Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This paper explores the importance of multicultural approach to be implemented in education system of Indonesia. The writer argues that this approach emphasizes tolerance, mutual respect and awareness toward difference. Optimum implementation of multicultural approach will support such harmonious living within Indonesian pluralistic society."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pesantren as a social-religious-institution has played a significant role in the dynamic of Indonesia nation. The role of the pesantren is not only concerned with educational and social-religious aspects but also broader, namely social transformation. In developing pluralism awareness in multicultural era, the pesantren has the important role. At the pesantren, there are many values that can be applied to meet the challenge. The existence of the pesantren, nowadays, is closely related to social affairs. Thus, to optimize this role, it is necessary to make a serious, systematic and sustainable effort because not all of the pesantren has the urge to do it."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Ma`arif
Yogyakarta: Logung Pustaka, 2005
370.117 SYA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2004
370.598 MUL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Afriansyah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai internalisasi multikulturalisme di Sekolah
dengan latar keagamaan yang berbeda. Lokasi penelitian adalah SMAI Al Izhar
dengan latar keagamaan Islam dan SMA Kolese Gonzaga dengan latar keagamaan
Katolik. Kedua Sekolah berlokasi di Jakarta Selatan. Penelitian ini denga
menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi kasus. pertama, untuk
menjelaskan perbandingan internalisasi multikulturalisme di SMAI Al Izhar dan
SMA Kolese Gonzaga yang memiliki latar keagamaan berbeda. Kedua, untuk
menjelaskan mengenai praktik multikultural dilihat melalui pola-pola relasi yang
terjalin antara aktor-aktor yang terlibat dalam proses internalisasi
multikulturalisme di sekolah. Analisis mengenai internalisasi multikulturalisme
dan praktik multikulturalisme di sekolah diketahui dari peran masing-masing
aktor yang terlibat di sekolah yaitu, Kepala Sekolah (Pimpinan Sekolah), Guru,
Karyawan, Peserta Didik dan Orang Tua Peserta Didik.
Beberapa temuan yang didapat pada penelitian ini dapat digambarkan
dalam beberapa aspek. Pertama, internalisasi multikulturalisme dipengaruhi oleh
nilai keagamaan masing-masing sekolah yang mewujud pada visi, misi, dan core
values. Kedua, internalisasi multikulturalisme kepada peserta didik dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran dan program-program yang dirancang sekolah.
Ketiga, praktik multikulturalisme dilihat melalui pola-pola relasi yang terjalin
antara aktor-aktor yang terlibat dalam proses internalisasi multikulturalisme di
sekolah.

ABSTRACT
This study discusses the internalization of multiculturalism in school with
different religious background. SMAI Al Izhar with Islamic religious background
and SMA Kolese Gonzaga with Catholic religious background. Both of Schools
are located in South Jakarta. This study using qualitative methods with case study
strategy. The aims of this study are,first, to explain the internalization of
multiculturalism in SMAI Al Izhar and SMA Kolese Gonzaga which has a
different religious background. Second, to explain the practice of multicultural
through the patterns of relationships that exist between the actors involved in the
process of internalization of multiculturalism in schools. Analysis of the
internalization of multiculturalism and the practice of multiculturalism in school
known from the relationship pattern of each actor involved in the school. The
actors are Vice Pronciples, Teachers, Students. Employees, and the parents of
students.
This study can describe in several aspects. First, internalization of
multiculturalism influenced by religious values of each school as embodied in the
vision, mission, and core values. Second, internalization of multiculturalism
through learning activities and programs are designed by school. Third, the
practice of multiculturalism through the patterns of relationshipsthat exist between
the actors who involved in the process of internalization of multiculturalism in
schools."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T38945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mochthar Ngabalin
"Mengharapkan hadimya seorang Tokoh yang didengar, dihormati, dan disegani, adalah suatu dambaan tersendiri bagi masyarakat di Maluku saat ini. Betapa tidak, negeri yang terkenal, toleran dan konpromis, dalam nuansa heterogenitas masyarakat yang kental tersebut, kini diporak-porandakan oieh konfiik, dan tidak ada seorang pun yang mampu menyelesaikannya. Koniiik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun ini, hampir dapat dikata berhasil meluluh-lantakan semua tatanan sosial Iokal yang selama ini terbangun mapan di masyarakat meialui proses-proses kultural. Dengan kata lain, pemirnpin dan kepemimpinan di Maluku dalam skala kecil (in grup), maupun masyarakat secara luas, saat ini dipertanyakan.
Padahal, berbicara mengenai pemuka pendapat di Maluku, tidak kurang banyaknya orang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai pemuka pendapat. Berbagai pengalaman telah membuktikan bahwa Iewat kepemukaannya, para pemuka pendapat memperiihatkan peranannya yang dominan dan signiiikan, di masyafakat. Kepemukaan mereka telah banyak dibuktikan dalam hai penyelesaian konfiik yang terjadi di masyarakat, dimana tidak periu mengikutsertakan pihak Iuar (termasuk TNI dan Polri).
Dalam sejarah perjalanan masyarakat di Maluku, kemampuan pemuka pendapat dalam mengelola konflik terlihat sedemikian rupa, sehingga konflik dengan dampak yang negatif sekalipun, mampu dikelola menjadi kekuatan yang positif. Hasilnya adalah, terbangunnya relasi-relasi sosial, kohesi sosial bahkan integrasi sosial. Kenyataan ini yang melahirkan hubungan-hubungan seperti, Pela dan Gandong.
Ketika konflik terus berlanjut, orang lalu menanyakan dimana peran pemuka pendapat yang selama ini ada ? siapa-siapa saja yang dapat dikategorikan sebagai pemuka pendapat, dan bagaimana perannya saat ini? Pertanyaan-pertanyaan ini yang mendorong dilakukannya studi ini.
Dari hasil studi di lapangan, ditemukan seiumlah fakta berkaitan dengan permasalahan sebagaimana diajukan di atas. Pertama, konfiik yang terjadi sejak 19 Januari 1999, adalah konflik yang direncanakan, dengan memanfaatkan sejumlah persoalan sosial seperti, masalah mayoritas- minoritas, masalah kebijakan politik pemerintahan Orde Baru, masalah kesenjangan sosial, ekonomi antara pusat dan daerah, masalah imigran dan penduduk asli, serta masalah politisasi agama. Kedua, Konfiik berhasil membangun fanatisme kelompok yang sempit, dimana setiap orang mengidentifikasi dirinya secara subyektif berbeda dengan orang lain di Iuar kelompoknya. Dengan demikian, kepemukaan seseorang sering mengalami gangguan komunikasi dalam berhadapan dengan kelompok di Iuamya (out group). Ketiga, Masuknya kelompok Iuar dalam jumlah besar dengan kekuatan dan kekuasaan yang besar, adalah faktor kendala tersendiri bagi berperannya seorang-pemuka pendapat secara signiikan di Maluku.
Untuk maksud studi ini, maka tipe penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Dengan metode ini diharapkan akan dapat dituliskan secara sistimatis semua fenimena konflik yang terjadi di masyarakat pada Iatar alamiahnya, dan bagaimana peran pemuka pendapat dalam upaya penyelesaian konflik tersebut.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2005
370.117 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kevy Dondy Arighy
"Stereotip adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Bentuk stereotip pun bermacam-macam, ada yang positif dan juga negatif. Dalam artikel jurnal ini akan ditunjukkan stereotip beberapa negara besar seperti Perancis, Spanyol, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat yang ditampilkan pada film L 'Auberge Espagnole' karya C dric Klapisch. Penelitian ini menggunakan teori Stereotip Craig Mcgarty dan teori pengkajian film Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa stereotip yang muncul, baik positif ataupun negatif, memberikan dampak yang signifikan terhadap kelangsungan hidup manusia, karena disukai atau tidak, stereotip merupakan salah satu alat bagi manusia untuk saling mengenal satu sama lain.

Abstract Stereotyping is an assessment of a person based only on perceptions of a group where people can be categorized. There are variety of stereotypes, the positive one and the negative one. This journal article shows stereotype of some big countries such as France, Spain, Germany, Italy, and the United States that are shown in the movie L 39 Auberge Espagnole by C dric Klapisch. This study use the stereotype theory of Craig Mcgarty and film analysis theory of Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie. The results obtained in this study shows that the stereotypes that arise, either positive or negative, have a significant impact on the survival of human beings, because like it or not, the stereotype is one of the tools for people to get to know each other.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Schlesinger, Arthur Meier
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997
973 SCH dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Purna
Bali: Percetakan Bali, 2013
305.8 MAD n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>