Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130326 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Rahayu
"Tesis ini membahas pengaruh kepuasan pasien terhadap kunjungan ulang secara analitik kuantitatif dengan desain prospective cohort dilengkapi pendekatan kualitatif. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Informan terdiri dari Direktur, kepala instalasi, dokter spesialis paru, perawat, dan pasien, Tingkat kepuasan pasien sebesar 88,59% clan kunjungan ulang 75,5%. Dimensi Reliability, Responsiveness, dan kepuasan total berhubungan signifikan dengan kunjugan ulang. Pada analisis multivariat tidak ada variabel perancu hubungan kepuasan dengan kunjungan ulang. Disarankan melengkapi penunjuk arah, optimalisasi Poliklinik DOTS, penyusunan SOP informasi dan komunikasi, penyimpanan berkas rekam medik disatukan dengan foto rontgent, alat komunikasi supaya bisa langsung terhubung ke semua bagian tanpa melalui operator.

This thesis discusses the influence of patient satisfaction to re-visit with the quantitative and qualitative analytical approach, prospective cohort design. Sampling with consecutive sampling. Informants consisted of Director, head of the installation, tuberculosis specialist doctors, nurses, and patients. Level of patient satisfaction of 88.59% and 75.5% re-visit. Dimensions of Reliability, Responsiveness, and total satisfaction have significant associated with re-visit. In the multivariate analysis does not have confounding variable relationship satisfaction with the re-visit. Recommended a complete way, optimaliz.ation Clinic DOTS, SOP preparation of information and communication, medical record storage file together with image rontgent, means of communication that can be directly connected to all parts without going through the operator. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34346
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Rahayu
"Tesis ini membahas pengaruh kepuasan pasien terhadap kunjungan ulang secara analitik kuantitatif dengan desain prospective cohort dilengkapi pendekatan kualitatitif. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Informan terdiri dari Direktur, kepala instalasi, dokter spesialis paru, perawat, dan pasien. Tingkat kepuasan pasien sebesar 88,59% dan kunjungan ulang 75,5%. Dimensi Reliability, Responsiveness, dan kepuasan total berhubungan signifikan dengan kunjungan ulang. Pada analisis multivariat tidak ada variabel perancu hubungan kepuasan dengan kunjungan ulang. Disarankan melengkapi penunjuk arah, optimalisasi Poliklinik DOTS, penyusunan SOP informasi dan komunikasi, penyimpanan berkas rekam medik disatukan dengan foto rontgent, alat komunikasi supaya bisa Iangsung terhubung ke semua bagian tanpa melalui operator.

This thesis discusses the influence of patient satisfaction to re-visit with the quantitative and qualitative analytical approach, prospective cohort design. Sampling with consecutive sampling. Informants consisted of Director, head of the installation, tuberculosis specialist doctors, nurses, and patients. Level of patient satisfaction of 88.59% and 75.5% re-visit. Dimensions of Reliability, Responsiveness, and total satisfaction have signilicant associated with re-visit. In the multivariate analysis does not have confounding variable relationship satisfaction with the re-visit. Recommended a complete way, optimalization Clinic DOTS, SOP preparation of information and communication, medical record storage tile together with image rontgent, means of communication that can be directly connected to all parts without going through the operator."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henik Saefulmilah
"Phlebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh bakteri, iritasi kimia maupun mekanik, kejadian phlebitis di RSPG Cisarua Bogor merupakan angka infeksi rumah sakit yang tertinggi selama tahun 2015 yaitu sebesar 18,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian phlebitis pada pasien rawat inap di RSPG Cisarua Bogor tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain case control, sampel penelitian 100 kelompok kasus dan 200 kelompok kontrol, lokasi penelitian di RSPG Cisarua Bogor.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian phlebitis di RSPG Cisarua Bogor tahun 2015 adalah usia (P value 0,001; OR 12,86; 95% CI 1,7-98,2), status gizi (P value 0,001; OR 0,4; 95% CI 0,2-0,7), lama hari rawat (P value 0,001; OR 2,24; 95% CI 1,36-3,70), dan proses masuk rawat (P value 0,052; OR 0,43; 95% CI 0,19-0,95). Dengan demikian diharapkan perawat diberikan pelatihan khusus untuk dapat melakukan perawatan lebih baik dalam pemasangan dan pemeliharan intravena line (IVL) terutama pada pasienpasien yang berisiko tersebut.

Phlebitis is an inflammation of a vein caused by bacteria, chemical or mechanical irritants, the incidence of phlebitis in RSPG Cisarua Bogor a hospital infection rates are highest during the year 2015 with numbers cumulatif incidence of 18.5%. This study aims to determine the distribution and factors related to the incidence of phlebitis in patients hospitalized in RSPG Cisarua Bogor in 2015. This study used case control design, sample 100 in the case group and 200 in the control group, with research sites in RSPG Cisarua Bogor.
The results of this study indicate that factors that influence the incidence of phlebitis in RSPG Cisarua Bogor in 2015 were age (P value 0.001; OR 12.86; 95% CI 1.7 to 98.2), nutritional status (P value 0.001; OR 0.4; 95% CI 0.2 to 0.7), length of stay (P value 0.001; OR 2.24; 95% CI 1.36 to 3.70), and the process of admission (P value 0.052 ; OR 0.43; 95% CI 0.19 to 0.95). Nurses are expected to be given specialized training to be able to do better care in the installation and maintenance of intra venous line (IVL), especially in patients who are at risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Veri Suprianto
"Masalah keperawatan utama yang umum timbul pada pasien PDP COVID-19 adalah masalah yang terkait dengan sistem pernapasan. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan kegawatdaruratan keperawatan pada pasien PDP COVID-19 yang masuk di IGD. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada pasien dengan PDP COVID-19 di IGD RS Paru di Cisarua. Diagnosa keperawatan utama yang dibahas adalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan terjadinya penurunan fungsi/ kerusakan membran alveoli-kapiler sebagai akibat dari invasi virus SARS-CoV-2. Intervensi keperawatan utama yang diberikan pada kasus kegawatan pasien COVID-19 adalah kolaborasi pemberian terapi oksigen yang dilakukan secepat mungkin pada saat penanganan awal di IGD. Hasil evaluasi tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah oksigenasi dalam 2 jam pertama menunjukan terjadi perbaikan sistem pernapasan klien yang ditandai dengan perbaikan nilai AGD (nilai pO membaik, dari 59,5 mmHg menjadi 91,9 mmHg) dan Saturasi Oksigen dari 85% menjadi 100%. Hasil analisis ini merekomendasikan bidang keperawatan untuk menyusun Standar Operasional Prosedur utama pengelolaan kasus kegawatan pasien covid di IGD. 

The respiratory problem is the major problem among PDP Covid, who were in early admission in IGD. The aim of this paper is to evaluate emergency nursing care for PDP covid in emergency unit in the Lung Hospital in Cisarua, Bogor, West Java. . A case study of PDP covid was used in this study. The main nursing diagnose was gas impaired due to damage in alveoli lungs, et invasion of covid. Nursing intervention focused on maintain adequate oksigenatin for patien, by providing oxygen therapy via Non Rebreathing Mask 12 lpm in early time of arrive in emergency unit. After received oxygen therapy for 2 hours, the status of oxygenation patien improved, pO2 level increased from 59,9 mmHg to 92.9 mmHg. and the saturation of oxygenation improved, from 85 % to 100%. Based on this finding, It is recommend to develop nursing standar operational procedure in managing pdp pasien in emergency unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Jauhar
"Tuberkulosis TB paru masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional meskipun obat anti TB dan vaksin BCG telah diberikan. WHO menetapkan TB paru sebagai kedaruratan global bagi kemanusiaan. Angka morbiditas dan mortalitas meningkat setiap tahunnya karena faktor sosial, ekonomi, lingkungan, nutrisi, dan penyakit lain. Dampaknya antara lain kehilangan waktu kerja, stigma negatif, perubahan fisik dan emosional yang tidak hanya dirasakan oleh klien namun juga keluarga dan masyarakat. Hal tersebut akan mempengaruhi efikasi diri dalam berperilaku sehat dan status kesehatan fisik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan manajemen diri terhadap efikasi diri dan status kesehatan fisik pada klien TB paru. Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen jenis pretest and posttest with control group. Jumlah masing-masing responden 30 klien pada kelompok intervensi dan kontrol diseleksi dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan Self Efficacy Questionnaire Health Seeking Behavior Treatment Adherence among Tuberculosis Patients dan Functional Assessment of Chronic Illness Therapy-Tuberculosis FACIT-TB. Intervensi ini diberikan sebanyak 4 sesi dalam 2 minggu selama 60-90 menit.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh bimbingan manajemen diri terhadap efikasi diri p=0,002 namun tidak berpengaruh terhadap status kesehatan fisik p=0,341.
Penelitian ini merekomendasikan pemberian intervensi keperawatan dalam bentuk bimbingan manajemen diri pada klien TB paru rawat jalan terutama pada tahap awal pengobatan 1-2 bulan terintegrasi dengan program DOTS di fasilitas layanan kesehatan.

Pulmonary tuberculosis TB is still become a global and national health problem even though anti TB drugs and BCG vaccine have been given. WHO establishes pulmonary TB as a global emergency for humanity. Morbidity and mortality rates are increasing every year due to social factor, economic, environmental, nutritional and other diseases. The effects include loss of work time, negative stigma, physical and emotional changes not only perceived by the client but also the family and society. It will affect self efficacy and physical health status.
This study aims to determine the influence of self management counseling on self efficacy and physical health status in pulmonary TB clients. The research design uses quasi experimental pretest and posttest with control group types. The number of each respondent 30 clients in the intervention and control group was selected by purposive sampling. Instruments used Self Efficacy Questionnaire Health Seeking Behavior Treatment Adherence among Tuberculosis Patients and Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Tuberculosis FACIT TB. This intervention is given 4 sessions in 2 weeks for 60 90 minutes.
The results showed that there was influence of self management counseling to improve self efficacy p 0,002 and but can rsquo t improve physical health status p 0,341.
This study recommends the provision of nursing interventions in the form of self management counseling on pulmonary TB clients especially in the early stages of treatment 1 2 months integrating with DOTS program in health care services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Shinta Dewi
"Pengadaan barang/jasa (PBJ) saat masa pandemi COVID-19 sangatlah vital dalam keberlangsungan operasional RS. Terdapat mekanisme khusus yang tertuang dalam SE LKPP Nomor 3 Tahun 2020 tentang percepatan penanganan pandemi COVID-19 serta pembaharuan pada Perpres Nomor 12 Tahun 2021 tentang PBJ pemerintah. PBJ paling signifikan terdapat pada kebutuhan APD serta renovasi ruangan hal tersebut membuat RS harus memiliki anggaran khusus dalam penanganan COVID-19. Kondisi tersebut membuat pengeluaran RS menjadi lebih tinggi dan keadaan tersebut akan memberi pengaruh pada kinerja keuangan RS. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan PBJ pada masa pandemi COVID-19 terhadap kinerja keuangan RS Paru dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor (RSPG). Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian didapatkan dengan cara purposive sampling diantaranya Dewan Pengawas; Direktur Utama; Pejabat Pembuat Komitmen RM dan BLU; Unit Layanan Pengadaan; Instalasi Farmasi; Koordinator Keuangan dan BMN; Subkoordinator Akuntansi dan BMN. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer (wawancara mendalam) dan data sekunder (telaah dokumen). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan PBJ pada masa pandemi di RSPG sudah sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Kebijakan tersebut berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan RSPG secara umum dikarenakan terdapat penerimaan bantuan dana BA BUN untuk percepatan penanganan COVID-19 dari Kementerian Keuangan. Kebijakan PBJ berpengaruh negatif terhadap rasio kas, rasio lancar dan penagihan piutang. Selain itu, berpengaruh positif terhadap imbalan atas aset tetap, imbalan ekuitas serta rasio pendapatan PNBP terhadap biaya operasional. Dan tidak mempunyai pengaruh terhadap perputaran aset tetap dan perputaran persediaan di RSPG.

Procurement during the COVID-19 pandemic is vital for the continuity of hospital operations. There is a special mechanism contained in SE LKPP Number 3 of 2020 regarding the acceleration of handling the COVID-19 pandemic and the renewal of Presidential Regulation Number 12 of 2021 concerning the government's procurement. The most significant procurement is for PPE and room renovations, this makes the hospital must have a special budget in handling COVID-19. This condition makes hospital expenditures higher and this situation will have an impact on the hospital's financial performance. The purpose of this study was to determine the effect of procurement policies during the COVID-19 pandemic on the financial performance of Pulmonary Hospital dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor (RSPG). This research is a non-experimental research with a qualitative approach. Research informants were obtained by purposive sampling including the Supervisory Board; President Director; RM and BLU Commitment Making Officers; Procurement Service Unit; Pharmaceutical Installation; Finance and BMN Coordinator; Sub-Coordinator of Accounting and BMN. The types of data needed in this study are primary data (in-depth interviews) and secondary data (document review). The results showed that the implementation of procurement during the pandemic at the RSPG was in accordance with applicable policies. This policy has a positive effect on the financial performance of the RSPG in general due to the receipt of BA BUN funds to accelerate the handling of COVID-19 from the Ministry of Finance. Procurement policies have a negative effect on the cash ratio, current ratio and collection period. In addition, it has a positive effect on the return on fixed assets, return on equity and the cost recovery rate. And it has no effect on fixed asset turnover and inventory turnover at RSPG."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoana Anandita
"Tesis ini mengeksplorasi tentang pemberian dukungan sosial kepada pasien Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) oleh penyintas di Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG), salah satu pusat rujukan pelayanan TBC RO. Penelitian ini mengkaji program dukungan pasien yang diinisiasi oleh kelompok penyintas TB Terjang sejak 2019. Menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, data dikumpulkan pada Mei 2023 melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian ini melibatkan 14 (empat belas) informan, meliputi Patient Supporter (PS), Manajer Kasus (MK), Perawat, dan pasien TB Resistan Obat. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa mekanisme dukungan sosial yang diberikan PS sebagai penyintas kepada pasien TBC RO di RSPG sudah berjalan, dirasakan manfaatnya baik bagi pasien maupun penyedia layanan kesehatan. Namun, penguatan dalam koordinasi dan forum evaluasi formal diperlukan untuk implementasi yang optimal. Anggaran kegiatan pendampingan bergantung sepenuhnya pada dukungan donor. Peran PS dalam pendampingan pasien berfokus pada pemberian dukungan sosial kepada pasien dan keluarganya. Berbagai bentuk dukungan sosial diidentifikasi, termasuk dukungan emosional, instrumental, informasi, penilaian (appraisal), penghargaan, jaringan, tenaga kerja dan waktu, pengurangan stigma dan diskriminasi, pemantauan pengobatan, bantuan paralegal, dan dukungan kesehatan mental. Penelitian ini menyoroti pentingnya dukungan sosial yang digerakkan oleh penyintas TBC RO untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengalaman baik bagi pasien. Peningkatan mekanisme koordinasi dan evaluasi akan semakin meningkatkan efektivitas program. Dengan mengenali peran para penyintas dan menangani kebutuhan dukungan mereka, fasilitas layanan kesehatan dapat mengembangkan pendekatan komprehensif untuk perawatan dan pengelolaan TBC RO.

This thesis, review the provision of social support to drug-resistant tuberculosis (DRTB) patients by survivors at Dr. M. Goenawan Partowidigdo Lung Hospital (RSPG), a referral center for DRTB service. The study examines patient support programs initiated by a TB survivors’ group Terjang since 2019. Employing a qualitative case study approach, data was collected in May 2023 through in-depth interviews, observations, and document reviews. The research involved 14 informants, including Patient Supporters (PS), Case Managers (MK), Nurses, and Drug Resistant TB patients. The study findings reveal that the mechanism of social support provided by PS as survivor to TB patients at RSPG has been implemented, benefiting both patients and healthcare providers. However, improvements in coordination and formal evaluation forums are necessary for optimal implementation. The program's budget relies entirely on donor support. PS's role in patient accompaniment focuses on providing social support to patients and their families. Various forms of social support were identified, including emotional, instrumental, informational, appraisal, appreciation, network, labor and time support, stigma and discrimination reduction, treatment monitoring, paralegal assistance, and mental health support. This research highlights the importance of survivor-driven social support in improving the well-being and experiences of drug-resistant TB patients. Enhancing coordination and evaluation mechanisms will further enhance the program's effectiveness. By recognizing the role of survivors and addressing their support needs, healthcare institutions can develop comprehensive approaches to TB care and management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliyani
"Latar Belakang: Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah penderita Tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia. Jawa barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus TB tertinggi yang dilaporkan. Rumah Sakit Paru dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG) adalah layanan kesehatan yang melaporkan kasus TB tertinggi pada kabupaten Bogor, dengan angka keberhasilan pengobatan kurang dari target nasional.
Tujuan: Memperoleh informasi mendalam mengenai keberhasilan program penanggulangan TB menggunakan model Donabedian di RSPG tahun 2022.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2022, dengan 23 informan.
Hasil: Secara umum, penelitian ini menemukan bahwa kualitas pelayanan TB di RSPG kurang optimal. Komponen struktur dan proses yang kurang baik serta belum dilaksanakan sesuai standar pelayanan TB, merupakan faktor yang mungkin dapat menghambat keberhasilan pengobatan. Ketersediaan sumber daya yang berkaitan dengan ruangan tunggu terpisah untuk pasien TB dan non TB, ruangan pemeriksaan yang menjamin privasi pasien, ruangan dan kursi tunggu yang nyaman, serta ruangan poliklinik Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) sesuai standar belum tersedia. Demikian halnya dengan kemudahan untuk menemukan dan mencapai lokasi tempat pemeriksaan penunjang, keterjangkauan geografis, ketepatan waktu kehadiran dokter, informasi yang memadai tentang TB, penggunaan media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), serta ketanggapan petugas yang dinilai kurang baik. Meskipun demikian, penelitian ini menemukan bahwa petugas kesehatan mempunyai keahlian dan sikap yang baik dalam memberikan pelayanan, kebersihan seluruh ruangan dan toilet, kelengkapan sarana prasarana, serta pemeliharaan peralatan kesehatan.
Kesimpulan: RSPG harus memaksimalkan potensi yang sudah baik dan memperbaiki aspek-aspek yang kurang baik, untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta mendukung keberhasilan program penanggulangan TB.

Background: Indonesia is ranked second as the country with the highest number of Tuberculosis (TB) sufferers in the world. West Java was recorded as the province with the highest number of reported TB cases. Pulmonary Hospital dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG) is a health service that reports the highest TB cases in Bogor district, with treatment success rates less than the national target.
Purpose: Obtain in- depth information on the success rate of TB control programs using the Donabedian model at the RSPG in 2022.
Method: This research is a qualitative research, conducted in May-July 2022, with 23 informants.
Results: In general, this study found that the quality of TB services at RSPG was less than optimal. Structural components and processes that are deficient and have not been implemented according to TB service standards, are factors that may hinder the success of treatment. Availability of resources related to separate waiting rooms for TB and non-TB patients, examination rooms that ensure patient privacy, comfortable waiting rooms and chairs, and standardized Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) polyclinic rooms are not yet available. Likewise with the ease of finding and reaching the location of the supporting examination, geographical accessibility, doctor’s attendance, adequate information about TB, use of Educational Information Communication (KIE) media, and the response of officers who are considered deficient. However, this study found that health workers have good skills and attitudes in providing services, cleanliness of all rooms and toilets, completeness of infrastructure, and maintenance of health equipment.
Conclusion: RSPG must maximize the potential that is already good and improve deficient aspects, to improve service quality and support the success of TB control programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Fitriana
"Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS merupakan upaya menurunkan risiko HAIs, termasuk kepatuhan hand hygiene. WHO mengeluarkan Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategysebagai salah satu strategi untuk mengatasi rendahnya kepatuhan hand hygiene Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG) memiliki regulasi hand hygiene yang mengacu pada kebijakan yang berlaku, namun kepatuhan hand hygiene tidak mencapai target selama  tiga tahun. Penelitian ini bertujuan menganalisis kepatuhan implementasi regulasi hand hygiene  di RSPG berdasarkan WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif analitik dengan metode studi kasus. Analisis kepatuhan implementasi regulasi hand hygiene dilakukan dengan mengembangkan teori George Edward III yang dikolaborasikan dengan teori kepatuhan Weaver dan WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy. Penilaian WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy dilakukan dengan skoring Hand Hygiene Self-Assessment Framework (HHSAF). Hasil penelitian menunjukkan persentase skor HHSAF terendah pada variabel struktur birokrasi, namun variabel yang paling berperan adalah variabel sumber daya, yaitu sumber daya manusia, terkait isu keaktifan dan perilaku. Isu keaktifan dan perilaku diperoleh dari wawancara mendalam pengembangan dari pertanyaan terstruktur pada HHSAF. Hand hygiene level RSPG berada pada level intermediate. Peneliti merekomendasikan enforcement perilaku dengan appreciative inquiry disamping reward and punishment sebagai upaya meningkatkan kepatuhan implementasi regulasi hand hygiene di RSPG.

The Hospital Infection Prevention and Control Program is an effort to reduce the risk of HAIs, including hand hygiene compliance. WHO issued the Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy as one of the strategies to overcome low hand hygiene compliance. Dr. M. Goenawan Partowidigdo Pulmonary Hospital (RSPG) has hand hygiene regulations that refer to applicable policies, but hand hygiene compliance has not reached the target for three years. This study aims to analyze compliance with the implementation of hand hygiene regulations in RSPG based on the WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy, using an analytical descriptive qualitative approach with a case study method. The researcher analyzed the compliance of hand hygiene regulation implementation by developing George Edward III's theory collaborated with WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy. The WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy assessment was conducted by scoring the Hand Hygiene Self-Assessment Framework (HHSAF). The results showed the lowest percentage of HHSAF scores on the bureaucratic structure variable, but the most instrumental variable was the resource variable, namely human resources, related to activeness and behavioral issues. The issues of activeness and behavior were obtained from in-depth interviews developed from structured questions on the HHSAF. Hand hygiene level of RSPG is at intermediate level. Researchers recommend behavioral enforcement with appreciative inquiry in addition to reward and punishment as an effort to improve compliance with the implementation of hand hygiene regulations in RSPG."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfia Mutiara Supatmanto
"

Hambatan internal dalam proses perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi merupakan hambatan yang bisa dikendalikan dengan intervensi. Penelitian fokus pada usulan perubahan sistem manajemen pengelolaan perbekalan farmasi khususnya perencanaan dan pengadaan di internal tim RSPG Cisarua Bogor. Intervensi menggunakan lean six sigma hanya sampai pada tahap improve. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan informan yang terkait proses perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi, observasi dan penelusuran dokumen kemudian diakhiri dengan diskusi kelompok untuk menentukan kesepakatan bersama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiadaan prosedur tetap dalam proses pengadaan perbekalan farmasi membuat lamanya prosedur berjalan dan tidak ada tolak ukur efisiensi dalam sistem. Alat bantu dalam proses pengadaan perbekalan farmasi juga tidak ada sehingga komunikasi internal dalam tim rendah. Pada tahapan improve dari lean six sigma menghasilkan usulan perubahan standar operasional prosedur untuk proses pengadaan perbekalan farmasi rutin, penggunaan indikator efisiensi pengadaan dan pemanfaatan ABC VEN sebagai alat bantu dalam proses pengadaan perbekalan farmasi. Usulan perbaikan penggunaan ABC VEN dan indikator efisiensi perencanaan untuk mengatasi waste over production yang teridentifikasi selama proses perencanaan perbekalan farmasi. Usulan penetapan standar operasional prosedur baru yang memuat timeline, alat bantu pengelompokan perbekalan farmasi berdasarkan ABC VEN dan indikator efisiensi pengadaan untuk mengatasi waste waiting dalam proses pengadaan perbekalan farmasi.

 


Internal obstacles in the process of planning and procuring pharmaceutical supplies are obstacles that can be controlled. The research focused on proposed changes to the management system of pharmaceutical supplies management, especially planning and procurement within the RSPG Cisarua Bogor team. Intervention using lean six sigma only reaches the stage of improvement. Data collection used in-depth interviews with informants related, observation and document tracing then ended with group discussions. The results showed that the absence of fixed procedures in the process made run longer and there was no benchmark of efficiency in the system. Tools in the process are also absent so that internal communication within the team is low. At the improve stage produced proposals for changes to standard operating procedures for routine pharmaceutical supply procurement processes, the use of procurement efficiency indicators and the use of ABC VEN as a tool in the pharmaceutical supply procurement process. Proposed improvements in the use of ABC VEN and planning efficiency indicators to address waste over production. Proposed establishment of new standard operating procedures containing timelines, tools for grouping pharmaceutical supplies based on ABC VEN and procurement efficiency indicators to overcome waste waiting.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>