Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Noviana Purnama
"Tesis ini membahas identifikasi kebutuhan pelatihan dalam upaya untuk mcningkatkan kinerja bidan di ruang rawal inap kebidanan RSPAD Gatot Socbroto lahun 2009 dcngan menggunakan teori penilaian kebutuhan pelatihan/Training Need Assessment (T NA) pada liga tingkat analisis yaitu (I) analisis organisasi, (2) analisis operasional, dan (3) analisis personalia. Penelitian ini adalah penelimian deskriptif dcngan pendekatan kualitatiff Hasil penelitian menyarankan bahwa dengan adanya rencana slrategis pengembangan SDM mengarah kcpada sistem remunerasi, maka disarankan pihak RSPAD untuk melakukan kcgiatan pengumpulan informasi jabatan bidan yang meliputi tanggung jawab, tugas dan fungsi pokok, hubungan kegia, persyaratan jabatan, idenlilas jabatan, tuntulan tisik, Iingkungan kerja. Berdasarkan hasil idcmiiikasi kebutuhan pelatihan maka gambaran program pelatihan yang dapat mcmcnuhi kebutuhan organisasi, operasional dan individu dalam rangka peningkatan kinerja bidan di ruang rawat inap kebidanan RSPAD gatot soebroto adalah pelatihan penerapan standar profesi bidan di rumah sakit.

This tesis explained about training identification in order to increase midwife performance in the room of inpatient obstetrics by using Training Need Assessmenr (T NA) via analisis organization, operational and personnel. This research is descriptive observational with kualitatifs approaching. Result one that acquired and to the effect management RSPAD strategic planning matter in human resources development to remuncrasi's system, that management RSPAD have to collect job infommation for midwife that including job responsibility, job requirement, job kualification, job identity, tisical requirement and job environment. This study identified the training program that can meet the need organization, operational and personnel in order to increasing midwife performance in the room of inpatient obstetrics is the training in hospital aplication of midwife's professional standard. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34412
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Burhanto
"Need assessment dan community development memiliki tahapan proses yang harus dilalui. Tahapan-tahapan tersebut dilalui untuk memberikan hasil yang terbaik. Pengalaman magang di Pejuang Muda memberikan pengalaman untuk membuat community development dan melakukan proses tahapan untuk membuatnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai proses need assessment Pejuang Muda Kota Bogor untuk membuat community development. Metode penelitian yang digunakan adalah otoetnografi dan teknik pengambilan data berupa wawancara serta studi pustaka. Proses melakukan needs assessment dilakukan kepada pihak terkait dengan cara wawancara untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat sehingga program pemberdayaan bisa berkelanjutan. Program pemberdayaan berupa program Sampurasun (Sampah dan sumber air bersusun), sebuah program pengelolaan sampah dan pemanfaatan air untuk masyarakat. Pejuang Muda memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan berupa pengetahuan dan jaringan sosial baru yang didapatkan oleh mahasiswa. Kekurangannya adalah tidak semua mahasiswa mendapatkan 20 SKS, upah yang tidak tepat waktu, keterlambatan data warga penerima bantuan sosial, dan lainnya

Need assessment and community development have process stages that must be passed. These stages are passed to give the best results. The internship experience at Pejuang Muda provides experience to create community development and carry out the stages process to make it. The purpose of this research is to explain the need assessment Pejuang Muda in Bogor City to make community development. The research method used is autoethnography and data collection techniques in the form of interviews and literature studies. The process of conducting a needs assessment is carried out to related parties by means of interviews to find out what is needed and desired by the community so that the empowerment program can be sustainable. The empowerment program is in the form of the Sampurasun (garbage and water source) program, a waste management and water utilization program for the community. Pejuang Muda have advantages and disadvantages. The advantages are in the form of new knowledge and social networks that are obtained by students. The drawbacks are that not all students get 20 credits, wages are not on time, data delays in receiving social assistance recipients, and others."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yana Zahara
"Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan yang bermutu terhadap klien. Perawat pelaksana merupakan tenaga yang berkontribusi langsung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada klien. Faktor-faktor motivasi kerja merupakan salah satu yang mempengaruhi kinerja perawat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Penelitian menggunakan proportionate random sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 100 perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto. Instrumen yang digunakan adalah motivasi kerja, karakteristik individu dan kinerja perawat pelaksana yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Uji validitas dan reliabilitas untuk instrumen motivasi kerja nilai alpha = 0,792 dan instrumen kinerja nilai alpha = 0,737.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada 3 subvariabel motivasi kerja yang ada hubungan signifikan dengan kinerja perawat yaitu : hubungan interpersonal (p = 0,001; OR = 4,345), supervisi (p = 0,000; OR= 72,952) dan penghasilan/gaji (p = 0,004; OR = 7,304). Sedangkan variabel karakteristik individu menunjukkan 2 variabel yang ada hubungan signifikan dengan kinerja adalah pendidikan perawat pelaksana (p = 0,029; OR = 7,567) dan umur (p = 0,001; OR = 25,948). Adapun subvariabel yang dominan berhubungan dengan kinerja perawat adalah supervisi (OR = 72,952), setelah dikontrol variabel umur, penghasilan/gaji dan tingkat pendidikan.
Penelitian ini merekomendasikan supervisi dengan pendekatan struktur organisasi yaitu kepala instalasi yang memiliki garis komando ke kepala subinstalasi dan ke kepala ruangan keperawatan agar melakukan penilaian kinerja secara terencana, terstruktur dan berkala serta memberikan umpan balik sehingga dapat memperbaiki kinerja perawat, yang akhirnya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan rumah sakit pada umumnya.

Nursing service is an integral part from the health services and responsible to give quality nursing care to the client. Staff nurse is a contribution worker directly to the quality of the services for the client. The work motivation factors is one of factors which influence the work of nurse. This research is a descriptive quantitative by a cross sectional design which aiming to know relationship between the work motivation factors with staff nurse performance inpatient wards in RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Research used a proportionate random sampling which fulfilled an inclusion criterion; it was almost 100 staff nurse at inpatient wards in RSPAD Gatot Soebroto. The instruments which is used including work motivation, individual characteristic and staff nurse performance which have been modified and available of research needs. Validity and reliability test of work motivation instrument by alpha value 0,792 and performance instrument by alpha value 0,737.
This research result indicated 3 sub variables of work motivation which related significantly by nurse performance including interpersonal relation (p = 0,001; OR = 4,345), supervision (p=0,000; OR=72,952) and incomes or salary (p=0,004; OR=7,304). While individual characteristic variable indicated 2 variables which related significantly by performance is education of staff nurse (p=0,029; OR=7,567) and age (p = 0,001; OR = 25,948). There are dominant subvariable conected with staff nurse performance is supervision (OR = 72,952), after it was controlled by variables of age, incomes or salary and education level.
This research recommended a supervision by organization chart approach including head of installation who has a command line to head of sub installation and head of nursing rwards do assessment of performance by planning, structural and periodical and also giving feedback so it can improve nurse performance, and especially to improve nursing service and hospital health service generally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"ABSTRAK
Permasalahan kependudukan yang saat ini dihadapi di Indonesia adalah masih tingginya angka Unmet need KB. Secara umum persentase unmet need di perkotaan lebih rendah dibandingkan perdesaan, namun tren di perkotaan justru mengalami peningkatan sedangkan di perdesaan sudah mengalami penurunan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need KB di daerah perkotaan dan perdesaan. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan menganalisis data SDKI 2012. Sampel penelitian ini adalah WUS kawin/hidup bersama dengan rentang umur 15-49 tahun yang berjumlah 24510 responden. Analisis multivariat dilakukan dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian unmet need di perkotaan 16 % dan di perdesaan 15,1%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need di perkotaan adalah umur, pendidikan ibu, pendidikan suami, tingkat ekonomi, tempat tinggal (kebersamaan tinggal), pengetahuan dan jumlah anak ideal, dan yang paling dominan berhubungan adalah umur. Sedangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need di perdesaan adalah umur, pendidikan suami, tingkat ekonomi, tempat tinggal (kebersamaan tinggal), pengetahuan dan jumlah anak ideal, dan yang paling dominan berhubungan adalah tempat tinggal (kebersamaan tinggal). Sebaiknya pemberian informasi/persuasi KB lebih ditekankan pada wanita usia >35 tahun dan edukasi yang lebih intens pada kelompok ibu yang tinggal terpisah dari suami. Analisis lanjut secara komperhensif tentang berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian unmeetneed perlu dilakukan.

ABSTRACT
One of population problems currently faced in Indonesia is high rate of Unmet need for family planning. In General, the percentage of unmet need in urban areas lower than rural, but urban trends actually increased while the countryside has experienced a downturn.
The aims of this research is to identify the factors associated with the incidence of unmet need for family planning in urban and rural areas. The design used is cross sectional by analyzing the SDKI data 2012. The sample of this research is the fertile woman aged 15-49 year who marriage or live together with patner, totalling 24.510 respondents. Multivariate analysis performed with logistic regression.
The results showed that the incidence of unmet need in urban areas 16 % and in rural areas 15.1%. Factors related to the incidence of unmet need in urban areas is the mother's education, age, education, economic level, the husband's residence (togetherness), knowledge and the ideal number of children, and the most dominant touch is age. Whereas the factors associated with the incidence of unmet need in rural areas is the age, education, economic level, the husband's residence (togetherness), knowledge and the ideal number of children, and the most dominant touch is the residence (living being). Providing better information about family planning and more persuasion especially for women 35 years and more are needed. Education more intense for woman living apart from husband should be hold. Further a comprehensive analysis of various factors associated with an occurrence unmet need should been done.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T41931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendy Mochtar
"Penelitian ini membahas tentang hubungan komponen quality of work life dengan kinerja bidan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto- Jakarta tahun 2011.
Metodologi penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini untuk melihat hubungan antara sembilan komponen variabel independen Quality of Work Life berupa : keterlibatan karyawan, kompensasi, rasa aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, pengembangan karir, fasilitas, penyelesaian masalah dan komunikasi dengan kinerja bidan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto- Jakarta.
Responden berjumlah 97 bidan. Karakteristik responden dari umur terbanyak usia 20-29 tahun (41,24%) dan 40-55 tahun (40,21%), pendidikan rata-rata D3 kebidanan (86,60%), status pegawai terbanyak adalah PNS (87,62%) dan lama bekerja terbanyak diatas 3 tahun (75,26%).
Analisis bivariat dengan Chi Square dan uji korelasi Spearman didapatkan hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan adalah komponen keterlibatan karyawan, penyelesaian masalah dan komunikasi. Analisis lanjut regresi berganda didapatkan komponen yang mempunyai hubungan signifikan adalah kompensasi, keselamatan lingkungan kerja, penyelesaian masalah dan komunikasi.

This research assess the relationship between quality of work life (QWL) components and the performance of midwives in the Department of Obstetrics and Gynecology Gatot Soebroto Army Hospital, Jakarta in 2011.
Research metodology : quantitative, cross-sectional design. These QWL components are employee participation, compensation, job security, work environment safety, a sense of pride in the institution, career development, facilities, conflict resolution and communication.
Respondents were amounted to 97 midwives. The age of majority of respondents is 20-29 years (41.24%) and 40-55 years (40.21%), average education is Diploma in obstetrics (86.60%), the status of most employees are civil servants (87,62%) and working periode is over 3 years (75,26%).
Bivariate analysis with Chi Square and Spearman correlation test found a significant relationship between components of employee participation, problem solving and communication with the midwives performance. Further multiple regression analysis found a significant relationship between components of compensation, work environment safety, problem solving and communication with the performance of midwives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30050
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan sumber daya air dan strategi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air untuk rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan langsung, wawancara dengan informan, dan studi pustaka. Data yang terkumpul diklasifikasi dan dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi air di Desa Karangtowo pada musim penghujan sering terjadi banjir dan pada musim kemarau sering kekeringan (kekurangan air). Oleh kondisi yang demikian ini, masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air harus menggunakan strategi adaptasi. Ada tiga sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, yaitu sumur bor/artetis, air sungai dan air PAM. Dari tiga sumber air tersebut, pada umumnya air sungai digunakan untuk mandi dan mencuci. Untuk kebutuhan air minum dan memasak, ada yang menggunakan air PAM, dan ada yang menggunakan air sumur bor. Meskipun sudah mempunyai air bersih dari PAM dan sumur bor, ada juga sebagian masyarakat yang masih menggunakan air sungai."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2011
959 PATRA 12:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyantoro
"ABSTRAK
Pelayanan kesehatan bagi peserta asuransi kesehatan (Askes) wajib, merupakan bagian dari pelayanan rumah sakit khususnya rumah sakit pemerintah (Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI). Namun dalam pelaksanaannya sering terjadi perbedaan kepentingan yaitu pihak rumah sakit menganggap tarif yang diterapkan bagi peserta Askes wajib terlalu rendah sehingga menjadi beban biaya operasional, sedangkan pihak PT (Persero) Askes kemampuannya terbatas , karena premium yang diterima hanya sebesar 2% dari gaji pokok peserta. Supaya ada titik temu antara pihak manajemen rumah sakit sebagai penyedia pengelola dana Askes wajib, maka perlu dilakukan analisis terhadap biaya pelayanan sebagai pedoman dalam penentuan kebijakan tarif.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan melakukan analisis biaya terhadap salah satu bentuk pelayanan bagi peserta Askes wajib yaitu paket rawat inap harian yang terdiri atas kamar perawatan, paket ronsen, paket laboratorium, paket obat (sesuai DPHO / Daftar dan Plafon Harga Obat), jasa medik dan paket fisioterapi.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien Askes wajib di ruang Perawatan Umum RSPAD Gatot Soebroto pada Tahun Anggaran 1997/1998, menunjukkan bahwa tarif yang berlaku untuk paket rawat inap harian bagi pasien Askes wajib (Rp 35.000,00) masih lebih rendah sebesar Rp 11.200,55 dibanding biaya satuan aktual (Rp 46.200,55). Disamping itu bagi RSPAD Gatot Soebroto juga harus melaksanakan kebijakan MENHANKAM yaitu bagi peserta Askes wajib yang berasal dari pumawirawan ABRI dan pensiunan PNS Hankam / ABRI serta keluarganya, harus mendapatkan fasilitas rawat inap sesuai pangkat / golongan terakhir (kelas VIP, I, II, atau III), padahal hak semua pasien Askes wajib hanya di kelas Kebijakan tersebut tanpa disertai dengan dukungan dana / anggaran untuk subsidi biaya pelayanannya. Dengan demikian dalam memberikan pelayanan bagi peserta Askes wajib, RSPAD Gatot Soebroto harus menanggung beban subsidi ganda yaitu tarif Askes wajib yang lebih rendah dan biaya satuan dan beban dan pasien yang dirawat melebihi haknya sebagai peserta Askes wajib (lebih tinggi dari kelas III ).
Untuk memecahkan masalah tersebut, perlu pengkajian ulang terhadap komponen paket dan nilai tarif Askes, serta kebijakan MENHANKAM terutama yang terkait dengan penambahan beban biaya.
Kepustakaan : 36 (1982 - 1998)

ABSTRACT
Every privileged health insured (ASKES) member is entitled to health care and services of government hospitals (Department of Health, Provincial Government, the Armed Forces). However, a conflict of interest arises between hospitals and the health insurance company (PT. ASKES). There former considers the tariff imposed on health insured members too low and a burdensome operational cost while the latter seems to have very limited funds out of the 2% premium levied on the basic salary of every health insured (ASKES) member. Hence, an analysis of medical service cost is necessary in formulating a good tariff policy agreeable to both parties.
This research is an analytical descriptive research taking into consideration the cost analysis of medical services such as daily hospitalization package cost comprising wardroom, X-Ray package, laboratorium package, medicine package (According to Price List of Drugs) medical service fee and physiotherapy package for privileged health insured (ASKES) member.
The research carried out on privileged health insured (ASKES) member hospitalized in the General Care Ward of the Central Army Hospital Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) for the Fiscal Year 1997/1998, shows that the tariff for daily hospitalization package for privileged health insured (ASKES) by Rp. 11.200,55 compared to an actual cost of (Rp. 46.200,55).
The Central Army Hospital Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) is obliged to obey the policy of the Minister of Defense and Security (MENHANKAM) concerning medical care for privileged health insured (ASKES) members who are retired Armed Forces members and retired civilians of the Defense and Security Department / Armed Forces together with their family members. These people are entitled to hospitalization according to their ranks / last position (VIP Class, First Class, Second Class or Third Class).
This instruction is contrary to the fact that all privileged health insured (ASKES) patients are only entitled to third class. Furthermore, no extra funds / budget / subsidy is provided for it Thus, the Central Army Hospital Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) must bear the burden of double subsidy that is lower cost for privileged health insured (ASKES) members and the "Special Ones".
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Purba Sari
"Pandemi Avian Influenza (Al) merupakan ancaman bagi Indonesia karena dapat menyebabkan kematian dan kerugian di bidang ekonomi. RSPAD Gatot Soebroto sebagai salah satu rumaah sakit rujukan membutuhkan sumber daya yang cukup untuk mengantisipasi peningkatan permintaan akan pelayanan kesehatan khususnya di Jakarta Pusat. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan fasilitas tempat fidur, peralatan, alat proteksi diri, obat-obatan, laboratorium, komunikasi dan sumberdaya manusia dalam menghadapi ancaman pandemi Al. Metode perhitungan estimasi kebutuhan sumber daya menggunakan formula Radonovich U, et al dan Pedoman WHO. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan sumber daya Rumah Sakit saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan tempat tidur baik ICU maupun non MU, ventilator, alat proteksi din (APE)), oseltamivir, amoxicillin dan cairan IV bila terjadi pandemi AT di Jakarta Pusat. Rumah Sakit dapat meningkatkan kapasitas sumber daya yang dimiliki dengan perencanaan strategi, upaya kerjasama dan mobilisasi number days
Avian Influenza (Al) pandemic has been threatening Indonesia that may cause death and economic lost. The objective of this research was to explore the resource capacity of RSPAD Gatot Soebroto as one of referral hospital to cope with Al pandemic. This qualitative research aimed at measuring the capacity of the hospital beds, ICU, equipments, personal protective equipments (PPE), drugs, laboratory, communication and staff. The Radonovich LT, et al formula and WHO guiedeline were used in the calculation. The result showed that the resource capacity of the hospital especially in the number of ICU & non ICU beds, PPE, oseltamivir antiviral, amoxicillin and IV liquid could not meet the estimation of the resources needed if AI pandemic occurred in Central Jakarta. Hospital has the ability to increase their resources capacity by building strategies, coordination and resources mobilization."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Fitria Wardhani
"ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan pemenuhan kebutuhan psikologis dasar pada tentara dan PNS di instansi militer berdasarkan jenis golongan jabatan dengan menggunakan alat ukur Basic Psychological Needs Scale (BPNS). Partisipan penelitian ini berjumlah 277 orang yang diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik variabel status pekerjaan ataupun variabel jenis golongan tidak berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan psikologis dasar. Hasil penelitian ini juga tidak menunjukkan adanya perbedaan pemenuhan kebutuhan psikologis dasar antara tentara dan PNS yang dipengaruhi oleh interaksi antara variabel status pekerjaan dan jenis golongan. Berdasarkan penemuan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pemenuhan kebutuhan psikologis dasar yang signifikan, baik pada dimensi kemandirian, kompetensi, dan keterhubungan antara tentara dan PNS di instansi militer dan berdasarkan golongan.


ABSTRACT

The objective of this research is to examine the difference of basic psychological needs fulfillment between soldiers and civil servants in Military Institution based on work level measured by Basic Psychological Needs Scale (BPNS). Data were gathered from 277 respondents using the accidental sampling method. The result showed that work status and work level have no significant influence to basic psychological needs fulfillment. There were also no differences of basic psychological needs fulfillment between soldiers and civil servants that influenced by the interaction between work status and work level variabel. Based on this study, we can conclude that there are no significant differences on autonomy, competency, and relatedness between soldiers and civil servants in imilitary institution based on levels.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudith Muhiddin
"Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa S2 KARS dalam mencari dan melihat permasalahan pemasaran yang ada di seputar rumah sakit, khususnya masalah perilaku konsumen, untuk memenangkan persaingan yang sangat ketat, antara rumah sakit saat ini. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan desain penelitian studi kasus. Bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi pada penelitan ini dipakai faktor yang dianggap banyak berpengaruh terhadap pasien dinas yaitu faktor individu, faktor psikologi, faktor strategi pemasaran dan faktor Iingkungan. Faktor individu terdiri dari jabatan, gaya hidup, kepribadian dan yang sedikit mempengaruhi faktor individu adalah jabatan. Faktor psikologi terdiri dari informasi,pembelajaran, dan perubahan perilaku/sikap dan sedikit mempengaruhi adalah pembelajaran faktor pemasaran terdiri dari produk, place dan promosi dan yang sedikit mempengaruhi adalah produk. Faktor lingkungan terdiri dari budaya, kelas sosial dan referensi dan yang sedikit mempengaruhi adalah kelas sosial. Dikatakan sedikit sebab nilai ukurnya tidak ada yang lebih dari 50% dan nilainya terbesar diantara yang sedikit sehingga dapat dikatakan tidak ada yang paling dominan. Faktor yang sangat mempengaruhi pasien dinas untuk berobat kembali adalah berturut-turut faktor lingkungan, individu dan pemasaran. Pada penelitian ini ternyata didapatkan faktor psikologi tidak mempengaruhi keputusan pasien dinas berobat kembali dimungkinkan pada penelitian psikologi dilakukan wawancara mendalam, sedangkan pada penelitian ini tidak dilakukan wawancara mendalam karena keterbatasan waktu pasien dan juga peneliti.

This thesis discussed S2 KARS student’s abilities on funding and describing of marketing’s problems at hospital, especially for consumer's behavior problems to win a very hard competition for each hospital today. This study was a quantitative research by using a cross sectional design and case study method. Consumer's behavior was affected by several factors but this study used factors which were considered having some effects for agency patient at department of defense such as the factors of psychology, marketing strategy and environment. The individual factors including occupation, lifestyle, personality where occupation had a little affected this factor. Psychology factors including information, learning, and the changes of behavior or attitude where learning had a little affected this psychology factor. The marketing factors including product, place and promotion where product had a little affected this factor. Environment factors including culture, social class, and reference where social class had a little affected this factor. lt was called a little because their measure values were no more than 50% and their values were biggest than a little, so it can be said that there were no dominant factors. The factors which were most affect to agency patient at department of defense for going back to internist clinic including the factors of environment, individual, and marketing. From this study indicated that psychology factor did not affect on decision of agency patient at department of defense for going back to internist clinic where it was possible on psychology study by in-depth interview, while there was no in-depth interview in this study because limited time of patient and also researcher."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33946
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>