Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jimmy Panji Wirawan
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan membandingkan kejadian retensio pada pasien kanker serviks yang menjalani histerektomi radikal dengan dan tanpa teknik nerve sparing
Metode: Pasien kanker serviks stadium IB-IIA yang menjalani prosedur histerektomi radikal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo periode Juni 2011 hingga Mei 2012 masuk sebagai subjek penelitian. Kelompok terbagi menjadi kelompok dengan dan tanpa teknik nerve sparing. Pencatatan morbiditas intraoperatif serta analisa residu urin serta kejadian retensio urin pascaoperasi menjadi keluaran penelitian. Analisis statistik menggunakan uji Fisher, Chi-Square dan uji T tidak berpasangan.
Hasil: Sebanyak 39 pasien kanker serviks menjalani prosedur histerektomi radikal dalam periode penelitian. Dari sejumlah tersebut, hanya 26 pasien yang dapat dianalisa. Tujuh belas subjek dengan teknik nerve sparing dan sembilan subjek tanpa nerve sparing. Tidak ada perbedaan karakteristik pasien dalam hal jenis histopatologi maupun stadium kanker serviks. Morbiditas intraoperatif tidak berbeda antar kelompok dari segi: lama operasi (307 menit VS 300 menit, p 0.76), jumlah perdarahan (1340 ml VS 1044 ml, p 0.41) serta komplikasi intraoperatif (p 1.00). Meskipun tidak berbeda secara statistik, terdapat kecenderungan nilai volume miksi lebih banyak pada kelompok dengan nerve sparing satu bulan pascaoperasi. Volume residu urin pada satu bulan pascaoperasi lebih sedikit pada kelompok dengan nerve sparing (78 ml VS 310 ml, p 0.03).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna volume residu urin satu bulan pasca operasi antara kelompok dengan dan tanpa nerve sparing.

Objectives: To describe the efficacy of nerve sparing during radical hysterectomy technique in reducing post operative urinary retention in our institution.
Methods: Cervical cancer patients stage IB-IIA whom underwent radical hysterectomy procedure at Cipto Mangunkusumo Hosptal from June 2011 till May 2012 were considered into the study. Study group was divided into group with and without nerve sparing technique. Intraoperative morbidity, residual urine volume and incidence of urinary retention were our outcomes. We used Fisher test, Chi Square test and Independent sample T Test for statistical analysis.
Results: A total of 39 patients underwent radical hysterectomy procedure during the time period. From there, as much as 26 patients were available for analysis with 17 subjects underwent nerve sparing and 9 subjects without nerve sparing. No difference found between study group in terms of histopathology and stadium. Intraoperative morbidity such as length of operation (307 min VS 300 min, p value 0.76), bleeding (1340 mL VS 1044 mL, p value 0.41) and intraoperative complication did not differ between groups (p value 1.00).Though not statistically significant, there is a tendency of higher micturition volume in nerve sparing group at day 30th postoperative. Residual urine volume at one month postoperative was lower in nerve sparing group (78 ml VS 310 ml, p value 0.03).
Conclusion: Difference in residual urine volume one month postoperative was found between group with and without nerve sparing technique."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Triharini
"ABSTRAK
Pasien kanker serviks yang mendapatkan kemoterapi akan mengalami masalah
secara fisik maupun psikologis. Keluhan fisik seperti mual, muntah dan lemah lesu
serta respon psikologis seperti kecemasan dan depresi dapat dikurangi dengan
memberikan paket edukasi tentang perawatan diri selama di rumah. Di ruang
kandungan RSU Dr. Soetomo Surabaya telah dikembangkan paket edukasi yang
berisi tentang pengaturan nutrisi, aktivitas, aspek psikologis dan latihan relaksasi
otot progresif yang diberikan pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui hubungan paket edukasi dengan
keluhan fisik dan psikologis pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi.
Penelitian ini menggunkan desain cross sectional. Metode sampling yang digunakan
adalah total populasi. Sampel diambil sesuai dengan kriteria inklusi sejumlah 25
orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data analisis dengan
menggunakan uji T dan chi-squere. Hasil menunjukan adanya perbedaan yang
bemakna tingkat keluhan mual muntah, lemah lesu dan respon psikologis pada
responden sebelum dan sesudah intervensi (p<0,05). Hasil analisis hubungan
karakteristik responden dengan keluhan didapatkan hasil ada hubungan antara umur
dengan kecemasan (P=0,032), ada hubungan antara status bekerja dengan
kecemasan (P=0,003) dan ada hubungan antara frekuensi kemoterapi dengan lemah
lesu (P=0,015). Implikasi dari hasil penelitian ini adalah dapat dikembangkannya
paket edukasi sebagai bagian dari asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks
yang menjalani kemoterapi untuk menurunkan keluhan fisik dan psikologis sehingga
memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

ABSTRACT
In general cervical cancer patient who undergo chemotherapy will experience physical and psychological symptoms. Physical symptoms such as nausea, vomiting, and fatigue; and psychological symptoms such as anxiety and depression can be minimized by giving them education package on how implement self-care at home. In the obstetric-gynecologic ward Dr. Soetomo hospital, education package on nutrition, physical exercise, psychological aspect and progressive muscle relaxation exercise had been established for cervical cancer patient who undergone chemotherapy. The purpose of this study is to examine the relationship between education package given to the cervical cancer patient with the physical and psychological symptoms on cervical cancer who undergone chemotherapy. This study was using cross sectional design with total population sampling method. 25 samples were recruited based on the inclusion criteria using structured questionnaire. T-test and chi-square were used to analyze the data. The findings shows that there is a significant different on nausea, vomiting & fatigue symptoms and psychological symptoms before and after intervention (p<0,05). The other findings show that there was a relationship between respondent characteristics and symptoms: aged and level of anxiety (P=0.032); work status & anxiety (P=0.003); and chemotherapy frequency & fatigue (P=0.015). The implication of this study was that education package is part of the nursing care of cervical cancer patient who undergone chemotherapy which can minimize physical & psychological symptoms and improve patient’s quality of life.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmiati
"Klien kanker serviks mempunyai koping yang berbeda-beda. Hal ini dapat juga disebabkan oleh efek therapi setiap individu yang berbeda-beda pada klien yang menjalankan therapi radiasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentivikasi hubungan antara karakteristik dengan koping klien kanker serviks. Penelitian ini dilakukan di RSUPN Cipto Mangun Kusumo dengan jenis penelitian study deskritif menggunakan desain Cross Sectional.
Penelitian di lakukan terhadap 25 orang klien kanker serviks yang sedang dirawat di R. ERIA dan Radiotherapi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunan kuesioner untuk mengumpulkan data tentang demografi, koping klien kanker serviks. Data dianalisa dengan distribusi frekuensi menggunakan sentral tendensi kemudian dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik Chi-square untuk menguji hubungan antara karakteristik dengan koping klien kanker serviks.
Hasil penelitian ini didapatkan umur rata-rata responden 45 tahun, umur saat kawin rata-rata 19 tahun, tingkat pendidikan SD 15 orang (60%), tingkat sosial ekonomi rendah 18 orang (72 %) dan mempunyai anak 3 atau lebih 23 orang (92 %). Koping adaptif yang paling banyak digunakan adalah koping menentukan ulang, koping yang sedikit digunakan koping mengisar, koping mal adaptif yang banyak digunakan adalah koping menurunkan ketegangan dan yang paling sedikit koping penerimaan, rata-rata koping yang digunakan adalah koping mal adaptif,sedangkan hubungan antara karakteristik dengan pola koping klien kanker serviks menunjukkan hasil yang tidak bermakna. Dari hasil tersebut diharapkan perawat dapat mengantisipasi klien dalam menggunakan koping mal adaptif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5020
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyyah Mutsla
"Adanya transisi epidemiologi menjadikan penyakit tidak menular menjadi masalah baru di dunia kesehatan. Kanker leher rahim merupakan salah satunya. Penelitian Globocan tahun 2008 mengungkapkan bahwa kanker leher rahim merupakan kanker kedua penyebab lebih dari 80% kematian pada perempuan yang hidup di negara-negara berkembang. Di Indonesia dilaporkan terdapat 15.000 kasus baru kanker leher rahim pada tiap tahunnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kanker leher rahim di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder di bagian rekam medis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan desain studi kasus kontrol dan sampel sebanyak 100 orang masing-masing pada kelompok kasus dan kelompok kontrol.
Faktor-faktor yang diidentifikasi dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim adalah umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia pertama kali berhubungan seksual, jumlah pasangan seksual, dan paritas. Diketahui bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian kanker leher rahim di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 adalah paritas ≥3 anak (OR = 51,8; 95% CI: 14,53 - 184,67) dan berhubungan seksual pertama kali pada usia <16 tahun (OR = 40,91; 95% CI: 8,96 - 186,81).
Untuk mengurangi kejadian kanker leher rahim diharapkan bagi instansi terkait dapat lebih mengutamakan upaya pelayanan promotif dan preventif dengan meningkatkan cakupan pelayanan deteksi dini kanker leher rahim dan penyuluhan kesehatan mengenai kanker leher rahim yang lebih massal sehingga dapat mencapai semua lapisan masyarakat.

Transition of epidemiology has made a non-communicable diseases becoming the new health problems in the world. Cervical cancer is one of the problems. Globocan study in 2008 have shown that cervical cancer is the second most common cancer that leading causes more than 80% of deaths in women living in developing countries. In Indonesia there are 15.000 new cases of cervical cancer reported each year.
The purpose of this study is to know the prevalence of cervical cancer itself and risk factors that associated with cervical cancer in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, 2012. The research was conducted by taking secondary data on the medical record of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta with case-control study and the sample size is 100 subjects in the case group and control group, respectively.
Factors that have been identified to increase the risk of cervical cancer are age, education level, employment status, age at first sexual intercourse, number of sexual partners, and parity. It is known that the most dominant factors that affecting the incidence of cervical cancer in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta in 2012 are high parity (≥3) (OR = 51,8; 95% CI: 14,53 – 184,67) and first sexual intercourse at age <16 years (OR = 40,91; 95% CI: 8,96 - 186,81).
To reduce the incidence of cervical cancer the related agencies are expected to be more emphasis on promotive and preventive programs to improve the coverage of early detection of cervical cancer and health education about cervical cancer to be more mass so it can reach to all levels of society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemberian kemoterapi pada penderita kanker servik menimbulkan beberapa perubahan, seperti alopesia, penurunan berat badan dan hiperpigmentasi, dimana perubahan tersebut dapat direspon secara berbeda oleh penderita kanker servik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi penderita kanker servik yang sedang menerima kemoterapi terhadap perubahan gambaran diri, melalui metode penelitian deskriptif sederhana. Penelitian dilakukan terhadap 20 orang responden di Paviliun E Ria RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, dengan hasil : 90 % sampel (18 responden) memiliki tingkat persepsi yang positif akibat efek pemberian kemoterapi terhadap perubahan gambaran diri, yang ditandai dengan menerirna perubahan tubuh, percaya diri terhadap penampilan, tetap memerima kehadiran orang lain dan tidak merasa cemas terhadap perubahan tubuh. Sedangkan 10 % sampel (2 responden) memiiiki tingkat persepsi yang negatif akibat efek pemberian kemoterapi terhadap perubahan garabaran diri, yang ditandai dengan raga ragu atau menolak perubahan tubuh, tidak percaya diri terhadap penampilan, menolak bertemu dengan orang lain dan cemas terhadap perubahan tubuh."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5054
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Adrial
"Tesis ini membahas tentang penggunaan Treatment Planning System (TPS) PRISM pada kasus kanker payudara menggunakan unit terapi Elekta di RSPAD Gatot Soebroto. Berkas elektron biasanya digunakan setelah pembedahan untuk pengobatan kanker payudara sebagai dosis tambahan. Pengukuran dosis dengan energi 8 MeV dan 10 MeV serta lapangan aplikator 6 x 6 cm2, 10 x 10 cm2, 14 x 14 cm2 dan 20 x 20 cm2 disimulasikan sebagai beam data pada PRISM. Beam data unit terapi SL20B merupakan bawaan pada piranti lunak PRISM yang akan dijadikan sebagai acuan kalkulasi. Dosis pada water phantom, inhomogenity phantom dan hasil simulasi CT Scan pasien kanker payudara dianalisis secara 1D berupa PDD, 2D berupa kurva isodosis dan 3D berupa Dose Volume Histogram. Distribusi dosis yang dikalkulasi dengan menggunakan TPS PRISM berbeda dengan hasil TPS ISIS. Hal ini karena adanya koreksi dari densitas jaringan (inhomogenitas) pada TPS PRISM sedangkan pada TPS ISIS tidak memperhitungkan hal tersebut. Beberapa deviasi distribusi dosis bernilai sangat besar antara TPS ISIS dan TPS PRISM. Deviasi melebihi 5% terjadi saat energi 8 MeV mulai dari kedalaman 2.3 cm dan 10 MeV mulai dari kedalaman 2.8 cm.

This thesis discusses about the utilization of PRISM Treatment Planning System (TPS) in the case of breast cancer using Elekta therapy unit at RSPAD Gatot Soebroto. Treatment option by using electron beam is always done after surgery as booster doses. Dose measurements with linac energy 8 MeV and 10 MeV and field sizes 6 x 6 cm2, 10 x 10 cm2, 14 x 14 cm2 and 20 x 20 cm2 were simulated as beam data on PRISM. Therapy unit SL20B beam data are innate in software PRISM that will be used as reference calculations. Doses on water phantom, inhomogenity phantom and the CT scan simulation for breast cancer patient were analyzed in form of PDD for 1D, isodosis curve for 2D and Dose Volume Histogram for 3D. The result from PRISM TPS and ISIS TPS are different because the correction factors of inhomogenity are not included in ISIS TPS. Some deviations of dose distribution from TPS ISIS and TPS PRISM are very high. Deviation larger than 5% started from 2.3 cm depth for 8 MeV and 2.8 cm for 10 MeV."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T38762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Ali Fadhly
"ABSTRAK
Kanker serviks merupakan keganasan keempat tersering pada perempuan di dunia. Berdasarkan prognosis dan terapi, kanker serviks dibagi menjadi dua kelompok, yaitu stadium awal dan stadium lanjut. Tata laksana standar kanker serviks stadium awal adalah histerektomi radikal dan limfadenektomi. Keterlibatan kelenjar limfe merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kesintasan pasien kanker serviks.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelenjar limfe dapat dijadikan prediktor kesintasan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kohort retrospektif yang dilakukan di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan Agustus 2015 sampai Agustus 2016.
Subjek penelitian adalah pasien kanker serviks stadium awal yang dilakukan histerektomi radikal dan limfadenektomi dalam kurun waktu Januari 2011 sampai Desember 2013. Variabel yang diteliti adalah stadium tumor, ukuran tumor, histopatologi, diferensiasi tumor, invasi stroma, invasi limfovaskular, KGB pelvis, batas sayatan, dan invasi parametrium yang dihubungkan dengan kesintasan pasien. Data diolah menggunakan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji chi square, uji regresi cox metode stepwise, dan Kaplan Meier. Pada penelitian ini diperoleh 123 pasien kanker serviks yang dilakukan histerektomi radikal dan limfadenektomi namun data yang dianalisis adalah 50 pasien yang memenuhi kriteri inklusi dan lolos kriteria eksklusi.
Hasilnya, stadium tumor, ukuran tumor, histopatologi, diferensiasi tumor, invasi limfovaskular, KGB pelvis, batas sayatan, dan invasi parametrium tidak berhubungan dengan kesintasan namun invasi stroma dan terapi radiasi berhubungan dengan kesintasan. Jumlah KGB yang diekstraksi tidak berpengaruh terhadap kesintasan namun subjek dengan invasi stroma <2/3 bagian memiliki kesintasan lebih baik. Terapi radiasi juga memberikan kesintasan lebih baik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor prognostik lain pada pasien kanker serviks stadium awal seperti ekspresi faktor-faktor stem cells (SOX4, NANOG dan OCT4).

ABSTRACT
Cervical cancer is the fourth most common cancer in women in the world. Based on the prognosis and therapy, cervical cancer is divided into two groups, which are the early and advanced stages. The standard management of early-stage cervical cancer is radical hysterectomy and lymphadenectomy. The involvement of lymph nodes is one of the factors that affect the survival of cervical cancer patients.
This study aims to determine whether lymph nodes can be used as predictors of survival. This study used a retrospective cohort study design conducted at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in August 2015 until August 2016.
The research subjects were early-stage cervical cancer patients who performed radical hysterectomy and lymphadenectomy in the period January 2011 to December 2013. Variables studied were tumor stage, tumor size, histopathology, tumor differentiation, stromal invasion, lymph-vascular invasion, pelvic lymph nodes, incision border, and parametric invasion associated with patient survival. Data was processed using SPSS version 20 and analyzed by chi square test, cox regression test stepwise method, and Kaplan Meier. In this study 123 patients with cervical cancer were obtained for radical hysterectomy and lymphadenectomy but the data analyzed were 50 patients who fulfilled the inclusion criteria and passed the exclusion criteria.
As a result, tumor stage, tumor size, histopathology, tumor differentiation, lymph-vascular invasion, pelvic lymph nodes, incision border, and parametrial invasion were not associated with survival but stromal invasion and radiation therapy were associated to survival. The number of extracted lymph node did not affect survival but subjects with stromal invasion <2/3 of parts had better survival. Radiation therapy also provides better survival. Further research is needed to find out other prognostic factors in early stage cervical cancer patients such as expression of factor stem cells (SOX4, NANOG and OCT4)."
2019
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Divashti Adna
"Latar Belakang Pada tahun 2020, ditemukan total kasus kanker serviks mencapai 36.633 kasus dengan 21.003 di antaranya adlaah kasus kematian di Indonesia. Pasien kanker serviks stadium awal diberikan pilihan tatalaksana pembedahan umumnya berupa histerektomi. Pilihan terapi ajuvan juga diberikan guna mengurangi risiko terjadinya kekambuhan. Dengan tingginya kasus kematian kanker serviks di Indonesia, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait angka kesintasan pasien kanekr serviks yang dilakukan histerektomi radikal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010-2018 dengan memerhatikan dilakukan atau tidaknya terapi ajuvan dan ada tidaknya kekambuhan yang terjadi pada pasien. Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian kohort retrospektif. Data diambil dari rekam medik dan dianalisis kesintasannya dengan metode Kaplan-Meier. Hasil Didapat sebanyak 9,1% (7 orang) pasien mengalami kematian (event) dan 90,9% (70 orang) pasien bertahan hidup dalam kurun waktu tiga tahun dari tanggal tatalaksana histerektomi radikal dilakukan. Pada analisis bivariat antara variabel usia, stadium, terapi ajuvan, dan kekambuhan terhadap kesintasan tidak ditemukan adanya P Value < 0,05 sehingga tidak ada perbedaan ataupun hubungan yang bermakna. Kesimpulan Kesintasan tiga tahun pasien kanker serviks yang dilakukan histerektomi radikal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010-2018 sebesar 90,9%.

Introduction In 2020, the total number of cervical cancer cases was found to reach 36,633 cases with 21,003 of them being deaths in Indonesia. Patients with early stage cervical cancer are given surgical treatment options, generally in the form of hysterectomy. Adjuvant therapy options are also given to reduce the risk of recurrence. With the high number of cervical cancer deaths in Indonesia, further research is needed regarding the survival rate of cervical cancer patients who undergo radical hysterectomy in National Referral Hospital Cipto Mangunkusumo in 2010-2018 by paying attention to whether or not adjuvant therapy was carried out and whether or not there was a recurrence. Method This research is a descriptive analytical study and using a retrospective cohort design. Data were taken from medical records and analyzed for survival using the Kaplan-Meier method. Results It is found that 9.1% (7 people) of patients experienced death (event) and 90.9% (70 people) of patients survived within three years from the date the radical hysterectomy was carried out. In the bivariate analysis between the variables such as age, stage, adjuvant therapy, and recurrence, there is no P value < 0.05 was found (no significant difference). Conclusion Three-year survival of cervical cancer patients who undergo radical hysterectomy in National Referral Hospital Cipto Mangunkusumo in 2010-2018 was 90.9%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tempat kerja dengan angka kejadian kanker paru pada wanita. Pertanyaan penelitian adalah apakah ada hubungan antara tempat kerja dengan angka kejadian kanker paru pada wanita dan seberapa jauh hubungan tempat kerja dengan angka kejadian kanker paru tersebut. Asumsi tempat kerja akan berpengaruh terhadap angka kejadian kanker paru pada wanita. Disain penelitian menggunakan metode deskriptif korelatif dimana untuk mengidentifikasi hubungan tempat kerja dengan angka kejadian kanker paru pada wanita. Responden penelitian adalah ibuibu dengan kanker paru yang telah bekerja di dalam rumah atau di luar rumah dengan lama kerja minimal 10 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi lalu di kumpulkan kembali. Data yang terkumpul ditabulasi, dianalisa dengan rumus korelasi product moment (r) lalu diuji tingkat kemaknaan dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan korelasi sedang (r = 0,53). Kesimpulannya pada uji tingkat kemaknaan (t) memperlihatkan hasil tidak bermakna oleh karena jumlah sampel yang terbatas sekali (hanya 8 responden)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5180
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Hani
"ABSTRAK
Latar belakang: Selama beberapa hari setelah persalinan, retensio urin dengan distensi kandung kemih adalah fenomena yang umum terjadi. Jika pasien tidak dapat berkemih spontan dalam waktu 4 jam setelah bersalin, besar kemungkinan bahwa dia mengalami Retensio Urin Post Partum RUPP . Di beberapa tempat pengukuran residu urin dilakukan 4 jam post partum, sementara di tempat lain dilakukan 6 jam post partum. Ketidakseragaman waktu pengukuran ini akan mempengaruhi diagnosis, tata laksana, serta prognosis. Waktu pengukuran yang lebih lama akan menyebabkan kandung kemih akan terisi lebih banyak urin, sehingga akan terdistensi dalam waktu yang lebih lama, sehingga waktu pemulihan akan lebih lama.Objektif: Diketahuinya lama pemulihan dan volume residu urin pada kelompok pasien dengan retensio urin pasca persalinan dengan beda waktu pengukuran,Desain penelitian dan metode: Penelitian ini menggunakan desai uji klinis acak di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUD Karawang bulan Maret-Desember 2017. Perermpuan pasca salin dengan risiko retensio urin pasca persalinan, bersedia mengikuti penelitian, dan terdiagnosis retensio urin dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diukur residu urinnya dalam 4 jam, kelompok kedua dalam 6 jam. Pasien lalu diberikan tatalaksana retensio urin sesuai protokol RSUPNCM dan dicatat waktu pulihnya.Hasil: Karakteristik pasien pada kedua kelompok dianggap setara. Median lama pemulihan pasien retensio urin yang diukur residu urin 4 jam adalah 30 jam, berbeda 21 jam dengan pasien yang diukur resiudnya 6 jam, yaitu 51 jam p

ABSTRACT
Introduction Few days after delivery, urinary retention with bladder distention commonly happens. If patient unable to void spontaneously 4 hours after delivery, most likely she will develops post partum urinary retention PPUR . In some hospitals, the urinary residual volume was measured at 4th hour, other measures at 6th hour post delivery. This will affects the diagnosis, management, and prognosis. The longer the measurement will make the bladder filled with much more urine volume, thus the bladde will be distended in longer period, so the recovery time will be prolonged.Objective To know the differrence of recovery time and the urinary residual volume between group of patient with different time of urinary residual collecting.Study design and methode A randomized controlled trial was held at Cipto Mangunkusumo central general hospital and central Karawang hospital between March and Desember 2017. Post partum women with urinary retention risks, willing to contribute to the trial, and diagnosed as post partum urinary retention were divided into 2 groups. Urinary residual volume was meassured in 4th hour and 6th hour in each group. Patient then treated according to RSCM guideline, and the time of recovery was documented.Result Both group have similar characteristic. The median length of recovery in the group which the urinary residual was measured in 4th hour was 30 hours, 21 hours shorter than 6th hour group, 51 hours p 0.001 . The median of urinary residual volume of the 4th hour group was 600 ml, 400 ml lesser than the 6th hour group, 1000 ml p 0.001 Conclussion time of recovery are shorter in the 4th hour group and the urinary residual volume are less in the 4th hour group compared to the 6th hour group.Keywords post partum urinary retention, urine residual, urinary residual collecting time"
Depok: 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>