Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93450 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Listiyo Andini
"Pelatihan keterampilan memecahkan masalah dalam lugas akhir ini diberikan pada anak yang, cendemng menunjukkan perilaku opposi1iona1_ yaitu lidak menyukai peraturan, cenderung menampilkan respon ”Lidak” setiap mendapatkan perintah, terbatasnya kemampuan F dalam mencazi soiusi altemalif, dan tidak mempertimbangkan adanya konsekuensi alas respon yung dipilih. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah sam menghadapi situasi sosial yang sulit dan memilih respon sosial yang tepai dengan menggmmakan pendekatan cognitive-behavior. Pelaksanaan intervensi clilakukan dalam 6 scsi penemuan, dengan durasi 45-60 menit. Hasil pelatihan ini adalah anak menganggap peraluran adalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui adanya alternatif soiusi dalam menghadapi suatu masalah dan adanya konsekuensi pada setiap altematif solusi tersebut.

Problem solving skills training in this final task is applied to oppositional child; who dislike the rules, tends to say “No” to authority figure commands, incapable to End alternative solutions, and could not consider consequences of his inappropriate behavior. The aim of this intervention which uses cognitive- behavior approach is to improve the chi1d’s ability to solve social situation problems and show appropriate behavior. This intervention is conducted in 6 sessions; with the duration of each session is 45-60 minutes. The result of this intervention is considering that rules are regular things in daily life, capable to generate altemative solutions to solve problems in social situations, and knowing the consequences of his inappropriate behavior. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34128
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Belinda Agustya Pawidya Putri
"Theraplay digunakan untuk mengatasi masalah insecure attachment yang termanifestasi melalui perilaku oposisi pada anak usia 5 tahun dengan diagnosis oppositional defiant disorder. Subyek mendapatkan pengalaman baru yang lebih positif, responsif, dan menyenangkan melalui aktivitas bermain dalam sesi theraplay bersama dengan peneliti.
Aktivitas bermain disusun berdasarkan dimensi-dimensi yang disesuaikan dengan kebutuhan subyek yang tergambar dari hasil MIM awal yaitu beberapa aktivitas yang dilakukan oleh ibu dan subyek. Interaksi menyenangkan yang awalnya tercipta antara peneliti dan subyek, kemudian berusaha dibentuk antara ibu dan subyek. Pelaksanaan treatment dilakukan dalam 9 sesi yang berlangsung ± 45 menit dalam setiap sesinya.
Hasil dari treatment ini adalah subyek merasa lebih secure yang terlihat dari perubahan perilaku ke arah yang lebih positif yaitu patuh terhadap figur otoritas dan terdapat penurunan frekuensi serta intensitas dalam perilaku memukul ketika marah. Subyek sudah lebih mudah ditenangkan ketika marah dan hanya menampilkan perilaku memukul ketika merasa terganggu oleh lingkungannya. Ibu juga merasa lebih nyaman ketika berinteraksi dengan subyek dan merasa lebih dekat dengan subyek.

Theraplay is applied to handle the problem of insecure attachment which manifests through behaviors in children aged 5 years with oppositional defiant disorder diagnosis. Subject get a new experience of subjects that are more positive, responsive, and fun through play activities in the theraplay session along with researchers.
Activity in the theraplay arranged by dimensions which made based on the needs of the subjects that are reflected from MIM result from the activities that done by mothers and subjects. Fun interaction that originally created between researchers and the subjects, then tried to be formed between mother and subjects. Implementation of the treatment is done in 9 sessions that lasted 45 minutes in each session.
Results of this treatment are subject feel more secure in sight of behavior change toward more positive that is obedient to authority figures and there is a decrease in frequency and intensity in the behavior of hitting when angry. The subject is more easily soothed when angry and displays hitting behavior only when he was annoyed by their surroundings. Mother of the subject also feel more comfortable when interacting with the subject and feel closer to the subject.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30651
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dili Indriawati Hidayat
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meneliti efektivitas dari pelatihan mengelola kemarahan
pada anak dengan Oppositional Defiant Disorders (ODD). Penanganan yang
dilakukan tergolong dalam program intervensi awal. Program pelatihan
merupakan modifikasi dari Anger Coping Program yang dikembangkan oleh
Lochman pada tahun 1984.
Pelatihan dilakukan pada satu orang anak laki-laki berusia 10 tahun yang
didiagnosis mengalami ODD. Tujuan dari pelaksanaan pelatihan ini yaitu agar
anak dapat mengelola kemarahan sehingga dapat menurunkan frekuensi
kemarahannya. Sasaran pelatihan adalah agar anak dapat mengenali perasaan,
mengetahui cara-cara mengelola kemarahan, dan mengetahui cara pemecahan
masalah sosial. Pelatihan dilakukan selama 9 sesi. Materi pelatihan yang diberikan
adalah penetapan aturan, mengenali emosi, mengelola kemarahan dan pemecahan
masalah sosial. Dalam mengelola kemarahan anak dilatih teknik relaksasi dan
anger coping self-talk. Metode pelatihan yang digunakan bervariasi yaitu
modeling, penjelasan singkat, simulasi dan bermain peran.
Hasil pelatihan memperlihatkan terjadinya perkembangan ketrampilan mengelola
kemarahan pada anak. Ketrampilan yang berkembang pada anak adalah
ketrampilan untuk mengenali emosi dan mengekspresikan emosi, mengelola
kemarahan dengan teknik relaksasi dan anger coping-self talk. Setelah pelatihan
terdapat penurunan frekuensi kemarahan pada anak dan anak lebih lebih banyak
menunjukkan ekspresi kemarahan dalam bentuk verbal daripada perilaku agresif.
Hasil penelitian menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan
observasi perilaku anak sebelum dan setelah pelaksanaan pelatihan untuk
mendapatkan hasil evaluasi perkembangan ketrampilakan anak yang lebih akurat,
pengambilan data untuk evaluasi dalam rentang waktu yang lebih lama. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal pada pelatihan selanjutnya perlu adanya
pendalaman setiap topik materi dan penambahan sesi pelatihan, pelatihan dalam
bentuk kelompok dan melibatkan orang tua dalam sesi pelatihan dan kegiatan
lanjutan dari pelatihan."
2007
T38011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita Patricia Semet
"Perilaku agresif pada anak merupakan faktor resiko terjadinya penolakan dari teman sebaya yang dapat menurunkan motivasi dan prestasi belajar anak di sekolah. Anak dengan perilaku agresif kurang mampu menyelesaikan masalah dengan orang lain secara positif, sehingga hubungan sosialnya pun terganggu. Tesis ini menerapkan social skills training (SST) dengan single-case design untuk meningkatkan keterampilan emosional dan sosial anak. Partisipan penelitian adalah anak perempuan usia 5 tahun 7 bulan dengan perilaku agresif. Terapi diberikan sebanyak delapan sesi yang masing-masing berlangsung kurang lebih 30-40 menit. Sesi terapi dilaksanakan dua hari sekali. Hasilnya adalah SST tidak efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Setelah diberi SST, perilaku agresif anak masih bertahan dan skornya dalam skala aggressive behavior dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL) tetap berada dalam rentang yang membutuhkan perhatian klinis.

Child aggressive behavior is a risk factor in peer rejection that can lower child's motivation and academic achievement at school. Children with aggressive behavior are less capable in solving problem positively, hence disturbed relationship with others. This thesis applies social skills training (SST) with single-case design to increase child’s emotional and social skills. Subject is 5 years 7 months old girl with aggressive behavior. Eight sessions of therapy were conducted with 30-40 minutes in each session, held once in every two days. The result was SST ineffective to increase subject’s social skill. Subject’s aggressive behavior persists after SST and her score in aggressive behavior scale from Child Behavior Checklist (CBCL) remains in clinical range."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munardyansih
"Orangtua sering mengalami kesulitan menanggulangi anak usia sekolah yang mudah marah, sering menentang dan menunjukkan reaksi emosi yang tak terkendali atau agresif. Tak jarang orangtua terjebak situasi konflik yang emosional dan terpancing melakukan tindak kekerasan yang menjadi model perlaku agresif pada anak sehingga masalah perilaku anak tak mudah diatasi. Kesulitan mengendalikan emosi demikian terjadi pada D (9 tahun) subyek penelitian ini yang terlihat sejak D memiliki adik pada usia 4 tahun dan orangtua lebih menaruh perhatian pada adiknya yang lahir dengan kelainan jantung bawaan. Pada masa usia sekolah frekuensi marah terjadi setiap hari, sering konflik dengan anggota keluarga dirumah, mengalami kesulitan dalam berteman dan kerap memperoleh hasil belajar yang kurang baik, sekalipun tergolong cerdas dan memiliki intelligensi diatas taraf rata-rata.
Kemarahan dan perilaku menentang yang maladaptif menunjukkan D kurang memiliki kemampuan pengendalian emosi sesuai taraf perkembangan anak usia sekolah, yang umumnya mampu mengontrol dan mengarahkan tindakannya untuk menjalin kerjasama dengan oranglain. Perilaku demikian sexing terjadi pada anak Oppositional Defiant Disorder (ODD) yaitu gangguan perilaku yang ditandai oleh pola perilaku menentang, menantang dan memusuhi (hostile) yang terutama ditujukan pada orangtua (APA, 2000).
D memenuhi kriteria diagnosa ODD. Kemarahan anak ODD disebabkan oleh proses kognitif yang disfungsi dan mengalami defisit kognitif yang herdampak pada keterbatasan kemampuan mengendalikan emosi dan mengatasi masalah sosial (Mash & Wolfe, 1999). Disfungsi dan defisit kognitif merupakan fokus masalah Cognitive Behavior Therapy (CBT). CBT merupakan intervensi kognitif yang secara emperis telah terbukti efektif untuk mengelola kemarahan dan menanggulangi anak yang mengalami masalah interpersonal (Stallard 2005)
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana teknik CBT dapat diterapkan untuk mengendalikan marah pada anak ODD usia sekolah dengan menggunakan metode yang dikembangkan Stallard. Intervensi ditujukan untuk meningkatkan kesadaran diri, pemahaman lebih baik mengenai perasaan dan pemikiran negatif yang menimbulkan kemarahan, dan mengembangkan pengendalian din melalui ketrampilan kognisi dan perilaku yang sesuai.
Intervensi terbagi atas kegiatan untuk mengendalikan emosi dan kognisi. Fokus intervensi masing-masing melalui tahapan Identifikasi masalah (mengenali pencetus dan reaksi kemarahan D, pemikiran negatif yang disfungsi dan defisit kognitif), mengembangkan ketrampilan yang sesuai untuk mengendalikan marah (menurunkan ketegangan dengan latihan relaksasi, pengaturan pemahman dan mengganti pemikiran negatif dengan pemildran yang menenangkan atau menurunkan reaksi marah dengan 'self instructional ), mengenali dan menguji disfungsi kognisi yang mempengaruhi kehidupan anak.
Pada penelitian menunjukkan bahwa tehnik CBT yang digunakan memudahkan D untuk menyadari serta memahami kesulitannya dan mengetahui langkah untuk melakukan perubahan atau mengendalikan reaksi marahnya. Hasil penelitian menunjukkan perubahan pada D, dimana ia lebih mampu mengendalikan perasaannya ketika menyadari mulai timbul perasaan marah dengan berusaha menurunkan ketegangan dan menenangkan diri dengan pemikiran yang positif Selama periode penelitian frekuensi marah tidak terjadi setiap hari. Namun pada penelitian ini penerapan keterampilan bare yang dikuasai D belum menetap sehingga untuk mencegah terjadinya relaps diperlukan program untuk evaluasi berkala dan melibatkan peran aktif orangtua sebagai co-clinician.
Kelemahan lainnya dalam penelitian ini adalah pada desain penelitian yang belum meneakup pelatihan keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan sosial. Kelemahan lainnya adalah jumlah perencanaan sesi dan jangka waktu pertemuan untuk dapat mempertahankan dan mengevaluasi keterampilan kognisi baru yang telah dipelajari. Saran dalam penelitian ini adalah terkait dengan perencanaan desain penelitian, perencanaan jumlah sesi dan peningkatan peran orangtua dalam program CBT."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indah Istiqomah
"Social withdrawal pada masa kanak-kanak merupakan faktor resiko munculnya masalah social emosional di kemudian hari. Anak dengan social withdrawal pada umumnya memiliki keterampilan social yang kurang. Penelitian ini memiliki desain single case dan menerapkan bentuk intervensi social skills training (SST) dengan pendekatan multimodal. Program ini meliputi behavioral social skills training, self-instructional, social problem solving, serta pengurangan masalah penghambat. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia sembilan tahun. Sesi terapi dilakukan sebanyak sepuluh kali selama lebih kurang 60 - 90 menit setiap sesinya.
Hasil dari terapi ini adalah SST efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Melalui observasi langsung, terlihat adanya peningkatan frekuensi dan performansi anak dalam menampilkan perilaku sosialnya. Anak dapat menampilkan perilaku menyapa, bertanya, bergabung, mengajak bergabung, dan menyelesaikan masalah dengan baik Berkaitan dengan masalah social withdrawal juga mengalami penurunan. Hal ini terlihat terutama dari penurunan skor pada skala withdrawn dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL).

It has long been argued that social withdrawal in early childhood is a risk factor for later socio-emotional difficulties. Social withdrawal children usually have social skill deficits. This research uses a single case design and applies the multi-method social skills training (SST) intervention in order to enhance social skills. The components of the program include behavioral social skills training, self-instructional training, social problem solving, and reduction competing/inhibiting problem. Participant of this research is a nine-year old girl with social withdrawal. Therapy is conducted through 10 sessions, 60-90 minutes each session.
This study showed that SST is an effective therapy to increase the child’s social skills. Child has shown improvement in frequency and performance of some target behaviors (greeting, asking for information, joining in, invite to join in, and problem solving). This study also found decreasing of social withdrawal symptoms that can be seen from reducing score withdrawn from the Child Behavior Checklist (CBCL).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadijah Rahadianti Octaviani
"Pengasuh kurang lebih bersama dengan anak selama 10 jam dalam satu hari sehingga sosoknya menjadi sangat berpengaruh bagi perkembangan anak. Anak membutuhkan pengasuh yang responsif dan berpikir cepat dalam melihat suatu masalah yang umum muncul pada anak usia dini. Seringkali pengasuh menemui kendala dalam menghadapi anak usia dini, salah satunya dalam mengatasi masalah ketidakpatuhan yang umum meningkat pada usia 2-3 tahun. Untuk membantu para pengasuh menghadapi masalah tersebut maka dibutuhkan pelatihan. Dalam penelitian ini, akan dibahas bagaimana efektivitas pelatihan yang diadaptasi dari Treatment Package for Child Non Compliance (TPCN) dengan subjek 6 pengasuh usia 18-35 tahun yang mengasuh anak usia 2-3 tahun. TPCN merupakan pelatihan yang melibatkan tiga strategi, antara lain effective instruction delivery (EID), contingent praise (CP) dan time-in (TI). Dari hasil observasi dan evaluasi dengan wilcoxon test sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan pengasuh dalam berinteraksi dengan anak usia 2-3 tahun ketika menghadapi masalah ketidakpatuhan.

A nanny usually spends times with children for 10 hours per day, therefore they have a huge influence in the development of the child. Children need a nanny who is responsive and quick thinking in seeing any kind of problems that commonly occur in early childhood. However, they often encounter obstacles especially when facing the noncompliance problem, a problem that normally emerges in child aged 2-3 years old. To help them face this problem, they need training. This study will discuss the effectiveness of a training that is adapted from Treatment Package for Child Non Compliance (TPCN) which involves 6 nannies from age 18-35 who care for children aged 2-3 years old. This training involves three strategies: effective instruction delivery (EID), contingent praise (CP), and time-in (TI). The result from the observation and evaluation by Wilcoxon test before and after the training, showed that there was an increased caregiver skill in interacting with children aged 2-3 years when facing with the non-compliance issues.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T45254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efika Fiona
"Disabilitas intelektual merupakan kondisi dimana seseorang mengalami keterbatasan pada fungsi kognitif, adaptif, dan adanya keterlambatan pada perkembangan yang terjadi sebelum usia 18 tahun. Salah satu hal yang menyangkut fungsi-fungsi tersebut dan biasanya bermasalah pada penyandang disabilitas intelektual ringan adalah regulasi emosi.
Regulasi emosi merupakan kemampuan seseorang untuk menahan diri terhadap perilaku yang tidak sesuai terkait dengan emosi negatif ataupun positif yang dirasakan, mengatur diri supaya tidak tergantung dengan suasana hati, menenangkan diri ketika muncul emosi yang kuat, dan memfokuskan atensi ketika muncul emosi yang kuat.
Regulasi emosi sangat dibutuhkan untuk beradaptasi hingga menjaga hubungan dengan orang lain. Intervensi yang dapat digunakan untuk menangani masalah regulasi emosi adalah pemberian pelatihan sistem keterampilan regulasi emosi. Penelitian ini menggunakan desain single subject.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan sistem keterampilan regulasi emosi memberikan dampak positif pada aspek kognitif dan perilaku subjek. Penggunaan sistem keterampilan dalam keseharian juga berkaitan dengan peranan orang-orang di sekitar subjek yang memahami cara penggunaan keterampilan dan mengingatkannya pada subjek.

Intellectual disability is a condition where someone experiences deficits in intellectual functions, adaptive functions, and onset of these deficits during the developmental period before the age of eighteen . One of the things that are related to the functions and become problems for children with mild intellectual disability is the emotion regulation.
Emotion regulation is someone rsquo s ability to refrain himself from improper behavior concerning negative and positive emotions that he feels, to manage himself so that he does not depend on his mood condition, to calm down himself when strong emotion arises, and to focus his attention when strong emotion appears.
Emotion regulation is extremely needed for adaptation in order to maintain relations with other people. Intervention that can be used to handle emotion regulation problem for children with intellectual disability is by giving emotion regulation skills system training. This research uses single subject design.
The result of this research shows that emotion regulation skills system training gives positive impacts on cognitive and behavior aspects of the subject. The application of these skills in daily life is also related to the roles of people around the subject who can understand how to apply the skills and remind the subject.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T49680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Oktari Harvens
"

Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pelatihan interaksi ibu-anak dalam meningkatkan compliance pada anak toddler. Subjek penelitian penelitian ini merupakan pasangan ibu-anak berusia 12-36 bulan dan berasal dari keluarga miskin. Penelitian ini menggunakan desain penelitian one-group pretest-posttest design. Pelatihan diberikan selama delapan kali pertemuan dalam waktu 15 hari. Pengambilan data dilakukan pada sebelum dan sesudah pelatihan menggunakan metode observasi yang direkam dalam bentuk video. Pengukuran kualitas interaksi ibu-anak menggunakan Parenting Interactions with Children: Checklist of Observation Linked to Outcomes (PICCOLO), sedangkan compliance anak diukur menggunakan Child Compliance Coding Manual: “Do” Context. Hasil signifikansi menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor kualitas interaksi ibu-anak secara siginfikan antara sebelum dan sesudah pelatihan yang diberikan (p < 0,05), sedangkan skor compliance anak mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah pelatihan diberikan, namun tidak signifikan (p > 0,05). Hasil observasi dijabarkan pada bagian hasil untuk melihat perubahan perilaku interaksi ibu-anak dan compliance anak.


This study aims to  understand the effectiveness of mother-child interaction training in promoting child’s compliance during toddlerhood. Pair of mother and child aged from 14 to 36 months old and live in poor were involved as research subjects. The design of this study is one-group pretest-posttest design. The training was conducted for eight times within 15 days. The data collection was conducted before and after the training by recording activities into video format to be observed later. Mother-child interaction quality is assessed using Parenting Interactions with Children: Checklist of Observation Linked to Outcomes (PICCOLO), whilst compliance is assessed using Child Compliance Coding Manual: “Do” Context. Significance test using Wilcoxon Signed-Rank Test shows that there is a significant improvement in the score of mother-child interaction quality after the training conduct (p < 0,05), whilst child compliance shows improvement after the training conduct although not significantly (p > 0,05). The observation is explained in the results to see the changing of mother’s behaviour during the interaction and child compliance.

"
2019
T55117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>