Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sett, Michael J.
Honolulu: University of Hawai'i Press, 2002
370.519 5 SET e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seth, Michael
Hawaii: University of Hawaii Press, 2002
KOR 370.519 5 SET e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seoul: Ministry of Education & Human Resources Development, Republic of Korea, 2006
KOR 370.951 9 NAT e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seoul: Ministry of Education and National Commission for Unesco, 1962
951.9 EDU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dinayah Fitriany Sukma Putri
"Penelitian ini menganalisis pengaruh kolektivisme pada fenomena demam pendidikan di Korea Selatan. Kolektivisme merujuk pada kecenderungan masyarakat untuk mengutamakan kepentingan kelompok daripada individu. Pada masyarakat yang menganut budaya kolektivisme, individu cenderung memiliki konstruksi diri interdependen yang berfokus pada hubungan sosial terutama ingroup. Dalam konteks pendidikan Korea Selatan yang sangat kompetitif, kolektivisme memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pola perilaku siswa, tekanan akademik, dan norma sosial terkait pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana budaya kolektivisme diterapkan dalam masyarakat Korea Selatan dan bagaimana perannya dalam unsur-unsur fenomena pendidikan, seperti respons siswa, orang tua, masyarakat, serta sistem pendidikan yang ada. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kolektivisme memengaruhi sekaligus mendasari sikap dan respons siswa, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan dalam fenomena demam pendidikan.

This study analyzes the influence of collectivism in the education fever phenomenon in South Korea. Collectivism refers to a society's tendency to prioritize the interests of the group over the individual. In societies that embrace a culture of collectivism, individuals tend to have interdependent self-constructions that focus on social relationships, especially the ingroup. In the highly competitive context of South Korean education, collectivism has a significant role in shaping student behavior patterns, academic pressures, and social norms related to education. This research aims to explain how the culture of collectivism in South Korean society and how it plays a role in elements of educational phenomena, such as the response of students, parents, society, and the existing education system. The author uses a qualitative method with a literature study approach. The results of this study show that collectivist culture influences and underlies the attitudes and responses of students, parents and society as a whole in the phenomenon of education fever."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Shofia Khairina
"Penelitian ini membahas bagaimana munculnya fenomena pig mum serta bentuk keterlibatan orang tua untuk mewujudkan aspirasi pendidikan terhadap anak. Penerapan kembali sistem pendidikan berbasis tes di tahun 1990-an memicu maraknya fasilitas pendidikan tambahan (sagyoyuk) di Korea Selatan. Fasilitas tersebut bertujuan untuk membantu para siswa sekolah menengah atas mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas (suneung). Hal ini membuat para ibu di Korea Selatan melibatkan diri untuk mencari informasi mengenai fasilitas pendidikan tambahan untuk anak mereka dan memicu munculnya fenomena pig mum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fenomena pig mum muncul di Korea Selatan dan bagaimana fenomena ini mempengaruhi perilaku para orang tua untuk mewujudkan aspirasi pendidikan. Pada penelitian ini, metode yang digunakan berupa metode kualitatif melalui studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena pig mum muncul sebagai reaksi dari sistem pendidikan berbasis tes yang diwujudkan dalam suneung di Korea Selatan. Bentuk keterlibatan orang tua dalam mewujudkan aspirasi pendidikan ditunjukkan dengan pindah dan mencari fasilitas pendidikan tambahan di daerah Gangnam, serta adanya pembentukkan perkumpulan antara ibu, tutor, dan pemilik hakgwon demi dianggap sebagai ‘ibu yang ideal’.

This qualitative study examines the rise of pig mum phenomenon and South Korean parents’ involvement in achieving educational aspirations towards their children. The reimplementation of the exam-based education system around the 1990s led to the explosion of private education facilities (sagyoyuk) in South Korea. Those private education facilities aim to help high school students prepare for the university entrance exam (suneung). It leads to the involvement of South Korean mothers in seeking information about private education facilities for their children. Also, it leads to the emergence of the pig mum phenomenon that happens among South Korean mothers. This study aims to acknowledge the occurrence of pig mum phenomenon in South Korea and how it affects parents’ behaviour in achieving educational aspirations. This research shows that the pig mum phenomenon is a reaction to the exam-based education system that is shown in university entrance examination (suneung) in South Korea. Parents also show certain behaviours based on their educational aspiration, such as moving to Gangnam district to achieve better private education facilities for their children and gather a lot of education-related information by forming a community among mothers, tutors, and hakgwon owners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Paju-si: Jimoondanng, 2008
KOR 305.505 19 SOC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zainab Ummu Hasanah
"Makanan memiliki keterkaitan yang erat dengan komunikasi dan kebudayaan. Melalui sebuah makanan tradisional kita dapat mengetahui berbagai hal seperti cita rasa khas serta kondisi geografi daerah asal makanan tersebut. Namun, melalui makanan kita juga dapat mengetahui budaya, nilai, tradisi, serta kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat dari daerah makanan itu berasal. Tteok sebagai makanan khas Korea Selatan merupakan salah satu jenis makanan yang dapat memberikan informasi tentang kebudayaan serta nilai-nilai dalam masyarakat Korea. Tteok sebagai jenis makanan mengandung berbagai makna dan pesan tentang perasaan seseorang. Kebahagiaan, kesedihan, amarah, dan kepuasan merupakan ungkapan dari nilai yang ada dalam masyarakat Korea, yakni jeong. Penelitian ini disusun untuk menjelaskan nilai dan budaya dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Korea dalam sebuah Tteok. Penelitian ini ditulis dengan metode studi pustaka dan membahas peran tteok dalam komunikasi, serta keterkaitannya dengan nilai jeong dalam masyarakat Korea. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tteok dapat menjadi simbol jeong dalam komunikasi masyarakat Korea.
Food has a close relation with culture and communication. Through a traditional food, we can know the unique taste and geographic condition of the area where the food came from. However, through a food we can also get the information about culture, value, tradition, and customs of the society.Tteokis a type of Korean traditional food which can tell us the information about Korean culture and values in their society.Tteokas type of foodhasmeaning and message about one`s feelings.Happiness, sadness, anger, and pleasure in Korean traditional value are known as jeong. This paper aims to know the culture and value within Korean sociocultural society through atteok. This paper is written with a literature study method and discuss the role of tteokin communication, as well as its relevance to the value of jeong in Korean society. Based on the result of this analysis, it was found tha ttteok can be seen as a symbol of jeong in Korean`s communication."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fariza Hediani
"ABSTRAK
Perubahan sosial akibat kemajuan teknologi telah mengubah perilaku, nilai-nilai serta gaya hidup dalam masyarakat perkotaan Korea. Dampak yang ditimbulkan yaitu munculnya sikap kesendirian, tingginya persaingan hidup serta tekanan hidup. Penggunaan teknologi sebagaimana fungsinya dapat membantu seseorang untuk mengurangi masalah yang tengah ia alami tersebut. Tujuan penulisan jurnal ini adalah menjelaskan masalah sosial yang muncul di dalam masyarakat Korea, seperti tekanan hidup yang dirasakan akibat adanya perubahan sosial dan modernisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah desktiptif analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data sekunder. Hasil penelitian adalah stres dan depresi yang dialami masyarakat Korea akibat tekanan hidup, dapat diatasi dengan penggunaan ASMR.

ABSTRACT
Social change as the result of technology has changed people rsquo s behavior, values and lifestyle in Korean society. The impacts are solitude behavior, life rsquo s competition high rate and life pressure. Using technology as its function could help someone to reduce his or her problems. The purpose of this journal is to explain social problems that arise in Korea, for example life pressure because of sosial change and modernization. The journal applies descriptive analysis method by collecting secondary datas. The result of this research is stress and depression that is happening amongst Korean society, could be solved by using ASMR."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chang, Kyung-sup
London; New York: Routledge, 2011
306.850 951 CHA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>