Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53602 dokumen yang sesuai dengan query
cover
F. Nurseto Subekti
"Tugas ini membahas tentang salah satu bentuk latihan relaksasi untuk meredakan kecemasan yang dialami oleh para climber pemula pada saat akan melakukan rappeling (turun tebing) di bukit Lahu pulau Lahu Lampung selatan, ketinggian tebing :b 48 m dengan kemiringan antara 80° - 90° dan ada sebagian yang "over hang". Penelitian ini penting dilakukan karena: l. untuk menghindari terjadinya cedera yang diakibatkan oleh rasa cemas yang tinggi, 2. menghindari trouble, 3. meningkatkan percaya diri,dan 4. menambah gairah dikalangan pemuda .untuk menekuni olahraga panjat tebing. Banyak cara untuk dapat meredakan kecemasan Salah satunya adalah dengan relaksasi. Latihan relaksasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Progresive muscle relaxation (lampiran 4). Adapun latihan dilaksanakan selama satu minggu dengan dibimbing oleh fasilitator dari BIGES (klub petualangan dialam bebas), program terlampir (hal.30). Jumlah testi yang melakukan eksperimen adalah 20 orang putra mahasiswa UNILA (Universitas Lampung), dan mereka adalah calon anggota petualangan dialam bebas (BIGES) yang sedang mengikuti pendidjkan dasar. Pengetesan dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu saat istirahat, saat rnengalami kecemasan (0,5 meter saat akan turun tebing), dan setelah melakukan relaksasi (hal.29), kemudian data diolah untuk mencari jawaban sesuai dengan permasalahan yang penulis kemukakan (hal.25). Dari data yang diperoleh setelah diolah dengan menggunakan rumus statistik diperoleh bahwa ; denyut nadi saat istirahat rata-rata 72 kali per menit dan tekanan darah 115/91,25 mengalami peningkatan saat testi mengalami cemas (0,5 meter dibibir tebing) denyut nadi menjadi 134,5 per menit dan tekanan darah menjadi 134,75/105,5. Dengan t -hitung sebesar 26,15 dengan t - tabel 2,09 artinya bahwa kecemasan berpengaruh terhadap meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah. Selanjutnya data yang ketiga adalah setelah melakukan relaksasi diperoleh data sebagai berikut; denyut nadi rata-rata 83,5 dan tekanan darah 1l3,5/ 100, ini mengalami penurunan yang signifikan yaitu t - hitung sebesar 22,08 dan t - tabel 2,09 artinya bahwa relaksasi yang diberikan dapat menurunkan denyut nadi dan tekanan darah, dengan kata lain kecemasan dapat diredakan oleh latihan relaksasi. . Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau dipertabankan yaitu latihan relaksasi dengan metode Progressive muscle relaxation technique berpengaruh terhadap meredanya ketegangan/anxiety, dibuiktikan dengan meredanya denyut nadi dan tekanan darah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nina Liche Seniati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Musdalifah
"Primigravida yang telah mengikuti latihan senam hamil selama kehamilan akan mempengaruhi persepsi terhadap proses persalinan. Pegawai tetap perlu memberikan perhatian dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu yang akan melahirkan pertama kali. Bimbingan yang tepat dan dimengerti oleh ibu yang akan melahirkan dapat membantu proses persalinan berjalan lancar. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu primipara terhadap faktor-faktor yang menghambat penerapan latihan senam hamil pada saat persalinan kala I."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5068
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Aulia Ainani
"Latar Belakang: Kecemasan dental merupakan suatu perasaan negatif yang tidak beralasan saat berkunjung ke dokter gigi untuk melakukan perawatan gigi. Kecemasan dental ini dapat menjadi hambatan bagi pasien anak maupun dewasa dalam melakukan perawatan gigi. Pengalaman buruk dental seperti rasa sakit saat perawatan, sikap tim dokter gigi yang kurang ramah, serta adanya rasa malu yang timbul akibat kondisi gigi geligi dapat menjadi faktor yang menimbulkan kecemasan dental. Pengalaman dental tersebut dapat terjadi pada masa anak-anak, remaja, dan dewasa. Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan kecemasan dental dengan pengalaman dental sebelumnya, salah satunya telah dibuktikan bahwa tidak adanya hubungan antara kecemasan dental dan pengalaman dental.
Tujuan: Menganalisis hubungan kecemasan dental saat ini dan pengalaman dental pada anak yang pernah berkunjung ke dokter gigi.
Metode: Data diambil secara daring dengan studi potong lintang pada siswa/i Bimbingan Belajar Nurul Fikri di seluruh wilayah DKI Jakarta menggunakan alat ukur berupa kuesioner CFSS-DS (Children’s Fear Survey Schedule-Dental Subscale) yang telah dimodifikasi urutannya dengan total subjek berjumlah 82 orang. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan SPSS.
Hasil:  Persentase terbesar tingkat kecemasan dental tinggi terdapat pada pencabutan gigi atau ekstraksi gigi sebesar 15,52% dan berdasarkan Uji Chi-square terlihat terdapat hubungan yang tidak bermakna (p > 0,05) antara kecemasan dental saat ini dan jenis perawatan dental yang pernah dilakukan.
Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang tidak bermakna pada hubungan antara kecemasan dental saat ini dan pengalaman dental pada siswa/i Bimbingan Belajar Nurul Fikri di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Background: Dental anxiety is an unreasonable negative feeling when visiting the dentist for dental treatment. Dental anxiety can be an obstacle for pediatric and adult patients in performing dental care. Bad dental experiences such as pain during treatment, the unfriendly attitude of the dental team, and the embarrassment that arises due to the condition of the teeth can be factors that cause dental anxiety. These dental experiences can occur in childhood, adolescence, and adulthood. Many studies have been conducted on the correlation between dental anxiety and previous dental experiences, one of which has proven that there is no correlation between dental anxiety and dental experience.
Objective: To analyze the correlation between current dental anxiety and dental experience in children who have visited the dentist.
Methods: Data were collected online by cross-sectional study on Nurul Fikri Tutoring students throughout DKI Jakarta using a measuring instrument in the form of a CFSS-DS (Children's Fear Survey Schedule – Dental Subscale) questionnaire which has been modified in order with a total of 82 subjects. Data analysis was performed by univariate and bivariate analysis using SPSS.
Results: The largest percentage of high dental anxiety levels was found in tooth extraction by 15.52% and based on Chi-square tests, it was seen that there was a non-significant correlation (p > 0.05) between current dental anxiety and types of dental treatment ever performed.
Conclusion: In this study, it was found that there was a non-significant correlation between current dental anxiety and dental experience in Nurul Fikri Tutoring students throughout DKI Jakarta.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Trisnowati
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nawanto A. Prastowo
"Waktu latihan mempengaruhi peningkatan kadar antigen t-PA (ant t-PA). Waktu latihan sore meningkatkan kadar ant t-PA lebih tinggi dibanding waktu latihan pagi pada intensitas latihan yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh waktu latihan aerobik intensitas 60-70% laju jantung maksimal (LJM, 220-umur) selama 15 menit terhadap peningkatan kadar dnt t-PA. Subyek terdiri dari 16 laki-laki sehat, tidak terlatih berumur 25-35 tahun yang menjalani uji sepeda pagi (06.30-08.30 wib) dan sore (15.00-17.00) pada selang waktu 2 hari. Uji Wilcoxon sign ranked menunjukkan peningkatan kadar ant t-PA yang bermakna setelah latihan pagi dan sore sebesar 43,5% (P=0,03) dan 35% (P=0,03). Uji Wilcoxon U menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara peningkatan kadar ant t-PA setelah latihan pagi dan sore. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu latihan pagi atau sore tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar ant t-PA pada intensitas latihan sedang.

Increased t-PA antigen (t-PA ant) level during exercise is affected by diurnal variation. Exercise in the afternoon increases t-PA ant higher than exercise in the morning. Purpose of this study was to examine the effect of time of day aerobic exercise on t-PA ant level. Subjects were 16 sedentary, healthy untrained male, performed 2 session ergo cycle at 60-70 maximal heart rate (MHR, 220-age) both Morning (06.30-08.30) and afternoon (15.00-17.00) by 2 days separated. Wilcoxon sign ranked test show t-PA ant increased significantly after exercise in the morning (43.5%, P=0,03) and afternoon (38%, P=0,03) but not significant different between morning and afternoon (P=0,97). It was concluded that time of day exercise did not affect t-PA ant level in moderate aerobic exercise intensity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T55780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indrawati
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Kanker ini merupakan kanker
yang paling umum diderita wanita. Pengalaman dan pengobatan kanker tersebut
mempunyai pengaruh yang besar dalam kualitas hidup pasien, seperti kelemahan,
nausea dan nyeri. Efek samping atau keluhan dari kanker dan pengobatannya cenderung
meningkat selama perawatan dan dapat menetap selama berbulan-bulan atau bertahuntahun.
Untuk mencapai proses penyembuhan dan pemulihan yang baik pada pasien
kanker payudara pasca mastektomi perlu adanya manajemen nyeri yang tepat. Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh latihan fisik terhadap nyeri pada pasien kanker
payudara pasca mastektomi di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Desain
penelitian ini adalah quasi eksperiment, khususnya non-equivalent control group dengan
pre dan post test. Sampel berjumlah 30 orang (15 orang kelompok intervensi yang
diberikan 7 hari latihan fisik ditambah analgesik dan 15 orang kelompok kontrol yang
diberikan terapi standar analgesik), yang diambil dengan metode non probability
sampling jenis consecutive sampling. Evaluasi tingkat nyeri dilakukan setiap hari baik
pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil penelitian diperoleh adanya
penurunan tingkat nyeri setiap harinya, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok
kontrol. Penurunan yang lebih besar terjadi pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya
latihan fisik pada pasien kanker payudara pasca mastektomi dapat berpengaruh terhadap
penurunan tingkat nyeri. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lanjut
dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dilanjutkan dengan perawatan di rumah serta
dapat di jadikan salah satu intervensi keperawatan dalam menangani manajemen nyeri
pasca mastektomi.

ABSTRACT
Breast cancer is one of the common types of cancer among women. The trajectory of the
experience for having the disease and its trestment are believed to produce a big effect on
the quality of life of the patients. The experiences such as weaknesses, nauseated, and
pain have to be through by the patients on the daily bases. This side effects and
complaints created form the cancer and its therapy tend to increase during hospitalization
and can be pertinent for months or ever years. Therefore, to achieve a better healing and
recovery processes for the breast cancer patients especially post mastectomy requires the
right pain management.
The purpose of this study is to identify the effect of physical exercise on pain perceived
by the breast cancer patient after mastectomy at Dr Achmad Mochtar General Hospital,
Bukittinggi. The design was a quasi experimental using a non-equivalent control group
with pre and post test approach. There was 30 subjects participated in the study divided
two groups (the intervention group was provided with analgesic and seven days physical
exercise; and, the control group was provided with analgesic only); 15 subjects for each
grup. A non probability sampling method-consecutive type was utilized to gather the
subjects. The pain was evaluated each day to both groups.
The findings of the study demonstrated that there is a daily pain reduction between both
groups. Further, the comparison of the pain reduction between these two group leads to
the bigger pain reduction in the intervention group compared to the control group
(p=0.000). This finding showed that the physical exercise provided to the post
mastectomy-breast cancer patients has a significant effect to reduce the pain level. This
with home care; also this finding can be used as a foundation to involve physical
exercise as on of the nursing intervention in managing post mastectomy pain commonly
experienced by breast cancer patients."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lontoh, Susy Olivia
"ABSTRAK
Latihan fisik intensif dan berkepanjangan menimbulkan adaptasi sistem kardiovaskuler
berupa hipertrofi ventrikel kiri (Left ventricle hypertrophy = LVH), yang
merupakan ciri khas respons adaptasi atau kompensasi jantung terhadap
peningkatan tekanan maupun volume berlebih pada ventrikel kiri. Hipertrofi
ventrikel kiri ini dikategorikan sebagai athlete’s heart dan dianggap sebagai
remodeling jantung yang fisiologis, tetapi beberapa penelitian menganggap
perubahan ini juga dikaitkan dengan konsep maladaptif hipertrofi jantung.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan fisik anaerobik dan
detraining terhadap morfologi miokardium ventrikel kiri jantung tikus Wistar.
Penelitian ini menggunakan tikus galur Wistar jantan (8 minggu), dibagi menjadi
2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok perlakuan latihan
fisik anaerobik dibagi menjadi kelompok perlakuan latihan fisik anaerobik 4
minggu, 12 minggu, 4 minggu latihan anaerobik detraining 4 minggu dan 12
minggu latihan anaerobik detraining 4 minggu. Latihan anaerobik dilakukan
selama 4 minggu dan 12 minggu dengan kecepatan kecepatan 35 m/mnt selama
15 menit dengan diberikan selang waktu istirahat selama 90 detik setiap 5 menit
berlari. Pada akhir perlakuan dilakukan pemeriksaan morfometrik dan struktur
histopatologi miokardium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan anaerobik
selama 4 maupun 12 minggu serta kelompok detraining menyebabkan perubahan
morfologi miokardium ventrikel kiri tikus Wistar .

ABSTRACT
Regular physical training induces cardiovascular adaptation such as left
ventricular hypertrophy (LVH), which is a characteristic adaptive response of the
heart towards pressure or volume overload. This left ventricular hypertrophy is
called “athlete’s heart” and also determines physiologic remodelling heart, but in
a few study findings myocardial hypertrophy was maladaptive forms of
hypertrophy. The purpose of this experiment is to study the morphologic changes
of the left ventricular myocardium in anaerobic physical training and detraining.
This experiment uses young adult Wistar rats (8 weeks old) and were divided into
2 groups: control group and anaerobic exercise group. Each anaerobic exercise
group was divided into 4 weeks exercise, 4 weeks exercise followed by 4 weeks
detraining, 12 weeks exercise and 12 weeks exercise followed by detraining
respectively. The anaerobic group was exercised on a treadmill with a speed of 35
m/minutes for 15 minutes, with a 90 seconds period of rest after 5 minutes
running. The morphometric and histopathologic myocardial structures were
examined, then conclusion anaerobic physical training during 4 and 12 weeks
exercise with detrain group have caused morphologic changes of the left
ventricular myocardium"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Nadira
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa depan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk mengukur penerimaan diri digunakan Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) yang dikembangkan oleh Chamberlain dan Haaga (2001), sementara itu untuk kecemasan menghadapi masa depan digunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Zalenksi (1996) yaitu Future Attitude Scale (FAS). Partisipan dalam penelitian ini adalah 101 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Teknik analisis data menggunakan pearson correlation untuk menjawab masalah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa depan (r = -0,419).

This research aim to find correlation between future anxiety and selfacceptance among Faculty of Psychology of Universitas Indonesia student. Unconditional Self-Acceptance Questionnaire developed by Chamberlain and Haaga (2001) was used to measure self-acceptance, while Future Attitude Scale developed by Zaleksi (1996) was used to measure future anxiety. Participants in this research were 101 students of Faculty of Psychology of Universitas Indonesia. Pearson correlation analysis technique was used to answer the research problem. The result showed that there was a negative significant correlation between self-acceptance and future anxiety (r = -0,419)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>