Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169892 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Senam merupakan salah satu bentuk latihan fisik pada penatalaksanaan osteoporosis
yang dapat bersifat pencegahan dan pengobatan. Bagi seseorang yang menderita
osteoporosis tindakan senam bertujuan untuk rehabilitasi dan mencegah cedera. Gejala
osteoporosis cenderung lebih dirasakan pada lansia karena Iansia merupakan kelompok
yang beresiko tinggi terhadap adanya perubahan kesehatan seiring terjadinya proses
penuaan dan penurunan fungsi sistem tubuh. Senam osteoporosis merupakan upaya
untuk mempertahankan kesehatan lansia secara optimal dalam pemenuhan aktivitas
kehidupan sehari-hari (AKS) secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hubungan pelaksanaan senam osteoporosis di ruang rehabilitasi Rumah Sakit
Fatmawati dengan tingkat kemandirian lansia dalam pelaksanaan aktivitas kehidupan
sehari-hari (AKS). Responden pada penelitian ini berjumlah 32 orang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5483
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Butet Hanis
"Angka obesitas masyarakat dewasa Kecamatan Cinere masih tergolong tinggi yaitu sebesar 38,10%. Salah satu penyebab obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik masyarakat dewasa Kecamatan Cinere. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. 196 masyarakat dewasa Kecamatan Cinere berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner daring yang disebarkan lewat media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa 75% masyarakat dewasa Kecamatan Cinere masih kurang beraktivitas fisik. Persepsi manfaat dan hambatan aktivitas fisik, jenis kelamin, IMT, dukungan keluarga dan teman merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik. Intervensi yang disarankan untuk dilaksanakan adalah dengan memberikan edukasi dan promosi mengenai pentingnya beraktivitas fisik agar dapat mengurangi persepsi hambatan aktivitas fisik, menyediakan fasilitas aktivitas fisik bagi segala umur, dan mengadakan kegiatan aktivitas fisik bersama untuk meningkatkan semangat dan partisipasi masyarakat dewasa dalam beraktivitas fisik. Intervensi secara khusus untuk meningkatkan perilaku aktivitas fisik bagi masyarakat wanita dan masyarakat berumur dewasa menengah (41-65 tahun) juga disarankan.

The obesity rate of adults in Cinere District is still relatively high, at 38,10%. One of the causes of obesity is lack of physical activity. This study aims to determine the factors that are related to adults’ physical activity in Cinere District. This study used the quantitative method. 196 adults in Cinere District participated in this research by filling out the online questionnaire which was distributed through social media. This study shows that 75% of adults in Cinere District were still lacking physical activity. Perceived benefits and barriers to physical activity, gender, BMI, family and friends’ support are factors related to adults’ physical activity. Suggested interventions are giving education and promotion about the importance and benefits of physical activity to reduce the perceived barriers to physical activity; providing physical activity facilities for all ages; and holding physical activities events together to increase the public enthusiasm and participation. Specifically, intervention to women and middle-aged adults (41 – 65 years old) is also recommended. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada kehamilan trimester ketiga, kehamilan semakin membesar sehingga menimbulkan keluhan tidur yang kurang nyaman. Untuk mengurangi keluhan itu disarankan para ibu hamil melakukan olah raga untuk kebugaran fisiknya dan proses persalinan. Penelitian ini dilakukan di RS Pelni pada Mei 2008 yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan senam hamil pada ibu hamil trimester ketiga dengan rasa nyaman pada saat tidur. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan cross sectional, menggunakan sampling jenuh. Sampel yang dilibatkan sebanyak 20 responden dengan proporsi 10 ibu hamil trimester ketiga yang mengikuti senarn hamil dan 10 ibu harnil trimester ketiga yang tidak mengikuti senam hamil. Hasil perhitungan sampel dengan populasi terbatas. Analisa data menggunakan uji Chi-square. Jenis instrument yang digunakan berupa angket buatan sendiri. Hasil penelitian N hitung = 0,20, N tabel = 3,841, α = 0,05 yang bermakna bahwa tidak ada hubungan senam hamil pada ibu hamil trimester ketiga dengan rasa nyaman pada saat tidur."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5665
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sedya Dwisangka
"Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan berdampak terhadap peningkatan penyakit degeneratif. Perubahan gaya hidup termasuk kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko terjadinya obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik rendah dan sedang terhadap kejadian obesitas sentral di Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dengan survey. Populasi penelitian adalah masyarakat berusia 20 ? 65 tahun di Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakata Pusat. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi sebanyak 221 responden. Analisis data menggunakan Chi Square dan Cox regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral sebesar 37,1% dan prevalensi aktifitas fisik rendah?sedang (total aktivitas fisik < 3000 METs) sebesar 59,7%. Aktivitas fisik rendah?sedang terbukti berhubungan dengan obesitas sentral. Setelah dikontrol variabel jenis kelamin, interaksi aktivitas fisik dan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, intake kalori, pekerjaan, dan status merokok, aktivitas fisik rendah?sedang berisiko 8,58 kali (PR= 8,58; 95% CI 1,92 – 38,34) untuk terjadi obesitas sentral dibandingkan dengan orang dengan aktivitas fisik berat.

Abdominal obesity is a health issues in Indonesia and have the impact to increasing of degenerative diseases. Lifestyle change including physical inactivity could increase risk of abdominal obesity. This study was attempt to identify association of low?middle physical activity with abdominal obesity in Johar Baru Village, Sub Distric of Johar Baru, Central Jakarta. The study was conducted by cross sectional survey. Population of the study was settled in Johar Baru Village, Sub District of Johar Baru, Central Jakarta. The sample was part of population including of 221 respondents. The result of the study presents that the prevalence of abdominal obesity was 37.1% and prevalence of low and middle physical activity (total activity <3000 METs) was 59.7%. Low and middle physical activity is significantly associated to abdominal obesity. After gender variable is being controlled, the interaction between physical activity and gender, age, level of education, calories intake, work, and smoking indicate to low and middle physical activity by increasing risk of 8.58 fold (PR= 8,58; 95% CI 1.92 – 38.34) to become abdominal obesity compare to high physical activity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif kronis yang perjalanannya akan terus meningkat baik prevalensinya maupun keadaan penyakitnya. Latihan atau senam merupakan salah satu pilar dari pengelolaan Diabetes Mellitus. Keberhasilan dari latihan atau senam pada penderita Diabetes Mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan penderita Diabetes Mellitus tentang manfaat latihan dengan motivasi untuk mengikuti senam. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode riset kualitatif melalui penyebaran angket terhadap 62 penderita Diabetes Mellitus yang tergabung dalam organisasi PERSADIA di Rumah Sakit Umum Tangerang. Dart hasil penyebaran angket tersebut didapatkan bahwa 77,5 % responden mempunyai pengetahuan tinggi dan motivasi tinggi, sehingga didapatkan P value 0.01 lebih kecil dari α 0,05 ( P < α 0,05 ) artinya Ho ditolak atau ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan motivasi pada penderita Diabetes Mellitus. Hai ini menggambarkan bahwa pengetahuan tinggi berhubungan dengan motivasi yang tinggi pada penderita Diabetes Mellitus untuk mengikuti senam di PERSADIA Rumah Sakit Umum Tangerang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5474
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sakina asha Siva utami
"Pendahuluan: Latihan fisik merupakan salah satu cara untuk mencapai kebugaran fisik. Namun, 25,4% penduduk Jawa Barat termasuk dalam kategori kurang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran karakteristik latihan fisik dan tingkat kebugaran pegawai kebersihan luar gedung UI di Depok, serta mencari hubungan antara rutinitas dan tingkat latihan fisik terhadap tingkat kebugaran. Metode: Desain penelitian yang digunakan ialah potong lintang. Subjek dipilih menggunakan metode consecutive sampling (n=102). Data yang dikumpulkan ialah rutinitas dan tingkat latihan fisik, hasil uji arus puncak ekspirasi, serta tingkat kebugaran yang diketahui dari hasil uji jalan 6-menit. Data rutinitas dan tingkat latihan fisik dan tingkat kebugaran dianalisis korelasinya dengan uji Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis. Hasil: Dari 102 subjek, diketahui bahwa 90,2% memiliki rutinitas latihan fisik sesuai dengan rekomendasi American Heart Association (AHA), serta 66,7% memiliki tingkat latihan fisik yang sedang berdasarkan IPAQ Scoring Protocols. Akan tetapi, subjek yang bugar hanya sebanyak 2%. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan p = 0,503 untuk variabel rutinitas latihan fisik dan hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan p = 0,523 untuk variabel tingkat latihan fisik. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rutinitas maupun tingkat latihan fisik dengan tingkat kebugaran pegawai kebersihan luar gedung UI, Depok.

Introduction: Physical exercise is one way to achieve physical fitness. However, 25.4% of the population of West Java is in the less active category. This study aims to determine the distribution of physical exercise characteristics and fitness levels of janitors in UI Depok and to find the relationship the two. Methods: The research design used is cross-sectional. Subjects were selected using the consecutive sampling method (n = 102). Data collected in this study were physical exercise routine, physical exercise level, result of expiratory peak flow test, and fitness level measured using 6-minute walking test. Data were analyzed for correlation with the Mann-Whitney and Kruskal-Wallis test. Results: From 102 subjects, 90.2% have physical exercise routine correspond the recommendations of the American Heart Association (AHA), and 66.7% have a moderate level of physical exercise based on IPAQ Scoring Protocols. However, only 2% of subjects have adequate fitness level. The Mann-Whitney test result showed p = 0.503 for physical exercise routine variables, and the Kruskal-Wallis test result showed p = 0.523 for physical exercise level variables. Conclusion: There is no significant relationship between physical exercise level or routine with the fitness level of janitors in UI, Depok."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Musdalifah
"Primigravida yang telah mengikuti latihan senam hamil selama kehamilan akan mempengaruhi persepsi terhadap proses persalinan. Pegawai tetap perlu memberikan perhatian dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu yang akan melahirkan pertama kali. Bimbingan yang tepat dan dimengerti oleh ibu yang akan melahirkan dapat membantu proses persalinan berjalan lancar. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu primipara terhadap faktor-faktor yang menghambat penerapan latihan senam hamil pada saat persalinan kala I."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5068
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sri Redjeki
"Kebugaran yang rendah berdampak pada penurunan produktivitas kerja dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Tesis ini bertujuan untuk menilai faktor dominan yang berhubungan dengan kebugaran kardiorespiratori melalui tes bangku 3 menit YMCA. Penelitian ini dilakukan pada guru di Yayasan Asih Putera Kota Cimahi pada bulan Maret 2013. Desain penelitian ini menggunakan metode Crosssectional dengan jumlah sampel 80 orang. IMT ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan, PLT diukur dengan BIA, aktivitas fisik diketahui melalui pengisian kuesioner Baecke, dan asupan gizi dihitung dengan menggunakan Food record 3 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan norma tes kebugaran bangku 3 menit YMCA sebanyak 66.2 persen guru tergolong tidak bugar. Uji Chi square menyatakan bahwa variabel umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, IMT, PLT, asupan gizi berupa energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, B2, B6, B12, Mg, Zn, dan Fe memiliki hubungan bermakna dengan kebugaran kardiorespiratori. Analisis Regresi Logistik Ganda menunjukkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kebugaran adalah aktivitas fisik (p<0.005, OR=48.34). Untuk meningkatkan kebugaran guru, disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik, pengendalian berat badan, pemberian suplemen, serta pembinaan terhadap pedagang makanan.

Phisical fitness has impact on the productivity and the body's resistance to disease. This study aims to assess the dominant factor related to fitness measured by cardiorespiratory endurance using YMCA 3-minute step test method. The subjects study was 80 teachers at Yayasan Asih Putera Cimahi in March 2013. This study using Cross-sectional design. BMI is determined by measuring weight and height, percent body fat measured by BIA, physical activity is known through the Baecke questionnaire, and nutrient intake was calculated by using 3 day Food record. The statistical test used was a Chi Square test and Multiple Logistic Regression for multivariate analysis.
The results showed that 66.2 percent of the teachers classified as unfit group. Chi square test states that the variables age, sex, physical activity, BMI, PLT, a nutritional intake of energy, carbohydrate, protein, fat, vitamins B1, B2, B6, B12, Mg, Zn, and Fe had a significant association with cardiorespiratory fitness. Multivariate analysis showed that the dominant variable is associated with physical fitness is activity (p<0.005, OR= 48.34). It is suggested that sporting activities to have be done in order to increase the physical activity level, weight control, food supplements, as well as guidance to the food vendors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febianto Nurmansyach
"Latar belakang: Kegiatan olahraga rekreasional di masyarakat Indonesia meningkat pesat. Kegiatan olahraga rekreasional tersebut dapat memberikan manfaat terhadap kesehatan, tetapi bila peningkatan intensitas dan volume latihan tidak disertai dengan pemulihan pasca latihan yang memadai, maka akan menimbulkan masalah kesehatan seperti cedera. Cold water immersion adalah metode pemulihan yang populer digunakan, meskipun efektivitasnya masih kontroversial. Pemeriksaan enzim creatine kinase dan pengukuran nilai vertical jump adalah beberapa parameter yang dapat menilai kondisi pemulihan pasca latihan.
Tujuan: Penelitian ini ingin mengetahui manfaat pemberian cold water immersion dalam pemulihan setelah latihan pada subjek pelaku olahraga rekreasional, berdasarkan pengamatan nilai vertical jump dan aktivitas enzim creatine kinase.
Metode: Desain penelitian adalah non-blinded randomized controlled clinical trial. Randomisasi membagi 20 subjek atlet rekreasional kedalam kelompok intervensi cold water immersion (15 menit, suhu 11-15oC) dan kelompok kontrol passive recovery. Subjek melakukan pemeriksaan baseline enzim creatine kinase dan nilai vertical jump, menjalani protokol latihan sirkut di gym, dilanjutkan dengan protokol pemulihan. Pengamatan nilai vertical jump dan aktivitas enzim creatine kinase dilakukan setelah pemulihan (post-exercise recovery), 24 jam dan 48 jam pasca latihan. Analisis data bertujuan untuk menilai perbedaan rerata nilai vertical jump dan enzim creatine kinase pada waktu pengamatan dengan baseline masing-masing kelompok melalui uji repeated Anova + post-hoc Bonferroni, serta menilai perbedaan rerata variabel enzim creatine kinase dan vertical jump antar kelompok melalui uji-T.
Hasil: Analisis data berhasil dilakukan pada 17 subjek. Kelompok yang mendapatkan intervensi cold water immersion pasca latihan menunjukkan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol passive recovery pada 24 jam, berdasarkan perubahan nilai vertical jump. Rerata nilai vertical jump kelompok intervensi juga lebih tinggi (p = 0,039) dibandingkan kelompok kontrol saat 24 jam setelah latihan. Berdasarkan perubahan aktivitas enzim creatine kinase, cold water immersion dapat mempercepat pemulihan 48 jam pasca latihan dibandingkan passive recovery. Rerata enzim creatine kinase subjek kelompok intervensi lebih rendah (p < 0,01) dibandingkan subjek kelompok kontrol saat 48 jam setelah latihan.
Kesimpulan: Cold water immersion dapat digunakan sebagai salah satu metode pemulihan pasca latihan pada pelaku olahraga rekreasional, terutama setelah melakukan latihan atau kegiatan olahraga dengan volume dan intensitas yang tinggi.

Background: Recreational sports have a positive influence on health. However, there will be a concern if the training intensity and volume are increasing without a proper way of recovery. Cold water immersion has been known as one of post-exercise recovery method. Assessment of creatine kinase and vertical jump can be used to monitor the condition of post-exercise recovery.
Aim: To evaluate the role of cold water immersion based on creatine kinase and vertical jump.
Method: Twenty subjects were randomized to the cold water immersion or passive recovery group. Creatine kinase and vertical jump was measured as a baseline, followed by fatigue protocol (circuit training in gym) and recovery protocol in accordance with each group. The changes of creatine kinase and vertical jump was monitored in three consecutive period; post-exercise recovery, 24-hour, and 48-hour post-exercise. The mean difference within groups and between groups of creatine kinase and vertical jump was analyzed using repeated Anova + post-hoc Bonferroni test and T-test respectively.
Results: The intervention group showed faster recovery compare to control group at 24-hour post-exercise based on vertical jump. Intervention group had higher vertical jump (p = 0,039) at 24-hour assessment. Based on creatine kinase, the intervention group showed faster recovery at 48-hour post-exercise compare to control group. There were also lower (p <0,01) creatine kinase in intervention group at 48-hour post-exercise measurement.
Conclusion: The use of cold water immersion is recommended as post-exercise recovery method for recreational athletes after high-volume and high-intensity training.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nazla Hanan Rafifah
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara perilaku latihan fisik dan resiliensi pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Sebanyak 153 mahasiswa tingkat akhir menjadi partisipan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) yang mengukur resiliensi dan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti untuk mengukur perilaku latihan fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku latihan fisik dan resiliensi pada mahasiswa tingkat akhir (r= 0,107, p > 0,05). Penelitian berikutnya diharapkan dapat lebih mendalami faktor-faktor lainnya untuk pengembangan penelitian terkait perilaku latihan fisik dan resiliensi.

This research aims to investigate the potential correlation between exercise behavior and resilience among university final-year students. This study used quantitative methodology with correlational design. A total of 153 final-year students participated in this study. A questionnaire developed by researchers was used to gauge exercise behavior and Connor Davidson Resilience Scale (CD-RISC) was employed to measure resilience. The study's findings show that among final-year college students, no significant and positive correlation between exercise behavior and resilience was found (r= 0.107, p > 0.05). The next research is expected to examine deeper into other factors for the development of studies related to exercise behavior and resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>