Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasinta Tri Utami
"Skripsi ini membahas gambaran persepsi terhadap perilaku aman pada pekerja furniture atau mebel informal di klender tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara selintas dan penyebaran kuesioner kepada informan dan observasi langsung ke area kerja, sedangkan data sekunder didapatkan dari studi literatur terdahulu. Hasil yang didapat, persepsi pekerja furniture di Klender terhadap bekerja secara aman sangat buruk. Hal ini di tinjau dari pengetahuan, sikap dan lingkungan sosial/kerja.

This thesis discusses the overview of safe behavior on the perceptions of workers in the informal furniture Klender in 2012. This research is a quantitative research using primary and secondary data. The primary data obtained through interviews and distributing questionaires to briefly informants and direct observation to the work area, while the secondary data obtained from previous literature. The results, perceptions of furniture workers in Klender to work safely so bad. It is in the review of the knowledge, attitudes and social environment / work"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Chocky Charly Raja
"Penelitian ini membahas tentang gambaran perilaku berisiko yang terjadi pada pekerja unit produksi di Pabrik Tahu X. Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku berisiko yang terjadi di Pabrik Tahu X dengan model ABC. metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan dan kepedulian, pengawasan yang buruk, tidak adanya peraturan yang jelas, persepsi yang buruk, ketersediaan APD, dan adanya sanksi dan penghargaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berisiko pekerja. Peneliti menyarankan agar pihak manajemen dan pemerintah setempat mengadakan penyuluhan dan pelatihan keselamatan kerja untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku, dan ketrampilan pekerja untuk meminimalisir perilaku berisiko.

This study discusses at-risk behavior description that occur on production unit worker at X Tofu Factory. The purpose of this study was to described at-risk behavior that occur by using the ABC mode. This study is using quantitative with descriptive analytic method. Result of this study concluded that lack of knowledge and awareness, poor supervision, the absence of regulations on occupational health safety, lack of risk perception, availability of PPE, punishment and reward are factors that affect at-risk behavior of worker. This study suggested that management and local government held a counseling and training about occupational health and safety to improve the knowledge, behavior, and skills to minimize worker?s at risk behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Handayani
"Tidak adanya pelindung (guarding) pada mesin dan peralatan kerja, jarangnya pemeliharaan mesin dan peralatan kerja, cara bekerja yang tidak mementingkan keselamatan, serta pengakuan pekerja yang sering mengalami cedera menandakan bahwa di Indah Jati Furniture memiliki risiko keselamatan dari bahaya mekanik yang terjadi akibat penggunaan mesin dan peralatan kerja. Tujuan dari penelitian adalah untuk melakukan penilaian risiko keselamatan dari bahaya mekanik.
Job Hazard Analysis (JHA) digunakan untuk mengidentifikasi bahaya, sedangkan matriks risiko semi kuantitatif dari Fine digunakan untuk menilai risiko, nilai risiko didapat dari hasil perkalian antara probability, exposure, dan consequences. Hasil penelitian menunjukkan terdapat total enam belas jenis bahaya mekanik yang teridentifikasi pada enam proses pekerjaan dengan berbagai skenario.

Machines and work equipments that have no protection (guarding), lack of maintenance, working without concerned about safety, and workers who frequently having occupational injury indicate that in Indah Jati Furniture has safety risk of mechanical hazards arising the use of machinery and work equipment. The purpose of the study is to assess the safety risk of mechanical hazards.
Job Hazard Analysis (JHA) is used to identify hazards, while the semi-quantitative risk matrix from Fine used to assess risk, the risk values obtained from the multiplication of probability, exposure, and cconsequences. The results showed there were a total of sixteen mechanical hazards identified in six work processes with various scenarios.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzah Aisyah Ridlani
"Benzena merupakan bahan kimia yang terbukti karsinogenik serta bersifat genotoksik pada manusia. Salah satu penggunaan benzena adalah lem yang digunakan di industri mebel atau furniture. Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi tingkat risiko kesehatan pajanan benzena pada pekerja industri mebel. Yang menjadi tempat penelitian adalah workshop kayu yang berada Kawasan Gotong Royong, Klender, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan selama bulan November hingga Maret 2016. Metode yang digunakan adalah metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Nilai estimasi risiko kesehatan non karsinogenik dinyatakan dengan Risk Quetient dan estimasi risiko kesehatan karsinogenik dinyatakan dengan Excess Cancer Risk.
Konsentrasi benzena di udara lingkungan kerja diukur dan karakteristik pola pemajanan responden didapatkan dari hasil wawancara langsung. Didapatkan bahwa nilai median konsentrasi benzena di udara lingkungan kerja di Kawasan Gotong Royong sebesar 0,508 mg/m3 atau 0,159 ppm. Nilai median dari intake non karsinogenik untuk durasi life span adalah 0,016 mg/kg/hari, sedangkan nilai median dari intake non karsinogenik real time sebesar 0,00073 mg/kg/hari. Nilai median dari intake karsinogenik sebesar 0,00026 mg/kg/hari.
Dari nilai intake, didapat besar tingkat risiko non karsinogenik (RQ) untuk durasi life span sebesar 1,90 dan RQ real time sebesar 0,085. Sedangkan tingkat risiko karsinogenik (ECR) dengan CSF minimal sebesar 0,4E-4 dan ECR dengan CSF maksimal sebesar 1,5E-4. Nilai RQ life span dan nilai ECR maksimal sudah melewati batas aman sehingga udara di lingkungan kerja Kawasan Gotong Royong sudah tidak aman dari risiko kesehatan non karsinogenik dan risiko kesehatan karsinogenik pajanan benzena dengan intake sesuai masing-masing responden. Diperlukan manajemen risiko untuk meminimalisir risiko kesehatan pajanan benzena.

Benzene is a chemical that proven carcinogenic and genotoxic in humans. One of the uses of benzene is the glue used in the furniture industry. This study was conducted to estimate the health risks of exposure to benzene in the furniture industry workers which used the glue contains benzene. The research took place in some furniture production workshops in Kawasan Gotong Royong, Klender, East Jakarta. The study was conducted during the months of November to March, 2016. The method used is the method of Environmental Health Risk Analysis (HRA). The estimated value of non-carcinogenic health risk is expressed as Risk Quetient (RQ) and carcinogenic health risk estimates is expressed as Excess Cancer Risk (ECR).
The concentration of benzene in the air working environment is measured and the characteristic of exposure of respondents obtained from direct interviews. It was found that the median value of the concentration of benzene in the air working environment of the Kawasan Gotong Royong was 0,508 mg/m3 or 0,159 ppm. The median value of non-carcinogenic intake for the life span duration was 0,016 mg/kg/day, while the median value of intake of non carcinogenic for the real time duration was 0,00073 mg/kg/day. The median value of the carcinogenic intake was 0,00026 mg/kg/day.
By the value of the intake, it was calculated the level of risk of non carcinogenic (RQ) for the life span duration was 1.90 and RQ for the real time duration was 0,085. While the level of carcinogenic risk (ECR) with a minimum of CSF was 0,4E-4 and ECR with CSF maximum was 1,5E-4. RQ value for the life span duration was >1 and the maximum value of ECR was >1E-4 suggested the air in the working environment of the Kawasan Gotong Royong was not safe from the health risks of non-carcinogenic and carcinogenic health risks of exposure to benzene based on the appropriate intake of each respondent. Risk management is required to minimize the health risks of exposure to benzene.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Nur Hidayat
"Perkembangan teknologi yang pesat membuat hampir semua aktifitas pekerjaan manusia berhubungan erat dengan berbagai macam alat dan mesin. Tidak terkecuali dalam dunia industri yang saat ini terus berkembang dengan pesatnya. Namun dalam interaksi antara manusia, mesin dan lingkungan kerja terdapat berbagai risiko yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kecelakaan kerja bagi manusia. Salah satu penyakit akibat kerja yang kerap diderita oleh pekerja adalah penyakit yang berkaitan dengan otot serta rangka, atau lebih dikenal dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini dilakukan pada pekerja furnitur di PT. X di Klender, Jakarta Timur pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor risiko MSDs pada bagian tubuh dan gejala MSDs yang dialami oleh pekerja. metode penelitiain ini adalah kualitatif dengan desain studi observasional. Responden berjumlah 8 orang, dan tingkat risiko ergonomi dinilai menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Penilaian menggunakan REBA mendapatkan hasil 1 tahapan pekerjaan (25%) termasuk dalam kategori medium risk (action level 3), dan 3 tahapan pekerjaan (75%) termasuk dalam kategori high risk (action level 4). Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk mengetahui keluhan MSDs yang dirasakan pekerja dan didapatkan hasil 100% pekerja mengeluhkan gejala MSDs. Keluhan terbanyak dirasakan adalah pegal dan rasa sakit pada tubuh bagian pinggang, leher bagian bawah, dan betis.

Technological developments that grow rapidly make almost human activities are closely related to tools and machinery. Industrial sectors is one of many sectors that grow rapidly as the human development. However, the interaction between human, machine and workplace environment have many risks that can make occupational disease or injury to the workers. One of the occupational diseases that often suffered by workers is a disease associated with muscle, bonesand joints, or known as Musculoskeletal Disorders (MSDs). This research was conducted on Furniture Workers PT. X, Klender, East Jakarta, in 2014. This research’s purpose are to know the musculoskeletal disorders risk factor in the body and symptoms experienced by workers. This research method is qualitative with observasional design. Respondents of this research were 8 production workers. Ergonomic risk level assessed using the Rapid Entire Body Assessment (REBA). The result from assessment using REBA are 1 task (25%) included medium risk category (action level 3), and 3 task (75%) include high risk category (action level 4). Nordic Body Map (NBM) is used to know the complaints about MSDs from workers, and the result is 100% of worker said that they have some symptoms of MSDs. Most of complaints are on the hip, lower neck, and calves."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoso Bayudono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA2527
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wrehaspati D.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA2487
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Atisa
"Masih ditemukan perilaku pekerja yang buruk terhadap risiko pajanan bahan kimia di industri sepatu informal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pekerja terhadap risiko pajanan bahan kimia di bengkel sepatu PIK Pulogadung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi deskriptif observasional dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam pada 8 informan yaitu 5 pekerja dan 3 pemilik bengkel sepatu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor personal yaitu pengetahuan pekerja sudah cukup baik namun persepsi terhadap bahaya dan risiko masih rendah dan faktor lingkungan meliputi tidak adanya pelatihan, peraturan, pengawasan terkait kesehatan dalam bekerja, dan kondisi ruang kerja yang buruk sehingga dapat mempengaruhi perilaku pekerja terhadap risiko pajanan bahan kimia.

Still found the bad behavior of workers with the risk of chemicals exposure in informal footware industry. This study aims to analyze factors that influence workers behavior against the risk of chemicals exposure at informal footware industry PIK Pulogadung. The reserach was conducted using observational descriptive study with a qualitative approach. Data collected through observation and interviews to 8 informants are 5 workers and 3 owner. The results showed that personal factors are knowledge workers are good enough, but the perception of hazard and risk are low and environmental factors include lack of training, regulations, supervision of health-related work, and a work space conditions which may adversely influence workers behavior against the risk of chemicals exposure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Eko Sulistiyo
"Proses pembuatan mebel umumnya menghasilkan partikulat, termasuk partikulat dengan diameter aerodinamik kurang dari 10 m PM10. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi PM10 yang dihasilkan dari proses penyerutan, pembobokan dan pengamplasan kayu di tiga industri mebel skala rumahan Toko A, B dan C. Selain itu, juga menganalisis diameter dan komposisi sampel yang memiliki konsentrasi tertinggi. Ketiga toko memiliki persamaan dan perbedaan karakteristik seperti luas, jumlah pekerja dan mesin produksi. Toko A memiliki luas 183 m2 dengan jumlah 3 orang pekerja, Toko B seluas 179 m2 dengan 3 orang pekerja dan Toko C 135 m2 dengan 2 orang pekerja. Rata-rata konsentrasi PM10 pada proses penyerutan, pembobokan dan pengamplasan di ketiga toko secara berutur-turut yaitu 439.64 g/Nm3, 341.54 g/Nm3, dan 777.42 g/Nm3 di Toko A, 537.07 g/Nm3, 292.91 g/Nm3 dan 633.27 g/Nm3 di Toko B serta 585.76 g/Nm3, 487.59 g/Nm3 dan 779.26 g/Nm3 di Toko C. Konsentrasi tertinggi yaitu proses pengamplasan di Toko C dan konsentrasi terendah yaitu proses pembobokan di Toko B. Sedangkan komposisi unsur kimia yang terkandung dari sampel pengamplasan yaitu C, O, Si, Al, Ba, Na, Zn, K dan Ca dengan rentang diameter antara 0.5 ndash; 0.7 m.

The process of making furniture generally produces particulates, including particulates with aerodynamic diameter less than 10 m PM10. This study aims to analyze PM10 concentrations resulting from the process of planing, mortising and sanding the wood in three of small scale furniture industry Store A, B and C. In addition, it also analyzes diameter and composition of sample with the highest concentration. The three stores have similarities and differences in characteristics such as area, number of workers and machinery. Store A has an area of 183 m2 and 3 workers, store B of 179 m2 with 3 workers and store C of 135 m2 with 2 workers. The average concentrations of PM10 in planing, mortising and sanding in the three stores are respectively 439.64 g Nm3, 341.54 g Nm3, and 777.42 g Nm3 at store A, 537.07 g Nm3, 292.91 g Nm3 and 633.27 g Nm3 at store B and 585.76 g Nm3, 487.59 g Nm3 and 779.26 g Nm3 at store C. The highest average concentration is in sanding process at store C and the lowest average concentration is in mortising process at store B. While the chemical compositions of sample are C, O, Si, Al, Ba, Na, Zn, K and Ca with diameter range between 0.5 ndash 0.7 m.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Anggraeni
"Penelitian ini membahas mengenai persepsi risiko bahaya kimia pada pekerja sektor informal tahun 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner ceklis untuk menilai variabel-variabel independen. Tujuan penelitian adalah untuk melihat gambaran persepsi terhadap risiko bahaya kimia beserta gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi risiko bahaya kimia, diantaranya pengalaman, kesukarelaan, ketakutan, pengendalian, potensi dampak, dan kondisi lingkungan kerja. Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran perbandingan persepsi pekerja terhadap risiko bahaya kimia di kedua tempat industri informal yaitu industri penyamakan kulit dan industri sablon.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa secara umum persepsi risiko bahaya kimia pada pekerja sektor informal sudah baik, walaupun masih ada beberapa pekerja yang memiliki persepsi yang buruk terhadap risiko bahaya kimia. Berdasarkan lokasi kerja, persepsi risiko bahaya kimia pada pekerja sablon lebih baik dibandingkan dengan pekerja penyamakan kulit. Persepsi yang baik pada pekerja dikedua tempat ini didapatkan karena : pekerja sudah memiliki pengalaman yang baik terkait kejadian risiko bahaya kimia, sukarela menerima risiko bahaya kimia, memiliki ketakutan terhadap risiko bahaya kimia, pekerja merasa mampu mengendalikan risiko bahaya kimia, menilai risiko bahaya kimia sebagai risiko yang berpotensi katastropik, dan menilai lingkungan kerja sudah aman dari risiko bahaya kimia.

This research describes risk perception of chemical hazard on the informal sector worker 2014. This is a descriptive study that uses quantitative research methods with quesionnaire checklist as research instrument. Quesionnaire checklist used to assess the independent variabels. The purpose of this study is to see the overview of risk perception of chemical hazard and factors related to perception, such as experience, voluntary, dread, control, effect, and work environment. This study also looked at differences in workers perception between leather industry and shirt screen printing industry.
The result of this study show that generally risk perception of chemical hazard on informal sector is good, although there are some workers who still have bad risk perception of chemical hazard. Based on the work location, the risk perception of chemical hazard to shirt screen printing worker is better than leather worker. Workers’ good perception can be achieve because they have good experience about chemical hazard, voluntarily accept the risks of chemical hazard, they are afraid of the risk of chemical hazard, workers assume that they can control the risk of chemical hazard, they assume the risk of chemical hazard as a result of catastropic, and they also assume that their working environment was safe from the risk of chemical hazard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>