Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132985 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrian
"Penelitian ini membahas mengenai identitas remaja Jepang yang dibangun melalui wacana-wacana yang bergerak saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain, dalam nama idola pop, musik pop Jepang atau J-pop, dan fashion remaja Jepang, serta remaja Jepang itu sendiri. Media pun diperkenalkan sebagai pihak yang berkepentingan dalam hubungan-hubungan yang terjadi di dalam wacana, mengenalkannya ke permukaan dalam wacana-wacana berada di dalam hubungan. Kekuasaan adalah alat yang digunakan untuk melakukan penelitian atas wacana-wacana yang terjadi atas nama identitas. Kekuasaan yang dimaksud bukan bentuk pengekangan ataupun kekuasaan terpusat yang dimiliki hanya oleh satu orang atau satu kelompok. Foucault, menjelaskan kekuasaan sebagai suatu model strategis canggih dalam suatu masyarakat tertentu, yang dibentuk dari kekuasaan-kekuasaan mikro yang terpisah-pisah. Remaja mencari identitas, idola pop menggunakan gaya hidupnya sebagai idealisme akan identitas, musik pop berperan sebagai perwakilan identitas idola, dan fashion sebagai gaya hidup yang dapat dicermati secara visual, adalah wacana-wacana penting yang terbentuk di dalam suatu jaringan kekuasaan. Disampaikan secara giat oleh media demi terperolehya keuntungan, yang mana keuntungan atas pencapaian identitas oleh remaja termasuk di dalamnya, suatu kesadaran atas pemerolehan gaya hidup yang diterangkan dalam wacana kekuasaan.
Dari penelitian mengenai identitas remaja Jepang, melalui pemahaman kekuasaan, diperoleh kesimpulan bahwa wacana sebagai pengetahuan, adalah hal yang dipentingkan di dalam kekuasaan. Wacana yang berusaha menjelaskan mengenai identitas yang diinginkan remaja Jepang, erat dengan kebebasan dan kebaruan, dapat dipahami secara lebih mendalam, dan dipilah-pilah melalui wacana-wacana lain yang berkepentingan dengannya. Wacana-wacana tersebut saling berhubungan satu sama lain, dan mampu berlipat ganda ke dalam wilayah penyebaran yang baru, yang secara keseluruhan berada di dalam jaring kekuasaan. Nama-nama baru atas identitas dengan demikian muncul, dan dapat dijelaskan kembali melalui kekuasaan yang tertuang dalam wacana-wacana.

The focus of this study is Japanese youth identities which derive from texts through Japanese pop idols, pop music or known as J-Pop, youth fashion, and the youth themselves. Media as well is related in the texts, the one who have interest and need in youth, produce or reproduce texts in relations with others texts. Power is used as tools to explain identity texts. Power itself is not about repressive or one controlled system. What Foucault means by power is not an exclusively negative force. Foucault define power as one concept based on knowledge make uses of knowledge, a strategical system in one society analysis. Youth seeks identities, pop idols use lifestyle as idealism of such identities, pop music role as pop idols identity, and fashion used by idols as visual lifestyle, are the important texts which related one to another in power relations. Media use these texts in purpose of finding benefits based on youth identity. Youth themselves have their own will to find their own identity through knowledge about identity, and vice versa, which these relations can be explained in power knowledge relations.
From this study, can be concluded that texts as knowledge, is one of the important things to make power works. Texts explain youth identity, filled with freedom and feel of new things, related to many other youth texts, are in position ofpower relations. These texts related to each other, can be spread or double in new field of knowledge and texts, which still inside power relations. New names of identity will come from texts, again explainable by the use of power and its realtions.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T20198
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khidir Marsanto
"This article will clarify political representation of exhibition at Ullèn Sentalu Museum, Monumen Jogja Kembali, and Affandi Museum. These three museums are considered as proponent of Yogyakarta?s identity as the central of Javanese culture, struggle city, and the barometer of Indonesian fine art. The issue then, is it true that in the exhibitions? at the three museums are appropriate with the identity of Yogyakarta, or in the contrary, the exhibitions have no correlation with this city?s identity discourse. There is a possibility that museum precisely bringing self-interest for specific purposes. Therefore, this paper needs to observe how the exhibitions at these museums were implemented. Through interpretive approach, the exhibition at the museum may be analogous similar with language phenomenon, and hence museum is considered as text that can be read and interpreted. Exhibition at the museum was developed within framework of thoughts (ideology), motives, and specific discourses, which all of these are articulated through a set of symbols (collection), that arranged with special layout procedure (display procedure). Thus, museum becomes ?political? since, in this perspective, museum has power over the formation of discourse through their exhibition."
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pradina Anugrah Anggraeni
"Video musik telah menjadi salah satu bentuk komunikasi audio-visual yang membawa K-pop menjadi sebuah sensory experience yang mana makna dari sebuah lagu akan dapat dengan mudah dipahami. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hubungan antara tanda dan makna yang terkandung dalam dua versi video musik Ditto oleh NewJeans. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini ditemukan dua data terkait tanda yang merepresentasikan realitas kehidupan seorang idola di antaranya yakni seorang idola akan selalu menjadi sumber kekuatan bagi para penggemarnya dan seorang idola yang ingin agar para penggemarnya selalu setia kepada mereka serta ditemukan lima data terkait tanda-tanda yang merepresentasikan realitas kehidupan seorang penggemar di antaranya yakni seorang penggemar merekam fancam idolanya, seorang penggemar yang selalu memberi dukungan kepada idolanya, seorang penggemar yang merasa sudah tidak lagi memiliki hubungan emosional lagi kepada idolanya, seorang penggemar yang meninggalkan idolanya karena sudah tidak menemukan rasa keseimbangan dalam hidupnya, dan seorang penggemar yang menyadari bahwa kehadiran idola dapat membantu menemukan jati diri."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Baihaqi Genta Fadhlonsyah
"Pada penelitian ini, penulis akan membahas mengenai apa saja fungsi musik hip-hop sebagai sebuah bentuk komunikasi massa berdasarkan teori Joseph R. Dominick dan bagaimana hal tersebut dapat menjadi pemicu munculnya sebuah fenomena tren berbusana b-kei fashion di Jepang, Harajuku, Takeshitadoori, Jepang. Metode penelitian yang digunakan penulis ialah kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengambilan sampel untuk mengumpulkan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner yang disebarkan kepada sampel yang ditargetkan kepada pengunjung, fashion enthusiasts, pengamat fesyen, dan beberapa pegawai toko yang berada di Harajuku, Takeshitadoori, Jepang Penelitian ini membuktikan bahwa musik hip-hop sebagai bentuk komunikasi massa menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga berhasil menjadi sebuah pemicu munculnya fenomena tren berbusana b-kei fashion yang ramai diminati di Harajuku, Takeshitadoori, Jepang.

In this study, the author will discuss the functions of hip-hop music as a form of mass communication based on Joseph R. Dominick’s theory and how it can trigger the emergence of the b-kei fashion trend phenomenon in Harajuku, Takeshitadoori, Japan. The author utilized both quantitative and qualitative research methods for this study. The data collection used several sampling techniques, which included observations, interviews, documentation, and questionnaires distributed to the intended samples, comprised of visitors, fashion enthusiasts, fashion observers, and several shop employees found in Harajuku, Takeshitadoori, Japan. This study proves that hip-hop music functions effectively as a form of mass communication, therefore successfully triggering the emergence of the popular bkei fashion trend phenomenon in Harajuku, Takeshitadoori, Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia , 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Rahmayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran identifikasi dengan idola pada hubungan antara interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir pengemar Korean pop idol. Partisipan dalam penelitian ini adalah 422 remaja akhir penggemar Korean Pop Idol. Melalui mediation analysis dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan status identitas diri (c?= 0.006, p= 0.772) dan jalur interaksi parasosial terhadap indentitas diri remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0.198 - 0.0413), terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan identifikasi (a= 0.922, p< 0.01), tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara identifikasi dan status identitas diri (b= 0.005, p= 0.732), serta tidak terdapat peran identifikasi yang memediasi interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir penggemar Korean Pop Idol dengan analisis the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) dan dengan analisis bootstrap confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0.234, 0.0326]).

This study aimed to examine the role of identification with an idol on the relationship between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan. Respondents in this study were 422 late adolescent Korean pop idol fan. Through the mediation analysis, it showed that there was no positive and significant correlation between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (c '= 0.006, p = 0772) and the pathway of parasocial interactions self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan do not have significant influence (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0198 - 0.0413), there was a positive and significant correlation between parasosial interaction and identification with an idol (a = 0.922, p <0.01), there was no positive and significant correlation between identification with an idol and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (b = 0.005, p = 0732), and there was no role of identification with an idol that mediated parasocial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan by the analysis of the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) and by bootstrap analysis confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0234, 0.0326])."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goenawan Mohamad, 1941-
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2002
814 Moh e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Elok Sekarini
"ABSTRAK

Fashion bagi Perancis adalah aspek penting dalam spektrum budaya dan kehidupan sosial. Industri fashion bukan hanya sekedar industri kreatif, tetapi juga sektor penting bagi Perancis. Industri Fashion sebagai salah satu bentuk identitas budaya, tidak hanya berkontribusi pada aktivitas perekonomian negara, tetapi juga memberikan pengaruh dan citra Perancis di mata internasional. Potensi pertumbuhan industri ini tetap signifikan, di tengah naik-turunnya kondisi ekonomi Perancis. Paris sebagai Ibukota Mode Dunia memiliki acara fashion tahunan yang terbesar di dunia, yaitu Paris Fashion Week. Penelitian ini akan meneliti bagaimana fashion sebagai identitas budaya Perancis dapat menghegemoni fashion di dunia, serta bagaimana stimulan ekonomi yang dihasilkan dari biannual event Paris Fashion Week terhadap perekonomian Perancis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang didukung oleh data-data kuantitatif untuk menjelaskan kontribusi ekonomi yang diberikan oleh industri fashion. Penelitian ini dianalisis dengan Teori Identitas (Stuart Hall) dan Teori Hegemoni (Gramsci). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kontribusi industri fashion terhadap GDP Perancis bertambah setiap tahunnya, terutama pendapatan yang datang dari biannual event Paris Fashion Week. Acara tahunan ini memberikan stimulan ekonomi yang luar biasa setiap tahunnya, serta berkontribusi terhadap pendapatan GDP Perancis.


ABSTRACT


For France, fashion is an important aspect in the spectrum of culture and social life. The fashion industry is not just a creative industry, but also an important sector for France. The Fashion Industry as a form of cultural identity, not only contributes to the countrys economic activities, but also influences Frances image in the international perspectives. The potential growth of this industry remains significant, amid the ups and downs of the France economic conditions. Paris as the Worlds Fashion Capital has the largest annual fashion event, namely Paris Fashion Week. This study will examine how fashion as a French cultural identity can hegemony fashion in the world, and how the economic stimulants generated from the bianuual event Paris Fashion Week towards France economy. This study uses qualitative methods supported by quantitative data to explain the economic contributions from fashion industry. This research analyzed with Identity Theory (Stuart Hall) and Hegemony Theory (Gramsci). The results of this study indicate that the contribution of the fashion industry to the France GDP increases each year, especially comes from the biannual event Paris Fashion Week revenue. This annual event provides a tremendous economic stimulant annually, as well as contributing to the France GDP income.

 

"
2020
T55032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Zahra Matarani
"ABSTRAK
Studi ini meneliti eksklusi rapper etnis Korea Amerika dari musik rap dan usaha mereka untuk bertahan di industri dengan budaya rap yang didominasi orang kulit hitam di Amerika serikat. Dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis Fairclough 1995 , penelitian ini akan membahas dua lagu oleh tiga rapper Korea Amerika lewat penanda tekstual, praktik diskursif, dan konteks sosial, dimana telah ditemukan bahwa para rapper ini me-reterritorialisasi musik rap melalui penanda linguistik dan pembuatan makna dalam proses untuk menegaskan identitas mereka masing-masing. Dalam konten lirik, para rapper ini mengkronologikan bobot karya mereka untuk menegaskan pengalaman etnis yang unik yang bertentangan dengan konten rap mainstream. Selanjutnya, para rapper ini tidak secara khusus menerapkan strategi puitis berbasis etnis seperti Hangeul bahasa Korea untuk membangun identitas etnik mereka, melainkan untuk mengkontekstualisasikan makna di dalam lagu-lagunya.

ABSTRACT
This study examines Korean American rappers rsquo displacement from rap music and the struggle to surface in the industry amongst the predominantly Black rap culture in the US. By employing Fairclough rsquo s Critical Discourse Analysis 1995 , the study will look into four songs by three Korean American rappers and its textual markers, discursive practice, and social context, and has found that these rappers reterritorialize rap via its linguistic markers and meaning making process to assert individual identities. In the lyrical contents, rappers historicize the contents of their work to assert a unique ethnic experience in opposition to mainstream rap. Next, rappers do not specifically employ ethnicity based poetic strategies such as the Hangeul Korean language to establish their ethnic identity, but rather to contextualize meaning within the songs."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Syarfuan
"Pengaruh musik dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi maupun sosial sangat besar. Dibandingkan dengan pentingnya pengaruh musik, penelitian mengenai musik dalam hubungannya dengan psikologi sosial masih jarang terdengar. Hubungan antara musik terhadap seseorang sangat kompleks. Dalam satu waktu yang bersamaan setiap individu mempunyai kapasitas maupun kemampuan untuk menyukai berbagai jenis musik yang berbeda.
Dalam memenuhi kebutuhan manusia, musik dapat memberikan kepuasaan dalam konteks pribadi dan sosial. Salah satunya adalah pemilihan jenis musik mempunyai fungsi pada saat seseorang menentukan posisi mereka dalam sebuah lingkungan dan pandangan mereka akan diri sendiri.
Selain itu pemilihan jenis musik juga dapat membantu kita untuk menggali informasi lebih dalam akan kepribadian seseorang serta mengukur identitas sosial, dengan melihatnya dari tingkat kesukaan seseorang dari pemilihan jenis lagunya, band atau artis, jenis kategori musik secara keseluruhan maupun sub-kategorinya, ataupun ciri dari musik secara keseluruhan.
Temuan-temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini masih sangat kurang untuk melihat hubungan antara selera jenis musik dan trait kepribadian. Sedangkan dalam mengukur identitas sosial, terdapat temuan yang berbeda dari penelitianpenelitan sebelumnya. Seperti yang telah diprediksi, penelitian ini tidak akan menemukan hasil yang sama karena adanya perbedaan budaya yang sangat besar.
Hal ini dapat terjadi karena kurang banyaknya jumlah subyek penelitian untuk mendekati populasi atau adanya kemungkinan bahwa pengelompokan jenis musik dalam dimensi kurang dapat merepresentasikan setiap jenis musik yang diteliti. Selain itu masalah perbedaan budaya yang mempengaruhi hasil dari penelitian, Oleh karena itu, selain berbedanya nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat, hasil penelitian yang berbeda juga mungkin terjadi karena kurang tepatnya pemilihan kata dan pemilihan trait kepribadian yang kurang merepresentasikan cara pandang masyarakat Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weintraub, Andrew N. (Andrew Noah)
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2012
781.635 98 WEI d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>