Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141842 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufani Zuliakifli
"Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan adanya hubungan antara religious commitment dengan perilaku kepemimpinan transformasional yang memliki 4 aspek, yaltu 2 charismatic, intellectual stimulating, inspirational leadership, dan individualized consideration serta
untuk menemukan hubungan antara masa kerja pemimpin dengan perilaku kepemimpinan transformasional.
Penelitian dllaksanakan pada perusahaan yang memiliki persyaratan yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu perusahaan yang diperkirakan memiliki kepemimplnan transformasional baik pada level puncak maupun level middle. Perusahaan tersebut juga haruslah perusahaan yang memiliki dinamika dan mobilitas tinggi demi mengantisipasi perubahan. Perusahaan
yang dipilih adalah RCTI. Dipilih perusahaan broadcasting karena dinilai dunia broadcast adalah dunia industri telekomunikasi yang harus bergerak cepat mengikuti arus dan dinamika perubahan dan tentunya harus memiliki pemimpin yang adaptlf, reformis, dan transformasional untuk mengimbangi dinamika dan perubahan yang bergerak sangat cepat.
Data dikumpulkan melalui kuesioner MLQ 5X R dari Bass yang kemudian diterjemankan ke dalam Bahasa Indonesia serta melalui kuesioner religiusitas Glock dan Stark yang juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan dimodifikasi oleh peneliti. Kedua instrumen tersebut juga sudah melalui uji reliabilitas test. Data yang terkumpul dianalisis
dengan mempergunakan teknik anareg linier sederhana, anareg dua predictor serta product moment pearson.
Melalui pengujian statistik diperoleh hasil-hasil penelitian bahwa ada hubungan signfikan antara religious commitment dengan kepemimpinan transformasional, r = .391, tidak ada hubungan slgnifikan antara masa kerja (pemimpin) dengan kepemimpinan transformasional, r = -.157. Hasil-hasil tersebut secara otomatis membulctikan bahwa kedua variabel -bebas dalam
penelitian ini tidak dapat secara serempak memprediksi besar variabel terikat kepemimpinan transformasional."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arya Adiansyah
"Komitmen untuk berubah diperlukan untuk mendukung keberhasilan perubahan organisasi. Salah satu faktor yang berperan penting mempengaruhi komitmen untuk berubah adalah kepemimpinan transfomasional. Kepemimpinan transformasional dibuktikan memunculkan rasa percaya seseorang terhadap pemimpinnya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kepercayaan pada pemimpin dalam hubungan antara kepemimpinan transformasional (M= 4.567, SD= 0.612) dengan komitmen afektif (M=4.573, SD=0.693) dan normatif (M=4.255, SD=0.53) untuk berubah. Responden penelitian (164) adalah karyawan di perusahaan sektor keuangan (bank dan asuransi).
Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh positif kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif untuk berubah (r=0.2909, p<0.005, one tail) maupun komitmen normatif untuk berubah (r=0.3003, p<0.005, one tail) tetapi tidak ditemukan adanya mediasi kepercayaan pada pemimpin dalam hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan komitmen untuk berubah.

Commitment to change is needed to support the success of organizational change. One of the factors that play an important role in influencing commitment to change is transfomational leadership. Transformational leadership is proved to elicit follower trust on leader.
This study aims to prove the role of trust on leader in the relationship between transformational leadership (M = 4,567, SD = 0.612) with affective commitment to change (M = 4,573, SD = 0.693) and normative commitment to change (M = 4.255, SD = 0.53). Research respondents (164) are employees in the financial sector (bank and insurance).
The results of this study prove the positive influence of transformational leadership on affective commitment to change (r = 0.2909, p <0.005, one tail) and normative commitment to change (r = 0.3003, p <0.005, one tail) but no mediation effect of trust on leader in relationship between transformational leadership and commitment to change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yekti Mahardini
"Setiap organisasi dituntut untuk dapat menampilkan kinerja yang efektif dalam menghadapi persaingan di dunia keija. untuk mencapai organisasi yang efektif maka organisasi seringkah membutuhkan suatu implementasi akan perubahan (Robbins, 1990). Dalam hal ini, manusia adalah komponen penting dalam organisasi, yang berarti menjadi pelaksana keberlangsungan organisasi itu sendiri (Wood dalam Purwaningsiwi, 2002). Ketika dihadapkan dengan perubahan, masing-masing individu akan menampilkan berbagai macam respon yang berbeda, pemimpin menjadi faktor penting untuk menjadi figur yang dapat berperan sebagai model, penasehat dan pengawas (Hofstede dalam Ratulangie, 2002) dalam perubahan yang terjadi, kepemimpinan yang dapat memainkan peranan penting dalam mengkomunikasikan bagaimana perubahan dapat membawa individu kepada performa yang lebih baik adalah kepemimpinan transformasional.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran penyebab sikap pegawai terhadap perubahan organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian dilakukan dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah pegawai dari PT. X dan PT. Y yang berjumlah 81 orang dengan kriteria: latar belakang pendidikan terakhir adalah SLTA dan telah bekerja minimal 2 tahun. Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner MLQform 5X untuk mengukur gaya kepemimpinan transformasional yang di adaptasi dari Bemard M. Bass dan Bruce J. Avolio (1991) serta kuesioner sikap terhadap perubahan organisasi yang dibuat berdasarkan teori Judson (2000), Hultman (1999) dan Galpin (1996). Gaya kepemimpinan transformasional mempunyai lima aspek, yaitu attributed charisma dan idealized influence, inspirational leadership, intelleclual stimulation dan individualized consideration. Tiap aspek ini akan dilihat hubungannya dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Dari gambaran penyebab sikap pegawai yang terdiri dari penyebab tahu, penyebab mampu dan penyebab mau, akan dilihat hubungannya dengan sikap terhadap perubahan organisasi.
Dari perhitungan korelasi antar aspek gaya kepemimpinan transformasional, diperoleh hasil bahwa aspek-aspek tersebut saling berkorelasi secara signifikan dan dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut mengukur hal yang hampir sama. Oleh karena itu, peneliti hanya melakukan penghitungan pada gaya kepemimpinan transformasional secara keseluruhan saja. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi seorang atasan menunjukkan aspek-aspek kepemimpinan transformasional, tidak berarti akan menyebabkan semakin menerimanya seseorang (bawahan) dalam sikapnya terhadap perubahan organisasi. Secara khusus dari penelitian diperoleh bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan sikap terhadap perubahan organisasi, berdasarkan masa keija lebih dari 10 tahun. Sehingga dapat dijelaskan bahwa semakin sering atasan menampilkan gaya kepemimpinan transformasional maka semakin tinggi penerimaan pada kelompok subyek dengan masa kerja lebih dari 10 tahun, terhadap perubahan organisasi.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan lainnya dengan memperbanyak subyek penelitian dan perbaikan pada adaptasi alat ukur MLQ form 5X, juga perbaikan pada kuesioner sikap terhadap perubahan organisasi. Selain itu masih diperlukan perbaikan dalam hal pengambilan data. Hal ini diharapkan dapat menunjang hasil penelitian yang lebih baik. Selain itu juga perlu dilihat faktor-faktor lain yang berhubungan dengan sikap terhadap perubahan organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S3245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari Mayondhika
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara komitmen beragama dan kesediaan berkorban untuk agama, serta juga untuk melihat dimensi-dimensi dalam komitmen beragama manakah yang memiliki hubungan dengan kesediaan berkorban untuk agama. Pengukuran komitmen beragama menggunakan alat ukur religiusitas (Zulhairi, 2005) yang diadaptasi dari alat ukur komitmen beragama milik Glock (dalam Robinson dan Shaver, 1980) dan pengukuran kesediaan berkorban menggunakan alat ukur willingness to engage in extreme behaviors (Swan, Gomez, Morales, Huici dan Hixon, 2010). Partisipan penelitian ini berjumlah 74 orang pemeluk agama Islam yang berdomisili di Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen beragama dan kesediaan berkorban untuk agama (R = 0.451; p = 0.007, signifikan pada L.o.S 0.01). Selain itu, dimensi ritual diketahui sebagai dimensi satu-satunya dalam komitmen beragama yang memiliki hubungan signifikan dengan kesediaan berkorban pada pemeluk agama Islam Islam (r = 0.303; p = 0.011, signifikan pada L.o.S 0.05).

The study was conducted to find the relationship between religious commitment and willingness to sacrifice for religion, and also to see in which dimension of religious commitment that has a relationship with a willingness to sacrifice for religion. Measurement of religious commitment using religiosity measuring instrument (Zulhairi, 2005), adapted from the measuring instrument's religious commitment of Glock (in Robinson and Shaver, 1980). Measurements of willingness to sacrifices using measuring instrument of willingness to engage in extreme behaviors (Swan, Gomez, Morales, Huici and Hixon, 2010). The participants of this research are 74 muslims who live in Jabodetabek. The results of this study showed a significant positive relationship exists between religious commitment and willingness to sacrifices for religion (R = 0451; p = 0.007, significant at the LoS 0.01). In addition, the dimensions of religious practice known as the only dimension in which religious commitment has a significant relationship with willingness to sacrifices for religion (r = 0303; p = 0011, significant at the LoS 0.05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Corina D.S. Riantoputra
"Identitas sebagai pemimpin perlu menjadi metacompetencies untuk identifikasi dan evaluasi pimpinan. Meta competencies ini terdiri dari (1) kesadaran diri akan identitasnya sebagai pemimpin (mampu dan mau berperan di organisasinya demi kepentingan organisasi dan bukan sekedar pencapaian posisi); (2) pemahaman akan kemampuan dan batas kemampuan diri; (3) penghayatan akan peran anggota organisasi untuk pencapain tujuan bersama. Pengembangan meta competenciesini perlu diberikan kepada pimpinan ataupun anggota organisasi lainnya agar setiap anggota organisasi mengambil peran aktif di tugasnya masing-masing. Secara khusus, pengembangan identitas sebagai pemimpin juga perlu dilakukan bagi perempuan agar perempuan bisa mengembangan identitas yang sinergis antara identitasnya sebagai perempuan dan identitasnya sebagai pemimpin. pemimpin perlu, secara sadar, memiliki beberapa orang di sekitarnya yang masih mau (berani) dan mampu untuk memberikan kritik, input dan mengungkapkan perbedaan pendapat terhadapnya. Hal ini terutama penting untuk pemimpin dengan sejarah keberhasilan yang tinggi. Pemimpin perlu menyadari bahwa keberhasilan yang berkepanjangan, secara alamiah, berpotensi menimbulkan hubris yang berdampak mematikan bagi organisasi. Pemimpin perlu mengambil langkah konkrit dengan memastikan ada kelompok orang yang akan mau dan mampu untuk mengkritiknya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
PGB 0614
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Nabiila Mardhiyyah Thaib
"Organisasi perlu melakukan perubahan agar dapat bertahan dan bersaing. Dalam mencapai kesuksesan implementasi perubahan, komitmen karyawan terhadap perubahan menjadi hal yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi dari kepercayaan pada atasan terhadap hubungan antara kepemimpinan perubahan dan komitmen afektif terhadap perubahan. Total responden dalam penelitian ini berjumlah 109 responden dari 7 perusahaan. Penelitian ini menggunakan alat ukur Komitmen Afektif Terhadap Perubahan (Mangundjaya, 2013a; 2013b; 2019a), alat ukur Kepemimpinan Perubahan (Mangundjaya, 2019b), dan alat ukur Behavioral Trust Inventory (Gillespie, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan pada atasan tidak memoderasi hubungan antara kepemimpinan perubahan dan komitmen afektif terhadap perubahan.

Organizations need to change in order to survive and compete. In a successful change implementation, employees’ commitment to change becomes important. This study was conducted to see the moderating role of trust in supervisor in relationship between change leadership and affective commitment to change. The total number of respondents in study were 109 respondents that came from 7 companies. This study used several measures, including Commitment to Change Scale adapted by Mangundjaya (2013a; 2013b; 2019a), Change Leadership Scale developed by Mangundjaya (2019b), and Behavioural Trust Inventory developed by Gillespie (2003). Results showed that trust in supervisor does not moderate the relationship between change leadership and affective commitment to change."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kurniawati
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional, transaksional dan laissez-faire dengan turnover intention PT.XYZ. Penelitian dilakukan kepada tenaga penjualan di empat cabang perusahaan multifinance, yaitu cabang Tangerang, Bekasi, Cempaka Mas, dan Bogor. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan korelasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat turnover intention di keempat cabang secara keseluruhan rendah, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan turnover intention dan hubungan positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan laissez-faire dengan turnover intentions. Untuk menekan turnover intention, para manajer harus menunjukkan sikap lebih adil kepada bawahannya, menjadi panutan bagi bawahan, memotivasi bawahan untuk menjadi yang terbaik, mengingatkan tanggung jawab bawahan, dan mengawasi kinerja bawahan untuk meminimalisasi kesalahan.

The purpose of this study was to examine the relationship between transformational, transactional and laissez-faire leadership styles with turnover intention of PT. XYZ. Respondents of this study were salesforce of PT. XYZ in four branches (Tangerang, Bekasi, Cempaka Mas and Bogor). Method of analysis were descriptive statistics and Pearson correlation. This study found that there were low turnover intention level in the four branches. There was negative significant relationship between transformational and transactional leadership with turnover intention and there was positive significant relationship between laissez-faire leadership style with turnover intention. To reduce turnover intention, managers should be more fair to subordinates, motivate subordinates to be the best, remind employees about their responsibilities, and monitor employees performance to reduce errors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Kurniawati
"

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji peran dari status kepegawaian dalam memoderasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan komitmen terhadap perubahan dengan pelatihan kepemimpinan transformasional sebagai intervensi. Samplenya merupakan karyawan PT QRS, sebuah perusahaan minyak dan gas multi nasional (status kontrak dan status permanen). Teknik sampel yang digunakan yaitu accidental sampling. Sampel berjumlah 221 karyawan dengan pembagian 100 orang merupakan karyawan kontrak dan 121 merupakan karyawan tetap. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik regresi moderasi menggunakan macro process Hayes pada SPSS. pearson product moments dan process macro hayes. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa status kepegawaian secara siknifikan memoderasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan komitmen terhadap perubahan. Status kepegawaian tetap memberikan efek yang lebih besar dalam memoderasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dan komitmen terhadap perubahan dibandingkan dengan status kepegawaian kontrak. Intervensi pelatihan kepemimpinan transformasional secara efektif meningkatkan pengetahuan paraa peserta terkait kepemimpinan transformasional.

 

 

 


The purpose of this study was to examine the effect of employment status role in moderating the relationship between transformational leadership and commitment to change with transformational leadership training as an intervention. Samples were contract and permanent employees of PT QRS, a multinational oil and gas company. This study used a accidental sampling technique to get 221 employees consisting of 100 contract employees and 121 permanent employees. The analysis technique used was moderation regression with Macro Process Hayes. Hypothesis test results showed that employment status significantly moderated the relationship between transformational leadership and commitment to change. Permanent status employment had higher effect than contract status employment. The result of transformational leadership training, as an intervention, was effectively improved the knowledges of all participants related to transformational leadership.

 

 

"
2019
T54351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ruth Diarina Rotua
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebahagiaan, jenis arranged marriage dan komitmen beragama, serta hubungan antara arranged-marriage dan komitmen beragama secara simultan dengan kebahagiaan pada orang Batak Toba (N=452, M=44 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan partisipan merasa bahagia dan sangat bahagia, memiliki komitmen beragama yang tinggi dan low arranged marriage. Terdapat hubungan yang signifikan antara arranged-married dan komitmen beragama dengan arranged-married secara simultan. Namun secara terpisah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara arranged marriage dan kebahagiaan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen beragama dan kebahagiaan. Juga tidak terdapat perbedaan kebahagiaan yang signifikan antara partisipan yang menikah dengan cara low arranged marriage dan high arranged marriage.

This study aims to examine happiness, type of arrange marriage and religious commitment, and also the relation of arranged-marriage and religious commitment with happiness of Toba Batak people (N= 452, M=44 years). The results showed that participants were mostly happy and very happy, had low arranged marriage and high religious commitment. There was a significant relation among arranged married and religious commitment with happiness simultaneously. However, separately there was no significant relation between arranged marriage and happiness, and there was a significant relation between religious commitment and happiness. In addition, there was no significant difference in happiness between low arranged marriage and high arranged marriage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>