunakan jasa penerbangan Jakarta-Yogya.
2. Mengungkapkan kepuasan pada saat mempergunakan jasa penerbangan Jakarta-Yogya.
3. Mengetahui pengaruh kepuasan terhadap penggunaan ulang dan perilaku keluhan.
Afeksi yang diukur adalah arousal, afeksi positif, dan afeksi negatif yang diukur dengan menggunakan 13 indikator (variabel teramati), kepuasan diukur dengan menggunakan 3 indikator, penggunaan ulang diukur dengan 2 indikator, dan perilaku keluhan diukur dengan 2 indikator. Selain afeksi, Oliver (1994) menyatakan bahwa kinerja, kualitas, dan diskonfirmasi juga mempengaruhi kepuasan. Maka demikian perlu dilakukan pengukuran terhadap kinerja, kualitas, dan diskonfirmasi. Kinerja diukur dengan 8 variabel teramati, kualitas diukur dengan 3 indikator, dan diskonfirmasi diukur dengan 3 indikator. Terdapat 34 indikator variabel dalam penelitian ini yang dituangkan dalam bentuk kuesioner yang dibagikan kepada respoenden, yaitu penumpang pesawat Pelita rute Jakarta-Yogya-Jakarta.
Pengolahan data dilakukan dengan metoda SEM mengingat Structural Equation Modeling (SEM) menguji suatu rangkaian hubungan saling ketergantungan secara bersamaan (seketika). lni sangat bermanfaat bila satu variabel terikat akan menjadi variabel bebas pada hubungan saling ketergantungan berikutnya. Suatu set hubungan ini, setiap variabel bebas dan terikat, merupakan dasar Structural Equation Modeling.
Hasil pengolahan data memperlihatkan terdapatnya hubungan yang signifikan sebagai berikut :
1. Afeksi negatif dengan arousal dan kinerja
2. Afeksi positif dengan arousal dan kinerj a
3. Kualitas dengan kinerja
4. Kepuasan dengan afeksi negatif, kualitas, dan diskonfirmasi
5. Penggunaan ulang dengan kepuasan
6. Perilaku keluhan dengan kepuasan
Hasil pengolahan juga memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan yaitu :
1. Kepuasan dengan afeksi positif dan kinerja
2. Perilaku keluhan dengan afeksi negatif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian dari model Oliver (1994) dan apa yang disampaikan Day (1984) tidak terbukti. Oliver (1994) menyatakan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari afeksi positif, afeksi negatif, kualitas, kinerja, dan diskonfirmasi, sedangkan Day (1984) menjelaskan bahwa sumber utama perilaku keluhan sebenarnya bukan pada ketidakpuasan tetapi kepada emosi negatif yang rnuncul sebagai akibat ketidaksesuaian dengan hasil yang diperoleh dari mengkonsurnsi produk / jasa."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Glorius Atma Tiopan
"This paper analyses challenges and opportunities EU faces through investing Airbus in developing countries, specifically through strategic alliance between Airbus and China. Why is China chosen as their destination to expand their businesses ? Is this a positive step towards a better mutual understanding ? How the external factors such as : IPR, sharing technologies, etc affect the two entities whether it's a positive or negative manner in terms of EU-China cooperation."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T32392
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Novy Husaeny
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah proses optimasi terhadap sejumlah penerbangan
dengan suatu periode waktu yang dilakukan secara berurutan (sequential) antar
satu penerbangan dengan penerbangan berikutnya sesuai dengan prinsip first come
first serves. Metode optimasi didasarkan pada prinsip pemilihan rute terpendek
antara titik awal dan akhir pergerakan pesawat di area taxiway, dengan
mempertimbangkan waktu tunggu yang mungkin dihasilkan akibat menghindari
terjadinya konflik dalam pergerakan di area taxiway. Rute terbaik dipilih
berdasarkan total waktu taxiing dan waktu tunggu yang paling minimum diantara
sekumpulan alternatif rute dengan waktu tunggu yang diakibatkan. Kumpulan rute
ditentukan berdasarkan prinsip shortest path dimana penerbangan setelahnya
akan menyesuaikan proses pergerakan terhadap penerbangan yang telah
dioptimasi sebelumnya. Optimasi dibatasi oleh jumlah waktu tunggu maksimal
dan batasan separasi minimum antar pesawat di area taxiway. Proses optimasi
pergerakan pesawat terbang pada area taxiway ditampilkan dalam bentuk
algoritma. Algoritma diujikan pada contoh kasus penerbangan di Bandar Udara
Ngurah Rai Bali. Hasil optimasi dari 10 (sepuluh) nomor penerbangan
menghasilkan nilai total pergerakan sejumlah 384 detik lebih baik daripada proses
pembebanan penerbangan berdasarkan adjustment dari pengontrol lalu lintas
udara (ATC) dengan menggunakan jadwal dan nomor penerbangan yang sama.
ABSTRACT
The purpose of this study is the optimization of the number of flights to a time
period that is done sequentially between one flight to the next flight in
accordance with the principle of first come
first serves. Optimization method based on the principle of choosing the shortest
route between the start and end of the movement of aircraft on
the taxiway area, taking into account the waiting time may result due to avoid any
conflict in the movement in the taxiways area. Best route selected based
on total time Taxiing and the minimum waiting time between a set of alternative
routes to the waiting time caused. Set of the shortest path is determined based
on the principle of cost thereafter which will adjust the movement of
the flight which was previously optimized. Optimization is limited by the amount
of the maximum waiting time and the minimum
limited separation between aircraft on
the taxiway area. Process optimization aircraft movements on taxiways area displa
yed in the form of algorithms. The algorithm was tested on a sample case
of flight at Bali's Ngurah Rai Airport. Optimization results of ten flight
number produces a total value of 384 movements a second better
than the imposition of cost based adjustment of ATC using the schedules and the
same
flight number."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Monika Ramli
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan hubungan antara pengaturan tarif jasa angkutan penerbangan sejak diberlakukannya Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan dengan persaingan serta perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa penerbangan dalam menghadapi ketatnya persaingan tarif antar maskapai. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dan dengan metode pengumpulan data studi kepustakaan. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa undang – undang penerbangan yang baru menerapkan sistem yang lebih liberal sehingga memunculkan banyak perusahaan penerbangan baru dalam industri penerbangan Indonesia. Ketatnya persaingan membuat masing – masing perusahaan penerbangan semakin kreatif dalam menerapkan strategi penjualan tiket, salah satunya dengan menawarkan promo dengan harga murah. Persaingan tarif jasa angkutan penerbangan ini pada perkembangannya tidak diimbangi oleh meningkatnya standar perlindungan terhadap penumpang sebagai pengguna jasa yang terlihat dari begitu banyaknya terjadi keterlambatan, penolakan ataupun pembatalan penerbangan yang merugikan konsumen. Standard pelayanan jasa yang diberikan juga menurun seiring dengan penghematan biaya operasional yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan untuk menghindari kerugian. Oleh karena itu, pengawasan terhadap pelaksanaan penegakkan hukum menjadi hal yang penting agar perusahaan penerbangan lebih menaati hukum yang berlaku dan lebih memperhatikan kepentingan konsumen.

ABSTRACT
This thesis aims to analyze and find the relationship between The Regulation of Tariff in the aviation industry since the enactment of Act - Act No. 1 of 2009 with the competition and consumer protection laws against aviation service users in the face of intense fare competition among airlines’ company. This research using a judicial and normative method with the collection methods of literature study. The focus of this thesis is about tariff competition in the aviation industry that is increasingly tight after the enactment of Act No 1 of 2009 on Aviation. This new Aviation Act is applying a liberal system that led to a lot of Airlines Companies appearance in the industry where they have to compete with each other in order to attracting the consumer. An intense competition among these airlines companies is making them to be more creative in ticket selling strategy. One of many ways is making an offer with a lot of promotion and lowest fare. The Tariff competitions that happen in aviation industry do not balance with the growth of the protection standard for the passenger. As we know that there are so many delayed flights, denied boarding or cancellation which is harming the passenger. The standard of the service in the airlines is also lower than it should be. These things happen because of the airlines companies have to press the daily operational budget to survive in the industry with the low fare offer. This issue is not fair for consumer and has to be solved. Therefore, the role of Indonesia’s government is very important in terms of monitoring the implementation the rule of law in order to make the airlines company more comply with the law and pay close attention to the consumer’s need."
Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>