Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gustriani Utami
"Skripsi ini membahas mengenai persepsi pegawai Bank X Cabang Cilegon terhadap hazard psikososial di tempat kerja. Tujuan penelitian adalah melihat ada/tidaknya hazard psikososial pada pegawai bank berdasarkan konten dan konteks pekerjaannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara tidak terstruktur, dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,1% pegawai Bank X Cabang Cilegon tidak merasakan adanya hazard psikososial dari kondisi pekerjaannya, namun perusahaan harus tetap mempertahankan dan meningkatkan program yang sudah ada agar hazard psikososial tidak menjadi ancaman untuk pegawainya.

This study focus on perception of employees of Bank X branch Cilegon about psychosocial hazard in their workplace. The purpose of this study is to know presence or absence of psychosocial hazard based on their perception about content and context to work. This study used analytical descriptive method and the data was collected by observation, non-structured interview, and questionnaire.
The results showed that 53,1% of Bank X Branch Cilegon do not perceive content and context to work are the psychosocial hazard, but the company should maintain and improve the existing programs in order to prevent psychosocial hazard that can harm their employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Devika Grace Sitorus
"PT Alstom Grid merupakan perusahaan yang bergerak di bidang utility. Pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan diharapkan sesuai dengan harapan customer, sesuai kualitas dan menghasilkan keuntungan untuk perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan pekerja selalu berhadapan dengan hazard psikososial. Hazard psikososial berasal dari context of work dan content of work. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pekerja terhadap bahaya psikososial di tempat kerja pada pekerja di Departemen Operation. Hasil Penelitian menyarankan bahwa perusahaan hendaknya mensosialisasikan mengenai bahaya psikososial kepada pekerja sehingga pekerja mampu mengendalikan bahaya tersebut yang setiap harinya mereka hadapi.

PT Alstom Grid is one of utility company. All of the project are to fulfill the customers’ hope, have a good quality and give the company profit. These can make the workers always face the psychosocial hazard in their work. Psychosocial hazard can come from context of work and content of work. This research show that it is important to give the workers socialitation about psychosocial hazard so that the workers can control and manage it in their workplace."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatha Haris Widodo
"Perkembangan bisnis yang pesat di Indonesia saat ini menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk sektor kesehatan. Laboratorium merupakan salah satu sarana dalam sektor kesehatan yang dituntut dapat unggul dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. PT. X adalah salah satu laboratoium swasta di Indonesia yang sudah memiliki beberapa penghargaan. Bagian pelayanan menjadi salah bagian terpenting dalam suatu sistem produksi di perusahaan ini. Penilaian terhadap faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres pada pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek belum pernah dilakukan sebelumnya, dimana pencatatan mengenai penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan stres dan pengendaliannya belum tersedia sebagai suatu dokumen K3 yang dapat disosialisasikan bagi seluruh elemen bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan tingkat stres pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek tahun 2016. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pelayanan yang berjumlah 291 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari instansi terkait dan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden.
Dari hasil penelitian didapatkan 51,2% responden mengalami stress kerja tinggi dan 48,8% mengalami stres kerja rendah. Hasil analisis bivariat dengan tingkat kemaknaan 5%, diperoleh lima faktor yang berhubungan dengan stres kerja yakni budaya dan fungsi organisasi dengan p value 0,001, peran dalam organisasi dengan p value 0,002, pengembangan karir 0,001, hubungan interpersonal dengan p value 0,001, dan peralatan kerja dengan p value 0,001. Dari hasil penelitian tersebut perusahaan harus segera mengambil tindakan pengendalian untuk guna mencegah terjadinya stres di kalangan pekerja dan yang akhirnya bisa merugikan pekerja dan perusahaan sendiri.

Rapid business development in Indonesia nowadays demands the implementation of Occupational Health Safety (OHS) in every workplace including the health sector. Laboratory as one of the facilities in the health sector are required to excel in providing services to consumers. PT. X is one of the private laboratory in Indonesia which already has several awards. Customer service department become one of the most important departements in this company production system. An assessment of workers stress levels and psychosocial hazard factors associated with stress on workers in the service section PT. X Jabodetabek branch has never been done before, where the recording of the assessment of the factors associated with stress and its control is not available as a document that can be socialized K3 for all elements of the service section at PT. X Jabodetabek branch.
This study aims to determine the factors associated with psychosocial hazards stress level services department workers at PT. X branch Jabodetabek 2016. The study design used in this study was cross-sectional. The sample in this study are employees of the customer service amounted to 291 respondents. The data used in this research is secondary data from the company and primary data obtained through a questionnaire given to respondents.
From the results, 51.2% of respondents experiencing high job stress and 48.8% had low job stress. The results of the bivariate analysis of the significance level of 5%, obtained five factors related to job stress. That are cultural and organizational functions with p value 0,001, role in the organization with p value 0.002, career development 0,001, interpersonal relationships with the p value of 0.001, and working equipment with p value of 0.001. From these results the company should take immediate action to control in order to prevent stress among workers and that could eventually be detrimental to workers and the company itself.;
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Susilowati
"Bahaya psikososial merupakan stresor di tempat kerja yang dilihat dari aspek context of work dan content of work dan berpotensi untuk menimbulkan stres kerja. Aspek dari context of work yang dianggap sebagai suatu bahaya yang dapat menyebabkan stres kerja mencakup budaya dan fungsi oganisasi, peran dalam organisasi, pengembangan karir, kontrol/pengambilan keputusan, hubungan interpersonal serta hubungan rumah-pekerjaan. Sedangkan, aspek content of work mencakup lingkungan dan peralatan kerja, desain tugas, beban kerja serta jadwal kerja.
Dalam skripsi ini, penulis membahas persepsi bahaya psikososial pada karyawan Departemen Assembling Line PT NGK Busi Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan semi kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi terhadap bahaya psikososial lebih dominan ke arah persepsi karyawan yang melihat pekerjaannya sehari-hari tidak membuatnya merasa terbebani, baik itu dari aspek context of work maupun content of work. Walaupun demikian, karyawan menganggap aspek content of work lebih membebani daripada context of work.
Salah satu content of work yang menjadi stresor bagi karyawan, yaitu lingkungan dan peralatan kerja di mana karyawan merasa perlu diperbaikinya lingkungan kerja terutama suhu panas di pabrik. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan lingkungan kerja dan meningkatkan training terutama yang berkaitan dengan heat stress maupun tentang manajemen stres dan waktu untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

Psychosocial hazard is stressor in the workplace that viewed from work context and work content aspect and potentially stressfull work. The aspect from context of work that is considered to be a hazard that can lead to stress work includes cultural and organizational function, the role of organization, career development, control/decision making, interpersonal relationships and the relationship of home-work. Whereas, the aspect from content of work includes environment and work equipment, task design, work load and work schedule.
In this thesis, the author discusses the perceptions of psychosocial hazards on employees Department of Assembly Line PT NGK Busi Indonesia. Research methods used in this research, namely the descriptive survey research that used quantitative approach.
The results showed perceptions of psychosocial hazards are more dominant over the perception of employees who see their work in everyday doesn't make it feel burdened, be it from the aspect of the context of work and the content of work. However, the employee considers aspects of the content of work is more burdensome than the context of work.
One of the content of work that become stressors for employees, the environment and equipment in the workplace where employees feel need to be repaired, especially the working environment in the factory hot temperatures. Therefore, the need for improvement of the working environment and improve training, especially with regard to heat stress and on stress management and time to improve the safety and health of employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S8670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Indra Rukmana
"Tujuan peneilitian ini adalah menganalisis penerapan prinsip-prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam penyelengaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta.
Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan di Instalasi Gizi Rumah Sakit X pada bulan April 2012. Informan dalam penelitian ini adalah 6 orang pegawai Instalasi Gizi, 1 orang staf Diklat, 1 orang staf Personalia dan 1 orang staf Rendal Mat Fas di Rumah Sakit X Jakarta. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Hasil penelitian ini adalah penerapan prinsipprinsip HACCP di Instalasi Gizi telah didukung oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan Rumah Sakit X Jakarta dan telah dilaksanakan oleh Instalasi Gizi, namun masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya. Penentuan identifikasi bahaya telah sesuai dengan ketentuan HACCP, penentuan titik kendali kritis (CCP) masih belum fokus pada tahapan yang kritis, telah menetapkan batas kritis dalam setiap tahapan, pelaksanaan monitoring masih belum fokus pada titik kendali kritis, telah menetapkan tindakan perbaikan, tindakan verifikasi belum dilaksanakan, kegiatan dokumentasi rancangan HACCP telah dilakukan, pencatatan monitoring belum dilakukan.
Penulis menyarankan agar Instalasi Gizi menyusun ulang rancangan HACCP dan melakukan pencatatan dalam kegiatan monitoring serta mengikuti pelatihan HACCP untuk meningkatkan kualifikasi menyusun program HACCP.

The aim of this study is to analyze the application of the principles of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in the food management in Nutrition Installation of Hospital X Jakarta.
The design of this study is a qualitative study that has done in Nutrition Installation of Hospital X in April 2012. Informants in this study were 6 employees of Nutrition Installation, one Diklat staff, one Personalia staff and one Rendal Mat Fas staff in Hospital X Jakarta. The collection of data use in-depth interviews methods and document review.
The results of this study is the application principles of HACCP in the Nutrition Installation which was supported by a policy that issued by the leadership of the Hospital X Jakarta and has been implemented by the installation of nutrition, but there are still many shortcomings in its implementation. Determination of hazard identification in accordance with the provisions of HACCP, the determination of critical control point (CCP) is still not focused on a critical stage, has set critical limits in each phase, the implementation of the monitoring has not still focused on the CCP, has set up corrective actions, verification has not implemented, the HACCP plan documentation has been done, monitoring records has not been performed.
The writer recommends that Nutrition Installation reorder HACCP plan, keeps records of monitoring activities and follows HACCP training to improve the qualifications to set HACCP program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Rizki
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja karyawan di PT. Bank X Cabang YZ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja karyawan di PT. Bank X Cabang YZ.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT. Bank X Cabang YZ dimana jumlah sampel sebanyak 39 orang dengan menggunakan teknik penarikan sampel total sampling. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala likert. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rank Spearman. Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan uji Z.
Dari hasil analisis korelasi Rank Spearman dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja dengan korelasi sebesar 0,758. Dari hasil uji signifikan z dapat diketahui bahwa nilai z hitung ternyata lebih besar dari nilai z tabel dengan nilai z hitung sebesar (4,734) sedangkan nilai z tabel (1,96). Sehingga dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti terdapat hubungan positif antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja karyawan.

This study discusses about the effect of psychological empowerment on employee job satisfaction. The purpose of this study is to to determine Psychological Empowerment influence to Employee Job Satisfaction in PT. Bank X, Tbk Branch YZ.
This study uses a quantitive approach.Sample that used in this research are 39 PT. Bank X, Tbk Branch YZ employees with using total sampling method. Instrument for collecting data is questionnaires. For scaling, the writer adopts likert scaling. And, Technique for analyzing data is metode Rank Spearman method. The hypothesis would be tested using Z-test.
From the analysis of Rank Spearman correlation can be seen that there is a positive relationship between psychological empowerment with employee job satisfaction with a correlation value of 0.758. From the significant test results can be seen that z value calculated was greater than the value of z table to calculate the z value of (4.734) while the z value table (1.96). Thus Ho was rejected and Hi was accepted, which means there is positive relationship between psychological empowerment andempoyee job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asloe`ah Madjri
"Pendahuluan : Berkaitan dalam pelaksanaan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai risiko atau potensi bahaya yang timbul dari pekerjaan tersebut. Hal ini bisa terjadi akbat sistem kerja alau cara kerja dari manusia, ala!/mesin, bahan serta lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pegawai tetap Dinas Keschatan Kota Depok terhadap bahaya psikososial di tempat kelja tahun 2006.
Metode : Penelitian ini menggunakan disain diskripsi analitik dengan pendekatan cross seclional. Populasi penelitian adalah pegawai tetap Dinas Kesehatan Kota Depok sebanyak 100 responden, teknik pengambilan sampel adalah convenience sampling / quota sampling. Pengambilan data dengan observasi/pengamatan, wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis statistik SPSS 11.5 menggunakan univariat dan bivariat dcngan uji Anova, uji Lanjutan Turkey dan uji T.
Hasil penelitian : Hasil pcnclitian ini diketahui bahwa persepsi pegawai tenlang 1 (I) secara umum persepsi pegawai yang dominan terhadap bahaya psikososial adalah Contenz qf work atau isi kerja (2,39) dan secara khusus adalah kondisi Iingkungan kerja (l,48) dipersepsikan paling rendah / negatif ; (2) perbcdaan pcrsepsi mcnurut status pegawai bahwa fungsi & budaya organisasi (2,3O), peraturan organisasi (2,2C), Iingkungan & peralatan kcrja (2,06) Serta desain lugas (2,212) dipersepsikan paling rendah / negatif oleh CPNS; (3) pcrbedaan persepsi mcnurut lama keda bahwa fungsi & budaya organisasi (2,55), peraturan organisasi (2,33), serta kondisi lingkungan kerja (l,70) dipersepsikan paling rendah / negatif oleh pegawai yang bekerja < 5 tahun; (4) perbedaan persepsi menurut jabatan bahwa fimgsi & budaya organisasi (2,6l) dan pengembangan karier (2,25) dipersepsikan palin rendah / negatif oleh staf; (5) perbedaan persepsi di bidang/bagian bahwa pengambilan keputusan (2,06) dipersepsikan paling rendah I negatif di bidang P2P & PL Sedangkan kondisi Iingkungan kelja (I,48) dan Iingkungan & pcralatan kcrja (2,05) dipcrscpsikan paling rcndah I ncgatif di bidang Binkesmas.
Kesimpulan : Persepsi pegawai secara umum yang dominan terhadap bahaya psikososial adalah conlem of work (isi kerja) meliputi lingkungan & peralatan kerja, desain tugas, jadwal kcrja dan bcban kcrja. Scdangkan untuk conlext of work (lingkup kerja) adalah kondisi lingkungan kerja, fimgsi & budaya organisasi, peraturan organisasi, pengambilan keputusan dan pengembangan karier.

Preface : In relation to work implementation, it must be considered the risks or hayard of potencial which come tiom it. These can happen because of the work system, people work methode, tools/machines, material and environment. This research is aimed at knowing perception of the Health Dictrict of Depok City Officials in toward Psychosocial Hazard at the Work Place in 2006.
Methode : This research use analytic description design by cross sectional approach. Research population is 100 permanent official in the Health District of Depok City by using Convenience sampling/Quota sampling. The data was taken by observation, interview and questionnaire distribution to population. Analitic Statistic with SPSS ll.5 uses univariat and bivariat by Anova Test, Turkey's Advanced Test and T Test.
Result of Research : Result of this research shows that the officials's perceptions are as follows : (I) In General the ofticials's perceptions which dominantly toward psychosocial hazard is Content of work (2,39) include work environment & work equipment, task design, work schedule and work load/workpace And specially, condition of work environment (1 ,48) is lowest/negative; (2) The different perception based on official status shows that organisational culture & function (2,30), role in organisation (2,20), work environment & work equipment (2,06) and task design (2,22) are perceived the lowest/negative by CPNS; (3) The different perception based on length of work shows that organisational culture & function (2,55), role in organisation (2,33), condition of work environment (l,70) are perceived the lowest/negative by the officials who have work less than tive years; (4) The different perception based on level of work shows that organisation culture & function (2,6l) and career development (2,25) are perceived the lowest/negative by the Staff; (5) The different perception based on the field/section of work shows that decision latitude/control (2,06) is perceived the lowest/negative in the field of P2P & PL, whereas condition of work environment (l,48) and work environment & work equipment (2,05) in the Held of Binkesmas.
Conclusion : The work characteristic of oHicials's perceptions which dominantly toward psychosocial hazard is Content of work include work environment & work equipment, task design, work schedule and workload I workpace. Whereas for context of work include condition of work environment, organisational culture & fimction, role in organisation, decision latitude/control, career development.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Olivia Ramadani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial yang mempengaruhi tingkat stres kerja pada guru sekolah dasar. Penelitian ini menilai bahaya psikososial faktor yang diteliti yang terdiri dari beban kerja, jadwal kerja, peran dalam organisasi, budaya dan fungsi organisasi, pengambilan keputusan lintang-kontrol, hubungan interpersonal, antarmuka pekerjaan rumah, lingkungan dan peralatan kerja, dan perilaku ofensif. Ini penelitian menggunakan desain cross-sectional. Kuesioner dan wawancara tidak terstruktur adalah digunakan untuk mengumpulkan data. Jumlah sampel dalam penelitian ini 120 guru di sekolah dasar, terdiri dari dua kelompok, 60 guru di Sekolah Dasar Umum dan 60 guru di Sekolah Dasar Swasta. Data dilakukan dengan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square Perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja, jadwal kerja, peran dalam organisasi, budaya dan fungsi organisasi, hubungan interpersonal, antarmuka pekerjaan rumah, lingkungan dan peralatan memiliki hubungan yang signifikan untuk bekerja tingkat stres. Proporsi tertinggi stres kerja pada guru sekolah dasar mengalami stres ringan mencapai 79,2%, sedangkan stres sedang hanya 20,8%.

This study aims to determine the psychosocial hazard factors that effect the level of work stress in primary school teachers. This research assessed psychosocial hazard factors studied that consists of workload, work schedule, role in the organization, culture and function of the organization, decision latitude-control, interpersonal relationships, homework interface, environment and work equipment, and offensive behavior. This research using cross-sectional design. Questionnaires and unstructured interviews were used to collect data. Numbers of samples in these study 120 teachers in primary school, consisting of two groups, 60 teachers in Public Primary School and 60 teachers in Private Primary School. Data performed by bivariate analysis with Chi-Square test using SPSS software. The results showed that workloads, work schedules, roles in the organization, culture and organizational functions, interpersonal relationships, homework interfaces, environment and equipment presence of a significant association to work stress level. The highest proportion of work stress in primary school teachers experienced mild stress reaching 79.2%, while moderate stress was only 20.8%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Miranti K.
"Kecelakaan kerja yang ada di Indonesia terjadi karena beberapa faktor diantaranya yaitu adanya penggunaan mesin, radiasi, peralatan listrik, bahan kimia dan sebagainya. Selain itu, kecelakaan juga terjadi karena adanya perilaku manusia sebagai pekerja. Perilaku tersebut terbentuk oleh persepsi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pekerja PT. PX terhadap faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan di tempat kerja, tahun 2012.
Penelitian ini mengacu pada teori human factors yaitu model SHEL (Software, Hardware, Environment,Liveware) yang mana kecelakaan dipengaruhi oleh adanya peraturan, mesin, lingkungan dan Manusia. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode pengumpulan data primer (kuesioner dan wawancara) dan data sekunder. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Sampel yang diteliti adalah pekerja PT. PX yang berada di daerah Jakarta Pusat dan Cilegon. Sampel ini diambil dari 96 responden yang mengisi kuesioner dan 6 orang yang diwawancarai.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner menunjukkan sebanyak 52,1% pekerja memiliki persepsi tidak setuju terhadap peraturan sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja, sebanyak 68,8% pekerja memiliki persepsi tidak setuju terhadap manusia sebagai faktor kecelakaan kerja. Namun, sebanyak 96,6% pekerja memiliki persepsi setuju terhadap peralatan dan lingkungan sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan di tempat kerja. Sedangkan dari hasil wawancara, empat sampai lima orang mengatakan bahwa faktor peraturan, peralatan, lingkungan, dan manusia dapat mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja.

Occupational accident in Indonesia is happened due to several factors, such as: the use of machines, radiation, electrical equipment, chemicals and so on. In addition, accidents also occur because of human behavior as a worker. It is formed by one's perception. This research aims to know the perceptions of PT. PX employee to the factors that impact accidents at workplace in 2012.
This research is using the theory of human factors, model of Shel (Software, Hardware, Environment, Liveware), which accident is influenced by the presence of regulatory, machinery, human, and environment. The design uses a cross sectional study with primary data collection methods (questionnaires and interview) and secondary data. Sampling was taken by using simple random sampling technique. Studied samples were 96 workers of PT. PX which located in Central Jakarta and Cilegon. These samples were taken from the 96 respondents who filled out questionnaires and interviewed of 6 people.
Results of the research showed that 52.1% of workers not agree to the rules of perception as a factor that affects the incidence of workplace accidents, 68.8% of workers not agree to the human perception as a factor of workplace accidents. However, 96.6% of workers agree to the equipment and the perception of the environment as factors that affect the incidence of workplace accidents. While from the results of interview, four to five people said that the regulatory factors, equipment, environment, and humans can affect the incidence of workplace accident.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>