Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yantie Andhariswari
"Tugas akhir ini bcrtujuan untuk mengetahui pengaruh program intervensi Self-Instruction Trabzing (SIT) untuk meningkalkan fickuensi penyelesaian PCk€lj88Il Rumah (PR) dan ketelitian kexja yang ditcrapkan pada anak underachiver (anak laki-laki, 8 tahun). Hasil intervensi menunjukkan subjek mampu mengikuri keenam tahap SIT, memahami verbalisasi yang digunakan, dan menerapkannya dalam menyelesaikan PR selama program intenlensi ini berlangsung. Kendala yang dialami selama pelaksanaan intervensi adalah kemerbatasan wakru yang tidak memungkinkan subjek menerapkan SIT menyelesaikan PR di situasi yang sebenamya. Seat intervensi dilakukan, subjek F sedang libur untuk menghadapi ulangan akhir sehingga F tidak memiliki PR Hal itu menyebabkan tujuan akhir dari intervensi ini belum tercapai scpcnuhnys. Berdasarkan hasil intcrvensi, pelaksana progmm menyarankan agar pelaksanaan program SIT menggunakan lebih dari satu jenis PR sehingga penerapan SIT lebih luas pada mata pelajaran lain dan menyempai situasi yang sebenamya dihadapi olch F. Selain itu, pemantauan tcrhadap penggunaan SIT hendaknya tetap dilakukan ketika subjek memasuki tahun ajaran baru dengan menggunakan monitoring book yang melibatkan orangtua untuk tunrt mcmantau subjek dalam menyelesailcan PR.

The aim of this study is to know the effect of Self-Instruction Training (SIT) intervention program to increase homework completion frequency and work precision for undcrachiever child (a boy, 8 years old). The results show that subject able to follow six steps of SIT, understand the verbalization that being used, and apply it in completing the homework during intervention sessions. The obstacles during the intervention was time limitation therefore the SIT can not be applied in the real situation when the subject has a homework from the school. When the intervention is running, subject was not have any homework tasks because there was a holiday that caused the ultimate goal of this intervention cannot be achieved. This intervention result suggests using more than one homework that has to be completed. Besides that, it is better to used monitoring book that involve parents to monitor the used of SIT when subject complete the homework."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34192
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wikan Putri Larasati
"Tesis ini membahas pentingnya pengembangan self-esteem yang adekuat pada masa remaja. Individu yang memiliki self-esteem tinggi cenderung memiliki pencapaian akademik yang lebih tinggi, dan mereka yang memiliki self-esteem rendah memiliki pencapaian akademik yang lebih rendah (Lui, Kaplan, & Risser dalam Rice, 1996). Selain berkaitan dengan pencapaian akademik, self-esteem juga berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental seorang remaja (Trzesniewski dalam Simpson-Scott, 2009).
Subyek penelitian ini adalah seorang remaja perempuan berusia 13 tahun yang memiliki ciri-ciri seseorang dengan self-esteem rendah sebagaimana menurut Branden (1996) dan Guindon (2010). Intervensi yang dilakukan adalah penanganan individual pada subjek dengan menggunakan metode self-instruction.
Metode self-instruction yang digunakan menggunakan empat tahap utama yang dikemukakan oleh Meichenbaum (Martin & Pear, 2003), yaitu identifikasi keyakinan negatif; memformulasikan positive self-statement; melakukan self-instruction untuk mengarahkan perilaku; dan melakukan selfreinforcement ketika berhasil mengatasi situasi.
Desain penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah single case study A-B design.Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi menggunakan metode self-instruction dapat meningkatkan self-esteem pada subjek.

The focus of this study is the importance of enhancing adolescent self-esteem. An adolescent with good self-esteem level tend to have better academic achievement compared to adolescent with low self-esteem (Lui, Kaplan, & Risser in Rice, 1996). Other than the academic achievement, self-esteem is also correlated with physical and mental health of adolescent (Trzesniewski in Simpson-Scott, 2009).
The subject of this research is a 13 year old teenage girl who shows characteristics of individual with low self-esteem based on Branden (1996) and Guindon (2010).
The intervention is delivered through individualized program using selfinstruction method. This method includes four major steps based on Meichenbaum (Martin & Pear, 2003), which are identifying negative beliefs, formulating positive self-statements, practicing self-instruction; and applying selfreinforcement.
The design of this research is single case study A-B design. This research proves that an intervention program using self-instruction method can enhance the self-esteem of the subject.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Dianisa Gyanina
"ABSTRAK
Underachievement merupakan kondisi yang muncul sebagai salah satu masalah yang dialami oleh anak usia sekolah. Rendahnya keterampilan regulasi diri dalam belajar siswa juga terbukti memiliki asosiasi dengan kondisi underachievement pada siswa berusia muda serta remaja. Namun, masih diperlukan banyak data yang menggambarkan kondisi underachievement pada siswa berusia muda atau Sekolah Dasar Bondurant, 2010 . Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi yang menerapkan strategi self-instruction dalam mengembangkan keterampilan regulasi diri dalam belajar pada subjek berusia 10 tahun dan duduk di kelas V Sekolah Dasar yang mengalami underachievement. Program intervensi yang diberikan menerapkan prinsip-prinsip self-instruction di dalam mengembangkan keterampilan regulasi diri dalam belajar secara umum, serta keterampilan belajar yang mencakup keterampilan dalam melakukan perencanaan dan pengaturan waktu belajar, memahami serta meringkas bacaan secara khusus. Program ini berhasil memberikan pengetahuan baru mengenai esensi dari belajar serta pentingnya melakukan perencanaan, penetapan sasaran belajar, penggunaan strategi belajar dalam memahami dan meringkas, serta kemandirian di dalam proses belajar.

ABSTRACT
Underachievement is a condition which occurs as one of the problems of school aged children. Deficits in self regulated learning skill were also proved to be associated with underachievement in young children and adolescents, but there has been a lack of data to explain this condition of underachievement in young children or elementary students Bondurant, 2010 . This study examined the effectiveness of self instruction strategy to increase self regulated learning skill in 10 years old or 5th grade elementary student with underachievement. An intervention program was given while applying the principles of self instruction aiming to develop self regulated learning skill generally, and learning skills including planning and setting study hours, understanding and summarizing a passage specifically. The program succeeded in providing new knowledge on the essence of learning as well as the importance of planning, setting learning goals, using learning strategies in understanding and summarizing passages, also independence in learning process."
2016
T46860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Palupi Puspitaningrum
"Siswa-siswa pada tingkat pendidikan dasar (Sekolah Dasar) mulai menghadapi tugas-tugas sekolah yang diberikan gurunya untuk menanibah pengelahuan dan untuk menguji ketrampilan atau pengetahuan yang dimilikinya. Salah satu bentuk tugas kelas tersebut adalah tugas Pekerjaan Rumah (PR) dimana tugas ini dilakukan selama jam-jam di luar jam sekolah dan digunakan untuk meningkatkan jumlah waktu siswa menghabiskan suatu materi. Slavin (1994) menyatakan bahwa tugas PR merupakan suatu hal yang penting untuk diberikan pada setiap mata pelajaran dan di tiap tingkat kelas. Hal ini dikarenakan pemberian tugas PR mempunyai dampak yang positif terhadap pembelajaran. Selain itu, bagi siswa SD, tugas PR dapat membantu dalam mengembangkan kebiasaan belajar serta sikap yang positif yang dibutuhkan agar unggul di sekolah. Paulu (1995) menyatakan bahwa lugas PR yang baik dan dikerjakan dengan sukses oleh siswa bisa membantunya dalam mengembangkan kebiasaan belajar dan sikap belajar serta bisa mendorong "love of learning" dalam jangka panjang. Kebiasaan belajar yang dibentuk sejak masa SD ini merupakan fundamental bagi anak dalam menghadapi masa belajar seterusnya. Kebiasaan belajar merupakan suatu perilaku otomatis atau suatu kebiasaan yang sangat positif pengaruhnya dan merupakan cara yang sangat baik untuk mempelajari serta memahami suatu materi pelajaran. Untuk dapat melakukan hal tersebut seorang siswa membutuhkan dukungan yang berasal dari luar dirinya, dimana dalam hal ini adalah keterlibatan orang tua pada tugas PR, karena merupakan hal yang esensial. Keterlibatan orang tua ini juga dapat berfungsi remedial dan apabila terencana maka merupakan kontributor yang signifikan pada efektivitas pemberian tugas PR, dimana salah satunya adalah mengembangkan kebiasaan belajar.
Tujuan dilakukannya penelitian ini dibagi menjadi 3 permasalahan yaitu untuk mengetahui (1) apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tugas PR dan keterlibatan orang tua pada tugas PR secara bersama-sama terhadap kebiasaan belajar siswa? (2) apakah tugas PR memberikan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa? (3) apakah keterlibatan orang tua pada tugas PR memberikan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa?.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif sedangkan untuk pengambilan sampelnya digunakan metode lion probnbiUhj sanipling dimana tidak semua subyek dalam populasi mendapatkan kesempaian yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah accidental sampling (incidental sanipling) dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan sampel. Alat pengumpul data yang digunakan adalah 3 buah kuesioner yaitu kuesioner tugas PR , kuesioner kebiasaan belajar -yang diberikan kepada siswa-siswi kelas 5 SD yang menjadi subyek penelitian serta kuesioner keterlibatan orang tua pada tugas PR -yang diberikan kepada orang tua siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini.
Jumlah subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 184 orang berasal dari siswa-siswa kelas 5 yang berasal dari 3 SD dan 176 orang berasal dari orang tua siswa. Namun untuk pengujian hipotesa dilakukan pada 176 subyek baik dari siswa maupun orang tua karena kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini harus dipasangkan dari kedua subyek. Pada penelitian ini digunakan try out terpakai dimana sampel yang digunakan untuk menguji reliabilitas dan validitas alat tes/alat pengukuran sama dengan sampel yang digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk menguji hipotesa-hipotesa penelitian maka" didapatkan hasil yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tugas PR dan keterlibatan orang tua pada tugas PR secara bersama-sama terhadap kebiasaan belajar siswa. Selain itu juga didapatkan hasil bahwa tugas PR memberikan peranan dan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa. Hasil lainnya adalah keterlibatan orang tua pada tugas PR tidak memberikan peranan dan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa.
Penelitian ini juga melakukan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan hasil penelitian , diskusi serta saran-saran untuk pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S2893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pekerjaan rumah mempakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, yang dikerjakan siswa di rumah, dan diharapkan siswa harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut. Pemberian tugas belajar kadang-kadang bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Disisi lain, siswa yang merniliki atribut sebagai seorang remaja, yang mempunyai tugas perkernbangan pada usianya ditambah banyaknya konflik atau stress yang timbul baik dari faktor intemal atau ekstemal, memiliki persepsi yang berbeda pula mengenai pekerjaan rumah. Dengan demikian untuk melihat adanya perbedaan persepsi antara guru dan siswa mengenai pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak dapat dilihat dari persepsi masing-masing kelompok yaitu guru dan siswa. Tuiuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan persepsi guru dan siswa SLTP (remaja awal) tentang pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak Sampei yang digunakan adalah guru dan siswa SLTP kelas 3 di wilayah kelurahan Kalibaru, Tanjung priok dan pemilihan sampel dilakukan 'secara acak (sampel random sampling).
Pengurnpulan data diiakukan dengan menggunakan kuesioner untuk data demograti dan data tentang persepsi guru dan siswa. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deksriptif perbandingan. Setelah data diuji dengan menggunakan uji dua arah dan menggunakan rumus statistik mmpaired student t test dengan derajat kebebasan 0.05 dan degree of freedom n1+ n2 -2, didapatkan hasil nilai t = 0.33 sehingga nilai ini berada pada area terima Ho, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedan yang bermakna antara persepsi guru dan siswa mengenai pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5110
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apriantika Sari
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di PT Ethica Industri Farmasi Joint Venture with Fresenius Kabi Plant Jababeka Periode Bulan Juli Agustus Tahun 2018 bertujuan untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab apoteker di industri farmasi dan memahami penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di Industi Farmasi. Selain itu, calon apoteker juga dapat memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi. Tugas khusus yang diberikan yaitu berjudul Pembuatan ACTD Dossier Phenytoin Sodium Injection. Tujuan dari pelaksanaan tugas khusus di PT Ethica Industri Farmasi Joint Venture with Fresenius Kabi Plant Jababeka adalah agar calon apoteker memahami pengkajian mutu dan penilaian produk di industri farmasi, khususnya di PT Ethica Industri Farmasi Joint Venture with Fresenius Kabi Plant Jababeka dan mengetahui mutu suatu produk pada tahun tersebut dan kesesuaianya dengan CPOB

ABSTRACT
Internship at PT Ethica Industri Farmasi Joint Venture with Fresenius Kabi Plant Jababeka Period July August 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the pharmaceutical industry and the understanding of the application of good manufacturing practice (GMP) in the pharmaceutical industry. In addition, the prospective pharmacist can also have insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practices in the pharmaceutical industry. The special assignment given is Product Quality Review ACTD Dossier of Phenytoin Sodium Injection. The objective of this special assignment is so that prospective pharmacist is able to understand the quality of product on that year and its suitability with GMP.
"
2018
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apriantika Sari
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di PT Kimia Farma Trading And Distribution Cabang Jakarta 1 Bulan Oktober Tahun 2018 bertujuan untuk mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di Distributor/Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai apoteker penanggung jawab, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di distributor farmasi, memahami penerapan GDP/CDOB di distributor farmasi, dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan-permasalahan pekerjaan kefarmasian di distributor farmasi. Praktik kerja profesi ini dilakukan selama 12 hari dengan tugas khusus Analisis Inspeksi Diri Dalam Aspek Pengadaan dan Penyaluran Pada PT Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Jakarta 1 bertujuan untuk mengetahui inspeksi diri yang dilakukan oleh PBF PT. Kimia Farma Trading and Distribution cabang Bogor untuk memastikan proses distribusi berjalan dengan baik sesuai dengan aturan CDOB.

ABSTRACT
Internship at PT Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta Branch Period September 2018 aims to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in Pharmaceutical Wholesalers / Distributors (PBF) as responsible pharmacists, have insight, knowledge, skills, and practical experience to do pharmaceutical work at pharmaceutical distributors, understand the application of GDP / CDOB in pharmaceutical distributors, and has a real picture of the problems of pharmaceutical work at pharmaceutical distributors. The internship are carried out for 12 days with a special task Analysis of Self-Inspection in the Procurement and Distribution Aspects of PT Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 1 Branch aimed at finding out the self-inspections conducted by PBF PT. Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta branch to ensure the distribution process runs well in accordance with CDOB rules.
"
2018
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wairata, Martha C.
"Underachiever menurut Worell & Stilwell (1981) adalah siswa yang berprestasi di bawah potensi kecerdasannya. Biasanya para Underachiever menghindari kompetisi, kecuali mereka bisa menang. Dalam proses, pada akhirnya mereka justru kehilangan keterampilan penting yang dibutuhkan, akibatnya mereka makin merasa tidak mampu, yang kemudian meningkatkan ketakutan gagal, dan menurunkan keyakinan akan kemampuan dirinya. Bandura (1986) mengistilahkan keyakinan seseorang akan kemampuannya ini sebagai self efficacy.
Penelitian Hanggoro (1990) membuktikan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara self efficacy dengan prestasi belajar. Untuk menumbuhkan self efficacy, siswa perlu dibantu untuk melihat diri mereka dengan jelas dan tepat, dengan meyakinkan siswa bahwa mereka sebenarnya mampu berprestasi di sekolah, khususnya bila memang memiliki potensi kecerdasan yang menunjang.
Pelatihan Rational Emotive Therapy (R.E.T.) merupakan alternatif usaha untuk meningkatkan self efficacy pada underachiever, yang disusun berdasarkan konsep dasar Rational Emotive Therapy dari Albert Ellis. Konsep dasar RET sendiri bertujuan untuk merubah belief (keyakinan) yang sifatnya irrasional, menjadi belief yang rasional. Pada underachiever, kurangnya keyakinan bahwa dirinya mampu merupakan suatu irrasional belief, mengingat potensi kecerdasan yang dimiliki. Dengan diberikannya pelatihan RET ini, diharapkan keyakinan akan kemampuan diri mereka menjadi lebih meningkat, dengan menerapkan konsep-konsep dasar dari Ellis yang pada intinya bertujuan menyerang pemikiran irrasional dengan cara menentangnya sehingga akhirnya menimbulkan insight pada diri subyek bahwa pemikirannya tersebut salah, dan mengakibatkan subyek memutuskan untuk mengganti pernikirannya menjadi rasional.
Sampel penelitian dipilih dari kelompok mahasiswa Fakultas Psikologi UI angkatan 1997 yang saat ini terancam drop out. Untuk memastikan potensi kecerdasannya, kepada subyek diberikan tes Advanced Progressive Matrices (APM). Sedangkan untuk mengukur self efficacy tiap subyek , diberikan skala self efficacy. Untuk melihat efektif atau tidaknya pelatihan ini, dilakukan studi dengan desain eksperimen one group pretest-posttest design. Dalam desain ini dilakukan pembandingan skor self efficacy tiap subyek peserta pelatihan, sebelum dan sesudah pelatihan diberikan. Di samping itu, dilakukan juga evaluasi kualitatif dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada seluruh peserta pelatihan tentang ada/tidak-nya manfaat pelatihan bagi diri mereka.
Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa pelatihan RET terbukti efektif meningkatkan self efficacy pada underachiever. Kesimpulan ini diperkuat dengan hasil analisa data secara kualitatif terhadap jawaban-jawaban subyek pada pertanyaan terbuka. Namun demikian, penafsiran terhadap hal ini relatif terbatas, menimbang jumlah sampel yang relatif sedikit, dengan karakteristik sampel yang khas, yaitu berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Untuk melihat efektivitas pelatihan ini lebih lanjut dapat dilakukan beberapa alternatif studi, antara lain studi pada populasi yang sama dengan jumlah sampel lebih banyak, studi pada populasi sama dengan karakteristik masalah yang berbeda, serta studi pada kelompok populasi lain."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Mardy Fitria
"Dalam menjalankan distribusi dan perdagangan produk kesehatan, KFTD dan Pedagang Besar Farmasi (PBF) lainnya harus mengikuti Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Evaluasi kepatuhan terhadap CDOB diatur dalam CDOB bab 5, inspeksi diri. Inspeksi diri dilakukan oleh personil yang ditunjuk oleh perusahaan secara independen dan rinci. Jika pada pelaksanaan inspeksi diri ditemukan adanya penyimpangan, maka penyebabnya harus diidentifikasi dan dibuat CAPA. Tujuan dari CAPA adalah untuk membuat tindakan perbaikan dan pencegahan keterulangan kesalahan yang telah diidentifikasi. Saat pelaksanaan inspeksi diri ditemukan 3 temuan major yaitu petugas gudang yang tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, laporan triwulan yang tertunda, dan pintu ruang karantina barang kadaluarsa yang tidak terkunci. CAPA yang dilakukan adalah segera membuat laporan triwulan dan memberikan sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan APD saat bekerja di gudang serta mengenai SOP cara penyimpanan obat rusak dan kadaluarsa. Pada pelaksanaan inspeksi diri tidak ditemukan temuan kritis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa proses distribusi produk kesehatan di KFTD cabang Tangerang sudah memenuhi CDOB.

In carrying out the distribution and trading of health products, KFTD and other Pharmaceutical Wholesale Distributors must follow the Good Distribution Practice (GDP). Evaluation of compliance with the GDP is regulated in GDP chapter 5, self-inspection. Self-inspection is carried out by personnel appointed by the company independently and in detail. If during the self-inspection a violation is found, the reasons must be identified and a CAPA must be created. The aim of CAPA is to take corrective action and prevent the recurrence of identified errors. 3 major findings were found during the self-inspection, namely warehouse staffs that did not use personal protective equipment, delayed quarterly reports, and quarantine room for expired goods that is left unlocked. The CAPA that was carried out was to immediately make quarterly reports and provide socialization regarding the importance of using PPE when working in warehouses and regarding SOPs for storing damaged and expired drugs. During the inspection, no critical findings were found. Therefore, it can be concluded that the health product distribution process at KFTD Tangerang branch has complied with GDP."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>