Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200290 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hendra Supriawan
"Latar belakang : Sepak bola merupakan olahraga open motor skill sehingga harus memiliki atensi dan memori kerja yang baik untuk menghadapi lingkungan pertandingan yang dinamis. Pemain yang berpengalaman akan mempunyai level atensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemain yang tidak pengalaman. Memori kerja menggambarkan kemampuan seorang atlet dalam mempersepsikan informasi sensoris menjadi sebuah aksi yang bertujuan sehingga akan mempengaruhi performa atlet. Di Indonesia belum ada pemeriksaan objektif mengenai hal ini. Tujuan penelitian mengetahui performa atensi dan memori kerja pada atlet sepak bola berdasarkan pemeriksaan Trail Making Test (TMT) B, Letter Cancellation Test (LCT) dan neurofisiologis event-related potential (ERP) P300.
Metode Penelitian : Studi potong lintang yang membandingkan atlet sepak bola liga 3 dengan kelompok non-atlet untuk mengidentifikasi waktu tercepat melakukan tugas TMT B, LCT dan performa P300 seperti latensi, simetrisitas kedua hemisfer, kecepatan reaksi serta tingkat kesalahan berdasarkan omission error dan commission error. Analisa menggunakan uji t test berpasangan, Wilcoxon dan uji Fisher
Hasil : Dari 14 subjek pada masing masing kelompok, waktu pengerjaan LCT pada atlet cenderung lebih cepat namun tidak bermakna (p=0,168), lebih lama pada TMT B (p=615), latensi P300 lebih cepat pada semua sadapan kecuali di FP2 dan bermakna pada daerah temporal (T3, T5,T6), parietal (Pz) dan oksipital (01), latensi P300 yang simetris di semua sadapan dan amplitudonya P300 yang simetris dibandingkan non-atlet yang terdapat frontal asimetris serta tingkat ketelitian yang lebib baik dengan tidak adanya kesalahan pada omission error (0 vs 4subjek ) dan sedikitnya kesalahan pada commission error (2 vs 6 subjek).
Kesimpulan : Pemerikaan ERP P300, TMT B dan LCT dapat digunakan sebagai pemeriksaan objektif untuk menilai atensi dan memori kerja pada atlet sepak bola. Latensi yang lebih cepat dan simetris, amplitudo frontal yang simetris, tingkat kesalahan yang sedikit menunjukkan performa atensi dan memori kerja yang cepat dan akurat, namun belum tergambarkan secara fenotip (TMT B dan LCT).

Background : Football is an open motor skill sport, therefore to compete in a fast-paced atmosphere, you'll need to pay close attention and have an excellent working memory. Players with more experience will pay more attention than inexperienced players. Working memory is the term used to characterize an athlete's capacity to translate sensory information into intentional action that will impact performance. There hasn't been any impartial investigation of this issue in Indonesia. Using the Trail Making Test (TMT) B,
Letter Cancellation Test (LCT), and neurophysiological event related potential (ERP) P300 tests, the study's objective was to assess soccer players' attention and working memory
abilities.
Method : To determine the quickest time to complete TMT B, LCT, and P300 performance tasks, such as latency, symmetry of both hemispheres, reaction time, and error rate based on omission error and commission error, a cross-sectional study compared groups of league 3 soccer players with non-athlete groups in Indonesia. analysis utilizing the
Wilcoxon, paired t tests and Fisher.
Results : Of the 14 subjects in each group, the time for LCT processing in athletes tended to be faster but not significant (p=0.168), longer in TMT B (p=0,615), P300 latency was faster in all leads except in FP2 and significant in the temporal (T3, T5, T6), parietal (Pz) and occipital (01), symmetrical P300 latency in all leads and symmetrical P300 amplitude compared to non-athletes who have frontal asymmetry and a better level of accuracy with no errors in omission error (0 vs 4 subjects) and least error on commission error (2 vs 6 subjects).
Conclusion : Soccer players' attention and working memory can be evaluated objectively by looking at their ERP P300, TMT B, and LCT. Although not yet phenotypically defined (TMT B and LCT), faster latency and symmetrical, symmetrical frontal amplitude, reduced mistake rate, imply rapid and accurate attentional and working memory function.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Suryani
"LATAR BELAKANGː Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens dan karakteristik cedera muskuloskeletal pada atlet bola voli Indonesia selama pelatihan dan kejuaraan bola voli nasional. METODEː Studi ini memiliki desain kohort prospektif dengan melibatkan 34 atlet tim nasional bola voli Indonesia (18 laki-laki dan 16 perempuan) selama satu pelatihan dan kejuaraan nasional bola voli pada bulan Juli-September 2019. Semua atlet diamati selama 11 minggu dengan pencatatan semua kejadian dan karakteristik cedera (durasi, tingkat rasa sakit, keparahan dalam waktu rugi, sifat, kekambuhan, lokasi dan jenis anatomi). Beberapa faktor etiologi cedera seperti zona lapangan (belakang, depan/net, dan tidak spesifik), waktu cedera (latihan, pertandingan, atau keduanya), mekanisme cedera (kontak dengan bola, kontak dengan pemain, kontak dengan permukaan, non-kontak, atau overuse) , biomekanisme (bending, kompresi, berulang, traksi, atau repetitif) dan gerakan yang terlibat (blok, digging, passing, servis, spike, atau tidak spesifik) juga dicatat. Insiden cedera disajikan dalam 1.000 jam pemain. HASILː Insiden cedera adalah 100 kejadian dalam 4903,5 jam pemain atau 20,4 / 1.000 jam bermain. Cedera paling sering terjadi di lutut (36%), diikuti oleh pergelangan kaki (18%) dan pinggang (16%). Jenis cedera yang paling umum adalah keseleo (21%) dan tendinitis (21%) diikuti oleh nyeri punggung bawah (13%). Jenis cedera overuse dan rekuren jauh lebih dominan daripada yang akut.
KESIMPULAN: Temuan kami menambah sejumlah kecil studi tentang cedera spesifik bola voli yang penting dalam memahami etiologinya dan pengembangan strategi pencegahan yang efektif untuk mengurangi angka cedera muskuloskeletal dalam cabang olahraga bola voli.

BACKGROUNDː This study aimed to find out the incidence and characteristics of musculoskeletal injuries among Indonesian volleyball athletes during a national volleyball training and championship.
METHODSː A prospective cohort study involving 34 Indonesian volleyball national team athletes (18 male and 16 female) during one volleyball national training and championship in July-September 2019 was conducted. All athletes were observed for 11 weeks and the incidence and the characteristics (duration, pain level, severity in loss time, nature, recurrence, anatomical location and types) of the injuries were documented. Some etiologic factors of the injuries such as the court zone (back, front/net, and unspecified), time of injury (practice, competition or both), injury mechanism (ball contact, player contact, surface contact, non-contact or overuse), biomechanism (bending, compression, repetitive or traction) and movements involved (blocking, digging, passing, serving, spiking or not specific) were also recorded. Incidence of injuries was presented in 1000 playing hours.
RESULTSː Incidence of injury is 100 events over 4903.5 player hours or 20.4 / 1000 playing hours. Injuries occurred most frequently in the knee (36%), followed by the ankle (18%) and waist (16%). The most common type of injury is sprain (21%) and tendinitis (21%) followed by low back pain (13%). The overuse and recurrence type of injuries were much more dominant to the acute one.
CONCLUSIONSː Our finding adds to the relatively small number of studies on volleyball-specific injuries which is important in understanding its etiology and developing the effective prevention strategies to reduce the numbers of musculoskeletal injuries in volleyball."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universiats Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ramdhani
"ABSTRAK
Dalam olahraga, tuntutan yang besar dari lingkungan kompetitif akan menimbulkan kecemasan pada atlet. Kecemasan yang muncul sebagai respon dari tekanan kompetitif biasa disebut dengan kecemasan kompetitif (Mellalieu, Hanton & Fletcher, 2009). Satiadarma (2000) menjelaskan kecemasan pada atlet akan mengganggu performanya dalam sebuah pertandingan. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat penerapan imagery dan relaksasi progresif dapat mengatasi kecemasan kompetitif pada atlet sepak bola tingkat perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan pada tiga partisipan yang bertanding mewakili universitasnya dalam Liga ASMAJA. Peneliti menggunakan metode wawancara dan kuesioner CSAI-2R untuk mengetahui efektifitas penelitian.
Hasil kuesioner CSAI-2R menunjukkan dua partisipan mengalami penurunan pada skor kecemasan somatik dan kognitifnya, sedangkan satu partisipan tidak mengalami perubahan pada skor kecemasan somatik dan meningkat pada skor kecemasan kognitifnya. Selain itu, ditemukan dua partisipan mengalami peningkatan pada skor kepercayaan dirinya dan satu partisipan memiliki skor kepercayaan diri yang tetap. Meskipun begitu, berdasarkan hasil wawancara ketiga partisipan merasa imagery yang mereka lakukan membantu mereka menjadi lebih tenang, fokus dan percaya diri selama bermain.

ABSTRACT
In sport situation, competitive environment places many demands on participating athletes. This condition will cause anxiety on athletes. Anxiety that comes as a response to competitive demands called competitive anxiety (Mellalieu, Hanton & Fletcher, 2009). Anxiety would interfere athletes performance in a match (Satiadarma, 2000). This research aimed to showing that imagery and progresive relaxation intervention program could help college soccer athletes overcoming their competitive anxiety. The participants are three college athletes who were representing their university in Liga ASMAJA. This research used interviewing method and CSAI-2R questionaire to find effectiveness in intervention program.
Result from CSAI-2R indicated that two participant?s somatic and cognitive anxiety score decreased. Whereas one participant have same somatic anxiety score and increased cognitive anxiety score. Moreover, this study found that two participant?s self-confidence score increased and one participant have same score. Nevertheless, based on interviewing, three participants agreed that imagery intervention helped them to be more calm, focus and confidence in a match.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Sarma Suryani
"Risiko cedera adalah permasalahan umum bagi atlet. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan risiko terjadinya cedera olahraga pada siswa sekolah khusus olahragawan DKI Jakarta. Desain penelitian menggunakan korelasional deskriptif (descriptive correlation). Penelitian cross sectional ini menggunakan teknik purposive sampling dalam memilih 66 partisipan dengan rentang usia 15-18 tahun. Hasil uji analisis mengatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan risiko terjadinya cedera olahraga pada siswa sekolah khusus olahragawan DKI Jakarta (p=0,156 dan α=0,05). 58,8% siswa dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki risiko tinggi mengalami cedera olahraga. Pemanasan dan pendinginan harus dilakukan sebelum dan sesudah olahraga untuk mengurangi risiko terjadinya cedera olahraga.

Risk injury was a common problem in athlete. Aim of this study was to determine the correlation between level of knowledge and sport risk injury in DKI Jakarta Sport School. Cross sectional study was conducted among 66 participants aged 15-18 years whom selected by purposive sampling technique. The data were analyzed descriptive correlational methods. The result shows that knowledge has no significant correlation with risk injury (p = 0.156 and α = 0.05). Meanwhile 58,8 % participants with high knowledge caterogy were also high in risk injury. Warming up and cooling down should be conducted to reduce sport risk injury.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Hadiantoro
"ABSTRAK
Merchandise jersey telah melekat dengan para fans olah raga sepak bola. Hal tersebut tidak terlepas dari komersialisasi dalam industri olah raga yang merambah komunitas fans-nya, sehingga melalui produksi merchandise secara terus menerus dan dalam jumlah banyak, fans olah raga terus menerus melakukan aktivitas mengonsumsi produk industri tersebut Studi-studi konsumsi dalam konteks olah raga sebelumnya cenderung memisahkan pembahasan terkait konsumsi yang didorong oleh keterkaitan identitas fans dengan tim olah raga tertentu dan konsumsi yang didorong oleh branding tim-tim olah raga. Artikel ini berargumen bahwa identifikasi terhadap identitas komunitas fans dan komersialisasi olah raga melalui produksi merchandise mendorong gaya hidup konsumsi di kalangan fans sepak bola, akibatnya kebutuhan mengonsumsi merchandise menjadi bagian yang melekat dengan identitas fans itu sendiri. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara dengan para anggota Komunitas Jersey Jakarta dan komunitas-komunitas kolektor jersey berdasarkan klub sepak bola.

ABSTRACT
Merchandise such as jersey or football shirt has been embedded in football fan. It cannot be separated from the commercialization in sports industry which had been penetrated to fan community, so that through continuous and massive merchandise production, sports fan keeps consuming those industry products. The previous studies about consumption in sports context tend to distinguish discussion about consumption which pushed by the linkages between fan identity and certain sports team and consumption which pushed by sports team branding. This article argues that identification towards fan community identity and sports commercialization through merchandise production push consumption lifestyle in football fans, as a result the need of consuming merchandise is becoming attached part of fan identity itself. This study used qualitative method through observation and interview with member of Komunitas Jersey Jakarta and several jersey collector communities based on football club."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Taufan Favian Reyhan
"

Terdapat berbagai faktor risiko yang berhubungan dengan jenis cedera pada pesepakbola usia muda. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui insiden, karakteristik, dan faktor-faktor etiologi jenis cedera dalam satu musim kompetisi liga 1 kelompok usia U19. Dilakukan studi potong lintang dari data sekunder dokter klub berupa catatan medis dan catatan data pertandingan dan latihan mulai Juni 2017 hingga September 2017. Terdiri dari 28 pemain yang terdaftar di klub dan 69 kasus cedera. Terdapat total 69 cedera dalam 1 musim kompetisi, dimana mekanisme non kontak (58%), waktu pertandingan (65 per 1000 jam), dan cedera yang tidak sama dengan sebelumnya (88,7%) merupakan yang terbanyak terjadi cedera. Terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara mekanisme cedera, waktu cedera, dan cedera yang sama dengan sebelumnya dengan jenis cedera. Cedera pada pertandingan terjadi lebih banyak dibandingkan latihan. Cedera non kontak merupakan mekanisme cedera yang tertinggi terjadi. Program pencegahan cedera harus difokuskan demi mengurangi terjadinya cedera non kontak pada atlet.

 


There are various risk factors associated with the type of injury in young footballers. This study aims to determine the incidence, characteristics, and etiological factors of the type of injury in one season of competition league U19 age group. Cross-sectional study of club doctor secondary data in the form of medical records and match and training data records from June 2017 to September 2017. Consists of 28 players registered at the club and 69 injuries. There were a total of 69 injuries in one competition season, where the mechanism of non-contact (58%), match time (65 per 1000 hours), and injuries that were not the same as before (88.7%) were the most common injuries. There was a significant relationship (p <0.05) between the mechanism of injury, time of injury, and the same injury as before with the type of injury. There are more injuries to the match than training. Non-contact injuries are the highest mechanism of injury. Injury prevention programs must be focused on reducing the occurrence of non-contact injuries to athletes.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Mulisari
"Pengetahuan akan pertolongan pertama merupakan hal yang sangat penting tidak hanya bagi tenaga kesehatan, namun bagi olahragawan itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perbandingan tingkat pengetahuan antara mahasiswa anggota UKOR Hockey UI dengan mahasiswa FIK UI angkatan 2014 tentang pertolongan pertama cedera olahraga. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif komperatif dengan teknik simple random sampling melibatkan 134 responden.
Hasil analisis diperoleh bahwa mahasiswa FIK UI angkatan 2014 memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori sangat baik ndash; baik sebanyak 43 mahasiswa 51,2, sementara mahasiswa UKOR Hockey UI sebanyak 24 mahasiswa 48 yang memiliki pengetahuan cukup. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara mahasiswa FIK UI angkatan 2014 dengan UKOR Hockey UI p=0,001, =0,05. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan serta informasi bagi UKOR Hockey UI untuk meningkatkan pengetahuan akan pertolongan pertama dan bagi FIK UI dalam mengembangkan keperawatan olahraga.

Knowledge of first aid is very important not only for health workers, but also for athletes. The purpose of this study is to identify the comparative level of knowledge between students of UKOR Hockey UI and FIK UI student class of 2014 about first aid of sports injury. The design that used in this study is descriptive comparative using simple random sampling technique with 134 respondents.
The result of analysis shows that FIK UI student of class of 2014 with very good good knowledge category are 43 students 51,2, while UKOR Hockey UI students were 24 48 students with enough knowledge. The result of this research is there is a difference of knowledge level between students of UKOR Hockey UI and FIK UI student of class of 2014 p 0,001, 0,05.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Nurul Alam
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan sistem manajemen pengetahuan yang digunakan untuk menangkap dan menyebarkan pengetahuan pada kegiatan penelitian di Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode business process re-engineering (BPR) untuk mendapatkan rancangan sistem perbaikan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan pengetahuan meningkatkan penyebaran pengetahuan dan penangkapan pengetahuan di Universitas Indonesia. Proses perbaikan diuji dengan melakukan simulasi menggunakan Igrafx. Simulasi menunjukkan jumlah pengetahuan yang berhasil ditangkap dan disimpan sistem pengelolaan pengetahuan.

This study aims to design a knowledge management system to capture and distribute knowledge related to research activities in Universitas Indonesia. This study uses the businerss process reengineering (BPR) method to significantly improve the system design. The results show that the knowledge management system does increase the capture and distribution of knowledge in Universitas Indonesia. The improvement process was tested through simulations conducted in Igrafx. The simulations then show the amount of knowledge captured and retained in the knowledge management system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Asdiati
"Fenomena pacaran saat ini sudah merupakan hal yang umum bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi para remaja. Mereka mulai berpacaran rata-rata sejak usia belia yaitu sekitar usia 15-17 tahun (60,33%), 12-14 tahun (16,7%), 18-20 tahun (14,63%), hanya sebagian kecil saja yang mulai berpacaran pada usia 21-23 tahun. Pacaran, dalam aktivitasnya sangat mungkin rnelibatkan aktivitas seksual dalam segala bentuk dari hanya sentuhan hingga melakukan kontak seksual. Kegiatan seksual pranikah dapat menjadi perilaku seksual yang tidak sehat. Dan perilaku ini dapat mengganggu kesehatan reproduksi mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah pada Mahasiswa Universitas Indonesia Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasi deskriptif yang dilakukan pada 108 orang mahasiswa. Hasil penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa tentang kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah (p=0,010).

Phenomenon court at this time is already common for Indonesian people, especially for teenagers. They started together since the average age of the young around the age of 15-17 years (60.33%), 12-14 years (16.7%), 18-20 years (14.63%), only a small part of it start date at the age of 21-23 years. Dating, in the very activities may involve sexual activity in all forms of touch just to make sexual contact. Premarital sexual activity can be a sexual behavior that is not healthy. And this behavior can disrupt the reproductive health students.
This study aims to identify the relationship of students' level of knowledge concering with reproductive health premarital sexual activity among students in Universitas Indonesia Depok. This research is quantitative research design with a descriptive correlation conducted on 108 students. Results of research it was found that the relationship between students' level of knowledge about reproductive health to premarital sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5808
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>