Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152370 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariva
"Soxhlet menjadi salah satu metode yang efektif untuk mengekstrak lipid dari mikroalga, yang dikenal sebagai bahan baku produksi biodiesel, karena dapat memaksimalkan kontak antara lipid dan pelarutnya. Penelitian ini menguji berbagai variasi massa kering alga, pelarut biner azeotrop kombinasi heksana/alkohol, dan sumber mikroalga dengan mengekstrak lipid Chlorella vulgaris dan Nannochloropsis sp. menggunakan metode Soxhlet dalam rangka mencapai yield dan efisiensi optimal sekaligus menganalisis mengenai komposisi lipid yang sesuai kriteria bahan baku biodiesel.
Hasil penelitan menunjukkan yield dan efisiensi ekstraksi Soxhlet yang paling optimal, dengan peningkatan hingga 1.4%, dicapai dengan memakai massa 3 gram dan pelarut heksana/1-butanol. Dari spesies alga, Nannochloropsis sp. mengandung lipid lebih banyak daripada Chlorella vulgaris. Bila dibandingkan dengan Bligh and Dyer, yield hasil ekstraksi Soxhlet lebih rendah karena sampel terlokalisir sehingga lebih sedikit komponen non lipid yang ikut terekstrak.
Dilihat dari komposisi lipid hasil analisa GC/MS, lipid Nannochloropsis sp. tersusun dari asam lemak rantai panjang dan Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) seperti asam oleat, asam linoleat, asam palmitat, dan asam linolenat sehingga dapat diaplikasikan secara luas sebagai bahan baku biodiesel maupun suplemen kesehatan ketimbang Chlorella vulgaris.

Soxhlet becomes an effective method to extract lipid from microalgae which is known as feedstock for biodiesel production because it is capable to maximize the contact between the biomass and its solvent. This research has tested a variety of dried algae mass, binary azeotropic solvents combination hexane/alcohol, and sources of Chlorella vulgaris and Nannochloropsis sp. to achieve the optimum yield and efficiency as well as analyze the suitable lipid composition as feedstock for biodiesel production.
Result showed Soxhlet extraction yield and efficiency at an optimum, with an increase up to 1,4%, achieved by using 3 grams mass and solvent hexane/1-butanol. Among the species of algae, Nannochloropsis sp. contains more lipid than Chlorella vulgaris. Comparing to the Bligh and Dyer method, Soxhlet extraction tends to show lower yield because the sample is localized apart from its solvent so that fewer non-lipid components were extracted.
Considering the fatty acid composition, Nannochloropsis sp. contains more long-chain fatty acids and Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) such as oleic acid, linoleic acid, palmitic acid, also linolenic acid, so it can be widely applied as feedstock for biodiesel production and food supplements instead of Chlorella vulgaris.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zenitha Lintang Agustin
"Penelitian pengaruh berbagai konsentrasi HCO3 - terhadap produksi lemak Nannochloropsis sp. telah dilakukan. Tujuan dari penelitian adalah mendapatkan konsentrasi HCO3 - yang dapat meningkatkan biomassa dan lemak Nannochloropsis sp. Penelitian dilakukan selama 14 hari. Perlakuan yang diberikan terhadap medium berupa kontrol dan penambahan HCO3 - sebesar 25, 50, 100, dan 200 ppm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata biomassa tertinggi didapat dari penambahan HCO3 - 200 ppm, yaitu 3,848 gram per liter dengan kadar dan produktivitas lemak sebesar 16,135% berat kering dan 4,39746 g/l/hari. Sementara itu, rerata biomassa terendah didapat dari penambahan HCO3 - 25 ppm, yaitu 1,8689 gram per liter dengan kadar dan produktivitas lemak sebesar 20,238% berat kering dan 2,66532 g/l/hari.
Tidak terdapat perbedaan kadar lemak pada kontrol, perlakuan dengan penambahan HCO3 - 25, 50, dan 100 ppm. Dengan demikian, peningkatan kadar lemak Nannochloropsis sp. dapat dilakukan dengan menambahkan HCO3 - dengan konsentrasi tidak lebih dari 100 ppm.

Research the effect of various concentrations of HCO3 - on lipid productions of Nannochloropsis sp. has been done. The purpose of this research is to obtain the concentration of bicarbonate which able to increase the biomass and lipid productions of Nannochloropsis sp. This research was conducted for 14 days. The treatments have been given to the medium are the control and with the addition of HCO3 - at 25, 50, 100, and 200 ppm.
The results showed that the mean of the highest biomass obtained from the addition of HCO3 - 200 ppm, that is equal to 3,848 grams per litre with lipid content and productivity of 16,135% dry weight and 4,39746 g/l/day. Meanwhile, the lowest biomass was obtained from the addition of HCO3 - 25 ppm, that is equal to 1,8689 grams per litre with lipid content and productivity of 20,238% dry weight and 2,66532 g/l/day.
There were no differences in lipid content on control, treatment with the addition of HCO3 - 25, 50, and 100 ppm. Hence, the increase of lipid content on Nannochloropsis sp. can be done by adding HCO3 - without over than 100 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
Depok: UI-Press, 2008
PGB 0008
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Gayatri Sistiafi
"Mikroalga adalah salah satu sumber biofuel yang menjanjikan karena memiliki kapasitas produksi lipid yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi biodiesel, terutama Nannochloropsis sp. dan Chlorella vulgaris. Lipid yang dihasilkan dapat diolah menjadi biodiesel melalui reaksi transesterifikasi menggunakan katalis homogen atau heterogen. Katalis heterogen memiliki kelebihan dibandingkan katalis homogen karena bentuknya yang padat memudahkan proses pemisahan katalis dari campuran produk. Dalam penelitian ini, digunakan katalis heterogen basa NaOH/zeolit dengan variasi loading Na dalam zeolit untuk melihat pengaruhnya terhadap yield biodiesel yang dihasilkan dari Nannochloropsis sp. dan Chlorella vulgaris. Hasil terbaik didapatkan dengan konsentrasi loading Na sebesar 20,5 . Yield biodiesel terhadap lipid yang didapatkan adalah sebesar 83,5 dari Nannochloropsis sp. dan 98 dari Chlorella vulgaris. Biodiesel yang dihasilkan memiliki kandungan asam lemak jenuh metil ester sebanyak 47,14 dari Nannochloropsis sp. dan 56,41 dari Chlorella vulgaris.

Microalgae are promising sources of biofuel due to its production capacity of lipid that can be utilized as raw material for biodiesel production, especially Nannochloropsis sp. and Chlorella vulgaris. The lipid produced can be converted into biodiesel through transesterification reaction using homogenous or heterogeneous catalysts. Heterogeneous catalysts are more advantageous than homogeneous catalysts due to its solid form that eases the separation of catalysts from the products. In this research, NaOH zeolite heterogeneous catalyst is utilized with varying Na loadings in the zeolite to observe its effect towards the yield of biodiesel produced from Nannochloropsis sp. and Chlorella vulgaris. The best result was obtained with Na loading concentration of 20.5 . The biodiesel yields obtained from the lipids are 83.5 from Nannochloropsis sp. and 98 from Chlorella vulgaris. The biodiesels contain 47.15 of saturated fatty acid methyl esters from Nannochloropsis sp. and 56.41 from Chlorella vulgaris."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahrotul Hayati
"ABSTRAK
Mikroalga dari divisi Chlorophyta seperti Nannochloropsis occulata dan Chlorella vulgaris sangat berpotensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel karena memiliki kandungan minyak yang tinggi hingga mencapai sebesar 58 . Biodiesel diproduksi dengan transesterifikasi trigliserida dan alkohol dengan bantuan katalis homogen seperti KOH. Namun, penggunaan katalis KOH menghasilkan sabun yang mengganggu dalam proses pembuatan biodiesel. Katalis Heterogen diketahui dapat mengatasi masalah tersebut. Salah satunya adalah zeolit alam. Zeolit dapat digunakan sebagai katalis dan sebagai penyangga support katalis. Menyebarkan KOH pada permukaan zeolit diharapkan dapat meningkatkan kebasaan pada katalis KOH/Zeolit sehingga dapat meningkatkan aktivitas katalis KOH/Zeolit pada transesterifikasi trigliserida dengan metanol. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi katalis KOH/Zeolit dengan variasi konsentrasi 0,5 M, 1 M dan 1,5 M dengan lama waktu impregnasi selama 24 dan 48 jam. Zeolit yang telah termodifikasi kemudian dilakukan analisis XRF, XRD dan BET. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan yield biodiesel dari lipid N.oculata pada impregnasi 24 jam yaitu 81,09 dengan katalis 0,5KOH/Zeolit, 86,53 dengan katalis 1KOH/Zeolit dan 88,13 dari 1,5KOH/Zeolit. Sedangkan pada impregnasi 48 jam dihasilkan yield sebesar 57,04 dengan katalis 0,5KOH/Zeolit, 82,91 dengan 1KOH/Zeolit dan 87,47 1,5KOH/Zeolit. Yield biodiesel yang dihasilkan dari lipid C.vulgaris dengan impregnasi pada impregnasi 24 jam yaitu 59,29 dengan 0,5KOH/Zeolit, 82,27 dengan 1KOH/Zeolit dan 83,72 dengan 1,5KOH/Zeolit sedangkan impregnasi 48 jam yaitu 49,66 dengan 0,5KOH/Zeolit, 67,19 dengan 1KOH/Zeolit dan 74,63 dengan 1,5KOH/Zeolit.

ABSTRACT
Microalgae from the Chlorophyta division such as Nannochloropsis occulata and Chlorella vulgaris are highly potential to be developed as biodiesel feedstocks because they have a high oil content up to 58 . Biodiesel is produced by transesterification of triglycerides and alcohols with the aid of homogeneous catalysts such as KOH. However, the use of KOH catalysts produces soaps in the biodiesel synthesis. Heterogeneous catalysts are known to solve this problem. One of them is natural zeolite. Zeolite can be used as a catalyst and as a support catalyst. Loading KOH on the zeolite surface is expected to increase alkalinity in KOH Zeolite catalysts so as to increase the activity of KOH Zeolite catalyst in transesterification of triglyceride with methanol. The experiment modificate of KOH Zeolite catalyst with variation 0,5 M, 1 M and 1,5 M KOH and duration of impregnasi. The modified zeolite was then analyzed by XRF, XRD and BET. The result showed that the yield of biodiesel from lipid N.oculata on impregnation 24 hours was 81,09 using 0,5KOH Zeolite catalyst, 86,53 with 1KOH Zeolite catalyst and 88,13 from 1,5KOH Zeolite. While 48 hours impregnation can produce biodiesel 57,04 using 0,5KOH Zeolite catalyst, 82.91 with 1KOH Zeolite and 87,47 using 1,5KOH Zeolite. The yield of biodiesel produced from lipid C.vulgaris with impregnation at 24 hours was 59,29 using 0,5KOH Zeolite, 82,27 with 1KOH Zeolite and 83,72 with 1,5KOH Zeolite while impregnation 48 hours 49.66 using 0,5KOH Zeolite, 67,19 using 1KOH Zeolite and 74,63 with 1,5KOH Zeolite. "
2017
T48043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Margaret
"Bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui menyebabkan pentingnya dicari energi alternatif untuk menggantikannya, seperti biodiesel. Biodiesel terbuat dari lipid yang dapat diperoleh dari mikroalga, seperti Nannochloropsis sp. melalui proses ekstraksi. Pada penelitian ini, dilakukan optimasi ekstraksi lipid dengan metode perkolasi. Optimasi dilakukan dengan cara melakukan variasi terhadap rasio pelarut (heksana:etanol. v/v) dan waktu perendaman (jam). Prosentase yield ekstrak tertinggi adalah sebesar 3,50% yang diperoleh dari 0,5 g Nannochloropsis sp. (basis kering), rasio heksana:etanol sebesar 1,8:1 (v/v), dan waktu perendaman selama 2,5 jam. Komposisi asam lemak dalam ekstrak yang dapat dijadikan bahan baku biodiesel adalah palmitic acid dan cis-oleic acid.

Fossil fuel is a non-renewable source that needs alternative energy to replace it such as biodiesel. Biodiesel is made from lipid that can be extracted from microalgae with species Nannochloropsis sp. The extraction method to extract lipid is percolation method. On this journal, percolation method is being optimized by doing variation on hexane:ethanol ratio (v/v) and maceration time (hour). The highest extract yield percentage is 3,50% from 0,5 g Nannochloropsis sp. (dry weight), hexane:ethanol ratio for 1,8:1 (v/v), and maceration time for 2,5 hour. Fatty acids composition from the extract that can be used as biodiesel raw material are palmitic acid and cis-oleic acid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Suatu penelitian “cross-sectional” dilakukan untuk mempelajari hubungan antara kadar peroksida lipid plasma dengan usia serta factor-faktor lain yang ada pada kelompok lanjut usia. Empat ratus empat puluh pria dan wanita berusia 55-85 tahun dipilih secara random dari para lanjut usia binaan puskesmas di Jakarta. Pemeriksaan fisik setelah anamnesa dan juga pengambilan sampel darah dilakukan pagi hari dalam keadaan puasa. Lipid plasma dan peroksida lipid plasma diukur jumlahnya menggunakan metode standard. Didapatkan perbedaan kadar peroksida lipid yang berhubungan dengan umur; yaitu kadarnya terus meningkat sampai kelompok umur 70 tahun. Para lanjut usia yang berusia 70 tahun atau lebih mempunyai kadar peroksida lipid plasma yang lebih rendah. Kadar peroksida lipid ini tidak dipengaruhi oleh kadar lipid plasma. Kadar peroksid lipid meningkat pada mereka yang menderita penyakit kronis degeneratif, makin banyak jenis penyakitnya makin tinggi kadar peroksida lipid. (Med J Indones 2004; 14: 71-7)

A cross-sectional study was done to see the possible association of plasma lipid peroxides in the elderly with age and other factors. Plasma lipid peroxides is a product of free radical reactions which according to the latest theory of aging is the cause of aging process. Lipid peroxides were also found high in coronary heart disease. Four hundred forty relatively healthy elderly, age 55-85 years, were randomly chosen from free living elderly under guidance of health care centers (PUSKESMAS) in Jakarta. Anamnesis and physical examination were done in the morning in the health centers. Blood samples were taken in fasting conditions, plasma lipids and lipid peroxides were measured according to standard methods. There was an age difference of lipid peroxides level in the elderly, which increased with age up to 70 years old. Elderly 70 years old and over had low plasma lipid peroxides. The level was not related to high plasma lipids.Higher level was found when more chronic degenerative diseases were found. (Med J Indones 2004; 14: 71-7)"
Medical Journal of Indonesia, 14 (2) April June 2005: 71-77, 2005
MJIN-14-2-AprJun2005-71
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kusumawardani
"Nannochloropsis sp. berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel karena memiliki kandungan lipid yang tinggi. Dibutuhkan proses ekstraksi untuk mendapatkan lipid dari mikroalga. Dalam penelitian ini akan dilakukan ekstraksi dengan metode perkolasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan jenis pelarut, serta menentukan rasio pelarut dengan mikroalga dan waktu perendaman yang optimum dari ekstraksi perkolasi.
Hasil ekstrak kemudian dianalisis komposisi lipidnya dengan menggunakan alat GC-MS dengan detektor untuk mendapatkan jenis asam lemak yang terkandung. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi ini adalah heksana dan kloroform. Secara umum yield akan meningkat seiring dengan kenaikan nilai rasio pelarut dengan mikroalga dan waktu perendaman yang diberikan.
Dari penelitian diperoleh yield tertinggi menggunakan pelarut kloroform sebesar 6,96% pada perbandingan rasio pelarut dengan mikroalga optimum 160:1 (mL solven/g mikroalga) dengan waktu perendaman optimum selama 2 jam. Dari hasil analisis GC-MS terdapat kandungan asam lemak linoleat dengan kadar 66,22%.

Nannochloropsis sp. has potential to be used as raw material for biodiesel because it has a high lipid content. Extraction process required to obtain lipids from microalgae. Extraction used in this research is the method of percolation. The purpose of this study was to compare the type of solvent and determining the ratio of solvent with microalga and the optimum soaking time in producing a high lipid yield.
The lipid composition was analyzed using GC-MS instrument with a detector to obtain types of fatty acids contained. Solvents used in the extraction are hexane and chloroform. Generally yield will increase along with increasing in the value of the ratio of solvent with microalgae and soaking time given.
From the highest yields were obtained using chloroform of 6.96% in comparison with microalgae optimum solvent ratio of 160:1 (mL solvent / g microalgae) with optimum soaking time for 2 hours. From the results of GC-MS analysis contained fatty acids which is linoleic acid with 66,22%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Utomo Muhammad
"ABSTRAK
Membran fosfolipid sel endotelial arteri koroner sangat rentan untuk mengalami oksidasi oleh radikal bebas, karena mengandung rantai asam lemak berikatan rangkap berganda. Demikian pula lipoprotein plasma terutama fraksi LDL, bahkan hasil modifikasi oksidatifnya akhir-akhir ini diyakini berperanan dalam pembentukan sel busa serta plak aterosklerotik.
Meskipun belum dapat dibuktikan bahwa peroksida lipid, hasil modifikasi oksidatif tersebut, merupakan penyebab primer penyakit jantung koroner (PJK), tetapi kadarnya dilaporkan meninggi dalam plasma darah penderita, selaras dengan peningkatannya dalam jaringan vaskuler yang mengalami aterosklerosis.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingginya kadar peroksida lipid dalam plasma dapat mencerminkan beratnya penyakit jantung koroner.
Penelitian bersifat deskriptif terhadap 98 kasus yang memenuhi kriteria dan terdaftar di RSJHK selama periode 30 September 1989 sampai dengan 31 Januari 1990, terdiri atas 47 kasus angina pektoris, 22 kasus infark miokard akut, dan 29 kelola. Delapan puluh tiga orang laki-laki dan 15 orang wanita. Delapan puluh lima orang menjalani pemeriksaan angiofrafi koroner, 68 orang diperiksa profil lipidnya, tetapi hanya 56 orang yang mempunyai data angiografi dan profil lipidnya, tetapi hanya 56 orang yang mempunyai data angiografi dan profil lipid lengkap. Sedangkan peroksida lipid diperiksa pada seluruh kasus.
Diperoleh data kadar peroksida lipid yang berbeda bermakna antara kelompok kelola, dengan kelompok angina maupun dengan kelompok infark miokard akut, masing-masing dengan p < 0,001. Antara kedua kelompok yang disebut terakhir tidak ada perbedaan bermakna, demikian pula antara laki-laki dan wanita. Serta tidak ada korelasi dengan umur, kadar kolesterol total, trigliserida, LDL-kolesterol, ataupun HDL-kolesterol.
Dengan uji univariat Mann-Whitney dan uji multivariat secara analisis diskriminan dapat dibuktikan bahwa peroksida lipid merupakan prediktor independen bagi PJK. Sensitifitas 55,07% dan spesifisitas 75,86% bila digunakan secara tunggal. Sensitifitas menjadi 95,45% dan spesifisitas menjadi 75,0% bila digabungkan dengan faktor umur dan jenis kelamin.
Secara statistik kadar peroksida lipid dapat menjadi diskriminator antara PJK dengan skor koroner tinggi dan PJK dengan skor koroner rendah. (p=0,00322)
Sebagai kesimpulan, peroksida lipid kadarnya meningkat pada kasus PJK, dan dapat menjadi salah satu prediktor beratnya aterosklerosis.
Penelitian lebih lanjut pada populasi yang lebih besar, perlu dilakukan untuk memperoleh validitas data lebih baik dan jika mungkin sekaligus menilai manfaat antioksidan dalam pengobatan serta pencegahan lesi koroner dini.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutammimal Ahkam, Author
"Sintesis nanozeolit telah dilakukan dengan teknik seeding, dimana seed merupakan zeolit Y dengan tetraetilortosilikat (TEOS) sebagai sumber silika dan aluminium isopropoksida Al[((CH3)2CHO)]3 sebagai sumber aluminium dan tetrametilammonium hidroksida (TMAOH) sebagai molekul pengarah struktur. Proses kristalisasi dilakukan dengan teknik refluks pada suhu 100oC selama 192 jam. Kondisi optimum untuk pertumbuhan kristal zeolit adalah pada pH 9 dengan lama pertumbuhan kristal FAU selama 18 jam pada suhu 100oC dengan volume seed 10 mL dalam 20 mL larutan koloid FAU. Nanozeolit hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM-EDS, FTIR dan BET. Pola XRD menunjukkan nanozeolit memiliki struktur zeolit Y, yang diperkuat dengan rasio Si/Al sebesar 1,84 dari karakterisasi dengan EDS. Pencitraan dengan SEM menunjukkan bahwa kristal zeolit tumbuh saling bertumpuk membentuk agregat dengan ukuran 2 µm. Analisis dengan metode BET menunjukkan luas permukaan spesifik zeolit, diameter pori rata-rata dan volume pori berturut-turut adalah 521,682 m2/g, 10,667 Å, dan 0,2783 cc/g. Untuk pemisahan gas, telah dilakukan sintesis membran nanozeolit pada suatu kasa baja stainless dengan teknik redispersi. Membran selanjutnya diuji untuk aplikasi pemisahan gas metanol-etanol sebagai gas model dan dideteksi menggunakan GC-FID. Pengamatan awal menunjukkan bahwa gas etanol dapat tertahan oleh membran.

Abstract
Nanozeolit synthesis was conducted by seeding method, in which the seed is a zeolite Y with tetraethyil orthosilicate (TEOS) as silica source and aluminium isopropoxide Al[((CH3)2CHO)]3 as a source of aluminum and tetramethylammonium hydroxide (TMAOH) as the structure directing agent. Crystallization process carried out by using reflux at a temperature of 100oC for 192 hours. The optimum conditions for crystal growth of zeolite crystals at pH 9 with FAU-term growth for 18 hours at a temperature of 100oC with seed volume 10 mL in 20 mL of colloid solution FAU. Nanozeolite synthesis products were characterized using XRD, SEM-EDS, FTIR and BET. XRD pattern shows nanozeolite has the structure of zeolite Y, which is reinforced with Si/Al ratio of 1.84 from the characterization by EDS. SEM imaging showed that the zeolite crystals grow over one another to form aggregates with a size of 2 µm. The analysis by the BET method shows specific surface area of zeolite, average pore diameter and pore volume are 521.682 m2/g, 10.667 Å and 0.2783 cc/g, respectively. For gas separation, synthesis membrane of nanozeolite has been done in a stainless steel mesh by redispersion method. Membranes were then tested for gas separation applications of methanol-ethanol as a gas model and detected using GC-FID. Initial observations indicate that ethanol gas can be restrained by the membrane. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>