Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lusy Asa Akhrani
"ABSTRAK
Kondisi Lingkungan semakin kritis, manusia terus mengeksplorasi lingkungan tanpa upaya melestarikannya. Pondok Pekayon Indah (PPI) salah satu wilayah di Bekasi yang menanggung akibat dari ketidakseimbangan antara perilaku manusia dengan kondisi alam. Penyalahgunaan fungsi rawa menjadi TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) merupakan cermin dari perilaku “memproduksi” sampah yang terus meningkat tampa diiringi usaha peyediaan TPA yang 1ayak_
Pengalihan fungsi rawa sebagai TPA warga ini tidak disadari oleh warga PPI, batas pengetahuan mereka adalah kewajiban membayar retribusi sampah sudah dipenuhi tanpa menyadari kemana perginya sampah yang mereka hasilkan pada akhimya. Pada akhirnya penyalahgunaan funggsi rawa ini terus berlangsung dari tahun
ke tahun tanpa kontrol dari warga Pemulung mulai memadati rawa yang mulai padat, terus menimbun sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis ke dalam rawa dan melapisinya dengan tanah untuk kemudian mendirikan bangunan-bangunan bilik tempat mereka tinggal.
Intervensi dilakukan untuk meningkatkan kesadaran warga akan bahaya
lingkungan yang disebabkan oleh ketidak mampuan warga mengolah sampahnya sendiri. Agen perubahan sekaligus target perubahan dalam intervensi ini adalah pemuda. Meningkatkan kesadaran pemuda untuk membuang sampah dengan benar melalui pemberian edukasi dan pelatihan, memanfaatkan mereka dalam program diharapkan mampu meningkatkan kesadaran mereka mengenai perilaku membuang sampah yang benar.
Baseline study dilakukan dengan metode wawancara, angket dan dokumentasi
Teori-teori yang digunakan dalam intervensi ini adalah teori belajar sosial, motivasi, edukasi dan informasi.
Dari hasil intervensi terjadi perubahan perilaku dan kognisi pada pemuda PPI.
Perubahan perilaku dapat dilihat pada kesediaan pemuda PPI untuk menyimpan sampah yang mereka hasilkan sebelum menemukan tempat sampah untuk kemudian membuangnya, Peningkatan kognisi dapat dilihat pada perbandingan hasil pretest dan postest angket pengetahuan lingkungan, rata-rata kognisi meningkat 2.15, dari 5.8
menjadi 7.95
Intervensi selanjutnya diharapkan dapat meneruskan upaya yang telah
dilakukan sebelumnya dengan tempat memperluas jaringan. Pelatihan disarankan dilakukan khusus utuk pemuda agar ruang kreatifitas mereka dapat berkembang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T37983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rijadiati
"Rawa Pekayon Bulak merupakan tempat pembuangan sampah sementara di daerah Pekayon, Bekasi, sebenarnya merupakan daerah resapan air bagi lingkungan sekitarnya. Penumpukan sampah di rawa tersebut berlangsung terus menerus, karena pemerintah kota tidak mampu menyediakan lahan penampungan sampah untuk warganya. Perubahan fungsi rawa dan bertumpuknya sampah mendatangkan dampak negatif bagi kehidupan warga di sekitarnya. Intervensi ditujukan untuk meningkatkan kesadaran warga supaya mau terlibat dalam usaha memperbaiki kerusakan yang terjadi, yaitu dengan mengelola sampah domestik mereka. Pengelolaan dimulai dengan memilah sampah warga dari rumahnya masing-masing. Target intervensi adalah-ibu-ibu di RT 03 dan 04, RW 11, kompleks PPI, Bekasi, dengan jumlah 96 KK.
Baseline study dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dan penyebaran kuesioner. Teori-teori yang mendasari intervensi adalah teori perubahan sosial, theory of planned behavior dan teori belajar sosial. Strategi yang digunakan adalah strategi persuasi melalui pembentukan organisasi dalam komunitas yang bersangkutan, pemberian pelatihan dan penyuluhan bagi seluruh stakeholder yang terlibat dalam proses pembuangan sampah dan penerapan komunikasi yang intensif melalui leaflet dan manipulasi lingkungan.
Perubahan secara khusus yang terjadi adalah: warga mulai memilah sampah (56,75%), membuat kompos pribadi (16,21%), 8 dari 14 tong kompos yang disediakan untuk pembuatan kompos kolektif sudah mulai dipenuhi oleh potongan sayuran dan sampah halaman warga, pengadaan wadah sampah di rumah warga meningkat, terpasang prompts di lingkungan warga yang mengingatkan warga untuk memilah sampah. Secara umum: terjadi perubahan perilaku warga terhadap sampah domestiknya dengan adanya piket dan kerja bakti warga.
Untuk intervensi berikutnya, penulis menyarankan untuk melakukan penyuluhan tindak lanjut bagi para stakeholder pembuang sampah, review terhadap program yang sudah berjalan dan diskusikan perbaikan dan pengembangannya terutama dalam hal komunikasi internal dan pelaksanaan Sistem-sistem monitoring dan evaluasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini menggambarkan penerapan teori Planned Behavior (Fishbein & Ajzen, 1988) tcrhadap pcningkatan perilaku pada komunitas ibu-ibu dalam mendaur ulang sampah rumah tangganya.
Penelitian ini merupakan tindakan intervcnsi lanjutan dari intervensi yang pertama kali dilakukan karcna untuk mcmpcrtahankan pcrilaku yang sudah tcrbcntuk dan lebih jauhnya lagi untuk meningkatkan perilaku tersebut diperlukan tindakan intervensi yang terus menems. Sasaran intervensi adalah pengurus dari organisasi
Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) yang telah terbentuk pada intervensi pertama kali, dan komunitas ibu-ibu di 4 RT, RT Ol s/d 04, RW 08 PPI sebagai change target yang merupakan percontohan dalam program intervensi lanjutan. Strategi
intcrvcnsi yang digunakan dalam program intervensi ini adalah tiga tcknik intervensi yang dikombinasikan, yaitu injimrmation, incentives dan community management.
Dari tindakan intcrvcnsi lanj utan ini mcnghasilkan 4 (cmpat) tim kadcr sosialisasi program GPL dalam mendaur ulang sampah rumah tangganya, kelengkapan peralatan untuk simulasi dalam program sosialisasi, community management yang dilengkapi dengan website (www.gp(@kavon.com) dan peningkalau pada komunitas ibu-ibu yang mendaur ulang sampahnya dari 36 yang belum mengompos terdapat 22 (61 ,1%) yang melakukan uji coba mendaur ulang sampah setelah dilakukan program intervensi. Dari penerapan teori Planned Behavior
dalam program intentensi ini ditemukan bahwa ada perbedaan determinan yang signiiikan antara komunitas ibu-ibu yang belum dan sudah mengompos. Pada komunitas ibu-ibu yang sudah mengompos, detenninan munculnya pcrilaku
mendaur ulang sampah rumah tangganya adalah detenninan norma subjektif
dengan beta 0.680 (p<0.05) sedangkan determinan munculnya perilaku tidak mendaur ulang sampahnya pada komunitis ibu-ibu adalah deterrninan sikap dengan beta 0.450 (p<0.05). Dan setelah dilakukan program intervensi, determinan Perceived Behavioral Control (PBC) menjadi determinan yang signitikan dalam munculnya perilaku mendaur ulang sarnpah organik pada komunitas ibu-ibu yang baru melakukan pengomposan dengan beta 0,717 (p<0,05)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Widiastuti
"Intervensi keperawatan berupa edukasi terstruktur berbasis teori perilaku terencana (planned behavior) diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan dan kualitas hidup pasien paska serangan penyakit jantung koroner. Penerapan teori meliputi prinsip behavioral beliefs, normative beliefs, control beliefs. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi terstruktur terhadap pemberdayaan dan kualitas hidup pasien dengan penyakit jantung koroner. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen dengan rancangan pre-test and post-test with control group design. Jumlah sampel 24 orang terbagi atas 12 orang pada kelompok kontrol dan 12 orang pada kelompok intervensi.
Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh yang bermakna edukasi terstruktur terhadap pemberdayaan (p= 0.00) dan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner (p= 0.001). Berdasarkan penelitian ini, edukasi terstruktur berbasis teori perilaku terencana dapat dilakukan sebagai intervensi keperawatan secara optimal sehingga pasien paska serangan penyakit jantung koroner tetap dapat hidup sehat, berdaya guna serta memiliki kualitas hidup yang baik.

Nursing intervention in the form of structured education based on planned behavior theory (PBT) is expected to increase empowerment and quality of life of patient post coronary heart disease. The application of planned behavior theory involved the strengthening of three principles, including behavioral beliefs, normative beliefs and control beliefs. The purpose of this study was to identify the effects of structured education on empowerment and quality of life the patients with coronary heart disease. This study was a quantitative research with a quasi-experimental design conducted by using a pre-test and post-test with control group design. The number of samples was 24 people divided into 2 groups: 12 people in the control group and 12 people in the intervention group.
The result showed that there is a significant influence of structured preoperative education, on both empowerment (p = 0.001) and the quality of life (p = 0.001). Based on this findings, the structured education shoul be provided by nurses optimally as a part of nursing interventions so after coronary heart disease the patient could achieve a healthy life, empowered, and eventually could maintain a good quality of life."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30481
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soeharijanto Ary Soekadi
"Masalah sampah di Indonesia timbul dari peningkatan jumlah penduduk yang mencapai 2 kali lipat dalam 25 tahun terakhir seiring dengan meningkatnya jumlah konsumsi mereka sehingga pada akhirnya juga akan meningkatkan jumlah buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah tersebut dikenal dengan limbah domestik yang berupa sampah. Sampah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi. Hingga saat ini penanganan sampah tidak kunjung optimal, salah satunya adalah penanganan sampah di daerah pesisir. Hingga saat ini belum ditemukan teknologi yang dapat mengatasi masalah sampah yang dibuang ke laut. Cara yang paling mungkin dilakukan adalah dengan mencegah masyarakat membuang sampah ke laut.
Sikap dan perilaku masyarakat dalam membuang sampah tidak terlepas dari kurangnya pemahaman mereka terhadap sampah itu sendiri. Dampak negatif dari perilaku membuang sampah ke laut sebenarnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat itu sendiri, karena itu dibutuhkan penanganan yang nyata dalam memberikan pemahaman mengenai sampah sekaligus mengubah perilaku mereka. Program intentervensi ini berlangsung di sebuah komunitas di dusun Payalaman, Kepulauan Matak. Penelitian awal dalam program intervensi ini dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan observasi dan FGD dengan para stakeholder. Dari penelitian awal diketahui bahwa masyarakat Payalaman memiliki pengetahuan yang sangat terbatas mengenai sampah dan dampaknya. Selain itu juga ditemukan bahwa mereka tidak mempunyai sistem pengelolaan sampah yang baik dan benar, terbukti dari tidak adanya tempat sampah umum dan TPA. Hal ini terlihat dari skor hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti (pre test).
Dari hasil metode pelaksanaan penelitian awal disimpulkan bahwa untuk mengubah perilaku mereka dalam membuang sampah dibutuhkan peningkatan pemahaman mereka akan sampah yang pada akhir ya juga akan berdampak pada kebiasaan mereka membuang sampah. Membangkitkan peran serta masyarakat menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan akhir, yaitu perubahan perilaku. Masyarakat harus diberi pemahaman mengenai sampah dan segala dampak yang ditimbulkannya.
Kemudian mereka juga harus dilatih bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah yang dihasilkannya. Konsep partisipasi ini menempatkan masyarakat setempat (komunitas) sebagai stakeholder utama proses peningkatan pemahaman dan pengelolaan sampah yang ada di komunitas tersebut. Untuk itu, diperlukan sebuah program intervensi terhadap masyarakat sehingga mereka lebih memahami masalah sampah dan bisa mengubah perilaku mereka dalam mengelola sampah. Program intervensi dilakukan di RT 1, 2 dan 3 Dusun Payalaman dengan kaum ibu sebagai target intervensi. Intervensi dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu workshop, social organizing, sosialisasi, kesepakatan, pelaksanaan uji coba dan pemantauan serta evaluasi program.
Hasil intervensi menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemahaman masyarakat desa Payalaman khususnya RT 1, 2 dan 3 mengenai masalah sampah sehingga hal ini juga berpengaruh dalam kebiasaan mereka dalam membuang sampah. Mereka sudah mampu memilah sampah dan mengetahui bagaimana cara menangani setiap jenis sampah. Mereka tidak lagi membuang sampah ke laut atau ke kolong rumah melainkan ke tempat pembuangan sampah. Pada saat ini juga telah ada tempat sampah disetiap rumah, telah tersedia tempat sampah umum dan TPA. Peningkatan pemahaman ini dapat dilihat dari meningkatnya skor hasil observasi yang dilakukan peneliti (post test).
Melihat bahwa intervensi ini berlangsung dengan baik maka diusulkan program intervensi Lanjutan yang juga masih berhubungan dengan masalah lingkungan, yaitu "Desaku indah dan Hijau". Kondisi desa yang umumnya gersang dan belum tumbuhnya pemahaman mengenai perlunya keindahan lingkungan dan pemanfaatan lingkungan. Berdasarkan kondisi itu maka sebagai tindak lanjut dari program intervensi di bidang kebersihan yang sudah menunjukkan hasil, penulis memandang perlunya melakukan meningkatkan pemahaman masyarakat desa tentang pentingnya penghijauan, keindahan lingkungan dan pemanfaatan lingkungan sekitar tempat tinggal sehingga menjadi Lebih nyaman, lebih indah, dan lebih sehat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Zakiah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai minat dan kebiasaan membaca anak Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah. Permasalahan penelitian ini adalah minat dan kebiasaan membaca anak di Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah dalam upaya aktif anak mendapatkan bahan bacaan terkait dengan status sosial-ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami minat membaca anak dari status sosial ekonomi keluarga dalam menentukan tumbuhnya kebiasaan membaca anak yang didukung oleh fasilitas dan koleksi taman bacaan Pondok Pekayon Indah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Peneliti menyimpulkan bahwa keberadaan Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah sangatlah penting karena merupakan sarana pembentuk kebiasaan membaca khususnya bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi di daerah sekitar Pondok Pekayon Indah.

ABSTRACT
The study discusses the reading interest and habit of the child of Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah. The problem of this study is the children's reading interest and habit as an active work to get reading material related to socio-economic/family status. This study aims to understand the reading interest of children from socio¬economic family status in determining the growth of children reading habit supported by the facilities and book collections of Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah. In this study, researcher use the qualitative method which is case study method. Researchers concluded that the existence of Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah is essential to form reading habit, especially for the children who are less capable around Pondok Pekayon Indah. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrudin Hidayat
"Masalah pengelolaan sampah sampai saat ini menjadi salah satu permasalahan yang cukup sulit untuk diatasi, terutama masalah sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dari rumah penduduk. Sampah akan menjadi masalah di perkotaan karena tidak dikelola dengan benar dari sumbernya.
Sampah sebagai benda buangan dapat bernilai ekonomis jika dalam penanggulangannya dilakukan secara tepat dan benar. Dimulai dari ide bagaimana mengupayakan pencegahan timbunan sampah secara maksimal. Dengan cara memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik yang berupa kertas, dapat didaur ulang kembali menjadi produk kertas yang masih dapat diolah menjadi bentuk kertas yang dinamakan dengan kertas daur ulang.
Program Intervensi ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan Pekayon Jaya, tepatnya di Perumahan Pondok Pekayon Indah. di wilayah tersebut terdapat sebuah organisasi kepemudaan (HIPPI) Himpunan Pemuda Pondok Pekayon Indah yang mempunyai salah satu kegiatan rutin dalam melakukan daur ulang kertas, 5 orang anggota kelompok tersebut sudah mahir mengolah sampah kertas menjadi kertas daur ulang, 5 orang inilah yang akan menjadi kelompok target intervensi. karena penulis melihat peluang untuk melakukan Intervensi di wilayah ini yang lebih difokuskan kepada pengelolaan sampah anorganik, dalam hal ini adalah produk kertas daur ulang, untuk diolah dan dijadikan produk yang mempunyai nilai komersil, seperti kartu nama, sertifikat, kartu undangan dan lain lain dan kemudian memasarkannya.
Baseline Study sebagai studi pendahuluan sebelum intervensi dilakukan, dimaksudkan sebagai tahap pencarian data yang akan menjadi indikator untuk melihat dibutuhkan atau tidaknya sebuah intervensi pada suatu kelompok dalam komunitas. Dalam melaksanakan program yang mengangkat topik Meningkatkan Motivasi Kewirausahaan Dalam Bidang Daur Ulang Kertas di Pondok Pekayon Indah, perancangan baseline study diarahkan pada pengembangan produk dan pemasaran kertas daur ulang sebagai output intervensi. metode baseline study yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan Forum Group Discussion.
Strategi yang digunakan adalah dengan mengadakan diskusi secara intensif dan program edukasi melalui pelatihan motivasi, serta memberikan contoh direct marketing. Dengan diterapkannya strategi-strategi intervensi diatas diharapkan 5 orang ini akan dapat mengembangkan varian produk kertas dan dapat memasarkan secara mandiri produk buatan mereka. Agar Sustainability program ini terjaga, saya bekerjasama dengan pengurus GPL dan membuat komitmen untuk tetap menjalankan program, mengevaluasi dan memodifikasinya bilamana diperlukan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Recently the problem of garbage in Indonesia metropoliss become important attention,because effect of which is generated from management of bad garbage can generate various accident like floods stuffed up aqueducts by thrown garbage to river and aqueducts,various disease able to be generated by happing of garbage in any place...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiena Nurazizah
"Pemberian ASI eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan ibu (AKI). Salah satu upaya dalam meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif dan IMD adalah dengan memberikan sarana pendidikan dan promosi kesehatan. Salah satu metode promosi pendidikan dan promosi kesehatan melalui penyuluhan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan melalui media KIE mengenai ASI eksklusif dan IMD terhadap pengetahuan ibu hamil di Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan Depok. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental dengan rancangan one group pretest dan posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Kelurahan Pengasinan, dengan sampel ibu hamil sebanyak 62 ibu hamil.
Intervensi yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan IMD kepada ibu hamil oleh kader yang telah diberikan pelatihan terlebih dahulu dengan menggunakan media lembar balik. Untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah penyuluhan digunakan uji statistik paired sample t-test. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan IMD. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penyuluhan sebagai sarana pendidikan dan promosi kesehatan dapat memengaruhi peningkatan pengetahuan ibu hamil khususnya mengenai ASI eksklusif dan IMD. Untuk itu diharapkan bagi petugas kesehatan dan kader posyandu dapat memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai ASI eksklusif dan IMD."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Yani
"ABSTRAK
Pembangunan nasional yang dilaksanakan Indonesia selama PJPT I telah banyak membawa kemajuan dan perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat juga ditunjukkan dengan mening katnya pendapatan perkapita penduduk. Dalam 15-20 tahun yang lalu, pendapatan perkapita penduduk Indonesia baru mencapai US$ 210, namun pada tahun 1994 telah meningkat menjadi US 720. Pembangunan yang selama ini dilaksanakan, telah pula mengubah struktur ekonomi Indonesia yang menggeser peran sektor pertanian dalam produksi nasional. Dalam tahun 1989 peran sektor pertanian dalam produksi nasional sebesar 23,2 % telah turun menjadi 21,8 % pada tahun 1994. Sementara pada periode yang sama, peran sektor Industri meningkat dari 14,4 % menjadi 16,9 %.
Sejalan dengan terjadinya perubahan dalam struktur ekonomi, telah terjadi pula perubahan dalam struktur ketenagakerjaan, yang ditandai dengan terjadinya perubahan dalam distribusi jenis pekerjaan. Perubahan distribusi pekerjaan yang cukup tajam terutama terhadap tenaga kerja kepemimpinan dan ketatalaksanaan yang mencapai 177 %. Perubahan tersebut memberikan isyarat adanya peningkatan skill (ketrampilan) masyarakat, yang juga menunjukkan nilai-nilai kerja dengan mengutamakan profesionalisme cenderung semakin dihargai. Perubahan bentuk distribusi jenis pekerjaan yang berlangsung dalam arus perubahan dari masyarakat tradisional pertanian menuju masyarakat industri modern sebagai salah satu akibat keberhasilan pembangunan ekonomi yang selama ini dilaksanakan, telah melahirkan lapisan sosial ekonomibaru yang sering disebut sebagai kelas menengah.
Fenomena munculnya lapisan kelas menengah telah mengundang perhatian banyak kalangan ahli. Salah satu fenomena yang menarik adalah bahwa perilaku sosial ekonomi kelas menengah menampilkan refleksi yang berbeda dibandingkan dengan kelas sosial ekonomi lainnya.
Adanya suatu kecenderungan bahwa kelas menengah mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial yang muncul. Terhadap isu-isu lingkungan, kelas menengah memberikan kepedulian yang tinggi terutama dalam hal perlindungan lingkungan. Misalkan kebutuhan terhadap air dan udara bersih menurut kelas menengah adalah merupakan kebutuhan umum (publik) dan merupakan kebutuhan sosial. Dalam kaitan ini, penelitian ini mencoba untuk menelaah perilaku konsumsi rumah tangga terhadap kebutuhan lingkungan yang bersih dan sehat, dengan mengambil kasus kelas menengah.
Penelitian mengenai Perilaku Konsumsi Rumah Tangga Dalam Memenuhi Kebutuhan Lingkungan yang bersih dan sehat (kasus kelas menengah), merupakan studi kasus yang lokasinya di Kompleks Perumahan Pondok Timur Indah I, Desa Mustika Jaya, Kecamatan Bantar Gebang, Kabupaten Bekasi.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 1.123 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling, dengan teknik penentuan Jumlah sampel menggunakan Teknik Estimasi Proporsi. Dari 1.123 populasi yang termasuk dalam kelompok kelas menengah adalah sebanyak 141 orang. Sedang yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kepala rumah tangga kelas menengah.
Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran terhadap kebutuhan lingkungan yang bersih dan sehat. Kedua, mencari bentuk fungsi permintaan (melalui pendekatan pengeluaran) terhadap lingkungan yang bersih dan sehat. Ketiga, mengukur besarnya elastisitas pengeluaran terhadap kebutuhan lingkungan yang bersih dan sehat. Dalam penelitian ini lingkungan yang bersih dan sehat menyangkut dua aspek, pertama; kebutuhan akan kesehatan, kedua; kebutuhan akan rekreasi.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara beberapa variabel independen yaitu pendapatan, pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jenis pekerjaan, umur responder dan Crowding Index, dengan besarnya pengeluaran untuk kesehatan. Hal ini dibuktikan oleh angka koefisien korelasi (r) sebesar 0.84. Di samping itu koefisien determinasi memperlihatkan angka sebesar (r2) sebesar 0.85. mni berarti bahwa variasi besar kecilnya pengeluaran kesehatan 85 % disebabkan oleh beberapa variabel independen tersebut, sedangkan 15 % disebabkan oleh faktor lain.
Namun di antara beberapa variabel indpenden, ternyata variabel pendapatan, jumlah anggota rumah tangga dan umur responden mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan pengeluaran kesehatan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan koefisien korelasi Pearson yang menghasilkan masing-masing r = 0,92, 0,75 dan 0,43.
Terhadap pengeluaran untuk rekreasi, terdapat hubungan yang cukup kuat antara beberapa variabel independen yaitu pendapatan, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan jenis pekerjaan dan umur responden dengan besarnya pengeluaran untuk rekreasi. Hal ini diperlihatkan oleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.91. Sedang koefisien determinasi (r2) menunjukkan angka sebesar 0.92. ini berarti bahwa variasi besar kecilnya pengeluaran untuk rekreasi, 92 % disebabkan oleh variabel independen tersebut, sedangkan 8 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Di antara variabel tersebut, variabel pendapatan, jumlah anggota rumah tangga dan umur responden mentpunyai hubungan yang sangat kuat dengan pengeluaran untuk rekreasi, yaitu dengan koefisien korelasi Pearson masing-masing sebesar 0,96, 0,71 dan 0,45.
Di samping itu, hasil perhitungan elastisitas pengeluaran kesehatan mendapatkan angka sebesar 1.64 (elastis). Angka ini berarti bahwa jika pengeluaran berubah sebesar 10 persen, maka menyebabkan terjadinya perubahan pengeluaran kesehatan sebesar 16.4 persen. Hal yang sama terlihat pula, angka elastisitas pengeluaran rekreasi sebesar 1.60. Hal ini berarti apabila pendapatan berubah 10 persen, maka terjadi perubahan pengeluaran rekreasi sebesar 16 persen.
Aspek lain yang ditemui dalam penelitian ini, terlihat rumah tangga kelas menengah mempunyai keinginan mengalokasikan pengeluaran untuk kesehatan ketika pendapatan sudah mecapai Rp 335.000,-. Sedang keinginan mengalokasikan pengeluaran untuk rekreasi, pada saat pendapatan mencapai Rp 275.000,-. Dapat disimpulkan bahwa rumah tangga kelas menengah cenderung lebih memperhatikan kegiatan rekreasi dibandingkan dengan upaya-upaya memperhatikan kesehatan.

ABSTRACT
The national development conducted by Indonesia as long as the first stage of development long term (PJPT T) has took change and progress society, i.e. increasing of a society welfare. For fifteen or twenty years ago, the income per capita of Indonesia has reached around US$ 210, but in 1994 has increased around US$ 720.
The development has also changed the contribution of agriculture and industries sector in GDP. The contribution of agriculture sector decline from around 23,3 % in 1989 to around 21,8 % in 1994. In the meantime the contribution of industries sector has increased from around 14,1 % to around 16,9 0.
In the line with changing in economic structure has took change in labor structure. It has been indicated by increasing distribution of type of job, i.e. leadership and management around 177 %. The chaning in distribution of type of job has resulted in a new social structure, i.e. the middle class.'
The middle class has pay more attention to environmental protection. In this context, the research tries to study on Household Consumption Behaviour Toward The Need for Healthy and Clean Environment. Case study of this research search is the middle class.
The research on Household Consumption Behavior In Fulfilling the need Toward a Clean and Healthy Environment (case study the middle class) was conducted at Pondok Timur Indah I Housing, Mustika Jaya Village, Bantar Gebang Sub-District, Bekasi District, West Java.
141 samples used in this research were taken out from 1123 population, using Simple Random Sample i.e Proportional Estimation Technique. Out of 1.123 population, 141 were of middle class. The respondent in this re-search were heads of middle class families.
The purposes of this research are: firstly to recognize the factors affecting the expenses to meet a clean and healthy environment. Secondly, to seek the form of request function (through expense approach) toward a clean and healthy environment. Thirdly, to measure the expense elasticity toward the need of a clean and healthy environment, in this research, the clean and healthy environment were connected to two aspect, i.e the need of health and recreation. Result of this re-search show a strong relationship between some independent variables i.e income, education, number of family members, type of job, age of respondent and crowding index, compared to health expense. This was proven by coefficient correlation figure of 0.84. Beside that the determination coefficient (r2} shows a rate of 0.85. This means the variation of big/small health expense was 85 percent resulted from said independent variables, while the remaining 15 percent was resulted from other factors.
In fact, among some independent variables, the income, number of family members and age of respondent variables have very strong relationship. This was shown by the result of Pearson Correlation Coefficient Calculation of those variables respectively are r= 0.92, 0.76 and 0.43.
On recreation expense, there was a relatively strong relationship between some independent variables, i.e income, education, number of family members, type of job and age of respondent with recreation expense. This was shown by correlation coefficient of 0.91. The determination coefficient (r2} showed an index of 0.92. This means that the variation of big/small recreation expense was 92 % resulted from said independent variables, while remaining 8 % was resulted from other factors.
Between the above mentioned variables, the income, number of family members and age of respondent variables have a very strong relationship with recreation expense, namely with Pearson correlation coefficient respectively are r 0.96, 0.71 and 0.45
Beside that, the result of health expense elasticity was 1.64 (elastic). This means that if expense change by 10 % the health expense will change by 16.4 %. The same case was also seen on recreation expense which have an elasticity rate of 1.60. This means that if the income change by 10 %, the recreation expense will respectively change by 16 %.
Another aspect found in this research was the middle class families willing to allocate health expense when their income reach Rp 335.000,- while willingness to allocate recreation arise at the time their income reach Rp 275.000,-. It can be concluded that the middle class families tend to pay more attention to recreation activities compared to efforts for health aspect.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>