Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budiman
"Dengan menggunakan data return 13 indek harian yang didapat dari buzsa dapat digunakan _untuk menghitung suatu ukuran dari volatilitas time-varying. Andersen dan Bollerslev (1998) menyatakan bahwa model-model volatilitas menycdiakan forecast yang baik dari suatu variansi yang terkondisi (the conditional variance).
Dalam tulisan ini, penulis menggunakan pendekatan yang sama dengan Bollerslev (1998) dan menggunakan data return 13 indck harian untuk mengestimasi pengukumn volatilitas yang kemudian dibandingkan dengan model-model volatilitas. Tujuan penulisan adalah untuk mengevaluasi apakah evolusi dari model-model volatilitas (dalam hal ini model-model GARCHfamib=) telah membawa hasil forecast volatilitas menjadi lebih baik dali model volatilitas yang lebih sederhana (ARMA).
Penulis menggunakan 7 model dari GARCH famibv pada .13 indek yang terdailar di Bursa Efek Jakarta dengan jumlah pengamatan sebanyak 317 pengamatan. Hasil analisis penulis memmjukan bahwa tidak satupun model dari GARCH#1mi(y yang lebih superior dari model GARCHj21mib» lainnya untuk setiap indek, namun beberapa model volatilitas dari GARCH family jelas menunjukkan aproksimasi volatilitas yang Iebih baik jika dibandingkan dengan apa yang didapat dari model ARMA (sebagai bench mark).

Within data from 13 daily index which listing on Bursa Efek Jakarta (BEJ) can be measured one important measuring, that is volatility in time series. Andersen and Bollerslev (1986) said that volatility models are specially usetirl when the goal of study to analyze and forecast the conditional variance (volatility).
In this paper, the writer use approximation the same as with Bollerslev (1998), and use retum data of 13 daily index in BEJ to estimate measuring volatility and then make comparison among volatility models. This paper focuses on the performance of various GARCH models in terms of their ability of delivering volatility forecast for stock return data compared to the simple volatility model, that is ARMA.
This paper using 7 models of GARCH family on 13 index which is listing on BFJ with 317 observation daily data. Finally, out of sample tests indicate that no one of GARCH models (in this paper) superior among themselves for every index, but some of GARCH models clearly show that they better than ARMA models as forecaster in volatility.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T34219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Pudjianto
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian pengaruh antara idiosyncratic volatility dengan expected return. Idiosyncratic volatility dihitung dengan pendekatan langsung (direct method), yaitu standar deviasi dari residual yang dihasilkan model asset pricing Fama-French Five Factor. Penelitian ini menguji idiosyncratic volatility secara contemporaneous dan ex-ante. One-month lagged idiosyncratic volatility digunakan sebagai proksi dari expected idiosyncratic volatility. Metode yang digunakan dalam menguji model penelitian adalah Fama-Macbeth Cross-Sectional Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara realized idiosyncratic volatility dengan expected return pada waktu yang bersamaan (contemporaneous). Sedangkan secara ex-ante terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara one-month lagged idiosyncratic volatility dengan expected return.

This research has purpose to do empirical test of idiosyncratic volatility effect on expected return. Idiosyncratic volatility estimated with direct method, which is standard deviation of the residual generated by asset pricing model Fama-French Five Factor. This research test idiosyncratic volatility in contemporaneous and ex-ante. One-month lagged idiosyncratic volatility used as proxy for expected idiosyncratic volatility. The method used to test the research model is the Fama-Macbeth Cross-Sectional Regression. The results of research show that realized idiosyncratic volatility has positive and significant effect on expected return at the same time (contemporaneous). While in ex-ante there is negative and significant one-month lagged idiosyncratic volatility effect on expected return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farhan
"Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Pajak (UU HPP) tengah dengan salah satu pokok materinya, yakni kebijakan pengungkapan aset sukarela. Meski diharapkan dapat berimplikasi secara positif atas kehidupan masyarakat, namun tidak sedikit yang khawatir kebijakan ini dapat berdampak buruk. Disisi lain, kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian dikarenakan masih banyak orang yang menganggap kebijakan ini merupakan tax amnesty jilid ii. Untuk itu, penelitian ini berusaha untuk mengetahui apakah kebijakan pengungkapan aset sukarela merupakan salah satu bentuk dari tax amnesty, menganalisis dasar pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan pengungkapan aset sukarela, proses formulasi kebijakan pengungkapan aset sukarela, dan pemenuhan kriteria good tax policy menurut Joint Venture’s Tax Policy Group dengan kebijakan pengungkapan aset sukarela. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan paradigma post positivist dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi lapangan berupa wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan pengungkapan aset sukarela merupakan kebijakan yang sama dengan kebijakan tax amnesty. Kemudian, Fungsi pajak sebagai instrumen politik menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan pengungkapan aset sukarela. Lalu, proses formulasi kebijakan pengungkapan aset sukarela telah sejalan dengan konsep formulasi kebijakan model rasional sederhana yang dikemukakan oleh Patton dan Savicky. Kebijakan pengungkapan aset sukarela juga telah memenuhi konsep good tax policy.

The government has passed into law the 2021 Law about Tax Regulation Harmonization, with one of its subject matters being the voluntary asset disclosure policy. Although the law is expected to have positive implications for the people, many are worried that this policy could create bad impacts. On the other hand, this policy creates uncertainty because there are still many people think that this policy is a tax amnesty volume II. For this reason, this research attempts to determine whether asset disclosure policy is a form of tax amnesty, analyze the government's considerations in setting asset disclosure policy, the process of formulating asset disclosure policy, and the fulfillment of criteria for good tax policy according to the Joint Venture's Tax Policy Group with asset disclosure policy. This descriptive research will employ a quantitative approach with a post-positivist paradigm and data collection techniques in the form of library research, field studies, and in-depth interviews. The results of this study conclude that the voluntary asset disclosure policy is the same policy as the tax amnesty policy. Then, the tax function as a political instrument is the basis for government considerations in determining voluntary asset disclosure policies. The process of formulating a voluntary asset disclosure policy is in line with the concept of a simple rational model policy formulation proposed by Patton and Savicky. The voluntary asset disclosure policy has complied with the concept of a good tax."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Praditya
"ABSTRAK
Studi ini menyelidiki pengaruh antara order imbalance terhadap return
saham dengan menggunakan sampel saham berlikuiditas tinggi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yaitu LQ45 dengan periode penelitian Januari 2010 – Mei
2011. Tahap pertama menggunakan pengujian Two Stage Regression dengan
Newey West standard for error untuk mendapatkan hasil pengujian dengan
koefisien yang lebih konsisten pada masing periode return dan error yang robust,
dan yang kedua menggunakan data panel untuk menguji secara bersama-sama.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa order imbalance dapat dipakai
sebagai alat prediksi bagi return saham pada periode-periode tertentu, secara
umum order imbalance secara linear berpengaruh positif untuk order imbalance
total dan order imbalance investor domestik dan berpengaruh negatif untuk order
imbalance asing. Dan secara umum variabel kontrol yang digunakan juga
berpengaruh terhadap alat prediksi return

ABSTRACT
This study investigates the influence of order imbalance to stock return
using high liquidity sample listed on Indonesia Stock Exchange (LQ45) during
January 2010 - May 2011. The research uses Two Stage Regression Test with
Newey West Standard of Error to get consistent results with robust standard of
errors.
The research result shows that order imbalance can be used as a predictive
tool for the return of shares in certain periods. Generally in a linear order
imbalance has positive effect to the stock return for the order imbalance total and
domestic order imbalance, and has a negative effect for foreign imbalance order.
And in general, the control variables also affect the return prediction"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelia Adhisty Ayu Pratiwi
"ASEAN akan segera melaksanakan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN atau AFTA. Dengan dilaksanakannya AFTA, arus investasi akan dengan cepat berpindah dari satu negara ke negara yang lain. Negara-negara emerging market dianggap sebagai primadona dalam bursa saham ASEAN. Pergerakan return saham dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan menggunakan metode regresi linear, diperoleh hasil bahwa size, value, profitability, dan investment memberikan pengaruh yang terhadap return saham di bursa efek Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand pada periode tahun 2009-2013.

ASEAN will implement the ASEAN Free Trade Area or AFTA soon. By implementing this policy, investment flows would move quickly from one country to the others. Emerging market countries have regarded as the best performance in ASEAN stock exchange. The movement of stock returns are influenced by various factors. By using linear regression, obtained that size, value, profitability, and investment have significant influence on stock return in Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand stock exchange in the period 2009-2013.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahmat Heru Basuki
"Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh issue-issue dalam negeri pada volatilitas return saham serta menguji kinerja model GARCH dalam kemampuannya memprediksi (forecast) volatilitas return saham. Return saham diproxy dari indeks harga saham gabungan harian (composite index daily). Aspek-aspek yang diteliti meliputi pengenalan model GARCH, cara mendapatkan konstanta dan koefisien persamaan regresi serta kemampuannya memprediksi nilai volatilitas return saham ke masa yang akan datang.
Penelitian ini menggunakan data IHSG harian dari 1 Juli 1997 sampai dengan 30 Desember 2004. Data-data tersebut diperoleh dari PDPM-il3ii dan website "www jsx.co.id" di Internet, yang merupakan situs resmi dari Jakarta Stock Exchange. Metodologi penelitian adalah dengan cara membagi data menjadi 2 bagian atau periods, perioda ke-1 untuk pembuatan model dan perioda ke-2 untuk digunakan sebagai pembanding hasil prediksi. Keabsahan hasil model yang dibuat dan kemampuannya memprediksi diuji dengan beberapa soft ware komputer. Sedangkan hasil ujinya dilihat dari indikator-indikator statistik yang ditampilkan.
Kesimpulan hasil penelitian, ternyata issue-issue dalam negeri terutama yang berhubungan dengan perpolitikan berpengaruh pada volatilitas return saham serta GARCH merupakan model regresi yang mampu menjelaskan volatilitas return saham dan memberikan prediksi yang baik. Model GARCH bahkan mampu memprediksi volatilitas return saham pada kondisi ekonomi makro yang stabil maupun bergejolak tahun 2003 - 2004 dengan model yang dibangun dari kondisi crisis ekonomi parah tahun 1997 - 1998.

Target implementation of this research is analyzing influence domestic issues on stocks return volatility and also test performance of GARCH models and its ability stock return volatility forecasting. Stock return was taken from composite index daily. Aspects of research cover recognition of GARCH model, way of getting coefficient and regression equation constant value and also the ability to forecast stock return volatility value in the future.
This research use composite index daily data from July P`, 1997 until December 30'h, 2004. The data obtained from PDPM-iBii and website "www jsx.co.id" in internet, is formal sites of Jakarta Stock Exchange. Methodologies of Research is by dividing data become 2 period, first period for making of models and second period to be used as comparator result of forecasting. Validity of made models result and the ability to forecast is tested by a few computers software. While the test result of is seen on statistical indicator which is presented.
Conclusion of research, in the reality domestic issues especially related to politics having an effect on stocks return volatility and also GARCH is regression model that capable to explain stock return volatility and give forecasting the goodness. GARCH models even forecast stock return volatility at stable macro economic condition and flare up year 2003 - 2004 with woke up models from hard economic crisis condition of years 1997 - 1998.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Amalia Hasna
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh cash holding, market capitalization, book to market, asset growth, dan illikuiditas terhadap excess stock return periode tahun 2012-2016.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi berganda. Data yang digunakan adalah data panel. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada laporan keuangan tahunan dan data penjualan saham tahunan yang diperoleh dari Thoumson Reuters Ikon tahun 2011-2016. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling, dengan kriteria perusahaan yang menjadi sampel, adalah perusahaan yang memiliki data untuk seluruh variabel penelitian yang dibutuhkan. Total perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah 244, sehingga jumlah seluruh sampel pada penelitian selama 5 tahun adalah 1220. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1). cash holding memiliki pengaruh signifikan positif terhadap excess stock return, (2). market capitalization memiliki pengaruh signifikan positif terhadap excess stock return, (3). book to market memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap excess stock return, (4.) asset growth memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap excess stock return, dan (5.) Illikuiditas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap excess stock return. Oleh karena itu, investor harus memperhatikan cash holding, market capitalization, book to market, asset growth, dan illikuiditas karena memiliki hubungan yang signifikan terhadap excess stock return.

This research aims to test the influence of cash holding, market capitalization, book to market, asset growth, illiquidity of excess stock return year period 2012-2016. This research using approach a quantitative research with analysis techniques multiple regression. The data used  is panel data. The data used in this study are data on annual financial statements and annual stock sales obtained from Thoumson Reuters Icon year period 2011-2016. Sampling technique uses purposive sampling, with criteria companies that become the sample are companies that have research variable data required. The total of companes used as the sample is 244, hence the total sample in the research for 5 years is 1220. The result of this research show that: (1) cash holding has a significant positive effect on excess stock return; (2) market capitalization has a significant positive effect on excess stock return; (3) book to market has a significant negative effect on excess stock return; (4) asset growth has a significant negative effect on excess stock return; and (5) illiquidity has a significant positive effect on excess stock return. Therefore, investors should pay attention to cash holding, market capitalization, book to market, asset growth, and illiquidity because it has a significant relationship to excess stock return.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuning Astuti
"Investasi dapat dalam bentuk real aset (tanah, emas, mesin atau bangunan) dan investasi dalam bentuk financial assets/marketable securities (deposito, saham ataupun obligasi). Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko tinggi karena pergerakan harga saham yang dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan berikut : pertama, bagaimana perilaku tingkat pengembalian yang diharapkan dengan menggunakan 3 model yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM), Arbitrage Pricing Theory(APT) dan Fama & French (Tiga Faktor) dari saham-saham yang listing di BEJ. Kedua, faktor-faktor manakah yang signifikan mempengaruhi tingkat pengembalian saham atas saham-saham yang listing di BEJ.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh saham yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2000 - 2003 berdasarkan lndek Harga Saham Gabungan. Saham dual listing tidak termasuk dalam penelitian ini, demikian pula saham yang baru terdaftar dan keluar pada periode penelitian. Dari sekitar 257 saham yang terdaftar, maka hanya dipiiih 10 saham yang digunakan untuk penelitian Pemilihan dilakukan berdasarkan data yang telah diolah dengan kriteria berikut pertama saham dengan tingkat pengembalian diatas rata-rata tingkat pengembalian IHSG (rihsg = 0.73). Kedua, berdasarkan volume transaksi Ketiga, standar deviasi dari saham terpilih berada dibawah 19 %. Selain dari 10 saham tersebut digunakan juga 5 saham dual Iisting dalam penelitian ini.
Tingkat pengembalian atau return yang diharapkan sangatlah bervariasi tergantung dengan risiko pasar dan faktor-faktor lain diluar pasar. Hubungan antara tingkat pengembalian sekuritas dan risiko dapat diamati melalui analisis terhadap koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM), yang dirumuskan sebagai berikut Ri = Rf + |3(Rm - Rf). Model CAPM menjelaskan bahwa tingkat pengembalian dipengaruhi oleh faktor risk premium.
Selain ditentukan oleh risiko pasar, tingkat pengembalian sekuritas juga ditentukan oleh faktor-faktor diluar pasar. Metode pendekatan ini adalah Arbitrage Princing Theory (APT) melalui model dengan faktor makro ekonomi yaitu faktor tingkat suku bunga SBI, faktor lnflasi dan faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan mengamati tingkat signifikansinya dalam menentukan tingkat pengembalian suatu sekuritas sebagai berikut : E(r) = U + B(5|3\) f(5B,, + \3(||~:|=|_) farm.) + Btkunsy fn
Metode Fama French yang dikenal dengan model Tiga Faktor mempertimbangkan faktor internal dan eksternal merupakan faktor yang juga dapat mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Pada model Tiga Faktor, faktor yang ditambahkan selain faktor premi risiko pasar adalah market value dan ratio book to market.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa model CAPM menunjukkan adanya hubungan yang positif antara risiko dan tingkat keuntungan. Hasil yang didapat dengan model APT diketahui bahwa tingkat inflasi tidak signifikan dalam hal ini Ho diterima, sedangkan variabel tingkat suku bunga dan nilai tukar mendukung hipotesis yang diajukan (menolak Ho). Faktor SMB dan HML dalam model Tiga Faktor, hasilnya tidak konsisten walaupun signifikan, karena sebagian besar koefisien yang didapat negatif sehingga berlawanan dengan hipotesis. Secara umum 3 model yang digunakan signikkan, sedangkan dillhat dari tingkat pengembalian pon?fotio per bulan, hasil terbesar diurutkan sebagai berikut I APT = 1.9055%, CAPM = 1.9006% dan Tiga Faktor = 0.8575%.
Saran yang diusulkan meskipun model APT menghasilkan tingkat pengembalian paling tinggi, tapi R2 lebih kecil dari model Tiga Faktor, maka perlu dipertimbangkan variabel ekonomi lainnya, seperti : dividen yield, short term interest rate, default spread dan risiko negara. Perlu dipertimbangkan penambahan saham yang dimasukkan ke dalam sampel dan penambahan periode waktu penelitian untuk melihat apakah size dan book to market ratio dalam model Tiga Faktor mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengembalian portofolio. Pemilihan model yang digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan, pilihan tetap dikembalikan kepada investor, meskipun selama ini investor kebanyakan menggunakan model CAPM."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Fernando H.
"Tesis ini membahas pembentukan asset pricing model dengan menggunakan multifactor pricing theory terhadap saham-saham perusahaan minyak dan gas bumi pada Bursa Efek Indonesia, Singapore Exchange, dan Bursa Malaysia, dalam kurun waktu Januari 2003 hingga Desember 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi premi risiko, yang pada akhirnya digunakan untuk membentuk sebuah asset pricing model, untuk dapat mengestimasi tingkat pengembalian saham-saham yang diteliti. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu investor maupun pihak yang berkepentingan lainnya untuk membuat keputusan investasi. Penelitian ini bersifat eksploratif kuantitatif dengan menggunakan prosedur two-steps regression analysis versi Fama-Macbeth. Empat faktor makro dipilih sebagai variable bebas, yaitu masing-masing return dari harga spot minyak bumi, nilai tukar mata uang lokal terhadap dollar Amerika, yield spread obligasi pemerintah Amerika Serikat, serta indeks WIDOW dari Dow Jones; sedangkan variable terikat adalah return saham. Penelitian ini mengungkapkan tidak adanya korelasi yang berarti antara fluktuasi faktor makro dengan fluktuasi harga saham.

The thesis discuss the construction of asse pricing model using the multifactor asset pricing theory, for shares of oil, gas and energy companies in Indonesia Stock Exchange, Singapore Exchange, and Kuala Lumpur Stock Exchange. The time scope of the research was from January 2003 up to December 2008. The objective of the research is to estimate the risk premium for the four macro factors, which ini turn is utilized to construct the asset pricing model that could be used to estimate the expected return of the shares. It is expected that the result of the research might assist the investors and other interested parties in making investment decisions. The research is quantitative and explorative in nature, and utilizes the two-steps regression analysis procedure of Fama-Macbeth. Four macro factors selected as independent variables, i.e., return of oil's spot price, local bond, and, Dow Jone's WIDOW index. The research reveals, that there is no significant correlation between the fluctuation of the macro factors wth the fluctuation of shares price."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T27194
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>