Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116736 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asri Werdha Sari
"Tujuan: menganalisis ekspresi protein sitoglobin (Cygb) pada hati tikus yang mengalami stres oksidatif akibat induksi CC4 dan yang diberi perlindungan dengan antioksidao N-asetil sistein (NAC).
Hasil: stres oksidatif pada hati tikus yang diinduksi CC4 ditunjukkan oleb menurunnya aktivitas spesifik kstalase dan meningkatnya kadat senyawa dikarbonil. Titer Cygb menurun pada kelompok yang diberi CCl4. Tidak ada perbedaan betmalma antara titer Cygb pada tikus yang dilindungl NAC sebelum atau sesuadah CCl4.
Kesimpulan: Titer Cygb menurun pada induksi CCl4 setelah dua hari dan mendukung hipotesis bahwa Cygb berperan mencegah stres oksidatif. Penurunan titer Cygb setara dengan kerusakan oksidatif.

Aim: to analyze the expression of Cygb in rat liver under oxidative stress induced by carbon tetrochloride (CCI4) and protected by antioxidant N-acetyl cystein.
Result: oxidate stress induced by CCI4 in rat liver decreases specific octivlty of catalase and increases the content of dicarbonyl. Titer of Cygb is decreased in groups induced by CCI4,. There is no significant difference in rats with NAC before and qfler CCI4.
Conclusion: Titer of Cygb is decreased qfler 2 days oxidative stress and support the hypothesis that GYgb is play role against oxidative stress. The decrease of Cygb titer is equal with oxidative damage.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T31973
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lindi Grahawanti Haritsyah
"Penelitian ini bertujuan menganalisis ekspresi HIF-1? pada hati tikus yang diracuni CCl4 dalam kondisi normoksia, dengan atau tanpa perlindungan N-asetil sistein (NAC). Sebanyak 25 ekor tikus Sprague-Dawley jantan dibagi menjadi 5 grup: kontrol, diberikan minyak kelapa, diberikan CCl4, disuntik NAC lalu diberikan CCl4, diberikan CCl4 lalu disuntik NAC. Ekspresi mRNA HIF-1? dianalisis dengan real time RT-PCR dan dikuantifikasi menggunakan metode Livak. Ekspresi protein HIF-1? diukur menggunakan ELISA. Hasil ekspresi mRNA dan protein HIF-1? tertinggi terdapat pada grup tikus yang hanya diberi CCl4, lalu lebih rendah pada grup yang diberi NAC sebelum CCl4, grup yang diberi NAC setelah CCl4, grup kontrol, dan grup yang diberi minyak kelapa. Disimpulkan bahwa pemberian CCl4 pada kondisi normoksia menyebabkan peningkatan ekspresi HIF-1?, sedangkan pemberian NAC terbukti menurunkan ekspresi HIF-1a. Hal tersebut menunjukkan bahwa mekanisme perubahan ekspresi pada HIF-1a memang dipengaruhi oleh radikal bebas yang terbentuk akibat metabolisme CCl4.

This study analyzed the expression of HIF-1? in liver rat tissue induced by CCl4 under normoxic conditions, with or without N-acetyl cysteine (NAC) protection. Twenty five male Sprague-Dawley rats were divided into 5 group: control rats, rats administered with coconut oil, rats administered with CCl4, rats injected with NAC then administered with CCl4, rats administered with CCl4 then injected with NAC. The expression of HIF-1? mRNA was measured by real time RT-PCR using Livak method, while the HIF-1? protein was measured by ELISA assay. Results showed that the highest HIF-1? mRNA and protein expression were found in the group treated by CCl4 and then was gradually lowered in the pre-NAC group, post-NAC group, control group, and coconut oil group. The overall result of this study show the effect of CCl4-treated rats under normoxic conditions increased the expression of HIF-1?, while NAC treatment decreased the expression of HIF-1?. These findings show that free radical formed by CCl4 metabolism play a role in the regulation of HIF-1"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Anshari
"ABSTRAK
Cengkih (Syzygium aromaticum) mengandung senyawa antioksidan kuat yang setara dengan antioksidan standar. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas antioksidan ekstrak air cengkih dalam menurunkan kerusakan hati tikus yang diinduksi oleh karbon tetraklorida (CCl4). Penelitian ini menggunakan desain eksperimental in vivo. Data penelitian didapat dengan mengukur konsentrasi senyawa karbonil hati tikus Wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol positif, kontrol negatif, diberikan cengkih 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Data kemudian diolah menggunakan program SPSS versi 20.0. Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan rata-rata konsentrasi senyawa karbonil (nmol/mL) kontrol positif (2,045), kontrol negatif (1,794), cengkih 1 hari (1,635), cengkih 3 hari (2,865), cengkih 5 hari (3,218), dan cengkih 7 hari (2,630), dengan nilai p = 0,55. Hasil uji post hoc antara kontrol negatif dengan kelompok lainnya memiliki nilai p > 0,05. Disimpulkan, ekstrak air cengkih tidak memiliki efek antioksidan yang bermakna untuk meredam kerusakan hati oleh CCl4 dan jangka waktu pemberian cengkih tidak mempengaruhi aktivitas antioksidannya secara bermakna.

ABSTRACT
Cloves (Syzygium aromaticum) possess strong antioxidant activity equivalent to standard antioxidants. The purpose of this study was to determine the effectivity of aqueous-extract cloves as antioxidant in reducing damages to carbon tetrachloride-induced rat liver. This experimental study uses data obtained from measurement of carbonyl concentration in Wistar rat liver which are divided into 6 groups: positive control, negative control, received cloves for 1 day, 3 days, 5 days, and 7 days. The data are processed with SPSS version 20.0. The results of one-way Anova test show carbonyl concentration (nmol/mL) in positive control (2.045), negative control (1.794), 1-day clove (1.635), 3-day clove (2.865), 5-day clove (3.218), 7-day clove (2.630), with p = 0.55. Post hoc results comparing negative control to other groups show p > 0.05. To conclude, aqueous-extract cloves do not possess significant antioxidant activity to reduce carbon tetrachloride-induced liver damage and duration of administration of cloves did not significantly affect its antioxidant activity."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khifzhon Azwar
"ABSTRAK
Latar belakang: Penelitian-penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa
Syzygium aromaticum (cengkih) dapat berfungsi sebagai antioksidan dan
prooksidan. Untuk mendapatkan data dan mengetahui efek cengkih terhadap
konsentrasi malondialdehida (MDA) dikarenakan stres oksidatif yang diinduksi
karbon tetraklorida (CCl4) pada hati dan plasma darah tikus dan apakah plasma
darah dapat mewakili kerusakan pada hati.
Metode: 10 jenis perlakuan dibandingkan yaitu 5 perlakuan pada hati dan 5 pada
plasma darah. Setiap jaringan diberi perlakuan yakni (1) CCl4 positif dan cengkih positif setelah 3 hari, (2) setelah 1 hari perlakuan, (3) alfa-tokoferol, (4) CCl4, dan"
"(5) kontrol normal. Metode Wills digunakan untuk mengukur kadar MDA."
Hasil: Kadar MDA hati ±SD adalah 0,0262 ±0,0010 pada kelompok hari ketiga,
0,0214 ±0,0047 pada kelompok hari pertama, 0 pada kelompok alfa-tokoferol,
0,0077 ±0,0094 pada kelompok CCl4, dan 0,0039 ±0,0009 pada kontrol normal
dalam nmol/mg protein (p=0,000), sedangkan di plasma darah hasilnya 29,6032
±6,8021 pada kelompok hari ketiga, 26,1103 ±3,6920 pada kelompok hari
pertama, 1,1612 ±0,3555 pada kelompok alfa-tokoferol, 1,4585 ±1,4747 pada
kelompok CCl4, and 2,4217 ±1,2382 pada kontrol normal diukur dalam nmol/mL
(p=0,000).
"
"
"Kesimpulan: Penggunaan ekstrak cengkih dengan dosis 200 mg/kg berat badan"
"tikus meningkatkan kadar MDA dan kerusakan yang diinduksi oleh CCl4 tergantung pada lama perlakuan. Efek antioksidan tidak didapatkan dalam penelitian ini. Dengan adanya korelasi yang kuat antara kadar MDA di hati dan plasma darah (R=0,97; p=0,003), dapat disimpulkan penggunaan plasma darah dalam pengukuran kadar MDA dapat mewakili perubahan kadar di hati yang"
"diakibatkan oleh kerusakan."

ABSTRACT
Background: Previous studies showed that Syzygium aromaticum (clove) could
be antioxidant or prooxidant. It is important to obtain better understanding about
the effect of clove on malondialdehyde (MDA) concentration due to carbon
tetrachloride (CCl4)-induced oxidative stress in rat liver and blood plasma in Day
1 and Day 3; and whether blood plasma MDA level might represent liver damage.
"
"
Methods: 10 kinds of treatment consist of 5 kinds for liver and 5 for plasma.
Each rat group underwent several treatments, namely (1) CCl4- and clove-positive
treatment after 3 days of clove treatment, (2) one day after, (3) alpha-tocopherol,
(4) CCl4, and (5) normal control. Wills method was used for MDA concentration
measurement.
Results: : Liver MDA concentration was 0.0262 ± 0.0010 for day 3 group, 0.0214
±0.0047 for day 1 group, 0 for alpha-tocopherol group, 0.0077 ±0.0094 for CCl4
group, and 0.0039 ±0.0009 for the normal control group in nmol/mg protein
(p=0.000). Whereas in blood plasma it was 29.6032 ± 6.8021 for day 3 group,
26.1103 ±3.6920 for day 1 group, 1.1612 ±0.3555 for alpha-tocopherol group,
1.4585 ±1.4747 for CCl4 group, and 2.4217 ±1.2382 for normal control group in
nmol/mL (p=0.000).
"
"
Conclusion: 200 mg clove administration /kg body weight of rat increased MDA
concentration and enhanced CCl4-induced damage in a time-dependent fashion.
No antioxidant properties were observed. Strong correlation between MDA
concentration in the liver and blood plasma (R=0.97; p=0.003) approved blood
plasma utilization to represent hepatic MDA concentration or damage"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Nur Anisa Rahmi
"Latar belakang: Bekatul merupakan bagian dari padi yang mengandung sumber antioksidan bermanfaat dalam perlindungan dari radikal bebas. Radikal bebas sendiri merupakan senyawa yang dapat menyebabkan stress oksidatif dan kerusakan pada organ tubuh.Terlepas akan manfaatnya, bekatul seringkali dibuang dalam proses penggilingan padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi perlindungan minyak bekatul pada kerusakan jaringan hati yang diinduksi oleh CCl­4 melalui pengukuran ALT jaringan hati tikus
Metode: Sebanyak 24 tikus wistar jantan dibagi acak dalam 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok preventif yang diberikan minyak bekatul dosis 1 sebesar 0.5mL lalu diberikan CCl4 0.55g/KgBB,kelompok preventif yang diberikan minyak bekatul dosis 2 sebesar 1.5mL lalu diberikan CCl4 0.55g/KgBB,kelompok kontrol positif yang hanya diinduksi CCl4, kelompok kuratif yang diberikan CCl4 0.55g/KgBB lalu diberikan minyak bekatul dosis 1 sebesar 0.5mL, kelompok kuratif yang diberikan CCl4 0.55g/KgBB kemudian diberikan minyak bekatul dosis 2 sebesar 1.5mL. Pengukuran ALT dilakukan menggunakan Kit dengan sampel jaringan hati tersimpan.
Hasil: Kelompok kontrol positif memiliki kadar ALT terrendah. Terdapat adanya peningkatan kadar ALT pada kelompok tikus preventif dan kuratif dibandingkan dengan kelompok kontrol positif,walaupun tidak signifikan.
Kesimpulan: Minyak bekatul dosis 0.5mL dan 1.5mL pada kelompok preventif dan kuratif mampu meningkatkan kadar ALT dibandingkan kelompok kontrol positif walaupun tidak bermakna secara statistic.

Introduction: Bran is part of rice that contains antioxidants that are useful in protecting against free radicals. Free radicals are molecules that can lead to oxidative stress and organ damage. Despite its advantages, bran is frequently discarded during the miling process. The purpose of this study is to determine the potential protection of rice bran oil against CCl4-induced liver tissue damage by measuring rat hepatic tissue ALT
Method: Total of 24 wistar rats were randomly into 6 groups, namely the control group, the preventive group which was given the first dose of 0.5mL rice bran oil and then CCl4 0.55 g/KgBW, the preventive group which was given the second dose of 1.5mL rice bran oil and then CCl40.5g/KgBW, the positive control group which was only induced by CCl4, the curative group which was given CCl4 0.55g/KgBW and then the first dose of 0.5mL rice bran oil, the curative group which was given CCl4 0.55g/KgBW and then given a second dose of 1.5mL rice bran oil. ALT measurements were then performed using the Kit with the stored liver tissue samples
Result: The positive control group had the lowest ALT levels compared to the other groups. There was an increase in ALT levels in both the preventive and curative groups compared to the positive control group, although this was not statistically significant.
Conclusion: Rice bran oil doses of 0.5mL and 1.5mL in the preventive and curative groups were able to increase ALT levels compared to the positive control group although not statiscally significant
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masengi, Angelina Stevany Regina
"ABSTRAK
Hipoksia hipobarik intermiten HHI dengan menggunakan protokol profil penerbangan modifikasi Mulyawan pada ruang hipobarik dapat digunakan sebagai model hipoksia yang bersifat melindungi melalui ekspresi HIF-1? dan protein yang diregulasinya yang bermanfaat dalam mengatasi radikal bebas yang terbentuk selama induksi tersebut. Pada penelitian ini dinilai ekspresi protein sitoglobin Cygb dan neuroglobin Ngb serta aktivitas spesifik asetilkolin esterase AChE sebagai dampak dari induksi HHI pada tikus dewasa. Digunakan 25 tikus Sprague-Dawley dewasa yang terbagi atas dua kelompok kontrol yakni normoksia dan hipoksia hipobarik akut HHA , serta 3 kelompok yang terpapar HHI kelompok pertama terpapar pada hari ke-1 dan ke-8 IHH1x , kelompok ke-2 terpapar pada hari ke-1, -8 dan -15, sedangkan kelompok ke-3 terpapar pada hari ke-1, -8, -15 dan -22 . Sitoglobin dan Ngb menurun pada induksi akut dan meningkat secara signifikan seiring dengan peningkatan frekuensi paparan HHI. Aktivitas spesifik AChE meningkat secara signifikan sejak paparan pertama HHA namun kemudian menurun pada induksi terakhir IHH3x . Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pada HHI3x terjadi respons adaptasi yang bersifat melindungi jaringan otak tikus percobaan terhadap perlakuan.

ABSTRACT
Proposed as a protective model of hypoxia via HIF 1 expression, intermittent hypobaric hypoxia IHH in the rat, using Mulyawan rsquo s modified flight profile in a hypobaric chamber, is known to be useful in overcoming the free radicals formed during the induction. Using the same method, this study 39 s aims are to investigate cytoglobin Cygb and neuroglobin Ngb protein expressions and specific activity of acetylcholine esterase as the impacts of the IHH induction in adult rats. We used 25 adult Sprague Dawley male, divided into 2 control groups normoxia and acute hypobaric hypoxia AHH , and 3 IHH exposed groups the first group was exposed on day 1 and 8 IHH 1x the second group on day 1, 8 and 15 IHH 2x and the third group on day 1, 8, 15 and 22 IHH 3x . Cytoglobin and Ngb were decreased in the acute induction and increased significantly along with the increasing frequency of the IHH induction. The specific activity was increased significantly since the first AHH induction of hypobaric hypoxia but then decreased in the last induction IHH3x . From these findings, it is concluded that IHH, especially IHH3x, seems to be a protective adaptive response in the rat rsquo s brain tissue. "
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Dafana Putra
"Tubuh memiliki pertahanan terhadap radikal bebas dengan menghasilkan antioksidan endogen salah satunya enzim glutation peroksidase (GPx). Untuk membantu kerja antioksidan endogen, banyak pencarian terkait antioksidan dari luar tubuh misalnya dari bahan makanan. Jengkol (Archidendron pauciflorum) adalah tumbuhan khas yang banyak terdapat di Indonesia berpotensi sebagai antioksidan karena mengandung asam jengkolat (sistein), polifenol, dan vitamin C. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak biji jengkol dapat mempengaruhi aktivitas spesifik GPx pada jaringan hati tikus. Sebanyak 28 ekor tikuslSprague Dawley dibagi dalam empat kelompok, yaitu tanpa perlakuan, jengkol, CCl4, dan jengkol disertailCCl4. Ekstrak biji jengkol diberikan 10 mL/kg selama 8 hari dan CCl4 diberikan 0,55 mL/kg pada hari ke-9 dan 10. Pada hari ke- 11 tikus dieutanasia, homogenat hati tikus diambil, kemudian diukur aktivitas spesifik GPx dengan kit/reagen standar. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ekstrak biji jengkol dapat menurunkan aktivitaslspesifik GPx pada hati tikus yang tidak diberikan CCl4 (p=0,032) maupun tikus yang diberikan CCl4 (p=0,000). Hal ini diperkirakan karena jengkol mampu meminimakan radikal bebas pada jaringan hati normal (tanpa intoksikasi CCl4) karena sisteinnya secara langsung dapat menekan pembentukan H2O2 (substrat GPx) sehingga aktivitas GPx lebih rendah dibandingkan kelompok tanpa perlakuan, namun jengkol tidak dapat menangkal kerusakan akibat CCl4.

Human body has defense mechanisms against free radicals by producing endogenous antioxidants, one of them is enzyme glutathione peroxidase (GPx). To help work of endogenous antioxidants, many studies search for exogenous antioxidants e.g. from food. Jengkol (Archidendron pauciflorum), a typical plant that grows in Indonesia, has potential as antioxidant because it contains djengkolic acid (cysteine), polyphenolics, and vitamin C. The purpose of this study is to prove that jengkol seed extract can affect GPx specific activity in rat liver tissue. A total of 28 Sprague Dawley rats are divided into four groups: untreated group, jengkol, CCl4, and CCl4 plus jengkol. Jengkol seed extract are administered 10 mL/kg for 8 days, and CCl4 are given 0,55 mL/kg on 9th and 10th day. On 11th day, all rats are euthanized, liver homogenates are then taken, and GPx specific activity is measured using standard kit/reagent. Result of statistical analysis shows that jengkol seed extract can decrease specific activity of GPx in non-CCl4-treated rat (p=0,032) and CCl4-treated rat (p=0,000). This is expected because jengkol is able to minimize the free radicals found in normal liver tissue (without CCl4 intoxication) as its cysteine can decrease formation of peroxide (GPx substrate) directly, so it lower GPx activity but jengkol cannot counteract the liver damage caused by CCl4."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Angelina Permatasari
"Hepatotoksisitas merupakan suatu kondisi adanya kerusakan hati yang disebabkan oleh penggunaan suatu zat atau obat-obatan tertentu seperti karbon tetraklorida (CCl4). Untuk dapat mencegah terjadinya hal tersebut, dibutuhkan senyawa yang berfungsi sebagai hepatoprotektor seperti antioksidan. Oncom diketahui memiliki kandungan senyawa antioksidan berupa isoflavon. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan hepatoprotekif ekstrak oncom pada tikus yang diberikan CCl4 dengan melakukan pengukuran terhadap aktivitas fosfatase alkali (ALP) dan Gamma Glutamyl Transferase (GGT) plasma tikus. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus Sprague-Dawley jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok secara acak yaitu, (1) kontrol tanpa perlakuan ;(2) kontrol CCl4 0,55 mg/kgBB ; (3) ekstrak oncom merah (OM) 1 gram/kgBB/hari ; (4) ekstrak OM 1 gram/kgBB/hari dan CCl4 0,55 mg/kgBB ; (5) ekstrak oncom hitam (OH) 1 gram/kgBB/hari ; (6) ekstrak OH 1 gram/kgBB/hari dan CCl4 0,55 mg/kgBB. Aktivitas ALP diukur dari plasma tikus dengan menggunakan substrat p-NPP dan aktivitas GGT diukur dari plasma tikus dengan menggunakan kit GGT RANDOX pada tiap kelompok perlakuan. Data dianalisis dengan menggunakan One-Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antar tiap kelompok perlakuan terhadap aktivitas ALP (p=0,186) dan GGT (p=0,895). Oleh sebab itu, dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian CCl4 dengan dosis 0,55 mg/kgBB tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan pada hati dan pemberian ekstrak oncom dengan dosis 1 gram/kgBB/hari belum terbukti memiliki efek hepatoprotektif apabila dilihat dari aktivitas ALP dan GGT plasma.

Hepatotoxicity is a condition of liver damage caused by the use of certain substances or drugs such as carbon tetrachloride (CCl4). To prevent liver cells damage, a compound that functions as a hepatoprotector such as antioxidants is needed. Oncom is known to contain antioxidant compounds in the form of isoflavones. This study was conducted with the aim of assessing oncom extract hepatoprotective ability in mice given CCl4 by measuring the activity of alkaline phosphatase (ALP) and Gamma Glutamyl Transferase (GGT) of rats plasma. This study using 24 male Sprague-Dawley rats divided into 6 groups randomly. (1) group without treatment; (2) was given CCl4 0.55 mg / kgBW; (3) was given red oncom extract (RO) 1 gram / kgBW / day; (4) was given RO extract 1 gram / kgBW / day and CCl4 0.55 mg / kgBW; (5) was given black oncom extract (BO) 1 gram / kgBW / day; (6) was given BO extract 1 gram / kgBW / day and CCl4 0.55 mg / kgBW. ALP activity was measured from rat plasma using p-NPP substrate and GGT activity was measured from rat plasma using GGT RANDOX kits in each treatment group. Data were analyzed using One-Way ANOVA. The results showed that there was no significant differences of ALP (p=0,186) and GGT (p=0,895) between all treatment groups. Therefore, it can be concluded that the administration of CCl4 0,55mg/kgBB is not causing a liver damage and the administration of oncom extract at a dose of 1 gram / kgBW / day has not been shown to have a hepatoprotective effect when measured by plasma ALP and GGT activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Aufar Hawali
"ABSTRAK
Latar Belakang: Cengkeh dikenal sebagai bumbu antioksidan yang digunakan dalam rokok, rempah-rempah untuk makanan / sup, dan obat tradisional. Diyakini bahwa cengkeh dapat melindungi perokok dari radikal bebas rokok. Kalau tidak, penelitian tentang cengkeh sebagai antioksidan masih membingungkan.
Tujuan: Mengungkap bahwa cengkeh dapat mengatasi karbon tetra klorida (CCl4) dan radikal bebasnya
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, menggunakan 20 tikus Wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok, Kelompok 1 (CCl4 + cengkeh 3), kelompok 2 (CCl4 + cengkeh 1), kelompok 3 (kontrol normal, tanpa ditawari pengobatan), kelompok 4 (kontrol positif, diinduksi oleh CCl4 dan diikuti oleh 100 mg alfa-tokoferol), dan kelompok 5 (kontrol negatif, hanya diinduksi oleh CCl4). Hati tikus dihomogenisasi dan diikuti dengan pengukuran aktivitas CAT menggunakan metode spektrofotometri pasangan.
Hasil: Ada perbedaan yang signifikan dalam rata-rata antara kelompok (p = 0,001). Uji lebih lanjut, Post Hoc menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan 4 (p = 0,008), 1 dan 5 (p = 0,001), 2 dan 5 (p = 0,001), 3 dan 5 (p = 0,001) , dan 4 dan 5 (p = 0,007).
Kelompok 1 (CCl4 + Clove3) memiliki aktivitas katalase tertinggi.
Kesimpulan: Pemberian oral syzygium aromaticum (cengkeh) dengan dosis 200 mg / kg berat badan tikus terhadap 0,55 mg / kgBB CCl4 menunjukkan peningkatan aktivitas katalase tetapi tidak mengatasi stres oksidatif.

ABSTRACT
Background: Clove is known as antioxidant spice that used in cigarettes, spice for food/soup, and traditional medicine. It is believed that clove could protect smokers from cigarette-free radicals. Otherwise, study on clove as an antioxidant was still confused.
Objective: To reveal that clove can overcome carbon tetra chloride (CCl4) and its free radical derives
Method: This study was an experimental research, using 20 Wistar rats that were divided into 4 groups, Group 1 (CCl4 + cloves 3), group 2 (CCl4 + cloves 1), group 3 (normal control, without being offered treatment), group 4 (positive control, induced by CCl4 and followed by 100 mg alpha-tocopherol), and group 5 (negative control, only induced by CCl4). Rat livers were homogenized and followed with CAT activity measurement using spectrophotometry method of Mates.
Results: There was a significant difference in mean between the groups (p= 0,001). Further test, the Post Hoc showed that there is a significance different between group 1 and 4 (p=0.008), 1 and 5 (p=0.001), 2 and 5 (p=0.001), 3 and 5 (p=0.001), and 4 and 5 (p=0.007).Group 1 (CCl4+Clove3) has the highest catalase activity.
Conclusion: Syzygium aromaticum (clove) oral administration with the dose of 200 mg/kg rat body weight against 0.55 mg/kgBW CCl4 show increased of catalase activity but did not overcome the oxidative stress."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Nanda Pribawa
"Ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan kerusakan jaringan salah satunya pada ginjal. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan antioksidan yang cukup dengan cara mengonsumsi makanan kaya antioksidan. Salah satu makanan yang berpotensi memiliki kandungan antioksidan adalah bekatul. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian bekatul varietas IPB-3S terhadap kadar malondialdehid MDA pada ginjal tikus yang diinduksi karbon tetraklorida CCl4 . Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan sampel 24 tikus jantan galur Sprague Dawley. Sampel dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok kontrol K1 tanpa perlakuan, kelompok kontrol negatif K2 diberikan CCl40,55 mg/kgBB, kelompok P1 dan P3 diberikan bekatul IPB-3S dengan dosis 150 mg/kgBB, serta kelompok P2 dan P4 diberikan bekatul IPB-3S dengan dosis 300 mg/kgBB. Kelompok P3 dan P4 juga diberikan CCl4 0,55 mg/kgBB. Setiap kelompok dilakukan pengukuran MDA dengan metode Thiobarbituric Acid Reacting Substances TBARS . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian CCl4 dapat meningkatkan kadar MDA ginjal dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Imbalance between free radicals and antioxidants can cause oxidative stress. Oxidative stress cause tissue damage in kidney. Certain level of antioxidants in the diet, such as rice bran, are required to prevent oxidative stress. The aim of this study was to determine the effect of IPB 3S rice bran extract on malondialdehyde MDA level in CCl4 induced rat kidneys. This study include 24 male Sprague dawley rats which divided into 6 groups.Untreated control group K1 , control negative group K2 given CCl4 0.55 mg kg body weight, group P1 and P3 given IPB 3S rice bran extract 150 mg kg body weight, and group P2 and P4 given IPB 3S rice bran extract 300 mg kg body weight. CCl4 0.55 mg kg body weight also given to group P4 and P5. MDA levels of each sample measured using Thiobarbituric Acid Reacting Substances TBARS assay. The result of this study showed that MDA level of group given CCl4 0.55 mg kg body weight is higher than control group p 0.05 . It was also revealed that group given IPB 3S rice bran extract group P1, P3, and P4 significantly decrease MDA levels compared with CCl4 group.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>