Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jane Savitri
"Adversiry Quotient adalah kemampuan individu untuk berespon terhadap kesulitan yang didasari oleh keempat dimensinya yaitu kontrol, Ownership, Reach dan Endurance
(Stoltz, 1997). Advemily Quonenr rnemberikan pcmahaman baru mengenai apa yang diperlukan siswa untuk mencapai kesukscsan , terutama bagi peningkatan kemampuan
untuk mengatasi hambatan 31811 keaulitan yang dihadapi dalam proses pendidikan maupun tantangan kehidupan . `
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji
tiga hipotesis. Metode penelitian yang digunakan yaitu korelasi. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi ( sumbangan yang bermakna ) dari Orientasi Masa Depan dalam bidang pcndidikan dan iklim kelas baik secara bersama-sama
maupun tersendiri atau parsial terhadap Adversify Qumienr siswa, besamya sumbangan yang bermakna tersebut.
Sampel penelitian adalah siswa kelas dua SMUK 2 BPK Penabur Bandung
sebanyak 169 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Adversiry Quorienr yang diadaptasi oleh Lesmawati , dari alat ukur yang dikembangkan oleh Stoltz, Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan hasil modifikasi Victoriana dari tcori Nurmi, dan iklim kelas yang dimoditikasi bcrdasarkan skala iklim kelas dari Trickett dan Mons. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi Multiple Regression dengan metode stepwise.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orientasi Masa Depan dalam bidang
pendidikan memberikan sumbangan yang bermakna terhadap Adverxi/y Quolienr, bcrbeda dengan iklim kelas yang tidak memberikan sumbangan bermakna terhadap Advenviry Quolienl Namun secara bcrsama-sama , Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan
dan iklim kelas masih membcrikan sunibangan bcmnakna terhadap Adversity Quotient.
Berdasarkan pengolahan Iebih lanjut diperoleh hasil bahwa aspek perencanaan dan evaluasi dari Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan membcrikan sumbangan bermakna
terhadap dimensi conrrol, ownership dan endurance dari Adversily Quorienl , sedangkan dimensi Involvement dan Teacher Comm! memberikan sumbangan bemakna bagi dimensi control , owncrzv/tip dan reach dariadversity Quntient
Saran yang dibcrikan pada sekolah adalah berusaha untuk mengembangkan ketiga aspek Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan secara berkesinambungan dan membekali guru dengan pemahaman /hlvenwry Qfmfiem dan mcrancang aktivitas kelas yang memfasilitasi siswa untuk tcrlibal dan berpartisipasi aktiff Sclain ilu guru berupa unluk
lebih banyak menekankan pengalaman-pcngalaman keberhasilan siswa daripada pengalaman-pengalaman kegagalan mcreka agar keyakinan diri siswa dalam mencapai keberhasilan semakin meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan pula untuk melakukan penulitian mengenai Adversiry Quorien/ pada setting pendidikan yang lain dengan cakupan yang lebih luas. Selain ilu yang dapat ditclili variabcl-variabci Iain yang mungkin mempengaruhi
Adversity Quorienr seperti pengaruh-pcngaruh dari orang tua, guru, teman sebaya dan orang-orang yang memiliki peran penting selama masa kanak~kanak , sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang Adversity Quurient."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ros Mayasari
"Penelitian ini bertolak dari adanya kebutuhan akan pemahaman peran faktor-faktor psikologis dalam proses pembelajaran mata kuliah Bahasa Arab. Di IAIN (Institut Agama islam Negeri), mata kuliah Bahasa Arab menjadi mata kuliah yang penting dilihat dari tujuan lembaga ini yang bergerak pada pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmn keislaman- Pengemhangan dan pengkajian ilmu-ilmu keislaman sangat memerlukan penguasaan bahasa Arab karena sumber utama pengkajian bidang disiplin ilmu ini berasal dan literatur yang berbahasa Arab. Namun pada kenyataannya, hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Arab belum optimal Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikaji beberapa faktor psikologis yang dianggap memberi sumbangan terhadap keberhasilan Mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Arab. Dari beberapa faktor psikologis yang perlu mendapatkan perhatian adalah kemampuan awal bahasa Arab, self-efficacy, dan rask value. Faktor kemampuan awal bahasa Arab penting diteliti karena mahasiswa IAIN berasal dari sekolah umum, madrasah, dan pondok pesantren dimana ketiga lembaga pendidikan tersebut memberi porsi mata pelajaran Bahasa Arab yang berbeda-beda.
Faktor self-efficacy (penilaian kemampuan diri untuk melakukan tugas tertentu) juga dianggap penting untuk diteliti karena mata kuliah Bahasa Arab sering dianggap sebagai mata kuliah yang sulit Pandangan tentang kesulitan suatu tugas akan mempengaruhi penilaian seseorang tentang kemampuannya untuk berhasil pada tugas tersebut. Demikian juga dengan faktor task value (penilaianmu tentang kebermaknaan dan kepentingan suatu tugas). Adanya perbedaan tujuan jurusan-jurusan yang ada di setiap fakultas yang tidak semuanya berhubungan langsung dengan pengkajian ilmu keislaman, memungkinkan perbedaan penilaian (ask value mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Arab. Oleh karena itulah penelitian ini bertujuan untuk meneliti sumbangan kemampuan awal bahasa Arab, faktor self-efficacy, dan task value terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab.
Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Tarbiyah semester satu yang sedang mengambil mata kuliah Bahasa Arab. Sampel berjumlah 214 orang yang diperoleh dengan teknik accidental .sampling. Data tentang kemampuan awal bahasa Arab menggunakan hasil ujian masuk IAIN pada mata ujian Bahasa Arab dan data hasil belajar diambil dari hasil ujian mid semester mata kuliah Bahasa Arab. Adapun data tentang self-efficacy dan task value diperoleh dari kuesioner self-efficacy dan task value. Analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi dan pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS (Statistical Package for Social Science).
Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan awal dan self-efficacy memberi sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab, baik pada saat dihitung sendiri~sendiri maupun bersama-sama. Adapun faktor task value ternyata tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab. Tidak adanya sumbangan yang signifikan variabel task value terhadap hasil belajar diduga karena adanya interaksi antara variabel task value dengan variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini, adanya tingkat self-efficacy yang rendah dan dimungkinkan pula oleh adanya sikap faking good responden dalam menjawab kuesioner.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan melakukan pengontrolan variabel tertentu yang dianggap memberi pengaruh terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab seperti bakal bahasa asing dan perlunya keseragaman pengukuran hasil belajar serta menggunakan teknik random sampling untuk pengambilan sampel penelitian agar hasil penelitian dapat digeneralisir secara lebih luas. Penelitian tentang variabel rask value perlu dilakukan dengan melibatkan variabel-variabel lain seperti strategi belajar karena dalam penelitian Pintrich dan Dc Groot (1990), sumbangan task value muncul terhadap strategi belajar. Strategi belajar inilah yang berpengaruh secara langsung terhadap hasil belajar. Di samping itu, penelitian bersama antara variabel kemampuan awal, motivational belief (seperti self-efficacy dan task value) serta strategi belajar penting dilakukan untuk melihat bagaimana pola hubungan dan interaksi antara variabel-variabel tersebut dalam mempengaruhi hasil belajar.
Faktor kemampuan awal bahasa Arab dan self-efficacy ternyata memberi sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Arab. Oleh karena itu, disarankan untuk mengembangkan program pengajaran yang dapat mengakomodasi perbedaan kemampuan awal bahasa Arab mahasiswa yang bervariasi, misalnya dengan memberi bimbingan remedial atau mengelompokkan mahasiswa pada satu kelas sesuai dengan tingkat kemampuan awal bahasa Arabnya di samping itu, disarankan pula untuk mengmbangkan proses pembelajaran di kelas yang dapat meningkatkan self-efficacy mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Arab. Misalnya, memberi pengalaman sukses dalam mengerjakan tugas-tugas mata kuliah Bahasa Arab, memberi umpan balik yang konsisten terhadap kemajuan penguasaan mahasiswa terhadap hasil belajarnya serta tetap memberikan persuasi verbal bahwa mereka memiliki kemampuan untuk berhasil dalam mata kuliah Bahasa Arab."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Istiani
"Differential Item Functioning (DIF) berdasarkan gender menjadi topik utama dalam penelitian terhadap tes baterai multibakat Differential Aptitude Test (DAT). Dalam buku manual DAT edisi ke-5, (1974) disebutkan terdapat perbedaan penormaan terhadap kelompok siswa laki-laki dan siswa perempuan, terutama pada subtes penalaran mekanik. Penelitian ini dilakukan terhadap sampel siswa SMU swasta di Yogyakarta. Sampel diambil dari kelas 1 dan kelas 2. Diantara 5 SMU tersebut terdapat 3 sekolah khusus yaitu satu khusus siswa laki-laki pada kelas 1 dan 2 khusus siswa perempuan pada kelas 2. Analisa karakteristik psikometrik secara umum dilakukan dengan Item and Test Analysis (ITEMAN). Analisa keberadaan DIF berdasarkan gender menggunakan metode Item Response Theory (IRT) dengan menghitung nilai chi-Square dan area antara dua item karakteristik survei item yang sama dari kelompok yang berbeda. Software yang digunakan adalah BILOG untuk memperoleh item parameter.
Analisa terhadap keberadaan DIF berdasarkan gender memberikan hasil positif. Indikasi paling kuat terdapat pada subtes penalaran mekanik. Hasil ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam buku manual DAT edisi ke-5, (1974). Hasil pengolahan data menunjukkan juga item-item tidak fit terhadap data, dan item-item yang mengandung DIF. Sejauh ini pengaruh dari kelompok sekolah khusus tersebut terhadap kelompok masing-masing cukup besar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T37971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katharina A. Pandegirot
"Seorang dikatakan cerdas, jika selain memiliki kemampuan berpikir yang baik dia juga menampilkannya secara konsisten dalam perilakunya sehari-hari ketika menjalani kehidupan Masalahnya, tidak semua orang yang memiliki kemampuan berpikir, memiliki pula karakter intelektual yang gemar berolah pikir. Dengan ketiadaan karakter ini, maka mustahil seseorang dapat tumbuh menjadi IW-time learner, suatu kualitas yang diperlukan individu untuk meneruskan perkembangannya secara mandiri selepas dari masa sekolah kelak, dan untuk menjalani hidupnya secara cerdas. Diketahui bahwa perkembangan manusia tidak terlepas dari konteks lingkungan tempat individu itu tinggal Dalam konteks lingkungan ini, terdapat pengaruh budaya, belief system dan serangkaian nilai-nilai di dalamnya. Maka universitas, sebagai tempat mahasiswa berkuliah, juga merupakan lingkungan sosial dan budaya, yang memiliki potensi besar sebagai tempat dilakukannya interalisasi budaya berpikir, karena di dalam universitas terdapat berbagai bidang ilmu yang memiliki metode-metode ilmu yang berbeda yang diduga dapat memberikan pengaruh berbeda pula. Institusi Pendidikan sebagai salah satu agen enkulturasi dianggap sebagai pihak yang bertanggung-jawab untuk mengembangkan karakter intelektual ini kepada para siswanya selain memberikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan. Penelitian ini melakukan eksplorasi atas penyebaran disposisi-disposisi Intelektual Character pada tiga metode ilmu yang berbeda yang terdapat dalam universitas, yang diwakili oleh enam (6) fakultas dan jurusan yang berbeda, pada kelompok subyek semester 2 dan semester 6. Dari eksplorasi ini diperoleh gambaran bahwa subjek semester 2 memiliki skor Intelektual Character yang lebih baik dibandingkan subjek semester 6. Dalam suasana belajar yang tidak memberikan orang bagi siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya atas materi kuliah yang diberikan melalui berbagai media yang diperlukan seperti diskusi, brainstroming, praktek laboratorium, praktek lapangan; sena tidak memberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi gagasan-gagasan sebagai pendalaman yang relevan atas suatu topik, universitas akan sulit menghasilkan individu berkarakter intelektual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lufiana Harnany Utami
"Kepercayaan pribadi adalah salah satu komponen yang harus ada pada individu seorang guru yang oleh Bandura diterjemahkan sebagai self efficacy guru. Self efficacy guru merupakan keyakinan guru akan kemampuannya untuk mengelola tugasnya secara profesional dalam proses pembelajaran, menjalankan peran-perannya sebagai seorang guru serta menghadapi tuntutan lugas lainnya dalam berbagai situasi yang terjadi Penelitian ini adalah mengenai self-efficacy guru di Sekolah Madania.
Tujuan penelitian ini ialah
(1) membuktikan apakah trait kepribadian sebagai faktor pribadi berhubungan dengan self-efficacy guru dan memberikan kontribusi pada pembentukan self-efficacy guru di Madania
(2) membuktikan apakah iklim psikologis sekolah sebagai faktor
lingkungan berhubungan dengan self-efficacy guru di Madania dan
(3) membuktikan bahwa apakah trait kepribadian dan iklim psikologis sekolah secara bersama-sama berhubungan dengan self-efficacy guru serta melihat mana yang lebih besar kontribusinya pada pembentukan self-efficacy guru di Madania.
Sampel penelitian ini adalah 120 orang guru yang ada dalam tahun ajaran 2003/2004 di Sekolah Madania. Alat ukur yang digunakan adalah skala NEO big five yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae, skala self efficacy guru yang dikembangkan oleh Bandura serta angket iklim psikologis sekolah yang disusun bcrdasarkan dimensi iklim psikologis organisasi dari James dan Sells. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lrair kepribadian dengan self-efficacy menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan. Dari kelima trait kepribadian yang ada, ternyata trail kepribadian extraversion consctentionsnes dan openness yang memberikan kontribusi sccara signifikan dalam pembentukan self-qiicacy sedangkan trair kepribadian neuriticsm dan agreeableness terlihat tidak signifikan kontribusinya. Iklim psikologis sekolah dengan self-efficacy juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan Demikian pula dengan variabel trait kepribadian dan iklim psikologis sekolah yang secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap self-efficacy secara signifikan.
Saran utama yang diajukan kepada Madania adalah memberikan perhatian pada penciptaan iklim psikologis sekolah yang positif guna mendorong meningkatnya self-efficacy guru. Berdasarkan hasil penelitian yan didapat, disarankan untuk melakukan penelitian yang melibatkan subyek dari beberapa sekolah agar hasilnya dapat digeneralisir untuk populasi yang lebih luas. Sebaiknya dibedakan pula self-efficacy guru secara umum seperti yang dilakukan pada penelitian ini dengan self-efficacy yang terfokus pada pengajaran di kelas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcelino Chandra Wiria
"Permasalahan peningkatan prestasi menjadi objek studi yang utama dari sport science atau ilmu olah raga, yang dewasa ini dikcmbangkan secara sistematis dan berencana di berbagai negara. Olahragawan dapat atau mampu memperlihatkan kemampuan prestasi yang maksimal, maka perlu menyiapkan kondisi fisik, psikologis dan juga kesiapan psikologis. Dalam diri seorang atlet dimana tuntutan berprestasi terjadi terus menerus, mereka sering mengalami stres. Physical Self Efficacy yang dipersepsikan oleh individu merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam performasi yang akan datang yang pada gilirannya dapat pula menjadi faktor yang ditentukan oleh pola keberhasilan - kegagalan perormance yang pernah dia1ami Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang diperlakukannya konsep psikologis yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi olahraga atiet dalam persiapan dan masa pertandingan, artinya adakah hubungan konsep psikologis yang diteliti, yakni stres dan self effency terhadap peningkatan prestasi olahraga di bidang atletik Beragamnya kualitas asa] atlet dan kondisi pembinaan serta progam pelatihan menyebabkaau perlunya dipikirkan pelatihan berdasar psikologi demi peningkatan. prestasi atlet. Penelitian ini bertujuan mengungkap hubungan stres arousal dan tes psikis dengan prestasi olahraga di bidang atletlk. Melalui kajian teoritis tentang prestasi olahraga, serta variabel yang diperkirakan mempengaruhi prestasi olahraga, yaitu stres dan Physical Self Efficacy, maka diajukan tiga hipotesis penelitian yang diuji kebenararnnya Hipotesis tersebut adalah I. Ada hubungan yang positif signifikan antara stres dalam persiapan pertandingan dan Physical Self Efficacy terhadap peningkatan prestasi olahraga di bidang atletik. 2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara stres dalam persiapan pertandingan dengan prestasi olahraga di bidang atletik, bila pengaruh kepercayaan diri dikontrol 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Physical Self Eflicacy dan prestasi olahraga di bidang atletik, bila pengaruh stres dalam persiapan pertandingan di kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di stadion madya Senayan yang melibatkan atlt atlet dari daerah DKI Jakarta, Maluku., Papua serta arlet pelatnas yang dianggap mencerminkan populasi atlet. Sampel yang digunakan adalah atlet atlet berprestasi atau lolos kualifikasi PON ke-15 di Surabaya, sebanyak 62 orang dari beberapa nomer cabang olahraga atletik. instrumen yang dipakai adalah Stress Arousal Checklist dan Physical self-efficacy scale. Dari tiga hipotesis yang diajukan ada 1 hipotesis yang dinyatakan diterima atau didukung oleh data yang terkumpul. Sedangkan dua hipotesis lainnya ditolak atau tidak terbukti. Hipotesis yang diterima atau terbukti adalah sebagai berikut Ada hubungan yang positif signifikan antara stres dalam persiapan
pertandingan dan Physical Self Efficacy terhadap peningkatan prestasi
olahraga di bidang atietik. Hipotesis-hipotesis yang tidak diterima atau tidak terbukti adalah sebagai bcrikut 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara stres dalam persiapan pertandingan dengan prestasi olahraga di bidang atletik, bila pengaruh kepercayaan diri dikontrol. 2 Ada hubungan yang positif dan signifikau antara Physical Self Efficacy dan prestasi olahraga di bidang atletik, bila pengaruh stres dalam persiapan pertandingan di kontrol. Dalam diskusi dibahas berbagai alasan tidak terbuktinya kedua hipotesis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Vini Sagitha Putri
"Fenomena penyalahgunaan zat telah mempengaruhi anak dan remaja di seluruh dunia baik secara langsung dan tidak langsung, tanpa mempertimbangkan usia jenis kelamin, budaya latar belakang etnik. pendidikan, ras dan status sosial ekonomi. Masalah ini telah ada sejak tahun 60-an dan akan terus ada di masa yang akan datang Untuk itu diperlukan treatment khusus untuk penyalahgunaan zat sehingga berdiri rehabilitasi dengan berbagai pendekatan. Dalam penanganan seorang penyalahguna zat, praktisi membutuhkan pemahaman dan terutama diagnosa untuk treatment selanjutnya Penentuan diagnosis menjadi penting karena menentukan treatment atau terapi untuk individu dengan gangguan yang berhubungan dengan zat. Untuk itu diperlukan penentuan diagnosis yang akurat dan dalam waktu yang relatif cepat. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti berusaha untuk menguji reliabilitas dan validitas Panduan Wawancara Terstruktur untuk individu dengan gangguan yang berhubungan dengan zat. Panduan wawancara Terstruktur untuk individu dengan gangguan yang berhubungan dengan zat disusun oleh Tommy Narotama (2003) dengan menggunakan pendekatan symptom-oriented dan menggunakan DSM IV-TR sebagai konstruk penyusunan Diagnosis Aksis I.
Panduan Wawancara Terstruktur untuk individu dengan gangguan yang berhubungan dengan zat berisi sejumlah pertanyaan yang dibagi menjadi 5 (lima) kelompok besar (Narotama. 2003), yaitu data demokratik (keluhan riwayat penggunaan dan treatment); penjabaran kriteria diagnosis aksis I; riwayat psikososial singkat; status mental; evaluasi multiaksial , prognosis dan rencana terapi. Penelitian ini melakukan uji reliabilitas dan validitas Penjabaran Diagnosis Aksis II pada Panduan Wawancara Terstruktur untuk individu dengan gangguan yang berhubungan dengan Zat secara kuantitatif. Untuk melakukan uji reliabilitas peneliti menggunakan teknik Scorer Reliability interrater. Sedangkan untuk uji validitas, peneliti menggunakan teknik criterion related dengan menggunakan kriteria diagnosis dari dokter atau psikolog.
Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling karena karakteristik sampel penelitian ini terbatas. Penelitian ini hanya dapat dilakukan pada individu yang memiliki keluhan yang berhubungan dengan gangguan zat atau individu pada populasi yang spesifik. Karakteristik subjek adalah individu yang berada dalam rehabilitasi atau rumah sakit dengan gangguan yang berhubungan dengan zat dan individu tersebut merupakan pasien baru di dalam rumah sakit atau rehabilitasi yang bersangkutan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Koefisien Kappa. karena datanya bersifat nominal dan ditujukan untuk menguji kesesuaian antara rer. Hasilnya diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.32 dan koefisien validitas 0,902 pada 32 responden (18 responden RSKO dan I4 responden Yayasan Harapan Permata Hati Kita).
Selain itu, peneliti juga melakukan revisi pada Panduan Wawancara Terstruktur untuk individu dengan Gangguan yang Berhubungan dengan Zat dan didapatkan koefisien Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,dengan menguji reliabilitas dan validitas Panduan Wawancara Terstruktur untuk individu dengan Gangguan yang Berhubungan dengan Zat secara kualitatif dan kuantitatif dengan menambah jumlah responden. Selain itu. perlu untuk mendapatkan responden dengan diagnosis yang berbeda-beda sehingga bagian Penjabaran Diagnosis Aksis I semakin teruji."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Christina Ruth Elisabeth; Junita Elvira Pandji Surya
"Ilustrasi Gambar Cerita (IGC) sebagai salah satu media pengajaran untuk anak prasekolah turut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar anak. Penggunaan IGC pada cerita atau saat cerita disampaikan pada anak prasekolah dimaksudkan untuk membantu anak memahami isi cerita. Hal ini disebabkan karena saat anak mendengar cerita, beberapa kata atau kalimat tidak mereka pahami karena bersifat abstrak atau belum pernah mereka alami.
Pada pendidikan prasekolah sendiri terdapat penekanan untuk menstimulasi kemampuan mengingat anak sebagai salah satu aspek pengembangan kemampuan dasar daya pikir anak (Depdiknas, 2001). Sejalan dengan hal itu pemakaian IGC ditekankan saat mengajar anak dengan bercerita. Dari berbagai penelitian mengenai IGC di luar negeri, didapat pandangan yang berbeda (pro dan kontra) mengenai pengaruh IGC terhadap belajar anak
Pada beberapa penelitian tersebut, diketahui pula bahwa pemaknaan unsur warna dalam IGC membuat IGC lebih berpengaruh secara efektif dalam memahami dan mengingat isi tulisan yang ilustrasikan (Spaulding dalam Anglin, Towers &. Levie, 1996).
Penelitian-penelitian yang disebutkan diatas sebagian besar belum melihat apakah pengaruh IGC menetap dalam waktu yang lama/durable over time (Anglin, Towers & Levie, 1996). Di Indonesia sendiri masih jarang dilakukan penelitian mengenai pengaruh IGC terhadap belajar anal; khususnya kemampuan mengingat anak. Oleh karena itulah penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh IGC terhadap kemampuan mengingat isi cerita jangka pendek dan jangka panjang pada anak prasekolah usia 5-6 tahun. Mengingat warna membuat anak lebih mudah menyimpan informasi dalam memori, maka penelitian ini juga akan meneliti perbedaan pengaruh dari IGC berwarna dan IGC Tidak berwarna terhadap kemampuan mengingat anak.
Pada awalnya direncanakan penelitian ini bersifat eksperimental, tapi pada pelaksanaannya tidak dapat dilakukan random assignment schinggts penelitian ini lebih bersifat quasi-experimental. Penelitian ini dilakukan terhadap anak-anak TK B Sekolah Tina Marla-Yayasan BPK Penabur, Pondok Indah_ Sampel penelitian berjumlah 36 anak yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Dan hasil penelitian diperoleh bahwa secara umum tingkat kemampuan mengingat isi cerita pada anak prasekolah usia 5-6 tahun, paling rendah jika tidak menggunakan IGC saat cerita disampaikan. Pada kemampuan mengingat jangka pendek, IGC tidak berwarna berpengaruh secara signifikan positifi Pada kemampuan mengingat jangka panjang, baik IGC tidak berwarna maupun IGC berwarna berpengaruh secara signifikan positif hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara IGC berwarna dan IGC tidak berwarna.
Pada penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan random assigment saat pembagian kelompok penelitian dan juga melakukan pengontrolan terhadap kecenderungan gaya belajar anak (visual dan verbal). Jumlah sampel penelitian juga perlu diperbanyak, misalnya dengan melibatkan beberapa sekolah agar hasil penelitian bisa digeneralisir secara lebih luas. Untuk menghindari berpengaruhnya variabel sekunder pencerita, cerita bisa disampaikan pada anak dengan cara mendengarkan cerita yang direkam dalam kaset.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mengingat anak berada pada tingkat paling rendah jika tidak menggunakan IGC dan IGC tidak berwarna memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap kemampuan mengingat isi cerita pada anak prasekolah usia 5-6 tahun. Oleh karena itu disarankan pada pendidik anak prasekolah dan orang tua untuk memakai IGC saat bercerita pada anak, karena informasi yang diberikan akan lebih banyak dipahami dan diingat anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosana Dewi Yunita
"Masa kanak-kanak awal merupakan periode kritis untuk pembentukan sikap dan perilaku sosial. Pada saat inilah muncul tugas perkembangan sosial yang meliputi keterampilan sosial, emosional, kognitif serta keterampilan berperilaku, belajar bekerjasama dan mengembangkan hubungan persahabatan. Kontak sosial yang terjadi pada saat ini akan mendorong berkembangnya kompetensi sosial pada anak, yang membantunya beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Anak yang kurang mempunyai kompetensi sosial, kemungkinan besar akan menjadi orang dewasa yang mempunyai resiko tinggi mengalami gangguan perilaku dan kurang memiliki motivasi berprestasi. Untuk mengembangkan kompetensi sosial pada anak, lingkungan sekolah merupakan lingkungan belajar yang efektif untuk mengembangkan keterampilan akademik maupun sosial. Keberhasilan guru dalam membantu anak mengembangkan kompetensi sosial tergantung kepada kemampuan guru dalam memberikan program yang spesifik yang dapat membantu pengembangan keterampilan tersebut.
Dengan demikian untuk membantu guru, maka disusunlah suatu program yang aplikasi disesuaikan dengan perkembangan anak. Program ini diharapkan mampu mencapai tujuan secara sistematis dalam mengembangkan kompetensi sosial anak. Program ini juga dapat menjadi panduan bagi orangtua di rumah.
Namun demikian, masih ada kekurangan dalam program ini, antara lain analisa kebutuhan awal tidak dilakukan di berbagai tempat/daerah, selain itu program ini juga belum diujicobakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlulah bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan analisa kebutuhan di beberapa tempat yang dapat mewakili karakteristik anak di berbagai tempat yang bersangkutan sehingga dapat diperoleh data yang lebih komprehensif. Selain itu, apabila akan menggunakan program ini, sebaiknya melakukan uji coba lebih dahulu untuk penyempurnaannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti selanjutnya adalah membuat format evaluasi yang lebih detail yang dapat memberi data tentang perkembangan anak setelah mendapatkan program, dapat juga mencoba mengidentifikasi aspek kompetensi sosial pada kegiatan-kegiatan lain yang diajarkan dan memberikan panduan guru memantau perkembangan kompetensi sosial pada anak didiknya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>